Share

Dibawah Ancaman

Tiba di kelas, Xiera hanya diam. Sapaan dari Dinda seolah-olah ia tak dengar. Tatapannya kosong. 

Puk!

Dinda mendaratkan sebuah buku tepat di pundak Xiera. Sang pemilik pundak tentu saja terperanjat. 

"Aaww!" rintih Xiera. "Gak da kerjaan banget ih!" lanjutnya dengan sungut berapi. 

Dinda menghela napas. "Yang ada juga gue yang nanya sama elu. Elu itu kenapa? Gue tanya, diem aja, lu."

Xiera memasang wajah sedih, kemudian menatap Dinda sangat dalam.

"Ih ... napa pula liatin gue gitu amat, sih?" Dinda merasa tidak nyaman. 

Xiera mengatakan jika dirinya akan menceritakan apa yang ia rasakan nanti di kantin. Dinda hanya mengacungkan jempolnya pertanda setuju. 

Bel pertanda masuk sudah diperdengarkan.

Xiera mengusap wajahnya kasar. Ia mencoba untuk fokus dalam belajar. Satu jam, dua jam, gadis itu bisa konsentrasi dengan apa yang gurunya terangkan. Namun, seiring berjalannya waktu dan bergantinya mata

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status