Share

Bab 6. Cintanya Habis?

Aвтор: Sekarani
last update Последнее обновление: 2025-01-30 19:56:18

Selepas kepergian mendiang tunangannya lebih dari tiga tahun yang lalu, Kanya selalu meyakini bahwa dirinya akan sangat sulit jatuh cinta lagi. Arga terlalu sempurna untuk dibandingkan dengan siapa pun. Jika ingin menggantikan posisi Arga di hati Kanya, sekedar ganteng dan kaya saja jelas tidak cukup.

Bahkan di mata Kanya, Arga adalah sosok pasangan yang tampak terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Walau demikian, nyatanya Arga dan segala bahasa cintanya memang pernah begitu mewarnai kehidupan Kanya.

Namun, apakah Kanya salah? Apakah jatuh cinta selepas kepergian Arga sebenarnya tidak sesulit itu bagi Kanya?

Barusan jantungnya berdebar tak karuan hanya karena melihat Sena tersenyum padanya. Orang-orang yang jatuh cinta, biasanya mengalami hal klise semacam itu, kan?

"Jangan gila, Kanya. Mana boleh kamu jatuh cinta sama orang itu?" gumam Kanya setelah buru-buru memutus kontak mata dengan Sena yang masih tersenyum padanya.

"Jangan jatuh cinta sama orang yang jelas-jelas membenci kamu …."

***

Sena kelihatan memesona dengan kemeja linen lengan panjang warna biru dongker. Pria berusia 30 tahun itu membiarkan seluruh kancingnya terbuka, menjadikan busana tersebut selayak outer untuk melapisi kaus putih gading. Berpadu sempurna dengan celana krem dan sneakers putih.

Sebelum berkutat dengan penyajian aneka kue dan roti, Sena melipat lengan kemejanya sampai nyaris siku. Tangan berotot Sena jadi lumayan terekspos, apalagi dengan adanya jam tangan mewah yang melingkari pergelangan tangan kanan. Sungguh pemandangan yang mengagumkan bagi kaum hawa.

Gaya kasual yang ditampilkan Sena adalah definisi pesona pria mapan, tampan, dan menawan.

"Kita jujur iri banget sama Kak Kanya."

"Mau punya suami kayak Kak Sena juga."

"Kasih tips biar kita bisa dapat jodoh secakep suaminya Kak Kanya, dong, Kak."

Kafe masih ramai dan hampir semua meja terisi, tetapi situasinya sudah jauh lebih terkendali. Jadi, Kanya bisa meladeni sejumlah pelanggan yang ingin berbincang ringan dengannya. Kanya bahkan mengajak mereka ke halaman belakang dan menempati meja khusus yang buru-buru disiapkan.

"Berarti minimal nggak boleh antipati sama perjodohan," kata Kanya sambil melihat Sena yang sedang bertelepon tak jauh dari mereka.

'Juga harus mau dijodohkan sama seseorang yang tadinya calon adik ipar kalian,' lanjut Kanya dalam hati.

Perbincangan soal perjodohan pun tak terhindarkan. Ada yang mengaku pernah dijodohkan, tetapi merasa tidak cocok. Lainnya menambahkan dengan bercerita tentang berbagai hal yang bikin banyak orang benci dijodohkan, mulai dari perihal buruk hingga insiden kocak.

Obrolan baru terhenti saat Sena bergabung dengan mereka. Perhatian semua orang seketika teralihkan karena disuguhi adegan mesra.

Kanya sendiri bahkan membeku sesaat karena Sena tanpa aba-aba merangkul mesra pinggangnya.

“Maaf, ya, Sayang. Zidan barusan telepon, masalah kerjaan,” tutur Sena lembut.

Mengabaikan kehebohan khalayak yang lagi-lagi terjadi karena ulah Sena, Kanya cepat-cepat memanggil Bastian. Sambil berjibaku dengan perasaan aneh yang kembali mengusik sanubari, Kanya ingat ada sesi foto dadakan yang harus tetap berjalan, tentu demi memenuhi permintaan penggemar.

Sebenarnya masih ada Mika yang bisa dimintai tolong juga, tetapi Kanya tahu sahabatnya itu tak terlalu suka pura-pura akrab dengan Sena.

"Kak Kanya, izin nanti fotonya kami unggah di medsos, ya!"

"Oke, boleh banget. Aku siap repost semuanya!" sahut Kanya antusias.

***

Selain rumah yang benar-benar hanya ditinggali berdua, ruang bebas sandiwara andalan Kanya dan Sena adalah mobil mereka. Tak perlu ada senyuman manis, obrolan hangat, tatapan penuh cinta, atau apa pun yang terlihat romantis di mata orang lain.

"Kamu nggak mau bikin promo khusus pembaca setia bukumu? Diskon 15 persen untuk pembelian menu tertentu dengan syarat posting momen syahdu baca buku di Kanya Coffee & Bakery, misalnya?"

Keheningan tercipta begitu saja setelah keduanya masuk mobil. Setelah beberapa menit hanya fokus menyetir, Sena memutuskan untuk memecah sunyi di antara mereka.

Diajak bicara, Kanya merasa tak perlu mengalihkan pandangan lurusnya dari jalanan macet khas akhir pekan.

"Otak bisnisnya managing director Pandega Group memang tidak perlu diragukan," ujarnya sinis.

Balasan dingin Kanya rupanya berbuah senyuman tipis di bibir Sena. Namun, sebelum Kanya menyadarinya, Sena telah kembali memasang ekspresi datar.

"Terima kasih. Itu pujian, kan?" ujar Sena kemudian.

Setelahnya, senyap kembali merayap.

Kanya tentu saja tidak lupa soal apa yang ingin dia tanyakan pada Sena. Hanya saja, dia bingung bagaimana memulainya. Ingin langsung ke intinya, tetapi pertanyaan yang mengganjal di benaknya terasa sangat berat diucapkan.

"Mas Sena nggak cinta sama aku, kan?"

Mobil baru saja memasuki kawasan perumahan elit di mana tempat tinggal mereka berada saat pertanyaan lugas itu meluncur dari mulut Kanya.

"Lupa, ya?" Sena bertanya balik. "Sejak awal aku udah bilang kalau …."

"Cintanya udah habis di Jingga, ya?"

Pertanyaan Kanya membuat Sena menghentikan laju mobilnya secara mendadak. Jarak ke rumah hanya tersisa kurang dari 50 meter, tetapi Sena terlihat sudah kehilangan fokus menyetir.

Sena menatap bingung Kanya yang bertahan memandang lurus ke depan.

"Kanya, kenapa kamu …."

"Mas Sena diam-diam berencana mengakhiri pernikahan ini?"

Saat melontarkan pertanyaan itu, anehnya, Kanya merasa seolah menaburkan garam pada lukanya sendiri. Perih yang tidak diharapkan semakin menjadi setelah pertanyaan berikutnya terucap.

"Jadi, kapan kita cerai …?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapter

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 7. Masalahnya Apa?

    Kebingungan Sena bertahan cukup lama, membuat pria itu hanya diam karena tak tahu harus bagaimana menanggapinya.Pertanyaan sensitif yang dilontarkan Kanya membuatnya merasa tidak nyaman, tetapi sang istri tidak boleh tahu alasannya.Sambil tetap memandang Kanya yang enggan menoleh padanya, Sena menarik napas dalam-dalam sebelum berkata, “Memangnya siapa yang mau menceraikan kamu?”Sena balik bertanya dengan suara tertahan, berusaha tidak meninggikan nada bicara. Kanya menganggapnya sebagai upaya menekan amarah, tetapi kenapa pria itu harus marah? Bukannya harusnya senang karena momen yang dinanti sejak lama mungkin segera tiba?Lagi-lagi hening. Keduanya sama-sama membisu, sibuk dengan perasaan dan pikiran masing-masing.“Kamu harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sampai tiba-tiba kita jadi bahas perkara konyol ini, Kanya Ayudya.”Setelah mengatakannya, Sena kembali melajukan mobil menuju rumah. Sementara di sebelahnya, Kanya diam-diam merasa takut karena nada bicara suaminya

    Последнее обновление : 2025-02-13
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 8. Sarapan Cinta

    Kanya baru keluar kamar pukul 10 pagi dan terheran-heran dengan apa yang dia temukan di meja makan. Tertutup tudung saji mini, menu sarapan Kanya sudah siap santap.Jelas bukan Kanya yang memasak. Sejak tadi, dirinya bertahan di dalam kamar dengan laptop dalam pangkuan karena mendadak dapat ide untuk buku baru. Lalu, siapa?“Aneh banget kalau sampai dia yang masak,” kata Kanya sambil berspekulasi tentang sosok di balik sarapan sehatnya hari ini.Makanan yang disajikan terlalu kompleks untuk Kanya yang sudah cukup lama terbiasa makan seadanya di pagi hari. Terlalu malas memikirkan menu, terlebih karena hanya dia sendiri yang makan.Scramble eggs berhias daun peterseli tersaji bersama kentang rebus yang dibumbui bubuk rempah. Tak cuma itu, ada mangkuk kecil berisi salad simpel berbahan potongan daun selada, bawang bombai, dan tomat ceri.Sejujurnya, ini terlalu cantik untuk langsung dimakan. Kanya minimal harus memotretnya untuk dipamerkan kepada para pengikutnya di media sosial.Perempu

    Последнее обновление : 2025-02-14
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 9. Kekhawatiran Bastian

    Sebagaimana biasanya, unggahan Kanya di media sosial secepat kilat disukai banyak orang. Kanya juga menerima banyak balasan dari para pengikutnya. Ada yang sekedar mengungkapkan rasa gemas, iri dengan kemesraan yang lagi-lagi dipamerkan, hingga beragam pertanyaan jenaka tentang pertengkaran Kanya dan Sena.Reaksi yang cukup meriah juga bermunculan setelah seseorang membawa unggahan Kanya Sena ke platform media sosial lain. Foto jepretan Sena diberi label ‘before’, sementara potret piring kosong milik Kanya adalah versi ‘after’.“Kanya adalah kita semua. Perut kenyang, ngambeknya hilang,” demikian cuitan anon

    Последнее обновление : 2025-02-14
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 10. Semalaman Sampai Ketiduran

    “Aku nggak akan menceraikan kamu. Selamanya, kamu akan tetap jadi istriku.”Kalimat yang diucapkan Sena semalam terasa seperti kebohongan besar saat Kanya sekali lagi menatap layar ponselnya.“Gimana? Udah jadi minta cerai?”Bahkan tanpa harus berpikir barang sedetik pun, Kanya tahu sosok di balik nomor tak dikenal yang mengirim pesan menyebalkan itu. Sena menyuruh Kanya tak lagi membahas perkara cerai, tetapi hal sebaliknya dilakukan Jingga. Mantan pacar suaminya ini pasti berencana mengusik rumah tangga Kanya dan Sena sampai apa yang dia inginkan terwujud.Anggaplah hubungan Sena dan Jingga benar-benar sudah berakhir. Namun, rasanya tidak mungkin Jingga bertindak tanpa alasan. Mungkin masih ada rasa yang belum sepenuhnya pudar. Barangkali karena cinta mereka terpaksa berakhir saat keduanya masih ingin bersama.Perasaan bersalah seketika menyelimuti hati Kanya saat perempuan itu memandangi cincin yang menghiasi jari manisnya.Bagaimana jika ternyata Sena putus dengan Jingga karena p

    Последнее обновление : 2025-02-14
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 11. Vivid Dream

    “Mimpi macam apa ini …?”Kanya meyakini dirinya masih berada dalam mimpi. Situasi intim seperti ini, Sena yang menggenggam lembut kedua pergelangan tangannya, tidak mungkin terjadi di dunia nyata, kan?Di bawah temaram lampu tidur, wajah suaminya masih tampak begitu memesona. Garis rahangnya yang tegas samar terlihat. Bulu matanya lurus dan panjang, berpadu indah dengan manik bening yang selama ini sering memberikan tatapan dingin padanya.Mata Kanya beralih pada bibir tipis Sena seraya menurunkan kedua tangannya yang entah bagaimana bisa melingkar manis di leher pria itu.Seutas senyum terukir di bibir Kanya saat dirinya menangkup pipi Sena, mengelus lembut dengan ibu jarinya.“Ini cuma mimpi, kan?”Kanya perlahan mendekatkan wajahnya, lalu memberikan kecupan lembut pada bibir Sena. Benar-benar hanya sebentar, lalu kembali bersandar pada bantal empuk di ranjangnya.Keheningan mengisi ruangan yang bertahun-tahun belakangan tak pernah disambangi Sena. Kanya menatap suaminya, menunggu r

    Последнее обновление : 2025-02-15
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 12. Nyaris Lepas Kendali

    Sena mengungkung Kanya di antara kedua lengan kekarnya. Napas keduanya terdengar memburu, sama-sama dipenuhi nafsu, tetapi Sena tampak sedikit lebih waras.“Kanya, jangan ….”Sena gagal merampungkan kalimatnya karena tubuhnya yang tak sepenuhnya waspada didorong Kanya hingga jatuh ke sisi kanan ranjang.Percuma jika hanya Sena yang menahan diri agar tak hilang kendali. Bukannya sadar bahwa itu bukan mimpi, Kanya malah mengambil alih kendali.Jadi, sekali lagi, mereka berciuman dengan begitu intens, seolah tak ada hari esok. Suara detak jantung Sena dan Kanya kembali berpadu, menciptakan simfoni yang mengiringi hasrat keduanya.Ciuman Kanya beralih ke leher suaminya. Desahan yang mati-matian ditahan akhirnya keluar dari bibir Sena saat Kanya membuat tanda kepemilikan di sana.“Suamiku,” gumam Kanya di sela aksi nakal yang sepertinya masih akan berlanjut. Setelah tersenyum sambil memandangi tanda kemerahan bikinannya di leher suami, Kanya mengecupnya beberapa kali.“Punyaku …”Setelah i

    Последнее обновление : 2025-02-15
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 13. Mas Itu Punyaku!

    “Pacarmu mengganggu.”Kanya berbicara pelan sambil melihat layar ponselnya. Berulang kali membaca pesan terbaru yang dikirim Jingga dan level kekesalan Kanya perlahan meningkat setiap detiknya.Sena diam. Dia tetap fokus menyetir, seolah tidak keberatan dengan tuduhan Kanya. Oh, atau, untuk apa keberatan jika memang begitu kenyataannya?“Entah gimana cara dia tahu nomerku, tapi ini barusan banget si Jingga, pacarmu, nge-chat lagi.”Kanya sengaja memberikan penekanan pada kata "pacarmu". Namun, perhatian Sena justru jatuh pada kata lainnya.“Lagi?” tanya Sena.“Iya, lagi. Kemarin dan hari ini. Mungkin besok juga masih.”“Ngapain?” Sena bertanya lagi.“Itu yang mau aku tanyain ke kamu, Mas. Ngapain?” Kanya balik bertanya. “ Ngapain pacarmu ini chat aku?”“Hubungan kami udah berakhir, Kanya. Stop bilang dia pacarku.”Sena akhirnya membantah, tetapi Kanya menemukan celah lain untuk melayangkan cibiran.“Kami?” ucap Kanya sambil menoleh ke arah Sena. “Hubunganmu sama Jingga kayaknya meman

    Последнее обновление : 2025-02-16
  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 14. Saatnya Memulai Perang

    “Maaf, tapi saya bisa menunggu sampai urusan Pak Sena dan Bu Kanya selesai.”Andi tentu saja tahu jika bos dan istrinya terkenal memiliki hubungan yang sangat romantis. Dia pun sering menyaksikan sikap manis Sena sebagai suami dengan kedua matanya sendiri, terutama saat Kanya terlibat dalam beberapa agenda perusahaan.Namun, apa yang bakal terjadi di depan Andi tampaknya agak berlebihan untuknya. Dia merasa lebih baik tidak menginterupsi.“Nggak apa-apa. Sekalian saja sekarang. Rapatnya sebentar lagi, kan?”Sena yang duduk di sofa bersama Kanya berbicara sambil menengahkan kepala. Andi yang berdiri tak jauh dari sofa di ruang kerja Sena merasa tidak nyaman melihat kondisi bosnya itu. Dasi yang biasa rapi tampak telah dilonggarkan. Dua kancing teratas kemejanya juga tidak tertaut.Belum lagi pemandangan Sena dan Kanya yang berdempetan di sofa dengan posisi ambigu.“Baik, Pak.”Andi mengerahkan seluruh kemampuannya sebagai sekretaris profesional yang harus bisa bekerja dalam kondisi ap

    Последнее обновление : 2025-02-16

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 88. Memeluk Masa Lalu

    Setiap kali melihat Jingga menangis, hal pertama yang pasti segera dilakukan Sena dulu adalah memeluknya. Sena tidak perlu mengatakan apa pun untuk menenangkan Jingga. Hanya dengan sebuah pelukan, isak perempuan itu perlahan akan mereda.Hanya saja, lain dulu, lain sekarang.Hatinya kini memang tergerak melihat Jingga menangis pilu. Namun, afeksi semacam itu tidak lagi pantas dia berikan. Sena sepenuhnya sadar bahwa dirinya harus membiarkan garis batas di antara mereka tetap jelas. Akhirnya, cukup lama Sena hanya diam di tempatnya. Memandang iba Jingga yang sesenggukan sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, Sena menunggu sampai Jingga mampu menenangkan dirinya sendiri.Di sisi lain, Jingga mulai berusaha mengatur napas yang sesekali masih tersengal. Air matanya belum berhenti mengalir, tetapi sudah lebih terkendali.“Kita bisa mulai lagi dari awal …” Suara Jingga terdengar serak saat ia kembali berbicara seraya mengusap air matanya sendiri.“Aku janji nggak bakal bikin Mas kec

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 87. Permintaan Maaf

    “Aku dulu terlalu kecewa dan marah, jadinya mengabaikan rasa sakit hati yang kamu tahan sendirian.”Bahkan sampai sore tadi, Sena masih memendam amarah yang sama pada Jingga. Hubungan mereka dulu barangkali tidak melulu bahagia, sesekali ada cekcok juga. Namun, mereka selalu cepat berbaikan, jadi tak ada alasan kisah kasih keduanya kandas di tengah jalan.Andai Sena tidak melihat Jingga selingkuh dengan mata kepalanya sendiri, mungkin mereka masih menjalin asmara hingga hari ini. Sena hanya perlu terus pura-pura tidak tahu bahwa dirinya telah dikhianati. Sena yakin, dirinya di masa lalu sanggup melakukan hal seperti itu demi tetap bersama Jingga.Namun, kekecewaan Sena sungguh telah mencapai puncaknya ketika mendapati Jingga tidur tanpa busana bersama pria lain di ranjang tempat mereka sering bercinta. Sejak malam itu, kemarahan Sena tidak pernah sedikit pun berkurang. Bahkan air mata Jingga, tangisannya yang pecah-pecah saat memohon maaf, tak dapat meluluhkan hati Sena.Sena merasa d

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 86. (Flashback) Menebus Rasa Bersalah?

    “Apa harus sejauh ini? Kenapa mesti dihapus semua?”Dua hari setelah putus, Jingga sempat mengira Sena ingin kembali padanya. Pria itu datang ke apartemennya tanpa pemberitahuan dan Jingga tentu saja dengan senang hati menyambutnya.Namun, kedatangan Sena hari itu ternyata hanya untuk menghapus segala jejak kenangan selama mereka menjalin asmara. Sena menjelajahi setiap sudut tempat tinggal Jingga, mengambil semua foto yang dipajang tak peduli sebesar apa ukurannya.Sena juga menyisir laptop Jingga, menghapus semua foto dan video mereka berdua, tak terkecuali yang ada di perangkat penyimpanan eksternal. Memori kamera digital pun tidak luput dari perhatiannya. Sena bahkan mereset ponsel Jingga setelah menghapus seluruh unggahan yang berkaitan dengan hubungan mereka di setiap akun media sosial Jingga. Dia rela menghabiskan banyak waktu untuk itu semua—sebegitunya tak mau ada satu pun kenangan yang tersisa.Jingga sendiri tak mengerti mengapa dirinya tidak bisa berbuat banyak. Awalnya s

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 85. (Flashback) Cinta Pertama

    Cinta pertama katanya akan selalu memiliki tempat spesial sampai kapan pun. Entah berujung bahagia atau justru jadi luka yang seakan tidak ada obatnya, cinta pertama seolah tidak ditakdirkan untuk dilupakan begitu saja.Itulah mengapa obrolan tentang cinta pertama seakan tidak pernah terasa membosankan. Bahkan tak sedikit pasangan yang saling penasaran dengan cinta pertama sang pujaan hati.Awal masa pacaran dulu, Jingga dan Sena juga pernah tiba-tiba mengobrolkan cinta pertama. Mulanya gara-gara Jingga tak sengaja bertemu mantannya ketika kencan di sebuah kafe bersama Sena.“Dulu pacarannya lama?”Kala itu, Sena terdengar sangat ingin tahu. Dia bisik-bisik bertanya, bahkan sebelum pria yang sempat menyapa Jingga baru beberapa langkah meninggalkan mereka mereka.Jingga tertawa tanpa suara melihat wajah penasaran Sena. Cemburunya cukup kentara karena jarang-jarang Sena menatap sinis pria lain.“Cuma beberapa bulan, kok. Nggak sampai setahun. Sekitar 5-6 bulan, mungkin?”Sena masih memp

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 84. Akhirnya, Dia Datang

    Jingga meringkuk di atas ranjang, memeluk kedua lutut dengan pandangan kosong. Tangisannya sudah reda, menyisakan mata sembap dan bekas air mata yang mengering di wajahnya.Di sebelahnya, Chacha setia menemani. Sang asisten cuma diam, tak sedikit pun coba menghibur Jingga dengan kata-kata. Ia hanya sesekali mengusap pelan punggung Jingga, berusaha menenangkan tanpa suara.“Mas Sena mana …?”Setelah cukup lama, Jingga akhirnya memecah kesunyian dengan suara yang terdengar serak khas orang habis menangis.“Kak Jingga masih mau ketemu orang itu?”Chacha bertanya karena khawatir. Bagaimana jika Jingga merasa syok atau terguncang lagi gara-gara berinteraksi dengan Sena? Namun, Jingga tampaknya lebih cemas jika dirinya tak jadi menghabiskan waktu bersama Sena seperti apa yang terlanjur dia bayangkan sejak kemarin.Perempuan itu mengangguk kecil, lalu berkata, “Aku harus ketemu dia malam ini, Cha. Di mana Mas Sena sekarang …?”Selepas insiden sore tadi, Sena memang sempat tinggal sejenak di

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 83. Siapa yang Paling Jahat?

    Kanya ingin bertemu dengan Jingga bukan hanya untuk mengoceh tak jelas. Ada sesuatu yang hendak dia katakan pada mantan kekasih suaminya itu.“Jadi, sesuai apa yang kamu mau, akhirnya aku minta cerai.”Setelah mengatakan itu, Kanya ingat benar bagaimana suasana di antara mereka jadi hening sepenuhnya. Suara-suara lain di sekitarnya perlahan menghilang, tak terkecuali gemuruh angin laut dan deburan ombak yang saling berkejaran.Tak ada dengusan kesal atau helaan napas emosional. Jingga benar-benar hanya diam, pun dengan Kanya yang menunggu reaksinya.“Dia bilang apa …?”Ketika Jingga akhirnya memecah sunyi, suaranya sangat pelan, bahkan nyaris tak terdengar.“Setelah kamu minta cerai, dia bilang apa?”Jingga memperjelas pertanyaannya dengan suara yang sedikit bergetar.Saat menoleh ke arah Jingga, Kanya menangkap ekspresi yang tak bisa ia pahami. Jingga tampak menunduk, memandangi lantai dengan tatapan kosong.“Dia nggak mau,” tutur Kanya lirih. “Dia nggak mau kami bercerai.”Hening la

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 82. Menenangkan Amukan Jingga

    “Sialan kamu! Semuanya kacau gara-gara kamu! Semua salahmu! Aaargh …!”Jingga berteriak di sela isak tangisnya. Dia terus-menerus menyalahkan Kanya sambil mengguncang-guncang bahu perempuan yang menurutnya telah mengambil sumber kebahagiaannya itu.Baik Jingga maupun Kanya sama-sama tak menyadari saat pintu kamar terbuka. Pun dengan keributan kecil yang sempat terjadi di luar sebelum Sena memilih berlari menghampiri mereka berdua.Kamar yang ditempati Jingga cukup luas. Meski begitu, hanya butuh beberapa langkah bagi Sena untuk mencapai balkon.“Jingga …!”Sena tanpa sadar meninggikan suaranya ketika berusaha menghentikan apa yang Jingga lakukan pada Kanya. Tangan besarnya men

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 81. Curhatan Calon Janda

    “Jujur, sampai sekarang pun aku belum paham kenapa Sena tiba-tiba muncul sebagai pengganti kakaknya.”Setelah susah payah meletakkan egonya, Jingga akhirnya mau duduk bersama Kanya di balkon. Namun, baru saja Kanya mulai bicara, dia sudah mencebik tak suka.“Selama bertahun-tahun, kami bahkan nggak pernah ngobrol. Basa-basi pun, dia kelihatan banget malesnya. Jadi, aku beneran nggak habis pikir waktu dia tiba-tiba diperkenalkan sebagai calon suamiku.”“Sebelum menikah, aku sempat tanya soal kalian. Bukannya kalian mau tunangan? Emangnya masuk akal kalau dia mendadak nikahnya malah sama aku?”Kanya masih ingat betapa dingin sikap Sena padanya dulu. Bicara sungguh hanya seperlunya. Saat berbicara pun, Sena tak mau melihat matanya kecuali saat ada orang yang memperhatikan.“Aku tanya nggak cuma 1-2 kali, tapi dia selalu nggak mau menjelaskan apa pun. Cuma bilang kalau kalian udah putus. Titik. Soal kapan dan/atau kenapa kalian putus, dia nggak merasa aku berhak tahu.”Jingga tersenyum mi

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 80. Merasa Dibodohi

    Jingga tersenyum mendengar suara ombak yang berpadu dengan desiran angin laut saat berjalan menuju kamarnya. Deburan lembut yang berulang tanpa henti membawa pikirannya melintasi waktu.Memorinya kembali pada sebuah sore yang tak terlupakan. Enam tahun yang lalu, ia dan Sena duduk berdua di tepi pantai sambil menunggu senja datang.Hari itu, hati Jingga terasa begitu hangat. Bersama Sena, Jingga bisa membicarakan apa saja. Pria ini selalu siap menjadi pendengar yang baik untuknya. Seringkali, hanya dari cara Sena menanggapi hal sepele, Jingga merasa dimengerti sepenuhnya.Jingga menyukai Sena yang selalu bisa membuat percakapan kecil mereka jadi lebih bermakna. Bahkan dalam diam pun, ada kenyamanan yang selalu dia dambakan.Kala itu, ketika semburat jingga begitu indah menghiasi langit, Sena menggenggam tangan Jingga terlebih dahulu untuk pertama kalinya. Terasa ada keraguan pada awalnya, tetapi perlahan menjadi lebih erat dan penuh keyakinan.“Mulai hari ini, boleh aku membalas peras

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status