"Ya, ya! Aku akan memberikannya padamu!" Melo terpaksa menyerah karena tidak tahan lagi.Setelah mendengarnya, wajah Harry tetap terlihat datar. Dia menyerahkan cambuknya kepada Juan sambil berpesan, "Karena Pak Melo begitu baik hati, kamu harus memberinya pelayanan yang memuaskan. Kamu pasti nggak pernah main game seperti ini, 'kan? Main saja sepuasnya.""Bu ... bukannya aku sudah menyetujui permintaanmu? Ke ... kenapa masih mencambukku?" tanya Melo."Karena aku suka." Usai melontarkan kalimat itu, Harry langsung berbalik dan pergi. Sementara itu, Melo yang tidak tahan lagi akhirnya jatuh pingsan.Di depan pintu, Lyla bergegas memapah Grace menghampiri Harry. Lyla memanggil dengan terbata-bata, "Kak ...."Harry menatapnya dengan tatapan suram, seolah-olah ingin melahapnya hidup-hidup. Lyla tidak berani mendongak dan bulu kuduknya berdiri saking takutnya.Harry menjulurkan tangan untuk memapah Grace. Dia berkata kepada Lyla, "Aku akan suruh orang mengantarmu pulang.""Nggak usah, aku n
Tenaga Grace pun sangat besar, membuat Harry yang sedang lengah langsung terjatuh ke ranjang. Jika Harry tidak menahan tubuhnya, dia mungkin sudah menimpa tubuh Grace.Sebelum Harry berbicara, Grace sudah melingkari lehernya dan mencium bibirnya. Sentuhan lembut dan hangat itu membuat Harry tidak bisa menolak.Waktu terus berlalu. Harry ingin melepaskan diri, tetapi gairahnya sudah bangkit. Di sisi lain, Grace malah memeluknya dengan makin erat.Kedua tubuh saling menempel. Meskipun dihalangi baju, mereka tetap bisa merasakan kehangatan satu sama lain.Harry mengernyit. Dia bisa merasa ada yang aneh dari Grace. Grace tiba-tiba berbisik, "Sebenarnya kamu boleh makan aku sekarang juga. Aku nggak keberatan."Alkohol membuat Grace makin berani. Jika itu biasanya, dia tidak akan berani melontarkan ucapan seperti ini. Dia ingin memberi tahu Harry untuk tidak menahan diri lagi. Dia bersedia melakukannya dengan Harry.Sebentar lagi, Grace akan berusia 19 tahun. Dia bisa bertanggung jawab atas
Grace mengangguk. "Harry, kalau begitu, aku janji nggak bakal mengecewakanmu. Aku akan berusaha yang terbaik supaya mekar menjadi bunga terindah!"Harry merasa lucu melihatnya. Grace memang menggemaskan. "Ya sudah, cepat tidur."Grace mengangguk dan memeluk Harry sambil tidur.Keesokan hari, Harry memberi tahu Grace bahwa mereka tidak akan belajar selama dua hari. Malam ini, mereka akan berangkat ke Kota Jimba.Grace tentu merasa senang. Dia bisa bermain tanpa harus belajar. Ini akan menjadi momen terindah dalam hidupnya!Harry ke sana untuk membahas proyek pengembangan resor. Sebelum ini, Harry pernah pergi dinas dan meninggalkan Grace sendirian. Alhasil, malah terjadi begitu banyak masalah. Kali ini, dia harus membawa Grace bersamanya.Grace pun membuat rencana. Dia belum sempat menyelidiki tentang ibu kandungnya di Kota Jimba. Kini, dia akhirnya punya kesempatan.Harry menyuruh Grace berkemas. Kemudian, Harry pergi ke perusahaan untuk mengambil beberapa barang.Kebetulan, Lyla datan
"Aku dan Kak Titus sangat menyayangimu. Meskipun kita nggak punya hubungan darah, kamu satu-satu nya adik kami. Kamu boleh mengataiku posesif, tapi aku nggak separah Robin.""Wanita punya rahasia sendiri setelah tumbuh dewasa. Aku bisa memberimu ruang privasi, tapi aku nggak ingin melihatmu sedih. Kamu, Grace, dan Ellie adalah wanita paling penting di hidupku," ucap Harry.Begitu mendengarnya, mata Lyla berkaca-kaca. Air mata menetes di wajahnya. Dia tidak berani berbalik karena takut tidak bisa menahan diri dan menceritakan kejadian kemarin kepada Harry. Lyla hanya bisa memendam semuanya sendirian."Kak, terima kasih banyak. Aku pasti melakukan banyak kebaikan di kehidupan sebelumnya, makanya punya kakak yang begitu baik. Aku nggak sedih kok. Kalau ada masalah, aku pasti memberitahumu.""Aku sangat senang bersama Robin. Aku sudah memilihnya. Aku sudah terbiasa mengejarnya dari belakang. Aku tahu cintaku terkesan rendah diri karena terus mengikutinya tanpa malu. Orang-orang mungkin aka
Harry tidak mendekati pantai karena punya fobia air. Dia hanya duduk di pinggir pantai sambil mengobrol dengan Robin. "Ayo minum.""Belakangan ini aku sering membuat masalah karena mabuk. Lebih baik aku nggak minum dulu," sahut Robin tanpa daya."Robin, kamu yakin ingin menikahi adikku? Aku cuma punya satu adik. Anak lain dilindungi kakaknya waktu kecil, tapi dia berbeda. Lyla nggak seperti Hannah. Hannah mendapat perlindunganmu sejak kecil. Aku juga nggak akan berkomentar apa pun kalau kamu melindunginya. Tapi, kamu nggak boleh menyakiti Lyla. Dia adik kesayanganku.""Hari ini aku bicara bukan sebagai sahabatmu, melainkan sebagai kakak Lyla. Lyla akan menikah sebentar lagi. Meskipun suaminya adalah sahabatku, aku tetap ingin memperingatkanmu untuk memperlakukan Lyla dengan baik. Oke?" pesan Harry.Robin menelan ludah dengan susah payah. Harry tidak pernah menggunakan nada bicara seperti ini padanya. Harry adalah orang yang sombong, jadi tidak pernah merendahkan dirinya. Namun, kali in
Robin juga cemas setengah mati. Dia tidak pernah membayangkan hidupnya tanpa Lyla. Dia sudah terbiasa dengan keberadaan Lyla dan melakukan operasi bersamanya.Setiap kali Robin menjulurkan tangannya ke samping, Lyla langsung tahu dia membutuhkan gunting atau pinset. Bisa dibilang Lyla adalah bawahannya. Jabatan Lyla lebih rendah dari Robin. Namun, Robin tahu Lyla adalah rekan terbaiknya.Sebenarnya sejak awal Robin sudah tahu perasaan Lyla terhadapnya. Hanya saja, Robin terlalu fokus pada kariernya, ditambah lagi Hannah punya gangguan mental. Itu sebabnya, dia tidak peduli pada urusan percintaan.Robin berpura-pura bodoh. Untungnya, Lyla selalu memberinya ruang dan tidak pernah memaksanya. Robin merasa sangat nyaman bersama Lyla. Ke mana pun dia pergi, dia tahu Lyla akan selalu menunggunya dengan senyuman.Robin menyaksikan pertumbuhan Lyla dari remaja menjadi wanita berusia 26 tahun. Dia merasa dirinya berutang terlalu banyak terhadap Lyla.Seketika, berbagai kenangan bersama Lyla mem
Begitu turun ke laut, Harry bisa merasakan tubuhnya menegang. Namun, dia harus bisa menaklukkan ketakutannya. Sambil menahan rasa takutnya, Harry terus berenang ke depan.Mungkin karena tekadnya untuk menolong Grace terlalu kuat, Harry yang merasa gugup seketika bisa berenang dengan leluasa.Sayangnya, di radius 2,5 kilometer, tidak terlihat siapa pun. Yang ada hanya batu karang. Sekelompok orang itu naik kembali ke permukaan."Kita nggak boleh berenang terlalu dalam. Kita hanya bisa mundur untuk sekarang.""Aku masih mau coba! Aku akan memeriksa dalam radius 10 kilometer.""Aku ikut."Ketika kedua pria itu hendak berenang makin dalam, tiba-tiba terdengar suara familier dari belakang. "Hei! Dasar bodoh! Kami di sini! Kalian mau ke mana?""Itu suara Lyla!" Robin terkejut dan buru-buru berbalik. Terlihat sebuah perahu motor mendekat dari belakang.Grace melambaikan tangannya sambil berseru, "Harry, kamu bisa melihatku nggak?"Kedua pria itu segera naik ke perahu motor dan menghampiri mer
"Aku ingin menikahimu bukan hanya karena kamu adalah pasangan yang paling sejalan denganku, tapi juga karena kamu adalah belahan jiwa yang paling cocok untukku. Kamu memang orang yang paling sesuai denganku. Tapi, aku menikahimu bukan karena itu, melainkan ... karena kebersamaanmu yang membuatku ingin mendampingimu seumur hidup."Robin merasa benar-benar bodoh. Sekarang dia baru sadar bahwa semua pengorbanan Lyla selama bertahun-tahun telah merebut hatinya. Sebelum bertemu dengannya, Robin tidak pernah berpikir untuk menikah. Namun setelah bertemu dengannya, Robin tidak pernah memikirkan akan menikahi orang lain selain Lyla.Mendengar pengakuan yang tulus ini, jantung Lyla berdegup kencang. Apakah dia sedang bermimpi? Kebahagiaan datang semendadak ini?"Robin, aku lagi mimpi ya? Biasanya ... kamu nggak pintar bicara, kenapa kamu tiba-tiba bisa ngucapin kata-kata semanis ini? Kamu yang gila atau aku?""Semua ini kata-kata hatiku yang tulus."Robin membungkuk dan mencium bibir Lyla yang
Aryan berucap, "Harry, katakan sejujurnya. Aku nggak percaya kamu melakukan itu! Kalau kamu memang ingin membuat Frandy impoten, kenapa kamu harus tunggu sampai sekarang? Pasti bukan kamu.""Hasil penyelidikanku nggak menemukan jejak campur tanganmu. Pelakunya pasti orang lain! Aku tahu semua orang mencurigaimu. Tapi, kalau kamu jujur padaku, aku pasti akan memercayaimu.""Kamu putraku, jadi aku yang paling memahamimu. Biarpun kamu ingin membalaskan dendam Titus, kamu nggak mungkin sekejam itu. Kalau membunuh bisa menyelesaikan masalah, Steven pasti sudah lama mati. Kamu bukan orang seperti itu!" tambah Aryan."Ya, aku berbeda dengan Kak Steven," ucap Harry dengan dingin."Memang bukan aku, tapi aku tahu dan nggak bisa menghentikannya. Jadi, anggap saja aku pelakunya. Apa pun bisa kulakukan untuk membalaskan dendam Kak Titus. Aku janji nggak akan membunuh. Kematian adalah hukuman yang terlalu ringan. Aku mau mereka hidup dan membayar dosa-dosa mereka secara perlahan!""Kak Steven masih
Kakak beradik itu saling menatap dengan tajam. Atmosfer di sekitar seketika berubah mencekam.Meski bersembunyi di tangga, Grace pun bisa merasakan ketegangan di udara. Jantungnya mulai berdebar kencang.Terakhir kali ke sini, Steven begitu angkuh. Seolah-olah dia yakin Harry sudah berada dalam genggamannya.Hanya dalam waktu singkat, kekuatan keduanya sudah berimbang. Kini, Harry bahkan sedikit lebih unggul. Siapa yang akan menang dan kalah sudah bisa terlihat jelas.Hanya saja, Grace kebingungan. Benarkah Harry yang mencelakai Frandy?Mata Steven berkilat tajam saat mendengar kata-kata Harry. Dia menyipitkan matanya dan berucap dengan dingin, "Jangan sembarang fitnah! Aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan. Jangan pikir kamu bisa menyalahkanku atas kecelakaan yang menimpamu dan Titus!""Bukti yang kupunya memang nggak lengkap, tapi aku yakin kamu pelakunya. Itu sebabnya aku nggak bisa berbuat banyak padamu. Sama seperti situasimu sekarang. Kalaupun kamu tahu aku yang mencelakai Frand
Juan tidak tahu Alan adalah Jimmy. Dia hanya bergidik melihat tindakan Alan. Semua orang yang diincar Alan pasti tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri lagi.Mendengar laporan Juan, Harry menyipitkan matanya. Dia mengepalkan tangannya dengan erat. Ternyata Jimmy menepati janjinya dan langsung bertindak kejam.Jimmy tahu Harry membenci Steven. Namun, Harry tidak bisa menghabisi Steven karena memikirkan Aryan. Jadi, Jimmy yang membantu Harry untuk menjadi orang jahat.Awalnya, Harry tidak ingin mendesak Steven dengan cara yang begitu kejam. Jadi, dia mengutus Juan untuk mengikuti Jimmy. Ternyata, Harry tetap gagal menghentikan Jimmy.Jimmy ingin mendesak Harry untuk bertindak kejam. Harry berucap, "Kamu nggak usah urus masalah ini lagi. Aku tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya."Kemudian, Harry mengakhiri panggilan telepon. Jika tidak bisa mundur lagi, Harry akan melanjutkannya.Sementara itu, Grace memotong buah untuk Harry. Biasanya Harry harus bekerja saat malam hari, di
Grace memandang Harry dengan ekspresi kagum. Harry tersenyum, dia benar-benar tidak berdaya menghadapi Grace. Harry berkata, "Sudah malam, saatnya kita pulang. Tempat ini agak jauh dari tempat parkir, biar aku gendong kamu."Harry berjongkok di depan Grace. Sementara itu, Grace juga tidak sungkan lagi. Dia langsung naik ke punggung Harry.Sekarang hampir pukul 12 malam. Suasana di pasar malam lebih tenang. Grace melihat bayangan mereka berdua di bawah cahaya lampu jalan dan tertawa."Kenapa kamu tertawa?" tanya Harry.Grace menyahut, "Tiba-tiba aku merasa kamu nggak seperti pria berusia 29 tahun. Kamu seperti ... anak muda yang lagi pacaran.""Oh, ya? Aku nggak merasa begitu," timpal Harry.Grace membalas, "Aku merasa kamu yang berusia 29 tahun dan aku yang berusia 19 tahun sangat cocok. Kariermu sangat sukses dan kamu sangat dewasa, nggak seperti anak muda yang bertindak gegabah. Kamu juga sangat berprinsip.""Aku baru berusia 19 tahun dan ini masa-masa yang paling indah. Aku masih sa
Hannah meneruskan, "Aku sudah melupakan semua masalah yang menyedihkan itu, kamu juga harus melupakannya. Kamu nggak berutang padaku, aku yang terus mempersulitmu. Aku sudah dewasa, nggak perlu dilindungi kamu lagi. Nantinya pasti ada yang melindungiku."Hannah menambahkan, "Kamu simpan saja perhatianmu untuk orang lain. Aku nggak butuh!"Hannah berusaha menahan air matanya dan mengungkapkan semua kata-kata yang sudah disiapkannya untuk waktu yang lama. Ternyata, rasanya begitu lega setelah memutuskan untuk melepaskan seseorang.Robin berbalik setelah mendengar perkataan Hannah dan tersenyum. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun. Robin hanya mengangguk, ekspresinya terlihat lembut.Hannah tahu Robin hanya menunjukkan perhatiannya sebagai seorang kakak. Hannah juga menerimanya. Dia tidak menyesal karena sudah melakukan apa yang dia inginkan. Hannah akan melanjutkan hidupnya dan menemukan pria yang mencintainya."Hati-hati di jalan," pesan Hannah sambil melambaikan tangannya. Dia menga
Pemilik kedai tahu Harry memikirkan kepentingan anaknya. Jadi, dia pun setuju. Harry menemukan anak pemilik kedai, lalu menyerahkannya kepada pihak kepolisian.Saat dipenjara, anak pemilik kedai memarahi Harry suka mencampuri urusan orang lain. Dia juga memaki ayahnya yang bersikap kejam terhadap anak kandung sendiri.Harry berpesan, "Robin, tolong beri tahu temanmu di kantor polisi untuk beri dia pelajaran. Aku nggak senang dengar omongannya tadi."Robin menyahut, "Oke. Harry yang marah baru kelihatan normal."Harry bertanya, "Menurutmu, butuh berapa lama untuk mengubah sifat seseorang?"Robin menjawab, "Untuk orang yang parah begini, setidaknya butuh waktu lebih dari 1 tahun."Harry menimpali, "Kalau begitu, 3 tahun saja. Setiap perbuatan ada konsekuensinya. Aku juga nggak pernah bersikap lunak saat membantu orang."Robin mengangguk, orang yang kecanduan judi selama bertahun-tahun seperti ini harus diawasi untuk waktu yang lama agar tidak berulah lagi."Oh iya, aku sudah mau pergi,"
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita