Beranda / Romansa / Dinikahi tapi Tak Dicintai / Sebuah rasa yang entah apa?

Share

Sebuah rasa yang entah apa?

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Semua orang berpikir aku sengaja membuatmu keguguran karena ingin memaksa Ardiaz pergi..... Begitu juga dengan kamu,...kamu lebih percaya dengan ucapan wanita itu."

Ucapan Fagan tadi siang terus membayang di pikiran Zenia. Setiap kali menutup mata selalu nampak raut kesedihan diwajah Fagan. Seolah bisa merasakan rasa perih di hati Fagan, dadanya begitu sesak tatkala teringat wajah terluka pria itu.

"Astaga....." Gumam Zenia sembari mengelus dadanya. Ada rasa sesak menjalar di rongga-rongga dadanyanya, meski begitu tak sedikitpun ingatan tentang masa lalunya muncul. Bahkan mimpi-mimpi buruknya pun tak lagi pernah ia alami.

"Jangan mencari tahu apa yang sudah Alloh tutup, karena itu hanya akan melukaimu. Ikhlas adalah jalan satu-satunya untuk mendapat ketenangan." Zenia bergumam, mensugesti dirinya sendiri dengan salah satu kalimat yang sering di ucapakan salah satu ustadz di sebuah chanel YouTube.

Sewaktu masih di rawat suster Erina, hampir setiap hari Zenia diminta untuk menonton
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
syamsinar 70
yaaaaa pinisirin berhari hari lagi, sehat slalu ya thor biar rajin nulisnya ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Pertengkaran Furqon dan Sarah.

    "Ya Alloh, kamu kenapa Zenia?" Sarah sudah nampak pucat dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya. Wanita berkulit kuning langsat itu mengikuti Furqon yang sedang membopong tubuh Zenia masuk kedalam kamar mereka yang ada di lantai satu. "Dimana suster Erina? Panggil dia?" perintah Furqon setelah merebahkan tubuh putrinya itu diatas ranjang. "Papah ini gimana sih, suster Erina kan sudah Papa pecat." Karena panik Furqon sampai lupa jika orang yang selama ini mengawasi dan menjaga Zenia sudah dipecatnya. "Astaghfirullah...." Pria yang masih menggunakan kkemeja kerja itu meraup wajahnya kasar. "Telpon Dokter Darma saja, suruh datang kesini!"Bukannya menuruti perintah suaminya, Sarah melah mencari kontak telpon Fagan. [Fagan.... cepat datang kesini! Zenia pingsan,] ucapnya saat sambungan telpon terhubung. Furqon yang duduk di pinggir ranjang langsung melotot tajam kearah istri keduanya itu. "Aku menyuruhmu menghubungi dokter Damar," ujarnya dengan suara pelan tapi tegas. "Zenia

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   "Panggil aku Zura!"

    "Alhamdulillah....." ujar seorang wanita berseragam perawat, ditangkupkannya kedua tangan penuh syukur. "Tetima kasih Zenia......Akhirnya kamu membuka matamu." Sambungnya sambil mendekat ku ujung rajang lalu menekan tombol untuk memanggil dokter. "Sus...." ucap Zenia tanpa suara dengan lelehan bening merembes dari sudut matanya. "Iya, ini suster Erina. Maaf terlalu lama meninggalkan kamu." Wanita berkulit sawo matang itu membelai wajah Zenia yang sudah hampir satu bulan tidak di lihatnya. "Tunggu sampai dokter datang, nanti kita bicara lagi." Tambah suster Erina saat Zenia hendak kembali bicara. Setelah satu minggu akhirnya do'anya terkabul, Zenia sadar dari komanya. Erina baru kembali saat Fagan meminta menyusul ke rumah sakit karena Zenia tiba-tiba pingsan. Dan sesampainya di rumah sakit ia tak kalah terkejut saat Dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi setelah melihat kondisi Zenia yang mengalami pendarahan otak.Tidak hanya Erina semua keluarga Zenia sangat terpukul

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   "Meminta keikhlasan,....."

    "Mendekatlah...." Kembali wanita yang sedang setengah terbaring itu mengulangi ucapannya. Namun kali ini tatapannya sedikit hangat dan tidak sedingin saat Sarah baru masuk. Perlahan tangannya terulur ke arah Sarah.Tak jauh dari ranjang suster Erina menganggukkan kepalanya memberi isyarat agar Sarah mendekat.Masih dengan ragu-ragu istri Furqon itu pun berjalan mendekat dan menggapai uluran tangan anak tirinya itu. "Tolong maafkan semua kesalahan Eyang, aku mewakili Eyang meminta keikhlasan Bunda untuk memberinya pengampunan atas segala kesalahan dan dosa yang telah beliau perbuat terhadap Bunda dan Azqiara." Dengan mata berkaca-kaca Sarah hanya mampu terdiam. Ia tak pernah menyangka jika Zura yang dulu sangat membencinya bisa mengucapkan kata maaf dengan setulus ini. "Aku juga minta maaf sudah membenci Bunda dan menyakiti perasaan...." "Nggak sayang... Bunda gak pernah marah atau benci sama kamu. Jadi kamu tidak perlu minta maaf.' Sarah mendekat dan menggenggam erat kedua tangan Z

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   "Bukan Zenia yang lembut dan pengertian tapi Meizura yang dingin dan membenciku,"

    Sudah hampir satu bulan Meizura tinggal di rumah almarhumah Eyangnya yang ada di pinggiran kota. Setiap pagi wanita berambut panjang itu menghabiskan hari-harinya dengan duduk di ayunan yang ada di bawah pohon mangga depan rumah bercat putih itu. Tak banyak yang dilakukannya, hanya menatap deretan tanaman hias yang di tata rapi berjajar dengan pagar putih yang mengelilingi halaman rumah. Sesekali ia menghela nafas ketika ingatannya mulai menerawang dimana ia dan Eyangnya menanam tanaman-tanaman yang sedang dipandanginya. "Ini bunga apa sih Eyang, kok gak ada bunganya?" tanya Meizura saat dua wanita bera generasi itu berkutat dengan tanaman-tanaman hias di suatu pagi. "Ini nama tanaman gelombang cinta," jawab Eyang Farida masih dengan berkutat pada tanaman yang sedang diberinya pupuk. "Mana cintanya? Gak ada bentuk love love nya?" gumam Meizura dengan dahi yang berkerut. Tangannya menyusuri lekukan daun tanaman yang jadi objek pembicaraan mereka itu. Eyang Farida pun tersenyum, "T

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   "Dia tetaplah Meizura yang dulu."

    Menyadari raut wajah Meizura menegang segera Fagan melembutkan suaranya, "Maaf.... Maaf sudah membuatmu kaget." Fagan mendekat, tangannya terulur ke depan Meizura. "Aku salah... aku berdosa, kamu boleh menghukumku apapun tapi aku mohon jangan tinggalkan aku....." mohon Fagan dengan suara Fagan bergetar, matanya merah dengan genangan air yang sebentar lagi akan tumpah. Pria gagah itupun meluruh ke tanah, masih dengan mengulurkan tangan yang tak kunjung disambut oleh Meizura. Pria itu kembali meminta pengampunan, kali ini dengan berurai air mata. "Aku manusia kejam, aku manusia lebih buruk dari iblis yang tak patut untuk diampuni..... Aku tak memintamu memaafkan aku tapi hukum aku sesukamu. Kamu boleh mencaci-maki aku setiap hari, memukulku setiap detik, bahkan kamu boleh menyayat tubuhku untuk melampiaskan kebencianmu."Meizura memicingkan matanya, tatapannya dingin namun tak sedingin dulu. Ada kilatan kesedihan di tatapan dinginnya. "Sungguh aku rela Zura,,, akan aku lakukan apapun

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   "Aku kangen.....Kamu boleh marah dan memaki Mas, tapi Mas tidak akan pergi."

    Pov Fagan. Seperti apa yang di katakan suster Erina, pagi ini aku sudah di depan rumah almarhum Eyang Farida. Rencananya hari ini aku akan menjelaskan kejadian sebelum akhirnya Eyang Farida meninggal. Aku sangat menyesal kenapa tidak sekaligus menjelaskan hal itu pada Zenia. Meizura dan Zenia memang dua orang yang sama, akan tetapi Zenia memeiliki kelembutan hati yang tidak dimiliki dalam hidup Meizura. Ya, Zenia terbangun dalam keadaan dicintai oleh Papa dan semua keluarganya sedangkan Meizura tumbuh dalam dikte Eyang Farida dan sikap keras papanya. Tidak bisa disalahkan jika Meizura tumbuh menjadi wanita yang keras dan dingin karena hidupnya dipenuhi dengan hasutan dan kebencian yang ditanamkan oleh orang yang sangat disayanginya. Entah apa yang mendasari Eyang Farida sehingga menjadikan Meizura yang notabennya cucunya sendiri sebagai senjata untuk merusak kebahagiaan Papa Furqon dan Bunda Sarah. Jika dipikir-pikir Bunda Sarah bukan ibu tiri yang jahat, bahkan bisa dikatakan san

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Flashback.

    Falsback Fagan. "Awasi terus! Jangan sampai kalian kehilangan jejaknya. Terus awasi dari jauh dan laporkan setiap pergerakan dan perkembangannya." Printahku melalui sambungan telpon kepada salah satu detektif yang aku sewa. Pagi ini saat aku hendak berangkat kerja, ponselku berdering. Menampilkan nomor salah satu orang yang aku sewa untuk mencari keberadaan istriku yang sudah hampir 3 bulan pergi dari rumah. Aku sudah hampir gila sejak kepergiannya. Hampir setiap hari Eyang mertuaku menelpon dan menanyakan kenapa cucu kesayangannya belum juga bisa dihubungi? Kapan dia akan pulang dari liburannya? Kenapa liburannya bmsangat lama dan tidak bisa menerima telpon? Dan masih banyak pertanyaan lagi yang Wanita 70 tahun itu tanyakan. Rasanya sudah seperti sedang diteror menghadapi nenek dari istriku itu. Tentu aku tidak bisa setta merta menyalahkannya, ini juga salahku karena sudah membuat istriku kabur dari rumah. Seandainya aku bisa bersikap lebih lembut dan mengalah seperti biasanya mu

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   "Jika benar itu cinta, jelaskan....... "

    "Bibi memintaku menyusul ke ruang sakit setelah satu jam supaya keluargamu tidka menaruh curiga padaku." tutup Fagan mengakhiri ceritanya. "Kamu menurutinya," sahut Meizura dengan ekspresi yang sulit untuk difahami oleh Fagan. Tatapannya tajam tapi suara dan raut wajahnya datar. "Maaf... aku sangat menyesal sudah lari dari tanggung jawab. Saat itu yang aku pikiran hanya cara untuk mempertahankan pernikahan kita. Aku takut jika sampai keluargamu salah faham maka mereka akan mendukungmu untuk meminta cerai." Panjang lebar Fagan menjelaskan. "Tapi kamu membiarkan semua orang menyalahkan aku atas kematian Eyang." Suara Meizura terdengar bergetar namun wajahnya masih terlihat tenang dan datar. "Maaf..." hanya kata itu yang mampu Fagan ucapkan sebagai bentuk penyesalannya atas semua yang terjadi. Sungguh jika bisa memutar waktu Fagan pasti akan memperbaiki semua sikapnya sehingga istrinya itu tak sampai kabur. Terdengar helaan nafas panjang dari wanita yang kini sudah duduk bersebelahan

Bab terbaru

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Tujuh bulanan.

    Tak terasa kehamilanku sudah menginjak tujuh bulan. Dan hari ini akan diadakan tasyakuran tujuh bulanan calon anak kami. Aku begitu bahagia juga berdebar-debar menunggu hari kelahiran anak kami yang tinggal dua bulan lagi. Bukan tanpa alasan aku merasakan kegelisahan ini, dua kehamilanku sebelumnya tidak pernah sampai menginjak bulan ke tujuh. Mas Fagan yang nampak tenang pun sempat takut dan overprotective begitu Kehamilanku menginjak bulan kelima. Bulan dimana dua calon anak kami gugur dan kembali ke pangkuan ilahi tanpa sempat kami dekap. "Hati-hati jalannya, Sayang, jangan buru-buru! Tamunya juga gak akan pergi kok," tegur Mas Fagan saat aku buru-buru ke depan saat mendengar kedatangan Zaskia. "Iya, Mas, ini jalanya sudah pelan kok." Aku Memperlambat jalanku. Disamping karena teguran Mas Fagan juga karena tanganku yang di pegangnya. Pelan tapi pasti hubungan Papa dengan Papa mertuaku pun membaik. Di hari yang kaya orang Jawa di sebut tingkepan ini, keluarga besar kami benar-b

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Hidup yang penuh warna.

    Hari-hari berlalu dengan sangat cepat. Perlahan zemuanya mulai membaik. Hari- hariku terasa penuh warna. Tidka lagi monoton dan penuh sandiwara.Hpir setiap pagi aku terbangun oleh suara Mas Fagan yang sedang muntah-muntah di dalam kamar mandi. Suara cukup keras sampai membuat seisi rumah terbangun tepat jam tiga pagi Ya, diambil baiknya saja, mungkin calon anak kami ingin orang tuanya beribadah di sepertiga malam. Dan anehnya, mual Mas Fagan akan hilang setelah kami berdua mengambil air wudhu untuk sholat sunah.Dan mualnya akan kembali setelah selesai sholat shubuh. Bukanlah itu pertanda. Anak kami pasti akan jadi anak sholeh nantinya.Meski begitu tersiksa dengan mual dan nyidam yang tiba-tiba saja dirasakannya. Namun tak sekalipun suamiku itu mengeluh atau menyalahkan kehamilanku. Mas Fagan begitu sabar dan ikhlas menjalani perannya. Ia bahkan selalu mengunci kamar mandi setiap kali muntah, takut aku menyusul masuk ke dalam katanya. "Sudah di atas ranjang saja, jangan ikut masu

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Ternyata sudah 4 minggu.

    Malamnya suster Erina langsung datang ke rumah bersama seorang bidan setelah siangnya mendapatkan telpon dari Mas Fagan. Perempuan berwajah tegas itu datang dengan membawa alat-alat medis yang tidak semuanya aku tahu namanya. Suster Erina dan dua orang perawat laki-laki menata alat-alat medis atas intruksi snag Bidan. Ya Alloh.... kenapa aku merasa akan menjadi pasien di rumahku sendiri. Aku hanya sedang hamil bukan habis kecelakaan dan sedang koma. Saat ini aku duduk bersandar di atas ranjang dengan Mas Fagan yang setia menemani sambil menggenggam satu tanganku. "Zenia, dengerin Sus, beliau ini teman Sus, namanya Bidan Hana. Dia akan memeriksa kondisimu. Jangan menolak!" Belum apa-apa Suster Erina sudah memberiku peringatan. Meski nadanya dibuat lembut tapi tatapannya itu tatapan tak ingin dibantah. Wanita ini bahkan lebih tegas dari Papa dan Mas Fagan. Aku mengangguk penuh kepasrahan. Sepatah kata penolakan dariku akan berbuntut panjang dan membuatku harus menjalani terapi len

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Kabar gembira

    Kurang lebih tiga puluh menit perjalanan kami sudah sampai di pelataran sebuah klinik terdekat dari rumah. Dengan dipegangi pak sopir di sisi kanan Mas Fagan dan aku di sisi kirinya. Kami turun dan menuju kursi tunggu. Sedangkan Bi Sarti lebih dulu turun dan langsung mendaftar di tempat pendaftaran. Di siang hari yang terik seperti saat ini suasana klinik yang nampak lengang, mungkin orang-orang lebih memilih datang di sore hari saat udara lebih sejuk. Hanya ada dua orang pasien yang menunggu antrian. Setelah menunggu sekitar dua puluh menit akhirnya namaku di panggil. Aku sedikit bingung, yang sakit Mas Fagan kenapa Bibi mendaftarkan namaku. "Sayang.... ini klinik bersalin tentu saja nama kamu yang di daftarkan Bibi." ujar Mas Fagan merangkulku lalu mengelus lembut lenganku.Lama-lama Mas Fagan sudah seperti Suster Erina yang bisa membaca isi hatiku. Dan sikapnya lembutnya selalu sukses membuat hatiku bergetar dan semakin merasa bergantung padanya. Kami pun akhirnya masuk dengan

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Sakit.

    Beberapa hari ini Mas Fagan kurang enak badan. Setiap pagi selepas sholat shubuh dia pasti akan muntah-muntah. padahal perutnya msih kosong. aku pikir itu asam lambung, aku mengajaknya ke dokter untuk periksa tapi bukan Mas Fagan jika tidak keras kepala. Laki-laki itu tegas menolak dan mengatakan akan segera membaik jika aku memanjakannya. Ada-ada saja suamiku ini. Memang ada penyakit yang sembuh hanya dengan dimanjakan? Pagi ini kondisinya semakin membuatku khawatir. Sejak pagi intensitas muntahnya makin sering sampai-sampai membuat tubuh kekarnya itu lemas.Dan sekarang hanya bisa berbaring di atas tempat tidur sambil memelukku. Tak sedetikpun aku di izinkan jauh darinya. Bahkan untuk sarapan aku sampai merepotkan Bi Sarti untuk mengantar ke kamar. Tak berhenti berdrama, sarapan pun aku harus membujuknya seperti anak kecil. Ya Alloh...... Mas. Melihatnya seperti ini membuatku teringat kondisiku ketika aku hamil anak pertama kami dulu. Saat itu aku begitu manja dan malas untuk

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   prioritas.

    Pov Meizura. Setelah hari ke tujuh kematian Ardiaz, aku dan Mas Fagan kembali pulang ke rumah Eyang. Jakarta kota yang panas dan sangat bising membuatku tidak betah berlama-lama di sana. Bunda dan Mbak Zahra sangat sedih ketika kami memutuskan untuk pulang kembali ke rumah Eyang. Bunda berusaha membujukku untuk tetap tinggal namun aku menolak. Rasanya masih belum nyaman untuk bertemu dengan orang-orang yang berhubungan dengan masa laluku dan Mas Fagan. Dua hari yang lalu kami pulang dengan diantar Bunda. Beliau menginap satu hari sebelum kembali pulang karena harus mengurus Azqiara yang masih sekolah. Adik sambungku itu masih butuh pengawasan di usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Bunda dan Papa tidak oleh teledor mengingat pergaulan sekarang yang yang begitu bebas. Malam ini kulihat Mas Fagan nampak gelisah. Sejak tadi dia banyak melamun. Sama seperti saat ini, dengan bertelanjang dada, duduk melamun dengan laptop di pangkuannya.Setelah satu jam yang lalu pria jangkung

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Mengikhlaskan segalanya.

    "Kalian merasa lega...?" sentak Mama dengan wajah sembab dan mata bengkak karena terlalu lama menangis. Segera aku beranjak bangun mundur dan berdiri didepan Zura saat Mama berusaha untuk berdiri. Tak akan kubiarkan siapapun menyentuhnya, termasuk Mama. Sudah cukup penderitaan yang selama ini Zura rasakan. Sebagai seorang suami aku harus lebih protect dan peka terhadap perasaannya. "Ma...." Papa menegur Mama. "Jangan asal bicara! Ingat baik-baik, apa kamu pernah melihat Zura menangis saat ada keluarga yang meninggal? Saat Oma Kasih meninggal dia juga tidak menangis." "Ingat, kamu sudah berjanji kan tadi?" Kembali Papa memberi peringatan Mama. Wajahnya nampak serius. Mama pun menurut, mendengus kasar lalu kembali menangis. "Tolong jangan benci Ardiaz,.. hiks...hikss. Semua salah Mama, Ardiaz tidak bersalah." Dengan sabar Tante Tia mengelus punggung dan lengan Mama. Adik bungsu Mama itu terus menasehati Mama untuk bisa tenang dan ikhlas dengan kepergian Putra keduanya. Tante Tia

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Ajal tidak seorang pun yang tahu

    Pagi ini selesai sarapan aku akan mengajak Meizura pergi ke makam kedua anak kami. Sudah lama sekali aku tidak kesana. Istriku terlihat lebih bersemangat pagi ini setelah aku mengatakan hendak berziarah ke makam putra dan putri kami. Sudah dari jam tujuh wanita berambut panjang itu duduk di sofa kamar dengan pakaian yang sudah rapi. Atasan lengan panjang berawarna hitam dipadukan dengan celana krem dan di sampingnya sudah ada kain segi empat berwarna senada dengan celana yang dipakainya. "Kita sarapan dulu," ajakku sambil mengulurkan tanganku kearahnya. Dengan senyum tipis, wanitaku ini langsung menyambutnya. Lekas kami turun menuju meja makan, dimana mertua dan saudara iparku sudah menunggu. Sejak kedatangan kami sampai hari ini keluarga mertuaku selalu menunggu kami saat waktu makan tiba. Entah itu sarapan atau makan malam mereka pasti sudah menunggu kami di meja makan dan mereka baru akan makan saat kami sudah ikut bergabung. Kehangatan begitu terasa diantara semua anggota kel

  • Dinikahi tapi Tak Dicintai   Ardiaz Kritis.

    "Ardiaz kritis. Kondisinya menurun sejak kemarin malam," beritahu Mas Fagan begitu aku dan Bunda sampai di rumah sakit. Kami datang setelah Mas Fagan memintaku menyusulnya ke rumah sakit tentu dengan diantar Bunda. Tadi setelah Bibi menyampaikan pesan Mama Kinanti tentang kondisi Ardiaz, aku tak serta merta ingin datang ke rumah sakit. Kupikir Mama Kinanti menelpon untuk memberitahu Mas Fagan. Pastinya kedatanganku tak terlalu diharapkan setelah ucapanku beberapa hari yang lalu. Tapi ternyata aku salah, Mama Kinanti sengaja menelpon bukan untuk memberitahu Mas Fagan melainkan memintaku untuk datang. Jika bukan karena Mas Fagan yang menelpon dan memintaku menyusulnya mungkin aku tidak akan pernah datang. Mas Fagan sendiri langsung berangkat ke rumah sakit dari kantor. "Jangan berpikir yang tidak-tidak. Kondisi Ardiaz memang sudah memburuk sejak satu bulan lalu. Jadi tidak ada hubungannya dengan kedatangan kita seminggu yang lalu. Jangan dengarkan jika ada omongan yang tak enak." Ka

DMCA.com Protection Status