Air mata Sena masih terus mengalir menyaksikan pemandangan yang mengharukan di hadapannya. Andrew yang mendadak sadar dan memeluk Xander begitu erat dan Xander yang juga nampak begitu emosional. Bahkan, Xander menangis begitu sedih sampai rasanya Sena juga ingin memeluk pria itu dan menenangkannya.
Sena menahan napasnya sejenak mendengar ucapan Andrew. "Eh, Andrew ... apa maksudmu pengganti Giana? Aku ...." "Aku tahu kau yang selalu menemaniku," sela Andrew sambil tersenyum ramah. "Sena. Apa itu namamu? Rasanya aku ingat aku sering mendengar suara Bik Arta maupun suara kakakku memanggilmu."
Sungguh, Xander juga tidak ingin seperti ini, namun perasaan hatinya tidak bisa ia kendalikan. Xander pun mencoba tidak melirik Sena sama sekali dan berbicara dengan santai bersama Andrew. "Kau selalu berharap aku bisa bekerja bersamamu kan, Kak," seru Andrew lagi."Tentu saja, Andrew. Harapanku m
Xander menggenggam setirnya kuat-kuat sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Acara makan siang mereka tadi benar-benar terasa lama dan menyiksa sampai membuat Xander tidak tahan. Bagaimana tidak menyiksa kalau Xander dipaksa harus melihat perhatian Andrew kepada Sena yang mungkin sebenarnya biasa s
"Bukankah Kak Xander bilang dia dan Sena akan pulang lebih cepat, Bik? Jam berapa biasanya mereka pulang? Mengapa mereka belum pulang juga?" Andrew terus menatap ke arah pintu rumahnya dan terus menunggu Sena. Setelah merasakan dirinya kembali, Andrew pun sudah tidak suka mengurung dirinya di kamar
*"Apa Sena masih di kamar Andrew, Bik?" "Sepertinya iya, Xander. Bibik belum masuk ke sana." "Baiklah, aku akan ke sana, Bik," ucap Xander yang segera pergi ke kamar Andrew. Xander mengetuk singkat pintunya sebelum membukanya dan ia langsung bisa melihat Andrew dan Sena yang sedang duduk berdua
Xander langsung terdiam dan menegang mendengar ucapan Andrew yang seolah meminta ijin padanya untuk mendekati Sena.Tidak boleh! Tentu saja tidak boleh! Bagaimana cara Xander mengatakannya pada Andrew?Xander pun menatap Andrew sedikit lebih lama, sebelum ia mengembuskan napas panjangnya. "Andrew,
Suara Miranda benar-benar membuat Xander yang awalnya kesal menjadi mengernyit bingung. Bahkan, Xander sempat menjauhkan ponselnya hanya untuk memeriksa sekali lagi kalau itu benar nomor Miranda yang meneleponnya. Dan ternyata benar. Bukankah suaranya juga suara Miranda? Baiklah, mendadak Xander m
Rumah keluarga Moreno dan Ilona dihias begitu cantik hari itu. Mereka mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan satu bulannya bayi kembar mereka, Mateo dan Zanneta. Tentu saja sederhana untuk Moreno, tidak sederhana bagi Ilona karena Moreno mengundang semua warga kampung ke rumah, bahkan Mo
"Aakkhh, sakit sekali, Reno! Sakit sekali!" Ilona memekik kesakitan saat ia sudah berada di ruang bersalin malam itu. Beberapa bulan telah berlalu dan saat yang Ilona nantikan pun tiba yaitu saat di mana kedua bayi kembarnya akan segera lahir. Ilona sudah memutuskan untuk melahirkan secara nor
Saat Ilona masih begitu menikmati awal kehamilannya, Adrianna sendiri juga begitu menikmati akhir kehamilannya. Di umur kehamilan yang sudah masuk ke sembilan bulan, nafsu makan Adrianna pun makin bertambah sampai Tobias kewalahan mengikuti kemauan Adrianna yang sangat banyak. Tentu saja terkada
Moreno dan Ilona langsung pergi ke dokter keesokan harinya setelah melihat hasil tespek Ilona. Mereka belum berani memberitahukan kabar bahagia itu pada orang lain selain Sena sebelum melakukan USG untuk memastikan kehamilan itu benar adanya dan tanpa gangguan. Ilona pun menunggu dengan begitu t
Saat Tobias dan Adrianna masih begitu bahagia setelah pulang dari bulan madu, tidak begitu dengan Ilona yang sebenarnya juga sangat bahagia, tapi ia kelelahan dan sakit. Sena sampai mengunjungi rumah Moreno setiap hari untuk merawat menantunya yang lemas itu padahal Sena hanya masuk angin. "Teri
"Tobias, pelan-pelan!" Adrianna memekik tertahan saat akhirnya dirinya dan suaminya melewatkan malam pertama pernikahan dengan begitu menggebu. Tobias sendiri sama sekali tidak mau menunggu sedikit pun untuk memiliki istrinya lagi dan lagi. Dan Adrianna pun hanya bisa pasrah melayani suaminya
Tiga bulan setelah pernikahan Moreno dan Ilona, semua anggota keluarga pun bersiap berangkat ke Paris karena Tobias dan Adrianna akan menikah secara privat di Paris dan langsung berbulan madu di sana. Begitu juga dengan Moreno dan Ilona yang akan ikut berbulan madu keliling Eropa setelah menghadir
"Kau lelah, Sayang?" Moreno dan Ilona akhirnya kembali ke kamar hotel mereka setelah serangkaian acara pernikahan yang melelahkan namun membahagiakan itu. Mereka mengadakan dua kali pesta di pagi dan di malam hari dan Ilona pun memakai gaun pengantinnya sepanjang hari sampai rasanya begitu menye
Sejak awal Ilona melangkah, Moreno sudah menahan napasnya sejenak melihat pengantin wanita yang paling cantik yang pernah ia lihat. Gaun Ilona sama sekali tidak berlebihan, gaunnya sederhana tanpa banyak hiasan apa pun tapi terkesan mewah dan elegan. Ilona terlihat cantik luar biasa dengan danda