Share

Imam rumah tangga

Penulis: AkaraLangitBiru
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jam masih menunjukan pukul 03:00 saat ponsel Adrian berbunyi nyaring. Dengan mata sedikit melek, Adrian meraih ponselnya. Ia bangun dari pembaringan.

"Iya, Assalamualaikum" ucap Adrian dengan suara parau.

Anna yang terusik dengan pergerakan Adrian pun, memilih untuk bangun. Matanya sontak terbuka lebar memastikan jika yang ia lihat sekarang memang benar jam 03:00 pagi adanya.

"Iya, saya nanti kesana. Berkas-berkas dan perizinan sudah saya siapkan. Nanti Rama yang akan mengantarkan" ucap Adrian datar, tangannta memijat-mijat pelipisnya lembut.

Sadar akan apa yang tengah dihadapi Adrian, Anna tak ambil pusing. Ia beranjak, mandi terlebih dahulu sebelum beraktivitas. Katanya mandi sebelum subuh lebih sehat dan mulai sekarang Anna akan menerapkannya setiap hari seperti yang Adrian lakukan.

"Ram, tolong ya. Kali ini kita harus jeli, masa iya surat perizinan kita ditolak. Itukan kita kirim obat-obat yang paling bagus, kalah dengan yang beredar dipasaran. Perusahaan kita juga sudah konsultas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Pewaris perusahaan

    Mentari telah memancarkan sinarnya dengan malu-malu dari ufuk timur dan Anna kini tengah sibuk menyiapkan masakan untuk mereka sarapan pagi ini, meskipun ia tak pandai memasak tapi setidaknya ia mau belajar dibantu Adrian disebelahnya yang sibuk menyiapkan nasi goreng."Mas, sepagi ini kok sarapan nasi goreng?" tanya Anna tak percaya. Ini aneh menurutnya, karena dikeluarganya Anna tidak pernah menjadikan nasi goreng sebagai menu sarapannya."Kenapa? Salah?" tanya Adrian tersenyum hangat, dibawanya sepiring nasi goreng itu kemeja makan.Anna menggeleng, ia mengikuti Adrian kemeja makan dengan membawa telur dadar yang ia masak barusan."Anak-anak jangan dikasih ya," pinta Anna."Enggak, ini cuma buat saya aja. Kamu mau?" tawarnya Adrian, disendokannya nasi goreng tersebut tangannya mengudara hendak menyuapkan nasi goreng tersebut kemulut Anna."Makan aja, aku gak biasa sarapan pake menu itu" tolak Anna lembut."Padahal ini enak," gumam Adrian segera menurunkan tangannya dihadapan Anna d

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Cerita Ratu

    Di ruang makan, Anna dan Ratu kembali melanjutkan sarapan mereka setelah melihat kepergian ayah dan anak itu. Meskipun awalnya Ratu merengek ingin nasi goreng, namun dengan penuh kesabaran Anna berhasil meyakinkannya untuk tetap menikmati sarapan yang telah disiapkan."Bunda, Ratu senang deh akhirnya Ratu punya teman kalau lagi gak mau sama mereka" ucap Ratu tiba-tiba, matanya bersinar-sinar melihat jejak kepergian Adrian dan Raja dipintu utama.Anna terdiam dari pergerakannya, ditatapnya wajah Ratu yang begitu manis, matanya berbinar memancarkan kebahagiaan."Ratu bersyukur, akhirnya doa Ratu terkabul. Terimakasih ya Allah," lanjutnya Ratu, ia kembali melahap makanan yang masih tersisa sedikit dipiringnya.Anna tersenyum,"emang doanya Ratu gimana sih?" tanyanya Anna penasaran.Ratu mendongak, diberikannya piring kotor miliknya pada Anna."Ratu cuma berdoa, semoga bunda bisa pulang dan kembali lagi sama kami" cengirnya. Wajah polosnya membuat hati Anna terenyuh, doanya sederhana tapi

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Tidak salah pilih

    "Assalamualaikum Bunda ... Adek ... Abang pulang!"Suara salam yang melengking membuat Ratu berlari tergopoh-gopoh dari kamarnya disusul Anna dibelakang."Jangan lari-lari sayang, nanti jatuh" peringatnya Anna.Ratu tak mendengar, dengan masih mengenakan mukena ia mengahampiri kembarannya yang baru saja tiba diruang tamu."Abang, kok lama?" Ratu bertanya dengan wajah penuh yang sengaja ia tekuk, matanya terus memandang Raja dengan raut cemas. Tak biasanya mereka berpisah seharian penuh, dan itu membuat Ratu kesal.Raja tersenyum geli, ia memeluk Ratu dengan penuh perhatian."Kan abang sama ayah, jadi pulangnya ikutin ayah" jawab Raja polos.Ratu mengalihkan pandangan, ditatapnya Adrian dengan kesal. Sementara itu, Adrian yang ditatap tajam hanya tersenyum berusaha mengalihkan perhatian dengan menghampiri Anna dan mencium pipi Anna beberapa kali.Anna terpaku mendapat ciuman tak terduga sungguh sukses membuat jantungnya berpacu hebat, darahnya berdesir. Bulu kuduknya merinding seketika

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Ungkapam perasaan

    Anna sedang mencuci piring, bekas makan malam keluarga kecilnya dengan sangat lihai. Seperti sudah terbiasa, padahal dirumahnya saja Anna tak pernah sedikit pun melakukan pekerjaan rumah. Adrian tersenyum lembut melihat itu, ia tak menyangkan jika gadis manja yang ia nikahi itu benar-benar merubah wujud jadi manusia dewasa yang keibu-ibuan.Setelah anak-anak sudah pergi ke kamar, ia dengan leluasa bisa menggoda istrinya itu. Dipeluknya tubuh ramping Anna dari belakang, hingga sang empunya terkejut dan sontak menghentikan aktifitasnya."Apa mas, perlu carikan pembantu?" tanya Adrian sedikit berbisik ditelinga Anna.Anna yang merasa geli sontak berbalik, keduanya kini saling beradu pandang dengan kedekatan yang sangat intens."Mas geli, nyebelin" dengus Anna.Adrian tersenyum geli, kedua tangan kekarnya memutar tubuh Anna untuk kembali menghadap wastafel."Ayo mas bantu," tawarnya. Posisi Adrian masih sama berdiri dibelakang Anna, namun tangannya memegang tangan Anna dan mulai membantu

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Quality time

    Hari minggu ini, Adrian dan keluarganya tengah berada di car free day. Sengaja minggu ini Adrian menghabiskan jatah liburnya demi menemani Anna dan kedua anaknya yang sedari minggu lalu, merengek ingin mengunjungi car free day.Raja dan Ratu tengah sibuk memperhatikan berbagai jajanan tradisional. Sementara Anna, tengah menawar salah satu tas yang hendak ia beli."Lima puluh ribu saja lah bu," putus Anna dengan memeganh tas rajut handmade yang hendak ia beli."Tidak bisa mbak, itu sembilan puluh ribu udah mentok. Harga aslinya malah seratus lima puluh ribu,""Tapi ini tasnya kecil pak, harga bola rajut juga tak semahal itu. Lima puluh ribu ya pak," Anna masih saja kekeh dengan pendiriannya.Adrian yang melihat perdebatan, segera menghampiri."sembilan puluh ribu ya, saya ambil. Kembaliannya ambil saja buat bapak,"Penjual itu tersenyum lega menerima tawaran Adrian. Anna memandang suaminya dengan tatapan kesal. Sia-sia sekali rasanya, sudah capek-capek berdebat eh malah yang menang peda

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Menghabiskan malam bersama

    Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih lima belas malam, anak-anak sudah tertidur pulas setelah setor hafalan pada ayahnya. Kini dua sejoli itu tenang asik menikmati waktu berduanya di balkon kamarnya, sembari memandangi rembulan yang terang benderang dihiasi gemerlap bintang.Senyuman bahagia tak luntur dari wajah Adrian dan Anna, keduanya asik menikmati hangatnya secangkir coklat panas buatan Anna."Terimakasih ya, sudah mau menjadi bagian dari keluarga mas. Sudah mencintai mas setulus hatimu, terimakasih"Anna mendengus saat ucapan terimakasih kesekian kalinya ia dengar dari mulut Adrian. Entah bukannya anna tidak suka mendengar ucapan itu, tapi hatinya merasa jika ucapan terimakasih itu seperti bentuk hutang budi Adrian terhadap dirinya.Diletakannya secangkir kopi panas yang sudah ia minum seteguk itu di meja bundar yang menjadi pembatas mereka.Anna menatap Adrian dengan intens, diraihnya tangan kekar itu dengan lembut."aku sudah memilihmu, itu artinya aku siap dengan segala

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Antara hijab dan ahklak

    Adrian tersenyum saat pertama kali membuka matanya. Yang dia lihat pertama kali ialah wajah polos Anna yang masih tertidur lelap dipelukannya setelah semalam keduanya melaksanakan kewajibannya sebagai suami istri. Senyumnya Adrian semakin mengembang saat melihat tubuh polos istrinya yang seksi dibalik selimut tebal keduanya.Mungkin setelah ini, Anna akan menjadi candunya. Berkali-kali bahkan Adrian mendaratkan ciuman dipipi Anna, leher jenjang Anna yang mulus itu kini sudah memiliki jejak kepemilikan dari Adrian, tentu saja melihat itu Adrian semakin mengembangkan senyumnya.Setelah puas memandangi wajah cantik Anna, Adrian bergegas mengambil ponselnya. Ditatapnya layar ponsel itu dengan memicing,"ah baru setengah tiga rupanya" gumamnya.Tubuhnya dengan ringan bangun dari pembaringan, ini rutinitas rutinnya bagi Adrian untuk melaksanakan shalat tahajud. Adrian pun bergegas menuju kamar mandi untuk melaksanakan mandi wajib dan mengambil air wudhu sebelum membangunkan Anna.Tiga puluh

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dipersimpangan kenangan

    Siang ini, Anna sedang berusaha menenangkan Ratu yang tiba-tiba merengek tidak ingin ditinggalkan oleh Adrian. Padahal sepagi tadi Adrian sudah izin kepada kedua anaknya jika dirinya akan kembali ke Jakarta untuk seminggu kedepan dan keduanya mengizinkan, tetapi saat Adrian hendak pergi tiba-tiba Ratu mencegahnya dengan memeluk kaki Adrian erat."Sayang, ayah tidak akan lama. Cuma seminggu," Adrian kembali meyakinkan Ratu yang kini menangis dalam pelukannya."Ayo nak, sama bunda ya. Ayah kan mau kerja, kesihan loh nanti ayah ketinggalan pesawat" kini giliran Anna yang mencoba merayu Ratu."Ndaaaa, Ratu mau ikut!" Kekeuhnya Ratu. "Nanti ya, kita pasti pulang kesana kok. Tapi adek disini dulu ya sama bunda dan abang. Biar ayah selesaikan dulu kerjaan ayah ya, ayah janji akan segera pulang buat jemput kalian ya" lembut Adrian berucap, digendongnya Ratu dengan cepat."Ayah janji?" tanya Ratu menghentikan tangisnya.Adrian mengangguk, ia mengusap air mata Ratu dipipi cabinya itu."janji sa

Bab terbaru

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Epilog

    Suara kumandang adzan subuh terdengar saling bersahutan dibeberapa mesjid yang tak jauh dari kediaman rumah megah tiga lantai itu yang mereka sebut dengan mansion itu berdiri paling mewah disekitaran perumahan warga. Didalamnya, gemericik suara air keran berjatuhan membelah kesunyian. Nampak, seorang wanita yang sudah mengenakan mukena berwarna putih itu bersandar di ambang pintu. Menatap remang-remang cahaya dihadapannya, menunggu kehadiran sang suami yang sepertinya tengah berwudhu.Seorang pria dewasa, berkoko putih lengkap dengan sarung hitamnya keluar dari kamar mandi dengan pandangan menunduk membuat rambutnya yang basah terkena air wudhu itu menetes. Tangannya cukup sibuk menurunkan lengan baju kokonya yang tersingkap. Matanya memindai kearah lemari, hendak mencari kopiah yang akan dikenakannya untuk shalat subuh hari ini. Setelah menemukannya, ia kenakan rapih kopiah ke kepalanya dengan sedikit menunduk, ia mendongak. Lantas terperanjat kaget saat melihat siluet berwarna puti

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibikahi CEO berstatus duda

    "Assalamualaikum, bu. Saya MUA yang dipesan bapak Adrian, bolehkah saya masuk"Anna menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengalihkan pikirannya dari kebingungannya. "Waalaikumsalam," jawabnya akhirnya, sambil membuka pintu untuk MUA yang datang.Seorang wanita muda dengan riasan wajah profesional dan perlengkapan lengkap memasuki kamar. "Selamat pagi, Bu Anna. Kita akan mulai dengan riasan dan hijab stylish. Bapak Adrian sudah memesan semua perlengkapan yang dibutuhkan."Anna mengangguk, berusaha tenang. "Silakan, mari kita mulai."Selama proses riasan, hai Anna mulai tidak enak pasalnya riasan yang sedang MUA itu lakukan padanya seperi riasan untuk seorang pengantin dan itu membuat Anna terus-menerus memikirkan apa yang akan terjadi. Masa iya Anna akan menjadi pengantin lagi? Ia kan hanya mengajukan syarat agar Adrian melakukan ijab kabul saja didepan orang tua dan saksi. Udah itu aja, bukan meminta mengadakan pesta besar-besaran. Saat MUA menyelesaikan riasan dan Anna berdiri di

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibuat secara berlebihan

    Seminggu telah berlalu, Adrian kini masih berada di kediamannya Anna. Ia masih dalam proses penyembuhan, dan dalam seminggu ini Adrian hanya tidur sendiri di ranjang besar milik istrinya itu. Sementara Anna memilih untuk tidur disofa yang lumayan besar disudut kamarnya. Cukup nyamanlah untuk dipakai tidur. Seperti malam ini, Anna baru saja memasuki kamarnya dan terkejut saat menoleh pada Adrian yang kini tengah merebahkan tubuhnya disofa yang biasa Anna tempati sembari menonton beberapa siaran berita seputaran bisnis minggu ini. "Awas," usir Anna dengan cepat. Adrian mendongak, "mau tidur sekarang?" tanyanya bangkit dari pembaringan. Anna mengangguk, berjalan mengambil bantal dan selimut didalam lemari. "Jangan tidur dulu ya, mas mau ngobrol." pinta Adrian lembut. Anna mendengus sebal, ia meletakan bantal yang dibawanya keatas sofa. "Ngapain? Udah malam, aku ngantuk" tolak Anna halus.Anna malah merebahkan tubuhnya diatas sofa, padahal Adrian masih duduk disana.Adrian melihat ra

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Rujuk?

    Anna duduk di tepi tempat tidur, menatap hujan yang terus menerpa jendela kamar. Suasana di luar yang dingin dan suram mencerminkan perasaannya saat ini. Suara tetesan hujan yang monoton dan gelegar petir membuat suasana hatinya semakin berat. Ia merasa terombang-ambing antara harapan dan ketidakpastian.Hujan ini seolah memberikan penekanan pada kebingungan dan rasa sakit yang ia rasakan. Hujan diluar nampaknya mulai agak mereda, membuat Anna bangkit untuk membuka jendela sekedar untuk menghirup udara pagi ini. Ia harap bau basah tanahnya yang menguar akan mampu menenangkan pikirannya dan berharap Adrian segera pergi dari rumahnya setelah ia menolak untuk bertemu dengannya.Jujur saja, Anna masih merasakan sakit hati atas perbuatan Adrian padanya tapi ia juga merindukananya namun logika Anna kali ini sedang berjalan, ia tidak akan luluh begitu saja saat ibunya bilang jika Adrian tidak memberikan surat yang Anna maksud melainkan Adrian datang ingin memperbaiki hubungan mereka. Jujur s

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Harus Berjuang lebih keras lagi

    Sesubuh ini, hujan deras sudah melanda kota Surabaya. Sesekali petir menyambar bumi, dan Anna kini tengah memanfaatkan keadaan, seusai shalat subuh ia masih setia duduk diatas sejadah dengan menengadah berdoa sebanyak mungkin. Anna percaya, salah satu waktu mustajabnya doa ialah diwaktu hujan turun, dan Anna yakin Allah akan mendengar segala keluh kesah serta doa-doa dirinya.Anna memejamkan matanya, membiarkan suara hujan dan petir mengisi kesunyian sekelilingnya. Dalam kegelapan pagi itu, pikirannya melayang jauh, menelusuri berbagai harapan dan impian yang belum terwujud. Ia berdoa untuk kesehatan orang-orang tercintanya, untuk ketenangan dalam hidupnya, dan untuk petunjuk yang jelas dalam menghadapi jalan hidup yang penuh ketidakpastian, terutama untuk keutuhan rumahtangganya. Anna harap, Adrian tidak sungguh-sungguh dengan perceraian itu. Tak lama setelah ia berdoa, samar-samar ia mendengar bell rumah berbunyi. Entah siapa yang bertamu sepagi ini. Anna membuka matanya perlahan d

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Titik balik dalam gelap

    Setelah kepergian Aruni beberapa menit yang lalu, Adrian masih setia menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya dengan kepala yang menengadah, menatap langit-langit. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Ucapan Aruni seperti perintah baginya, namun apakah harus secepat ini? Bahkan Adrian belum memiliki persiapan untuk bertemu dengan Anna beserta mertuanya. Tiba-tiba tubuh Adrian bergidik ngeri saat mengingat wajah ayah mertuanya yang terlihat begitu tegas nan berwibawa. Ia begitu malu, jika harus menghadap Dirgantara malam itu juga. Entahlah, nyali Adrian selalu menciut jika dirinya tau sudah melakukan kesalahan. Ah, memikirkan hal itu membuat kepalanya pening. Lebih baik ia sekarang bergegas pulang, menemui anak-anaknya. Rindu sekali ia bercanda dengan mereka. Ia pun bergegas pulang, mengendarai mobilnya sendiri tanpa ditemani Rama. Sengaja beberapa minggu ini Adrian membiarkan Rama untuk menjaga Aruni, menemani adik kesayangannya itu agar traumanya cepat sembuh. Seper

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bawa dia kembali

    1 bulan kemudian ...Tepat satu bulan pertengkaran itu, rupanya Anna benar-benar pergi dari kehidupan Adrian dan kedua anaknya. Dengan terpaksa Anna tidak menuruti permintaan Raja kala itu, Anna benar-benar sakit mengingat Adrian mengajaknya bercerai kala itu. Padahal secara logika, Anna tidak salah dalam hal apa pun justru Anna hanya membantu agar emosi Adrian tidak menambah permasalahan kala itu. Namun, Adriaj terlalu emosi, ia mengartikan semua pembelaan dan kalimat penenangnya hanya untuk Mario, demi kebaikan mantan pacarnya itu.Dan sudah satu bulan ini hidup Adrian dan anak-anaknya begitu menyedihkan. Raja tak ingin berbicara dengannya sampai saat ini bahkan ia memilih untuk tinggal di pesantren al-anwar bersama jiddah dan jaddunnya sebelum Adrian membawa Anna kembali. Sementara Ratu, sampai sekaran putri kecilnya itu begitu murung, bahkan sering sakit-sakitan menggumamkan nama Anna sebagai bunda kesayangannya.Sudah berkali-kali Melati dan Darius menasehati agar Adrian menemui

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Bunda jangan pergi

    "Bunda kenapa? Kok matanya bengkak, nangis ya?" kira-kira begitulah Ratu bertanya ketika menemui bundanya yang tengah melamun sendirian menghadap jendela kamar mereka. Anna tersenyum tipis, ia menyambut hangat putri Adrian yang semakin hari semakin cantik dan menggemaskan."Bunda ih katanya dirumah nenek, tapi pas kita kesana gak ada" kesal Raja yang tiba-tiba datang ke kamar mereka. Wajah tampannya menyiratkan kekesalan. Anna menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menjelaskan."maaf ya, tiba-tiba kepala bunda pusing. Makannya bunda pulang duluan darisana, oh iya padahal disana masih ada ayah kalian loh kenapa malah buru-buru pulang?"Ratu dan Raja saling bertukar pandang, tampak bingung sekaligus khawatir. Raja yang biasanya tegas kini menunjukkan sisi lembutnya ketika melihat ekspresi Anna."Bunda pusing kenapa? Udah minum obat atau mau abang ambilkan sesuatu buat bunda?" tanyanya Raja dengan penuh khawatir dan perhatian, ia mendekat kearah Anna dan mengulu

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Cerai?

    Aruni terduduk dan termenung di kamarnya sejak sejam yang lalu. Meratapi nasibnya sekarang ini. Apakah ia akan sanggup menjalani hidup setelah ini? Apakah ia akan sanggup mengurus bayi tidak berdosa diperutnya itu? Entahlah, Aruni hilang arah. Dia marah, terluka, kecewa. Kalau saja malam itu ia tidak menolong Mario, mungkin sekarang Aruni akan baik-baik saja atau bahkan ia sudah berada di Surabaya menyusul pria yang dicintainya. "ARGHHHH!" teriakan amarah dari dalam kamar itu terdengar begitu memilukan, Melati dan Anna berusaha untuk mencoba memasuki kamar Aruni kembali namun tidak bisa. Sejam yang lalu, Aruni mengusir keduanya saat dokter Tia menyarankan agar Aruni dibawa kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, Aruni menolak. Ia sudah tau hasilnya dan ia yang merasakannya, bahkan gelagat dokter Tia yang mencurigakan itu membuatnya gampang ditebak. Brak ... Prang ...Suara barang pecah dan berjatuhan membuat Melati dan Aruni panik, keduanya memutuskan untuk menghubung

DMCA.com Protection Status