Beranda / Romansa / Dinikahi Berondong Kaya / 3. Cari Kost-kostan

Share

3. Cari Kost-kostan

Penulis: Mayangsu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Pacaran itu sama anak IT.

Titik koma coding aja diperhatiin. Apalagi kamu?"

(Sean)

***

Pak Hans mengembuskan napas berat dan menggelengkan kepala.

“Nggak mungkin. Mama kamu udah lama nggak ada, Sean. Bahkan kamu tahu itu.”

Sean memang sudah kehilangan Mamanya sejak kecil. Terakhir kali ingatan Sean mengenai Mamanya adalah ketika Mamanya menjemputnya saat pulang sekolah. Dari jalan seberang Mamanya terlihat merentangkan tangannya menunggu Sean untuk menyebrang jalan dan memberikan pelukan kepadanya.

Namun belum sempat Sean menyebrang, beberapa pria dewasa dengan wajah bengis menarik paksa tangan Mamanya dan membawanya masuk ke dalam mobil hitam.

Sejak itulah Mamanya menghilang entah ke mana. Bahkan sampai sekarang pun Sean belum pernah bertemu lagi dengan Mamanya.

Itulah kepingan memori yang masih Sean miliki. Tertinggal di relung hatinya paling dalam. Entahlah, ketika mengingat semua hal mengenai Mama, kepala Sean seolah menjadi pusing.

“Mama kamu sudah mening—”

“Tapi Sean dapet surat kaleng yang isinya ngasih tahu aku kalau Mama masih hidup, Ko! Di surat itu pun tertulis kalau Mama ada di kota ini. Itulah alasannya Sean jauh-jauh pulang dari Singapura ke Indonesia!” kata Sean dengan nada tinggi memutus ucapan Kokonya yang belum terselesaikan.

Pak Hans hanya mampu terdiam. Benarkah apa yang dikatakan keponakannya itu?

Dengan kesal Sean membuka resluting kopernya dan memberikan surat kaleng tersebut kepada Kokonya.

“Itu Mama, kan?” ucap Sean lirih ketika Kokonya memegang foto wanita yang mengenakan gaun putih kumuh dan tubuhnya terlihat kurusan.

Meskipun sudah bertahun-tahun lamanya Sean tidak melihat Mamanya. Tapi Sean yakin jika itu adalah foto asli dari Mamanya yang hilang puluhan tahun ini. Yang artinya... Mamanya masih hidup.

Pak Hans tidak mampu berucap sepatah kata pun karena memang benar, ini adalah foto Diana--Mamanya Sean. Di surat kaleng itu pun juga tertulis nama kota ini sebagai petunjuk.

Lalu siapa yang mengirimkan surat kaleng tersebut kepada Sean? Kenapa orang itu sampai susah-susah ke Singapura hanya untuk memberikan informasi ini kepada Sean? Seribu pertanyaan pun bermunculan di benak Kokonya.

“Terus sekarang apa rencana kamu? Bisa jadi, kan, surat kaleng ini palsu dan cuma buat ngecoh kamu, doang?”

Sean menggelengkan kepala dan menatap ke atas. Menatap langit-langit ruangan yang berwarna putih bersih.

“Nggak tahu. Seenggaknya masih ada harapan kalau Mama masih hidup dan bisa ditemuin, Ko.”

Pak Hans hendak menjawab lagi. Tapi kedatangan Selly yang membawa minuman untuk mereka pun membatalkan niatannya seketika.

“Thanks,” ucap Sean kepada sekretaris Kokonya itu.

Sebenarnya Pak Hans sendiri merasa sedih atas nasib keponakannya yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Sean adalah anak dari Kakaknya yang bernama Denis.

Denis tidak mau mengakui Sean sebagai anaknya lantaran dulu jabatan Dennis adalah seorang DPR. Denis takut jika publik tahu kalau dia memiliki anak dengan istri siri maka reputasinya sebagai tokoh politik akan hancur. Sehingga Denis terpaksa menitipkan Sean kepada Ibunya.

Dulu, Diana selalu dijanji-janjikan oleh Denis untuk dinikahi sah secara negara juga. Namun Denis tidak dapat menepati janjinya lantaran Dennis berat sebelah pada keluarga dari istri pertamanya sehingga menyebabkan kejiwaan Diana terguncang. Diana menjadi setengah gila.

Entahlah, keluarga Sean benar-benar rumit seperti benang kusut.

Ada niatan bagi Pak Hans untuk mengangkat Sean sebagai anak. Namuan istrinya menolak keras.

“Aku nggak mau, ya, Mas kalau kita nambah anak lagi. Cukup Ari sama Gamma anak kita. Pokoknya aku nggak mau kalau anak itu juga ikutan tinggal di sini!”

Sean yang tahu diri kalau istri dari Kokonya tidak mau atas kehadirannya pun memilih untuk tinggal bersama Omanya saja. Untungnya Oma tidak jahat dan sangat mencintainya sepenuh hati.

Memang ada bekas istri, memang ada bekas suami. Namun sampai kapan pun tidak aka nada yang namanya bekas anak. Apalagi bekas cucu. Tidak, tidak akan pernah ada.

Bahkan Pak Hans pikir... mungkin kata-kata istrinya waktu itu masih membekas di hati keponakanya.

Akhirnya Pak Hans hanya bisa men-support Sean melalui materi yang dikucurkan tak ada habisnya kepada Sean. Tak apa, setidaknya hal itu bisa menebus dosa Kakaknya terhadap Sean dan Diana.

“Hm... Yaudah. Apa pun yang kamu lakuin Koko bakalan terus nge-support kamu. Dan nanti Koko juga bakalan nyuruh orang kepercayaan Koko buat nyelidiki kasus Mamamu.”

Sean tersenyum mendengar hal tersebut.

“Makasih, ya, Ko. Makasih banget.”

Kini suasana canggung yang tadi sempat terjadi pun perlahan mulai mencair.

“Gimana kabar gebetan kamu yang itu? Kalau nggak salah, sekarang dia udah punya buntut tiga, ya?” ejek Pak Hans sambil terkekeh senang untuk menghidupkan suasana.

“Koko nggak usah ngejek, deh!” ucap Sean sambil cemberut sebal. Kokonya ini memang senang sekali membuatnya gagal move on dari Tante Anha.

Sean memang sempat menyukai Tante Anha. Tapi karena umur mereka terpaut beberapa tahun maka terpaksa cinta Sean hanya bertepuk sebelah tangan. Tak berbalas dan ditinggal Tante Anha menikah.

“Terus. Kamu nanti mau tinggal di mana? Udah ada pandangan belum? Atau mau tinggal di rumah Oma aja?”

Sean menggelengkan kepalanya.

“Nggak, ah, Ko. Tau sendiri, kan, Oma itu protektif banget sama aku. Nggak pulang ke rumah aja semua temenku di telponin, loh, Ko! Dulu waktu awal Sean mau berangkat ke Singapura pun Oma juga sampai nangis kayak gitu. Kayak anak perawan ilang aja,” ucap Sean sambil mendengus.

Bagaimanapun Sean juga ingin hidup mandiri. Entah ngekost sendiri ataupun membeli apartement saja. Setidaknya, dia tidak ingin terus-terusan dimanja oleh Oma dan Kokonya.

Koko terkekeh mendengar hal tersebut. Memang, sih, ibunnya itu sangat sayang dengan Sean. Di antara cucu-cucunya yang lain. Seanlah adalah cucu kesayangan Ibunya.

“Terus kalau kamu nggak mau tinggal sama Oma, kamu mau tinggal di mana?”

Sean mengendikkan bahu. Tidak tahu.

“Nggak tahu, cari kost-kostan paling.”

“Emang kamu mau ambil kuliah di mana?”

“UDINUS aja, Ko. Yang lumayan deket sama sini.”

“Nggak mau ambil negeri aja?”

“Nggak usah. Katanya TI-nya bagus, kok, di sana.”

Pak Hans mengangguk-anggukkan kepala.

“Yaudah, kamu cari aja kost-kostan di deket sana yang menurut kamu oke. Nanti soal biaya biar Koko yang atur.”

Sean terdiam. Entah mengapa percakapan dua wanita di dalam lift tadi mengiang kembali di benaknya.

-

“Eh, Pril. Katanya rumahmu yang ada di Sadewa kamu sewain, ya?”

“Iya.”

“Masih disewain nggak rumah kamu itu?”

“Masih, sih, Din. Kenapa emangnya?”

-

Bukannya kalau tidak salah tempat kuliahnya yang baru itu dekat dengan kost-kostannya wanita galak yang tadi bertengkar dengannya di depan lift, ya?

Seketika Sean pun tersenyum senang.

“Ko... Koko tahu nggak karyawan Koko yang namanya Aprilia itu ada di ruangan lantai berapa?” tanya Sean dengan saksama.

Pak Hans mengernyitkan dahi. Aprilia siapa?

“Ya mana Koko lu tahu. Karyawan Koko lu, kan, banyak kali,” timpal Riki yang sedari tadi hanya diam menyimak saja pun mengangkat suara.

“Kenapa? Kamu naksir, ya, sama dia?” goda Kokonya sambil menaik turunkan alisnya.

“Nggak, Ko. Tadi kalau nggak salah dia bilang kalau dia punya rumah di deket UDINUS yang emang lagi disewain.”

Sean lantas berdiiri dari posisi duduknya.

“Bentar, ya, Ko. Sean cari dulu orangnya.”

Sean keluar dari ruangan dan menghampiri meja kerja Selly untuk bertanya kepadanya tentang di mana ruangan wanita galak yang kalau tidak salah bernama Aprilia itu.

“Oh, April? April ada di bagian pemasaran, Mas. Lantai lima ruang du—” belum sempat Selly menyelesaikan ucapannya Sean sudah buru-buru pergi untuk mencari ruangan April.

Kalau memang rumah Wanita itu disewakan. Mungkin hari ini Sean bisa langsung menempati dan hal tersebut menghemat energinya daripada dia harus mencari kost-kostan ngalur ngidul.

Ketika Sean sudah sampai di lantai lima. Dia langsung mencari sosok yang hendak ditemuinya. Dan benar saja, di salah satu ruangan terlihat wanita tersebut sedang menatap layar komputer yang menampilkan hijaunya tabel excel.

Buru-buru Sean datang menghampirinya.

“Kamu April, kan,” ucap Sean dengan senang sambil menepuk pundaknya. Ah, akhirnya Bu Kost ketemu juga.

Iyalah April! Ya, masak Milea! Huh, memeng bocah ini setengah gila, deh, kayaknya.

April menengok ke arah belakang untuk melihat siapa yang memanggil. Ketika mengetahui ternyata yang menepuk pundaknya adalah bocah yang tadi mengajaknya bertengkar, April langsung mengeryitkan keningnya sambil berdecak kesal.

Bocah ini lagi! Kenapa dia ada di mana-mana, sih!

“Apa!” jawab April dengan sewot.

“Jadi nama kamu April?” ulang Sean lagi.

Tabel penjualan sudah membuat kepala April hampir meledak, sekarang haruskah dia juga berhadapan lagi dengan bocah antah berantah yang menyebalkan ini?

“Katanya tadi kamu lagi nyewain rumah, kan? Nah, kebetulan aku juga lagi nyari kost-kostan,” ucap Sean sambil menjentikkan jarinya dan berkedip senang kepada April.

Dahi April mengerut.

Maksudnya?

“Mulai hari ini. Aku yang bakalan nempatin rumah kamu,” ucap Sean dengan senyuman paling memukau.

April membuka mulutnya tidak percaya.

“Hah?!”

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Reynhie Sido
hidupnya Sean sma rumit kya April semoga cocok di bca smpe end.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinikahi Berondong Kaya   4. Tawaran Menggiurkan

    "Kamu April, kan?" tanya Sean sambil menunjuk wanita yang sedang dicarinya.Ya, iyalah April! Masak Milea. Huh! Sepertinya keponakan Pak Hans ini agak tidak waras, deh."Apa?!" jawab April dengan ketus. Namun yang diajak bicara malahan tersenyum senang."Eh, iya. Kalau nggak salah katanya kamu lagi nyewain rumah, ya? Nah, kebetulan aku lagi nyari tempat tinggal dan aku mau nempatin rumah kamu.""Nggak! Nggak jadi aku sewain!" kata April sambil memutar badannya menghadap layar komputer lagi.Sean mengernyitkan dahi. Loh, kenapa pula wanita galak ini jadi berubah pikiran seperti itu?Lebih baik April tidak menyewakan rumahnya kepada bocah itu daripada dia mati muda karena darah tinggi."Kenapa? Bukannya tadi kamu bilang lagi nyari orang buat nyewa rumah kamu? Gimana kalau satu juta per bulan?" tawar Sean dengan saksama.Lantaran April itu mata duitan. Mendengar nominal satu juta yang baru saja diucapkan oleh Sean pun mem

  • Dinikahi Berondong Kaya   5. Cantik-Cantik Pengisap Darah

    "Ini, mah, kandang Ayam!" teriak Sean seketika.April sebal. Keponakan Pak Hans ini terlalu banyak protes, deh."Ya, udah kalau nggak mau nggak usah tinggal di sini!" teriak April tak kalah kerasnya lantaran merasa kesal.Dengan cemberut Sean duduk di sofa panjang yang berada di depan dinding salah satu kamar. Ia pasrah. Mungkin sofa panjang ini digunakan April ketika dia menonton TV."Ini kamar kamu nantinya. Udah ada kamar mandinya di dalem," kata April ketika membuka kamar yang berada di belakang sofa tempat duduk Sean saat ini.Karena merasa penasaran, Sean pun berdiri untuk melihat isi dari kamar yang hendak ditempatinya nanti.Langsung saja dahi Sean mengeryit lagi. Kamar ini jelek, hanya ada satu lemari kayu berwarna cokelat, meja belajar di sebelahnya, dan tempat tidur yang untungnya sudah darispring bed."Oh, iya, aku kelupaan sesuatu. Satu juta tujuh ratus ribu itu belum termasuk biaya listriknya, loh, ya. Nan

  • Dinikahi Berondong Kaya   6. Aku Nggak Suka Kamu Punya Pacar

    “Gimana? Jadi nggak aku masakin tapi bayar dua puluh ribu?” ulang April lagi.“Yaudah, yaudah.”Cuma dua puluh ribu saja, kok. Enteng,batin Sean menyombongkan diri.Dengan perasaan senang April menyalakan kompornya yang sudah lama tidak ia gunakan.Masih bisa tidak, ya? Ah, untung saja masih mau menyala.Memang April membeli kompor dan mejikom. Jaga-jaga kalau dia kabur dari rumah maka dia masih bisa masak sendiri daripada beli makanan karena menurut April memasak sendiri lebih hemat.Sekiar sepuluh menitan April berkutat di dapur mungilnya tersebut untuk membuat dua mangkuk mie rasa ayam bawang dengan telur ceplok setengah matang.“Udah jadi!”April tersenyum senang dan menaruh dua mangkuk mie buatannya di atas meja lipat panjang. Mereka berdua saat ini seperti sedang makan di tempat makan lesehan saja. Sean menyantap mie telur ceplok setengah matang buatan April. Enak juga, sih.

  • Dinikahi Berondong Kaya   7. Ketahuan Sedang Anu

    Pagi ini April akan memasak sayur bayam dengan tambahan gambas yang dipotong-potong membentuk bulatan kecil, lalu dia juga akan membuat sambal korek serta lauk tempe goreng.April menengok ke belakang hanya untuk melihat sekilas Sean yang sedang bersandar malas di sofa. Makanan yang dimasaknya memang masakan rumahan sederhana. Apa nanti ketika dia membaginya dengan Sean anak itu mau memakan masakannya, ya?April mengedikkan bahunya cuek. Entahlah lidah orang kaya mau atau tidak memakan masakan seperti ini. Tapi kalau sampai Sean mencibir masakannya sebagai makanan ayam pasti April akan menghajar bocah itu betulan.“Halo, Chikaku, Sayang. Apa kabar? Udah lama, ya, kita nggak teleponan lagi. Hari ini kamufreenggak? Nanti malem nonton, yuk, cantik.”Perkataan Sean barusan membuat April yang semula sedang asyik-asyiknya mengulek sambal pun secara otomatis menoleh ke belakang. Oh, ternyata bocah itu sedang bertelepon ria dengan seorang

  • Dinikahi Berondong Kaya   8. Posisinya Di Atas Tubuh Sean

    “Ta-Tara….”Mata April terbeliak saat melihat kedatangan Tara yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu rumahnya.Apalagi saat ini terlihat wajah tampak... tampak sangat marah.Dengan kesusahan April mencoba berdiri dari atas tubuh Sean. Dia merutuki kebodohannya sendiri. Kenapa pula dia bisa jatuh dan berakhir dengan posisi seperti itu. Pasti Tara akan berpikiran macam-macam.“Ta-Tara. Dengerin a-aku....”Bagaimana dia menjelaskan ini semua kepada Tara?Tara tampak mengeratkan rahangnya. Tangannya mengepal kuat-kuat. Ditatapnya Sean dengan pandangan mematikan.“Tar. Ini nggak seperti yang kamu bayang—”Belum sempat April menyelesaikan ucapannya. Dengan langkah cepat Tara menghampiri Sean yang sedang mengusap bajunya kotornya karena terjatuh. Tanpa ba-bi-bu Tara pun mencengkeram erat kerah baju Sean.“Siapa kamu? Apa yang kamu lakuin di rumah tunangan saya, hah?!&r

  • Dinikahi Berondong Kaya   9. Kabar Buruk

    “Terkadang semesta memang sebercanda itu kepadamu. Kau dibuat jatuh hati sedangkan orang lain yang ditakdirkan untuk memiliki.”-By: Sean Ganteng***Sean memasang wajah masam, dia malas sekali meladeni keinginan pacarnya April itu untuk bicara empat mata dengannya.Awalnya Tara ingin mereka membahas hal ini di kamar Sean. Tapi Sean ngeri, takut diapa-apakan. Lagi pula aneh saja kalau dua lelaki dikurung dalam satu kamar. Bisa-bisa baku hantam.Jadi berakhirlah Sean di sini, duduk bersebelahan di sofa ruang tamu bersama Tara.“Lo ngomong apa? Gue ini sibuk,” ucap Sean yang malas berbasa-basi.April diam-diam menguping pembicaraan mereka dari balik pintu kamarnya. Dia menempelkan telinganya erat pada pintu kamar supaya dapat mendengar suara mereka lebih jelas lagi. Apa Sean hendak disidang Tara, ya?“Jadi kamu beneran nggak ada hubungan apa-apa s

  • Dinikahi Berondong Kaya   10. Tragedi Pengantin Baru

    “Yang lebih berat itu bukanlah cinta beda keyakinan. Melainkan cinta beda alam. Karena kau tidak akan bisa bertemu dia lagi.”-April***“Kak April. Kak Tara... Kak Tara... Dia kecelakaan,” ucap Bima dengan terbata membuat April membuka mulutnya tidak percaya.A-apa? Kecelakaan?Mendengar hal tersebut. Tubuh April pun kaku membeku, bahkan rasanya jantungnya seolah berhenti berdetak. Dia syok dan menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Nggak mungkin! Ini semua nggak mungkin. Kamu bohong, kan, Bim?” April mencengkeram kedua lengan.Kini mata April mulai terasa panas. Hingga akhirnya air matanya pun jatuh membasahi pipi.“Sekarang Taranya ada di mana?” tanya Papa sambil memegangi lengan April yang menangis sejadi-jadinya, ia mulai hilang kendali.Bima menyebutkan alamat rumah sakit serta ruangan tempat kakaknya saat ini berada.&ld

  • Dinikahi Berondong Kaya   11.1 Titik Paling Terpurukku

    Bima: Kak April. Aku mau ngasih kabar kalau Kak Tara sudah berpulang ke rahmatullah siang tadi.Jantung April berdetak cepat ketika membaca pesan masuk dari Bima pada whatsapp-nya. Sampai-sampai April membaca pesan duka tersebut berulang-ulang, berharap ini semua hanyalah berhalusinasi.Be-benarkah Tara meninggal? Benarkah nyawa Tara tidak dapat diselamatkan?Buru-buru April menghubungi nomor Bima namun Bima menolak panggilan teleponnya.Nggak mungkin, kan? Pasti Bima bohong, kan?Kemudian beberapa detik setelahnya Bima mengirimi pesan lagi kepadanya.Bima: Maaf, Kak, nggak bisa angkat. Di sini lagi banyak orang. Semoga Kak April tetap kuat, ya, di sana.Bima: Oh, iya, Kak. Boleh nggak Kak, aku minta tolong sesuatu sama Kak April?Bima: Maaf, Kak, sebelumnya. Aku minta tolong banget sama Kak April supaya untuk sementara waktu Kakak jangan berkunjung/melayat dul

Bab terbaru

  • Dinikahi Berondong Kaya   53. Extra Part VI ( Anaknya Sean )

    Sean: Woi Bocil! Jangan lupa jemput putri kesayangan Om di sekolahannya, ya. Soalnya sopir Om lagi nganterin Tantemu ke kondangan. Ais yang membaca pesan masuk dari Om Sean pun mendengus sebal. Padahal dulu waktu kecil ia sangat mengidolakan Om Sean karena selalu membelikannya mainan. Tapi setelah masuk SMP, Ais merasa Om Sean terkadang tingkahnya kekanakan di usianya yang sudah tidak lagi muda. Ais memasukkan HP-nya kembali ke kantung seragam. Dia masih kelas satu SMP, jadi wajar saat ini dia curi-curi kesempatan membawa HP ke sekolahan secara semunyi-sembunyi. Mumpung sedang ekstrakulikuler pramuka. Pulang pramuka Ais dan Aim meng-gowes sepedanya untuk menuju ke sekolahan Sheril—anak perempuan Om Sean. Sekolahan Ais dengan sekolahan Sheril memang berdekatan. Hanya beberapa blok saja. “Is. Tahu nggak, anak Om Sean cakep, lho. Nanti aku kenalin ke dia, deh,” celetuk Aim ketika diperjalanan. Sedangkan yang di

  • Dinikahi Berondong Kaya   52. Extra Part III ( Malam Pertama )

    Malamnya… Di hari pernikahan. Gemerlap cahaya lampu menerangi sekitar. Huru-hara tamu undangan ikut meramaikan suasana. Dan juga, lantunan lagu terdengar mengalun merdu mengiringi acara.Sean saat ini sudah mengenakan tuxedo berwarna hitam, ia terlihat semakin gagah. Perasaannya harap-harap cemas, menunggu sang pujaan hati untuk ikut bergabung di bawah sini bersamanya.Tadi pagi Sean dan April sudah melangsungkan acara ijab kabul dengan lancar, sedangkan sore sampai malamnya Sean mengadakan resepsi serta pesta dansa ala orang Eropa.Sebenarnya April menginginkan pernikahan yang sederhana. Tidak perlu sampai dibuatkan pesta segala, ijab kabul saja sudah cukup. Tetapi dari pihak keluarga Sean sendiri menginginkan adanya pesta dansa. Katanya Sean adalah putra kesayangan mereka, mereka ingin membuat pernikahan yang berkesan untuk Sean. Jadi, mau tak mau akhirnya April menurut keinginan mereka.

  • Dinikahi Berondong Kaya   51. Extra Part II ( Rumah )

    “BURUAN masuk, ih. Ngapain aja bengong di sana!” teriakan April menyadarkan Sean akan lamunannya. Sean masih mengamati sekitar, ia seolah bernostalgia dengan masa lalu yang indah. Pagar rumah dengan bunga mawar hampir mati di pojokannya.Ah, Sean juga masih mengingat Miri, anak tetangga April yang lucu itu. Ah, mungkin sekarang dia sudah besar.Begitu juga ketika Sean memasuki rumah tiga petak ini. Bayangan April yang memasak di dapur, April yang hobi berteriak-teriak sampai rasanya memekakkan telinga, dan juga kenangan di mana pertama kali Sean mencium April pun Sean masih ingat. Akhirnya dia kembali ke sini lagi!Di bagian kamar. Sean berdecak kagum saat jari telunjuknya mengusap meja wadah buku-bukunya ketika masih kuliah dulu. Bahkan tidak ada debunya sama sekali seolah April rutin membersihkannya tiap hari.“Wih, tumben kamarku bersih banget?” celetuk Sean ketika melihat kamarnya yang ternyata masih tertata rapi se

  • Dinikahi Berondong Kaya   50. Extra Part I ( 3 Tahun yang Lalu)

    TIGA tahun berlalu, banyak hal silih berganti. Diantaranya Sean sudah menyelesaikan S2-nya tepat waktu. Sean juga diamanahi Pak Hans untuk mengembangkan anak perusahaannya. Dan yang lebih membahagiakannya lagi adalah Mama Sean, alias Bu Linda, sudah sembuh dari penyakit yang dideritanya. Mungkin itu semua karena Bu Linda tinggal dekat dengan putranya serta mendapatkan penangan medis oleh tenaga professional. Pandangan Sean tertunduk, ia menekuri ponselnya untuk mengirimi pesan kepada seseorang. Sean: Lokasinya bener di Jalan Sadewa, kan, Mbak? Ketik Sean dengan saksama. Dina: Iya, Kak. Lokasinya strategis, lho, Kak. Deket tempat kuliahan, deket jalan raya. Harganya cuma 300 juta aja. Yuk, buruan dibeli, Kak. Sean menghela napas pelan, seolah ada beban berat yang bertauh-tahun di benaknya. Lucu sekali bukan? Dia sok-sokan mengabaika

  • Dinikahi Berondong Kaya   49. Menepis Ego

    Sambil mencari berkas April. Sean berjalan pelan menuju jendela kaca ruangan yang membentang lebar. Menampilkan tingginya bangunan pencakar langit.Dahi Sean mengernyit. Tampak dari atas sini Sean melihat April berada di depan kantor sambil memeluk helm di depan tubuhnya.Tebakan Sean mungkin April sedang menunggu Dina mengeluarkan motornya dari parkiran.Sean mengamatinya dalam diam. Andai saja April mendongak ke atas. Pasti April akan mendapati Sean yang berdiri di sini.Tiga tahun waktu yang lama. Harusnya Sean sudah bahagia dengan hidupnya yang sekarang.Saat ini dia sudah mengembangkan anak perusahaan milik Kokonya dalam waktu singkat. Hanya dalam hitungan waktu, pasti anak perusahaan ini akan menjadi perusahaan yang besar.Sean sudah punya segalanya.Dan, Tiga tahun dia berusaha mati-matian melupakan April. Mengabaikan semua notifikasi masuk dari April tetapi kenyataannya Sean tidak kuat untuk tidak mengintip pesan

  • Dinikahi Berondong Kaya   48. Kau Berubah

    Beberapa menit lagi tes psikotes akan segera dimulai. Sebagian pelamar bahkan sudah berdiri di depan pintu ruangan untuk bersiap-siap. Sedangkan April dan Dina masih duduk di salah satu kursi."Udah, Pril. Jangan nangis lagi, ya."Dina mengusap punggung April berusaha menenangkan sahabatnya.Huh, keponakan Pak Hans itu sungguh sangat menyebalkan!Mentang-mentang sekarang dia sudah menjadi orang penting, bukan berarti dia bisa memperlakukan April seenaknya, bukan!Apa bocah itu tidak ingat kalau bukan karena April, mana mungkin Bu Linda bisa ditemukan!Dina menggerutu dalam hati.Seorang staf keluar dari dalam ruangan, menyuruh para pelamar kerja untuk masuk ke dalam.April berdiri kemudian mengusap air mata yang tersisa di pipinya membuat Dina mengernyit.Kenapa April berdiri? Apa dia akan masuk ke dalam?"Kamu serius masih mau ngelamar kerja di sini?! Pulang aja, deh, Pril!"Dina tidak dapat memba

  • Dinikahi Berondong Kaya   47. Benarkah Itu Kamu?

    April melihat ulang jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya sebelah kiri.Tes pertama yaitu psikotest baru akan dimulai sekitar kurang lebih empat puluh menitan lagi.Masih agak lama, mungkin Aprilnya saja yang datangnya kepagian karena takut terlambat.April menengok ke sekitar, di sini juga baru ada satu dua pelamar kerja yang lain.Bosan menunggu, Dina yang perutnya sudah keroncongan sejak tadi pun merengek mengajak April untuk pergi ke kantin mencari camilan."Kamu kenapa, sih, Pril? Kok, dari tadi kelihatannya lesu banget. Kamu sakit?" tanya Dina sambil memasukkan makanan ke dalam mulut.Malas menjawab, April hanya menggelengkan kepala."Kalau kamu sakit, kita pulang aja. Nggak usah maksain diri. Kesehatan kamu lebih penting tahu.""Nggak, kok. Aku baik-baik aja. Kamu nggak usah khawatir. Mungkin karena semalem aku kurang tidur aja," ucap April sembari menghela napas pelan."Masa, sih? Orang wajahmu puc

  • Dinikahi Berondong Kaya   46. Tidak tahu terima kasih

    Jangan karena aku mudah memaafkan. Lantas kau bisa seenaknya menyakitkan.-Sean***"Pril. Jawab aku, Pril! Siapa yang udah ngelakuin ini semua ke kamu?!"Sean menangkup wajah April yang berlinang air mata.April menggeleng pelan, tidak mau menjawab. Dia takut apabila masalah ini menjadi panjang jika Sean tahu Eriklah yang telah melakukan ini kepadanya.Akhirnya April memilih membuang muka ke samping untuk menghindari Sean."Kamu pergi aja, Sean. Aku pengin sendiri dulu," ucap April lirih, suaranya tercekat di tenggorokan, teredam tangisan.Bagaimana Sean bisa membantu jika April tidak mau memberitahunya?"Pril. Jawab aku, siapa yang ngelakuin ini," ulang Sean lagi, tidak gencar, bedanya kali ini nada bicara Sean terdengar penuh penekanan, menuntut jawaban.Sean tidak akan memaafkan siapa pun yang sudah menyakiti April. Cukup sebutkan satu nama, pasti Sean akan membalas orang itu

  • Dinikahi Berondong Kaya   45. Kamu Kenapa, Pril?

    "Mo-Monna!"April benar-benar tidak percaya saat ini ia melihat saudara angkatnya sedang berada di rumah Erik dengan tubuh terbungkus selimut putih yang April yakini pasti di baliknya Monna tidak mengenakan pakaian sama sekali."Ini maksudnya apa, Rik?" ucap April menuntut jawaban kepada Erik yang hanya diam di depannya."Kamu main gila sama adik sepupuku sendiri?!"Napas April memburu, tangannya mengepal erat-erat.Dia seolah tidak dapat membedakan apakah ini semua nyata atau tidak."Yaudahlah, Beb. Dia udah telanjur tahu sekalian aja kamu jelasin ke dia kalau kita udah pacaran," sela Monna dengan sambil melenggang mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu Erik."Kalian bener-bener selingkuh di belakang aku?!"April tak habis pikir. Kalau Erik niat berselingkuh kenapa tidak dengan wanita lain saja selain Monna? Sampai-sampai adik dari pacarnyadiembatjuga.Erik mengusap pelan tengkuk belakangnya. Dari

DMCA.com Protection Status