"Putraku menyukainya. Dia satu-satunya bibit unggul keluargaku. Kamu punya 4 putra. Meskipun salah satunya sudah tiada, kamu masih punya 3. Kamu bahkan sudah punya cucu, sedangkan aku menantu saja nggak punya. Aku baru 40-an tahun, tapi sudah beruban karena stres. Gimana kalau Grace untuk keluargaku saja?""Aku sudah pergi ke universitas untuk melihatnya. Dia sangat cantik dan baik hati. Dari bentuk bokongnya, aku sudah tahu dia bakal melahirkan cucu gendut untukku!" ucap Jimmy."Dasar nggak tahu malu! Berani sekali kamu mengincar calon menantuku! Kamu bahkan memperhatikan bokongnya? Kamu cari mati ya?" bentak Aryan yang menggebrak meja.Jimmy pun menunjuk Aryan sambil memaki, "Dasar tua bangka! Putraku tampan dan tegap. Di keluargaku juga nggak ada yang namanya perselisihan internal. Lihat saja urusan keluargamu yang kacau balau itu. Orang-orang hanya akan mentertawakan kalian kalau tahu! Memangnya apa yang Harry punya? Dia kaya nggak? Dia tampan nggak? Jangan sampai kalian mencelakai
Mereka menghabiskan banyak waktu bersama, dari makan, tidur, dan mengobrol. Harry selalu mengantarnya ke universitas, mengajarinya mata pelajaran kuliah, bahkan memberinya kartu bank yang digunakan untuk menerima gaji.Mereka jelas-jelas begitu cocok, jadi kenapa berakhir seperti ini? Selain itu, Grace merasa dirinya seperti wanita simpanan Harry. Dia mendengar dengan jelas bahwa para staf itu mengatakan Harry dan Ellie sudah lama bersama.Lantas, bagaimana dengan dirinya? Grace tidak ingin menjadi perusak hubungan orang!....Tidak berselang lama, Harry tiba di negaranya. Dia mengira Grace akan pulang ke rumahnya karena sedang libur nasional.Namun, begitu mendorong pintu, Harry tidak melihat wajah cantik itu. Yang muncul di hadapannya justru adalah wajak galak Aryan. Harry mengernyit sambil bertanya, "Ayah, kenapa kamu kemari?""Kamu masih berani nanya? Lihat, apa yang sudah kamu lakukan? Kesalahan apa yang sudah kamu buat, sampai-sampai Grace mencampakkanmu?" bentak Aryan sambil mel
Sebelum menemukan ponselnya, Grace tiba-tiba mendengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa dari luar. Saat berikutnya, seseorang mencoba membuka pintu dari luar.Apa itu hantu? Grace ketakutan hingga sekujur tubuhnya bercucuran keringat dingin dan gemetaran. Saking takutnya, dia bersembunyi di bawah meja dan tidak berani bernapas."Grace, kamu di dalam?" Terdengar teriakan Harry yang panik. Namun, tidak ada tanggapan apa pun dari dalam. Karena panik, Harry terpaksa mendobrak pintu.Bam! Pintu terbuka. Harry segera menyalakan senter ponselnya. Kemudian, dia melihat wanita yang bersembunyi di bawah meja dengan tubuh gemetaran.Grace membenamkan wajahnya ke lutut sambil menutup telinga seperti anak kecil yang tak berdaya. Begitu melihat Grace, hati Harry langsung menghangat.Harry bergegas menghampiri dan menggeser kursi untuk memeluk Grace. Dia berkata, "Jangan takut, Grace. Ada aku di sini. Hantu sekalipun nggak berani mendekatimu."Grace yang sudah ketakutan tiba-tiba mendengar suara
Dari mana datangnya keberanian gadis ini? Beraninya dia mengatakan ingin membuat Harry jatuh miskin?"Apa perlu aku mencarikanmu pengacara?" tanya Harry setelah menenangkan diri. Dia berusaha supaya dirinya tidak terkesan terlalu mengerikan.Harry harus menjadi orang baik demi Grace. Dia tidak boleh menjadi orang jahat lagi. Selain itu, dia harus bersikap lembut kepada wanita.Begitu mendengarnya, Grace seketika tidak bisa berkata-kata. Dia baru teringat bahwa dirinya tidak punya uang untuk menyewa pengacara. Menyebalkan!"Dasar penculik! Cepat lepaskan aku!" seru Grace sambil meninju punggung Harry dengan kuat. Namun, Harry mengabaikannya, seolah-olah tidak bisa merasakan sakit.Ketika melewati gerbang asrama, bibi penjaga itu merasa cemas melihat Grace. Seketika, bibi yang biasanya terlihat galak malah terlihat seperti seorang dewi di mata Grace."Bibi, tolong aku! Aku nggak kenal dia! Dia mau menculikku!" seru Grace."Nak, aku ...." Bibi itu hendak mengatakan dia akan menelepon poli
Grace menatap tangannya dengan terkejut. Karena terdesak, dia tidak sempat berpikir terlalu banyak. Harry yang bersikap tidak masuk akal! Ini bukan salahnya!"Kamu yang bersikap mesum ...," gumam Grace sambil memeluk tubuh sendiri dengan gemetaran."Aku nggak nyangka kamu begitu ngotot ingin berpisah denganku," ujar Harry dengan suara serak.Dari ucapan Harry, Grace bisa merasakan sedikit kesedihan. Jantungnya seketika berdetak kencang. Dia tidak tahu harus melakukan apa untuk sekarang."Harry, aku nggak melakukan kesalahan apa pun! Kamu yang bersalah!" ucap Grace sambil memalingkan wajahnya dengan keras kepala. Dia tidak ingin melihat Harry ataupun menangis di hadapan Harry. Itu sangat memalukan.Grace mengizinkan dirinya menangis saat tidak ada siapa pun. Dia boleh menangis sampai matanya bengkak, tetapi tidak boleh memperlihatkan kelemahannya kepada siapa pun! Hanya dengan terlihat kuat, orang-orang baru tidak berani menindasnya! Meskipun hanya bersandiwara, dia tetap harus mendalam
Harry mengernyit. Dia merasa sungguh tidak berdaya dan tidak tahu harus marah atau tertawa. Harry bertanya, "Grace, kita sudah berhubungan selama sebulan lebih. Sekarang kamu baru merasa aku jelek?""Bukan, bukan begitu. Dulu aku merasa aku bisa menoleransi kejelekanmu, tapi sekarang aku baru sadar kalau kamu sangat jelek. Aku nggak tahan!" sahut Grace."Kalau begitu, aku akan melakukan operasi plastik," ujar Harry."Eee ...." Grace terperangah mendengarnya. Apa yang dikatakan Harry? Operasi plastik? Bagaimana bisa Harry terpikir akan hal itu?"Ka ... kamu bukan cuma jelek, tapi terlalu tua. Usia kita terpaut terlalu jauh!" tambah Grace."Meskipun aku lebih tua, jiwaku masih muda. Aku bisa mengikuti jalan pikiranmu, jadi ini bukan alasanmu untuk membatalkan pernikahan," timpal Harry."Apa? Nggak bisa begitu!" Grace terus memutar otak. Setelah berpikir dengan susah payah, dia pun berkata, "Dadaku terlalu rata. Kamu nggak bakal puas. Aku merasa rendah diri dan nggak pantas untukmu. Apa a
"Sepertinya kamu memang lapar. Aku suruh pelayan siapkan makanan dulu. Kamu mandi dan ganti baju. Aku akan memanggilmu nanti," ujar Harry sambil mengelus kepala Grace dengan penuh kasih sayang.Grace merasa amarahnya belum terlampiaskan. Bagaimana bisa emosi Harry sebaik itu? Harry tidak marah sedikit pun padanya!Harry turun untuk menyuruh pelayan menyiapkan makanan. Kemudian, dia menelepon Ellie. "Ellie."Ellie cukup terkejut mendengar suara Harry yang lelah. Dia mengira Harry akan gembira setelah bertemu wanita pujaannya, tetapi suaranya malah seperti ini. "Kenapa? Kamu bertengkar dengan kucingmu?"Harry terkekeh-kekeh. Tebakan Ellie benar-benar akurat. Harry tidak marah, melainkan menyahut dengan lembut, "Ya, kucingku ngambek. Sepertinya karena aku nggak mencarinya beberapa hari ini. Dia bahkan menamparku."Ellie makin terkejut. Dia dan Harry sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, jadi dia tahu seburuk apa temperamen Harry.Harry bak malaikat pencabut nyawa. Dia sangat terken
Gadis ini datang untuk menemuinya? Lantas, mengapa pulang dengan terburu-buru? Jangan-jangan .... Harry seketika terpikir akan sesuatu. Dia akhirnya mengerti semuanya.Saat ini, Harry melihat Grace turun dengan ekspresi kesal. Gadis bertubuh mungil itu tampak mengangkat koper besar dengan susah payah."Apa yang kamu lakukan?" tanya Harry segera."Pulang ke asrama!" jawab Grace."Nggak boleh! Kamu harus menemaniku selama 7 hari ini!" ucap Harry."Nggak mau! Kamu jelek! Kamu akan memengaruhi nilai estetikaku! Aku nggak mau masa depanku terhambat karenamu!" sahut Grace dengan lantang.Harry merasa tak berdaya. Dia mengira temperamennya sudah cukup buruk, tetapi ternyata Grace lebih mengerikan darinya. Berdebat dengan wanita memang melelahkan. Tanpa instruksi dari Ellie, Harry pasti mengira Grace merajuk karena tidak dihubungi selama beberapa hari ini."Hari ini kamu pergi ke Yusala?" tanya Harry tiba-tiba.Jantung Grace berdetak kencang. Mereka akhirnya membahas topik penting ini! Grace m
Hannah meneruskan, "Aku sudah melupakan semua masalah yang menyedihkan itu, kamu juga harus melupakannya. Kamu nggak berutang padaku, aku yang terus mempersulitmu. Aku sudah dewasa, nggak perlu dilindungi kamu lagi. Nantinya pasti ada yang melindungiku."Hannah menambahkan, "Kamu simpan saja perhatianmu untuk orang lain. Aku nggak butuh!"Hannah berusaha menahan air matanya dan mengungkapkan semua kata-kata yang sudah disiapkannya untuk waktu yang lama. Ternyata, rasanya begitu lega setelah memutuskan untuk melepaskan seseorang.Robin berbalik setelah mendengar perkataan Hannah dan tersenyum. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun. Robin hanya mengangguk, ekspresinya terlihat lembut.Hannah tahu Robin hanya menunjukkan perhatiannya sebagai seorang kakak. Hannah juga menerimanya. Dia tidak menyesal karena sudah melakukan apa yang dia inginkan. Hannah akan melanjutkan hidupnya dan menemukan pria yang mencintainya."Hati-hati di jalan," pesan Hannah sambil melambaikan tangannya. Dia menga
Pemilik kedai tahu Harry memikirkan kepentingan anaknya. Jadi, dia pun setuju. Harry menemukan anak pemilik kedai, lalu menyerahkannya kepada pihak kepolisian.Saat dipenjara, anak pemilik kedai memarahi Harry suka mencampuri urusan orang lain. Dia juga memaki ayahnya yang bersikap kejam terhadap anak kandung sendiri.Harry berpesan, "Robin, tolong beri tahu temanmu di kantor polisi untuk beri dia pelajaran. Aku nggak senang dengar omongannya tadi."Robin menyahut, "Oke. Harry yang marah baru kelihatan normal."Harry bertanya, "Menurutmu, butuh berapa lama untuk mengubah sifat seseorang?"Robin menjawab, "Untuk orang yang parah begini, setidaknya butuh waktu lebih dari 1 tahun."Harry menimpali, "Kalau begitu, 3 tahun saja. Setiap perbuatan ada konsekuensinya. Aku juga nggak pernah bersikap lunak saat membantu orang."Robin mengangguk, orang yang kecanduan judi selama bertahun-tahun seperti ini harus diawasi untuk waktu yang lama agar tidak berulah lagi."Oh iya, aku sudah mau pergi,"
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace