Share

Pembukaan

Aku mendadak ingin kabur saja. Apalagi semua lampu tiba-tiba mati, dan kini yang menyala dari Wandy dan istrinya berpindah ke aku dan Pak Alvin yang berada di pojokkan.

"Ayo, cium istrimu!" teriak Wandy. Ku lihat istrinya yang bernama Arsel itu ikut-ikutan mendukung suaminya.

Aku melirik Pak Alvin, ternyata dia sudah menatapku saja. Kaget jadinya. Tangannya tiba-tiba merengkuh bahuku. Membuat jantungku hampir loncat.

Aku menggelengkan kepala, memberi isyarat dengan komat-kamit agar tidak menciumku. Di depan umum seperti ini? aku masih punya urat malu lah, kemesraan enggak harus di umbar-umbar ya 'kan?

"Jangan, jangan cium aku," kataku dengan suara yang tidak keluar. Mata Pak Alvin terus saja ke arahku. Menatap lekat-lekat.

Cium cium!

Suara-suara itu rasanya ingin sekali aku bungkam dengan air toilet. Biar muntah sekalian mereka itu. Malah membuat aku jadi enggak karuan begini.

Pak Alvin mendekatkan wajahnya perlahan, sontak membuat mataku membola. Apa-apan sih dia? kenapa nurut aja c
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status