Home / Romansa / Dinikahi Calon Adik Ipar / Bab 5. Tiba-Tiba Deg-degan

Share

Bab 5. Tiba-Tiba Deg-degan

Author: Sekarani
last update Last Updated: 2025-01-24 19:16:42

“Sena sialan!”

Begitu mendapat cerita tentang janji Sena pada Jingga untuk menceraikan Kanya setelah tiga tahun menikah, Mika tak mau menyembunyikan amarahnya. Jangan bilang kalau Sena selama ini diam-diam masih menjalin hubungan juga dengan sang mantan. Jika benar demikian, Sena sungguh layak dilaknat!

“Kalian beneran nggak nikah kontrak, kan? Soalnya kalau niatnya emang udahan setelah tiga tahun, mending dia …”

“Nggak, Mik,” potong Kanya sambil mengusap lengan Mika yang duduk bersebelahan dengannya di taman belakang, berharap bisa menenangkan sang sahabat.

Dibanding Kanya, saat ini Mika memang tampak lebih emosional. Itulah mengapa mereka harus menjauh dari area utama. Bagaimanapun, pelanggan kafe tidak boleh tahu tentang obrolan mereka sekarang, pun dengan para karyawan.

“Memang ada satu kesepakatan dan kamu tahu banget soal itu,” ungkap Kanya. “Tapi, bukan berarti ini pernikahan kontrak. Nikah, ya, nikah aja. Mana ada rencana jatuh tempo kayak omongannya Jingga itu.”

“Terus, Jingga maksudnya apa bilang kayak gitu sama kamu? Mana selama ini dia nggak ngelakuin apa pun, seolah beneran harus tiga tahun nunggu waktunya menagih janji.”

Kanya cuma diam, memikirkan ucapan Mika yang sebenarnya juga telah menjadi kekhawatirannya. Andai memang ingin menghancurkan pernikahan Kanya dan Sena, Jingga bisa saja melakukannya sejak dulu. Kenapa harus menanti tiga tahun untuk akhirnya bergerak seperti hari ini?

“Nggak paham, Mik,” tutur Kanya, menghela napas berat.

Mika tanpa sadar ikut menghela napas, frustasi membayangkan nasib Kanya jika Sena sungguh menceraikan sahabatnya. Bukan cemas Kanya bakal patah hati, toh, jelas tidak mungkin karena cinta saja tidak. Namun, Mika tak bisa membayangkan betapa lelahnya jadi Kanya jika harus melanjutkan hidup dengan menghadapi stigma janda

Beda dengan duda, status janda kerap membuat seseorang dicap buruk. Padahal, apa bedanya? Menyebalkan.

“Rencana kamu apa sekarang?” tanya Mika. “Menurutku, minimal kamu perlu cari tahu kebenarannya langsung dari tersangka utama.”

“Konfirmasi langsung ke Sena gitu, maksudmu?”

“Iya, dong, Kanya. Tanya aja ke dia, benar atau nggak?”

Kanya menghela napas lagi. Setelahnya, dia hanya diam sambil memandangi langit yang mulai mendung. Awan yang tadinya seputih kapas perlahan telah berubah abu-abu.

Ramalan cuaca BMKG menyebut hari ini tidak akan hujan, tetapi mendung akhirnya datang. Jika pada akhirnya hujan, apakah itu berarti BMKG berbohong?

Oh, Kanya mendadak ingat jika Sena pernah berjanji tidak akan menceraikan dirinya. Namun, jika pada akhirnya Kanya diceraikan, apakah itu berarti Sena berbohong padanya selama tiga tahun ini?

“Mik, misalnya aku sama Sena beneran cerai, gimana, ya? Gimana, ya, rasanya hidup tanpa dia?”

Mika tertegun mendengar kata-kata yang diucapkan Kanya sambil bertahan menatap jauh ke langit. Suasana yang ada mestinya tidak sendu begini.

“Kanya, pertanyaanmu itu kayak …”

Mika ragu melanjutkan kalimatnya sendiri, tetapi menyimpan prasangka sungguh bukan keahliannya.

“Kamu kayak seorang istri yang cinta sama suaminya ….”

***

'Hari ini pulang jam berapa?'

'Sore atau malam ini ada waktu luang?'

'Ada yang perlu kita obrolin.'

'Misal hari ini sibuk, besok juga oke.'

'Cuma mau ngobrol sebentar, paling nggak sampai 10 menit.'

Entah sudah berapa kali Kanya menghela napas hari ini dan barusan dia melakukannya lagi. Penyebabnya satu: Sena tak kunjung merespons pesan yang sudah Kanya kirim beberapa jam lalu.

Pesan dikirim siang tadi dan sekarang hari sudah berganti sore. Sena memang hampir selalu lambat perihal membalas pesan dan biasanya Kanya masa bodoh karena dia pun begitu pada sang suami.

Namun, kali ini beda. Kanya mau pesannya segera dibaca. Dia ingin Sena membalas secepatnya.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat sekali lagi memeriksa layar ponselnya, mata Kanya membesar antusias melihat tanda centang biru. Hanya saja, tidak ada balasan apa pun, bahkan setelah Kanya menunggu lebih dari 10 menit.

'Chat aku akhirnya dibaca, tapi kenapa nggak dibalas?'

'Sibuk banget, ya?'

'Lagi sibuk ngapain?'

Kanya kembali mengirimkan beberapa pesan secara beruntun, beda dengan sebelumnya yang sengaja diberi jeda masing-masing setidaknya lima menit. Pikir Kanya, apa itu sabar? Sena harus dibuat merasa terganggu agar berhenti mengabaikan pesannya.

“Haruskah lebih provokatif?”

Setelah bertanya pada diri sendiri, Kanya mulai mengetik kalimat pertanyaan pamungkas.

'Sibuk mesra-mesraan sama Jingga?'

Hasilnya? Benar saja. Semenit pun tak sampai, Kanya akhirnya menerima pesan balasan.

'Kamu lagi di mana? Aku ke situ sekarang.'

***

Kanya Coffee & Bakery semakin ramai di sore hari. Sang pemilik bahkan jadi merasa harus turun tangan mendatangi meja pelanggan untuk mencatat pesanan. Begitu pula dengan Mika yang inisiatif melakukan hal serupa.

Saking ribetnya, Kanya tak menyadari kehadiran Sena. Pria itu sudah datang beberapa menit lalu dan segera menuju area cake showcase, menawarkan bantuan pada seorang karyawan yang tampak kewalahan.

“Saya ulangi pesanannya, ya, Kak. Dua americano ice, satu cinnamon roll, dan satu klepon cake. Ada yang kurang atau mau tambah, Kak?” tanya Kanya, mengonfirmasi pesanan pelanggan.

“Cuma mau tanya, boleh nggak, Kak?”

Kanya tentu saja menanggapi permintaan pelanggannya dengan ramah. “Boleh, Kak. Silakan, mau tanya apa? Saya siap jawab sebisa saya,” ujarnya.

“Ini Kak Kanya, kan? Penulis buku ‘Secangkir Teh Pahit di Hari Kelahiran’?”

Senyum Kanya kian merekah karena judul buku terbarunya disebut. “Iya, benar. Saya Kanya.”

Setelahnya, pelanggan bersangkutan langsung heboh bersama temannya. Bagi Kanya, ini adalah situasi yang tidak asing.

Jika tiba-tiba diminta tanda tangan pada bukunya, Kanya tidak bakal menolak. Namun, dia justru mendapat pertanyaan tak terduga.

“Itu cowok ganteng yang lagi ngurusin pastry, suaminya Kak Kanya, kan? Boleh minta foto bareng kalian?”

Kanya seketika berpaling ke arah cake showcase. Tampak Sena baru saja menyerahkan roti sabit kepada seorang pramusaji yang langsung pergi mengantarkannya ke meja pelanggan.

Detik berikutnya, Sena dan Kanya saling bertemu pandang. Dengan mata berbinar, Sena tersenyum manis menyapa Kanya dari kejauhan.

“Halo, sayang,” ucap pria itu tanpa suara pada Kanya yang membeku di tempatnya.

Pelanggan yang sebelumnya dilayani Kanya semakin heboh, menarik perhatian orang-orang di kafe, dan berujung tercipta kehebohan lebih besar.

Anehnya, Kanya merasa suara detak jantungnya terdengar lebih keras dari apa pun sekarang. Perempuan itu bingung dengan debaran kencang yang muncul begitu saja hanya karena melihat Sena tersenyum padanya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ada yang mendadak terasa begitu berbeda? Saat itulah Kanya teringat kembali dengan ucapan Mika siang ini.

'Masa iya sebenarnya aku cinta dia …?'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 6. Cintanya Habis?

    Selepas kepergian mendiang tunangannya lebih dari tiga tahun yang lalu, Kanya selalu meyakini bahwa dirinya akan sangat sulit jatuh cinta lagi. Arga terlalu sempurna untuk dibandingkan dengan siapa pun. Jika ingin menggantikan posisi Arga di hati Kanya, sekedar ganteng dan kaya saja jelas tidak cukup.Bahkan di mata Kanya, Arga adalah sosok pasangan yang tampak terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Walau demikian, nyatanya Arga dan segala bahasa cintanya memang pernah begitu mewarnai kehidupan Kanya.Namun, apakah Kanya salah? Apakah jatuh cinta selepas kepergian Arga sebenarnya tidak sesulit itu bagi Kanya?Barusan jantungnya berdebar tak karuan hanya karena melihat Sena tersenyum padanya. Orang-orang yang jatuh cinta, biasanya mengalami hal klise semacam itu, kan?"Jangan gila, Kanya. Mana boleh kamu jatuh cinta sama orang itu?" gumam Kanya setelah buru-buru memutus kontak mata dengan Sena yang masih tersenyum padanya."Jangan jatuh cinta sama orang yang jelas-jelas membenci kamu …."

    Last Updated : 2025-01-30
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 7. Masalahnya Apa?

    Kebingungan Sena bertahan cukup lama, membuat pria itu hanya diam karena tak tahu harus bagaimana menanggapinya.Pertanyaan sensitif yang dilontarkan Kanya membuatnya merasa tidak nyaman, tetapi sang istri tidak boleh tahu alasannya.Sambil tetap memandang Kanya yang enggan menoleh padanya, Sena menarik napas dalam-dalam sebelum berkata, “Memangnya siapa yang mau menceraikan kamu?”Sena balik bertanya dengan suara tertahan, berusaha tidak meninggikan nada bicara. Kanya menganggapnya sebagai upaya menekan amarah, tetapi kenapa pria itu harus marah? Bukannya harusnya senang karena momen yang dinanti sejak lama mungkin segera tiba?Lagi-lagi hening. Keduanya sama-sama membisu, sibuk dengan perasaan dan pikiran masing-masing.“Kamu harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sampai tiba-tiba kita jadi bahas perkara konyol ini, Kanya Ayudya.”Setelah mengatakannya, Sena kembali melajukan mobil menuju rumah. Sementara di sebelahnya, Kanya diam-diam merasa takut karena nada bicara suaminya

    Last Updated : 2025-02-13
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 8. Sarapan Cinta

    Kanya baru keluar kamar pukul 10 pagi dan terheran-heran dengan apa yang dia temukan di meja makan. Tertutup tudung saji mini, menu sarapan Kanya sudah siap santap.Jelas bukan Kanya yang memasak. Sejak tadi, dirinya bertahan di dalam kamar dengan laptop dalam pangkuan karena mendadak dapat ide untuk buku baru. Lalu, siapa?“Aneh banget kalau sampai dia yang masak,” kata Kanya sambil berspekulasi tentang sosok di balik sarapan sehatnya hari ini.Makanan yang disajikan terlalu kompleks untuk Kanya yang sudah cukup lama terbiasa makan seadanya di pagi hari. Terlalu malas memikirkan menu, terlebih karena hanya dia sendiri yang makan.Scramble eggs berhias daun peterseli tersaji bersama kentang rebus yang dibumbui bubuk rempah. Tak cuma itu, ada mangkuk kecil berisi salad simpel berbahan potongan daun selada, bawang bombai, dan tomat ceri.Sejujurnya, ini terlalu cantik untuk langsung dimakan. Kanya minimal harus memotretnya untuk dipamerkan kepada para pengikutnya di media sosial.Perempu

    Last Updated : 2025-02-14
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 9. Kekhawatiran Bastian

    Sebagaimana biasanya, unggahan Kanya di media sosial secepat kilat disukai banyak orang. Kanya juga menerima banyak balasan dari para pengikutnya. Ada yang sekedar mengungkapkan rasa gemas, iri dengan kemesraan yang lagi-lagi dipamerkan, hingga beragam pertanyaan jenaka tentang pertengkaran Kanya dan Sena.Reaksi yang cukup meriah juga bermunculan setelah seseorang membawa unggahan Kanya Sena ke platform media sosial lain. Foto jepretan Sena diberi label ‘before’, sementara potret piring kosong milik Kanya adalah versi ‘after’.“Kanya adalah kita semua. Perut kenyang, ngambeknya hilang,” demikian cuitan anon

    Last Updated : 2025-02-14
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 10. Semalaman Sampai Ketiduran

    “Aku nggak akan menceraikan kamu. Selamanya, kamu akan tetap jadi istriku.”Kalimat yang diucapkan Sena semalam terasa seperti kebohongan besar saat Kanya sekali lagi menatap layar ponselnya.“Gimana? Udah jadi minta cerai?”Bahkan tanpa harus berpikir barang sedetik pun, Kanya tahu sosok di balik nomor tak dikenal yang mengirim pesan menyebalkan itu. Sena menyuruh Kanya tak lagi membahas perkara cerai, tetapi hal sebaliknya dilakukan Jingga. Mantan pacar suaminya ini pasti berencana mengusik rumah tangga Kanya dan Sena sampai apa yang dia inginkan terwujud.Anggaplah hubungan Sena dan Jingga benar-benar sudah berakhir. Namun, rasanya tidak mungkin Jingga bertindak tanpa alasan. Mungkin masih ada rasa yang belum sepenuhnya pudar. Barangkali karena cinta mereka terpaksa berakhir saat keduanya masih ingin bersama.Perasaan bersalah seketika menyelimuti hati Kanya saat perempuan itu memandangi cincin yang menghiasi jari manisnya.Bagaimana jika ternyata Sena putus dengan Jingga karena p

    Last Updated : 2025-02-14
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 11. Vivid Dream

    “Mimpi macam apa ini …?”Kanya meyakini dirinya masih berada dalam mimpi. Situasi intim seperti ini, Sena yang menggenggam lembut kedua pergelangan tangannya, tidak mungkin terjadi di dunia nyata, kan?Di bawah temaram lampu tidur, wajah suaminya masih tampak begitu memesona. Garis rahangnya yang tegas samar terlihat. Bulu matanya lurus dan panjang, berpadu indah dengan manik bening yang selama ini sering memberikan tatapan dingin padanya.Mata Kanya beralih pada bibir tipis Sena seraya menurunkan kedua tangannya yang entah bagaimana bisa melingkar manis di leher pria itu.Seutas senyum terukir di bibir Kanya saat dirinya menangkup pipi Sena, mengelus lembut dengan ibu jarinya.“Ini cuma mimpi, kan?”Kanya perlahan mendekatkan wajahnya, lalu memberikan kecupan lembut pada bibir Sena. Benar-benar hanya sebentar, lalu kembali bersandar pada bantal empuk di ranjangnya.Keheningan mengisi ruangan yang bertahun-tahun belakangan tak pernah disambangi Sena. Kanya menatap suaminya, menunggu r

    Last Updated : 2025-02-15
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 12. Nyaris Lepas Kendali

    Sena mengungkung Kanya di antara kedua lengan kekarnya. Napas keduanya terdengar memburu, sama-sama dipenuhi nafsu, tetapi Sena tampak sedikit lebih waras.“Kanya, jangan ….”Sena gagal merampungkan kalimatnya karena tubuhnya yang tak sepenuhnya waspada didorong Kanya hingga jatuh ke sisi kanan ranjang.Percuma jika hanya Sena yang menahan diri agar tak hilang kendali. Bukannya sadar bahwa itu bukan mimpi, Kanya malah mengambil alih kendali.Jadi, sekali lagi, mereka berciuman dengan begitu intens, seolah tak ada hari esok. Suara detak jantung Sena dan Kanya kembali berpadu, menciptakan simfoni yang mengiringi hasrat keduanya.Ciuman Kanya beralih ke leher suaminya. Desahan yang mati-matian ditahan akhirnya keluar dari bibir Sena saat Kanya membuat tanda kepemilikan di sana.“Suamiku,” gumam Kanya di sela aksi nakal yang sepertinya masih akan berlanjut. Setelah tersenyum sambil memandangi tanda kemerahan bikinannya di leher suami, Kanya mengecupnya beberapa kali.“Punyaku …”Setelah i

    Last Updated : 2025-02-15
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 13. Mas Itu Punyaku!

    “Pacarmu mengganggu.”Kanya berbicara pelan sambil melihat layar ponselnya. Berulang kali membaca pesan terbaru yang dikirim Jingga dan level kekesalan Kanya perlahan meningkat setiap detiknya.Sena diam. Dia tetap fokus menyetir, seolah tidak keberatan dengan tuduhan Kanya. Oh, atau, untuk apa keberatan jika memang begitu kenyataannya?“Entah gimana cara dia tahu nomerku, tapi ini barusan banget si Jingga, pacarmu, nge-chat lagi.”Kanya sengaja memberikan penekanan pada kata "pacarmu". Namun, perhatian Sena justru jatuh pada kata lainnya.“Lagi?” tanya Sena.“Iya, lagi. Kemarin dan hari ini. Mungkin besok juga masih.”“Ngapain?” Sena bertanya lagi.“Itu yang mau aku tanyain ke kamu, Mas. Ngapain?” Kanya balik bertanya. “ Ngapain pacarmu ini chat aku?”“Hubungan kami udah berakhir, Kanya. Stop bilang dia pacarku.”Sena akhirnya membantah, tetapi Kanya menemukan celah lain untuk melayangkan cibiran.“Kami?” ucap Kanya sambil menoleh ke arah Sena. “Hubunganmu sama Jingga kayaknya meman

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 51. Bukan soal Cushion

    Bravo Beauty Fest menjadi salah satu agenda akbar andalan Pandega Mall yang dinanti-nanti setiap tahun. Kali ini, pameran kecantikan tersebut dimeriahkan ratusan jenama kosmetik yang tentu saja menawarkan berbagai promo spesial dan diskon menarik.Sejak resmi dibuka tiga hari lalu, ribuan orang telah datang berkunjung. Tak hanya berburu produk kecantikan incaran, banyak pula yang sengaja datang untuk menyimak berbagai workshop seru. Terlebih, selalu ada figur publik yang dihadirkan sebagai pembicara, mulai dari kalangan ahli kecantikan hingga selebritas.“Halo, semua! Senang sekali bisa bertemu teman-teman semua,” sapa Jingga dengan senyum hangat.Jingga baru saja diperkenalkan sebagai duta merek untuk jenama kecantikan yang belakangan tengah naik daun. Pembawaan ramah dan percaya diri membuat orang-orang antusias mendengarkan setiap kata yang Jingga ucapkan.Sebelumnya, sang pembawa acara juga telah memperkenalkan seorang dokter estetika yang didapuk menjadi pengisi workshop bersama

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 50. Undangan Perang Terbuka

    “Mana ada obrolan kayak begitu. Kamu, kan, udah tahu kalau aku nggak berminat menjalin hubungan apa pun lagi sama dia.”Sena menanggapi Kanya yang bersungut-sungut dengan santai. Lagi pula, minus soal hubungannya dengan Jingga di masa lalu, apa yang dibilang akun gosip tersebut sama sekali tidak benar.Pertama, Sena tidak main golf bersama Jingga. Tujuan utamanya hari itu adalah bertemu rekan bisnisnya, tetapi Jingga entah bagaimana malah muncul di tempat yang sama.Mantan, tapi kayaknya masih sama-sama sayang? Sungguh spekulasi yang sangat tidak berdasar. Hanya karena Sena tersenyum di depan Jingga, bukan berarti bisa diartikan seperti itu.Sena juga tidak sering bertemu Jingga. Perjumpaan hari itu bahkan merupakan momen pertama setelah tiga tahun berlalu. Sena berharap tidak perlu ada yang kedua, ketiga, dan seterusnya.Terlebih soal balikan, dipaksa pun Sena yakin tak akan sudi.“Tapi, ini kenapa senyum-senyum? Bahagia banget kayaknya ketemu mantan yang katanya udah nggak Mas sayan

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 49. Hangatnya Pelukan Sepanjang Malam

    Sena tersenyum melihat Kanya yang masih terlelap dalam pelukannya. Dia mengusap pundak Kanya lembut, berharap afeksi ringan itu bisa membuat istrinya tidur lebih nyenyak.Matahari baru saja terbit saat Sena terbangun lebih dulu. Setelah sekian hari susah payah berdamai dengan sepi, paginya kini tidak terasa kosong lagi.Sena awalnya berpikir Kanya cuma asal bicara, semakin yakin saat Kanya langsung menutup pintu begitu masuk kamarnya.Namun, tepat sebelum Sena memejamkan mata, Kanya mengetuk pintu kamarnya. Gadis itu tampak lebih segar karena sudah mandi dan berganti pakaian, tetapi matanya tetap kelihatan lelah.Sekali lagi, Kanya mengungkapkan keinginannya untuk dipeluk sampai pagi. Begitu Sena menjawab dengan anggukan pelan, dia langsung masuk ke kamar suaminya dan berbaring di ranjang yang ada.Akhirnya, mereka benar-benar tidur berpelukan sepanjang malam. Tidak ada obrolan apa pun. Kanya sungguh hanya datang ke kamar Sena untuk tidur dalam dekapan pria itu.‘Rasanya dia lebih kur

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 48. Diam-Diam Saling Rindu

    Sena tidak akan kehilangan apa pun. Andai mereka bercerai, itulah yang Kanya yakini.Pihak yang jelas bakal mengalami kehilangan cuma Kanya dan keluarganya—tentu saja. Bagi Kanya yang baru saja menyadari tumbuhnya perasaan spesial di hatinya, perceraian sudah pasti akan membuatnya patah hati. Bukan hanya membuktikan bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan, melainkan juga membuat kehilangan miliknya yang paling berharga untuk kedua kalinya.Bisnis keluarganya pun sangat mungkin bakal merugi. Sejak menikah, Gayatri Silver memperluas jangkauan pasarnya secara signifikan dengan dukungan Pandega Group. Berbagai hak istimewa yang saat ini dimiliki mungkin saja bakal dicabut satu per satu seiring dengan rusaknya hubungan dua keluarga.Di sisi lain, Pandega Group pada dasarnya malah senang jika tak perlu mendukung bisnis Gayatri Silver lagi. Bukannya merugi, perusahaan justru untung karena akhirnya bisa melepas beban tambahan yang mereka pikul selama beberapa tahun belakangan.Kanya juga tida

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 47. Harus Diam Sampai Kapan?

    ‘Tebak-tebakan Mantan Jingga Eliana, Pebisnis Bimasena Wardana?’‘Bimasena Wardana Pernah Pacari Selebgram? Ini Profil Lengkapnya’‘5 Pesona Bimasena Wardana, Suami Kanya Ayudya yang Diduga Mantan Pacar Jingga Eliana’Kanya cukup bangga pada dirinya sendiri yang bisa tetap tenang saat menyadari unggahannya di media sosial telah menjelma bumerang. Dia heran, tetapi tidak kaget, seolah tahu kalau hal seperti itu pada akhirnya akan terjadi.Tidak pernah terpikirkan oleh Kanya bahwa kolom komentar pada unggahan terbarunya bakal disambangi akun gosip. Namun, mengingat siapa lawannya sekarang, Kanya sadar bahwa itu merupakan hal wajar.“Kebetulan memang mantannya Rendra itu pernah bikin huru-hara juga beberapa tahun lalu, tapi kenapa tiba-tiba ada biang gosip nongol di tempatmu dan komentarnya seolah spesifik banget kayak begini?”Entah sudah berapa kali Mika membaca ulang komentar yang ditinggalkan sebuah akun gosip pada unggahan media sosial Kanya.‘Sama-sama pebisnis muda, sama-sama puny

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 46. Mantannya Jingga, ya?

    Jarang-jarang Kanya datang ke kantor penerbitan. Dalam setahun, mungkin bisa dihitung jari. Dia biasanya hanya muncul saat diminta mengisi acara kepenulisan, momen ulang tahun perusahaan, atau agenda lain yang berkaitan dengan promosi buku.Siang ini, Kanya datang karena ada rapat bersama tim pemasaran. Mereka akan membahas rencana tur promosi buku yang digelar di sejumlah kota dalam sepekan ke depan.“Saya ulang garis besar linimasa tur promosi ‘Secangkir Teh Pahit di Hari Kelahiran’, ya,” ujar Jordi, manajer pemasaran.“Besok Senin, sore kita berangkat ke Bandung untuk persiapan bedah buku Selasa siang. Setelah itu, Rabu kita ada Semarang, Kamis rehat sehari di Malang sambil persiapan untuk agenda Jumat pagi.”“Terakhir, Sabtu siang kita meramaikan pameran buku di Solo dan setelahnya langsung kembali ke Jogja,” terang Jordi.Jadwalnya memang bisa dibilang padat, tetapi sudah sesuai dengan permintaan sang penulis.“Mau dipikir berapa kali pun, rasanya bakal capek banget,” komentar Ve

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 45. Ciuman yang Memabukkan

    Tanpa melepaskan tautan bibir mereka, Sena melangkah masuk ke rumah. Berjalan sambil menggendong Kanya, kakinya bergerak nyaris tanpa kesadaran penuh, hanya mengikuti naluri yang membawanya ke ruang tamu.Sena mendudukkan dirinya di sofa, sedangkan Kanya mendarat manis di pangkuannya. Ciuman mereka tak pernah terputus. Bibir keduanya terkunci dalam cumbuan penuh gairah.Tangan Sena menyusuri punggung istrinya dengan sentuhan yang memabukkan, sementara Kanya membiarkan dirinya tenggelam dalam rasa panas yang semakin menggeser akal sehatnya.Detik-detik berlalu dengan lambat dan tak kunjung ada pertanda keduanya ingin berhenti.Ketika pagutan itu akhirnya terlepas, Sena memandang paras cantik Kanya dengan napas yang terengah. Kanya pun sibuk mengatur napas, tetapi dengan mata yang masih terpejam. Meski begitu, bukan berarti Sena sudah merasa cukup. Pria itu lanjut mengecup lembut telinga Kanya. Ciuman ringan yang membuat tubuh Kanya menggelinjang pelan. Satu desahan panjang keluar dari

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 44. Tak Cukup Ciuman Kilat

    Kanya sungguh menyesal karena tidak membawa novel karya Kirana. Dia jadi tidak bisa meminta tanda tangan sang novelis pada pertemuan pertama mereka.Semua gara-gara Sena tidak bilang kalau makan malam ini berawal dari permintaan Kirana yang tak disangka-sangka menyukai buku teranyar Kanya. Coba saja sejak awal diberitahu, Kanya sudah pasti akan membawa semua novel koleksinya.“Janji, ya, Mbak! Ayo, kita ketemu lagi di lain hari,” ucap Kanya saat tiba waktunya berpamitan.“Berkabar lagi, ya,” balas Kirana seraya menyambut ajak pelukan dari Kanya. “Lain kali, ketemunya di kafenya Mbak Kanya aja. Gimana?”“Setuju banget!”Mereka akhirnya benar-benar berpisah setelah sekali lagi menyempatkan untuk foto bersama. Kanya pun tak lupa mohon izin untuk mengunggahnya di media sosial. Sebab, berbeda dengannya, pemilik nama pena Agnyyys itu terbilang tidak terlalu aktif secara daring.Tak sabar ingin segera pamer momen berkesannya malam ini, Kanya langsung sibuk dengan ponselnya begitu masuk mobil

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 43. Kebiasaan Melayani Istri

    “Nggak, Ma. Kanya belum hamil. Tempo hari pas Kanya main ke rumah, kan, juga udah bilang ke Mama. Masa baru jeda beberapa hari tiba-tiba udah isi?”Kanya tak menyangka kelakar Sena di warung ayam geprek siang tadi sudah sampai ke telinga mertuanya.“Lho, siapa tahu, kan?” suara Desi terdengar bersemangat di seberang sana. “Ini infonya dari Bu Bagyo yang punya warung ayam geprek langganan kita itu. Dia cerita kalau tadi siang kalian makan di sana, terus pada dengar si Sena bilang kamu lagi ngidam.”Kanya menghela napas. Dia menaruh ponselnya di meja rias setelah menyalakan mode pengeras suara.“Mama berarti harusnya telepon Mas Sena, bukan Kanya,” ujar Kanya, lanjut bertelepon dengan ibu mertuanya sambil berdandan.“Kalian, kan, sepaket. Mama mau tanya Sena atau kamu, apa bedanya coba?” balas Desi.Kanya menarik napas dalam-dalam, bersiap membuat kebohongan kecil lagi.“Kanya sama Mas Sena bukannya nggak mau punya momongan, ya, Ma. Cuma memang sampai sekarang belum dikasih sama Tuhan,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status