Share

Bab 713

Author: Clarissa
Rumah Keluarga Tanuwijaya masih tampak sama seperti sebelumnya. Begitu Genta menghentikan mobil di depan pintu utama, Sean langsung turun dengan Tiffany dalam gendongannya.

Sementara itu, Arlo duduk di kursinya dengan frustrasi sambil memeluk Arlene yang tertidur nyenyak di pundaknya dan bahkan sampai mengences. Dia ingin sekali menggendong adiknya turun dari mobil secara langsung agar tidak mengganggu istirahatnya.

Akan tetapi, dia baru berusia lima tahun!

Adiknya juga lima tahun!

Meskipun Arlene sedikit lebih kecil darinya, Arlo tetap saja tidak punya tenaga untuk menggendongnya. Arlo awalnya berpikir bahwa Sean akan kembali ke mobil setelah mengantar Tiffany ke kamar dan membantunya membawa Arlene.

Namun, setelah menunggu sekian lama, Sean tidak juga muncul kembali. Saat itulah Arlo menyadari bahwa Arlene dan dirinya tidak mendapat perlakuan yang sama dengan ibu mereka!

Dasar pria kejam!

Bukankah katanya seorang pria yang sudah punya anak biasanya akan mulai mengabaikan istrinya? Ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 714

    Setelah memastikan semuanya, Sean tetap duduk di tepi tempat tidur sambil menatap Tiffany yang terlelap. Dia tidak bergerak sedikit pun atau menunjukkan tanda-tanda bosan. Seperti seorang anak kecil yang tengah menatap mainan favoritnya.Melihat punggung Sean seperti itu, hati Arlo juga ikut merasa lega. Sepertinya, hanya orang yang benar-benar menyayangi seseorang yang bisa duduk diam dan menatapnya seperti itu, 'kan?Lagi pula, kalau dia disuruh menatap Arlene dalam waktu lama, dia pasti sudah bosan sejak tadi.Tiffany tidur sangat nyenyak. Dari luar pintu, Arlo bahkan masih bisa mendengar napas ibunya yang teratur dan tenang. Arlo menggelengkan kepalanya pelan.Di mata orang lain, ibunya adalah sosok dokter yang tegas, dingin, dan sulit didekati. Namun, hanya di depan orang-orang terdekatnya, Tiffany berubah menjadi seseorang yang ceroboh, tidak terlalu peduli dengan penampilannya, dan sering kali bertingkah konyol.Itulah keunikannya, sekaligus kelemahannya.Tiffany hanya menunjukk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 715

    "Kak!"Lena mendorong pintu kamar rumah sakit dengan kesal dan langsung duduk di tepi tempat tidur Vivi dengan wajah cemberut."Kak! Aku sudah bilang dari dulu kalau Sean itu nggak bisa diandalkan! Seharusnya kamu langsung memastikan hubungan kalian tiga tahun lalu! Tapi kamu malah menolaknya! Sekarang lihat hasilnya! Dia bukan cuma bawa mantan istrinya kembali, tapi juga bawa dua anaknya!"Lena mengangkat tangannya dan menunjukkan tinggi anak-anak itu dengan gerakan dramatis. "Dua anak itu sudah sebesar ini!""Kalau kamu benar-benar menikah sama dia sekarang, kamu harus jadi ibu tiri!""Harusnya tiga tahun lalu kamu menikah sama dia, lalu melahirkan anak untuknya juga! Dengan begitu, nggak ada yang perlu jadi ibu tiri bagi siapa pun!"Ketika mengingat ekspresi dingin Sean saat di restoran tadi, Lena merasa semakin marah dan cemas."Kak, sekarang mantan istrinya sudah kembali! Dia pasti nggak akan memperlakukan kita seperti dulu lagi! Dia nggak akan memberikan uang untuk biaya perawata

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 716

    Keesokan harinya setelah tiba di Kota Aven, Tiffany langsung menghubungi dokter yang direkomendasikan Direktur Rumah Sakit Kintan kepadanya."Dokter Tiffany ya?" Dokter di ujung telepon terdengar sangat antusias. "Akhirnya kamu menghubungi kami!""Kami dari lembaga penelitian Kota Aven. Saat Pak Morgan merekomendasikanmu kepada kami, kami sangat senang! Kami nggak nyangka kamu benar-benar menghubungi kami!"Tiffany sedikit terkejut. "Kamu bilang dari ... lembaga penelitian Kota Aven?""Ya!"Suara dokter di telepon terdengar sangat ramah. "Apa kamu punya waktu untuk datang dan wawancara? Kalau kamu sedang berada di luar kota, kami bisa menunggu kok ....""Nggak perlu." Tiffany menarik napas dalam, suaranya mengandung kegembiraan yang sulit disembunyikan. "Aku bisa datang sore ini."Tepat pukul 2 siang, Tiffany tiba di depan gedung lembaga penelitian. Direktur mereka, Edwin, langsung menyambutnya dengan antusias. "Dok Tiff, aku sudah sering mendengar tentang pencapaian dan pengalaman ker

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 717

    Tiffany menghentikan langkahnya. Dia tentu ingat gadis bernama Lena ini.Bukan hanya karena gadis ini kemarin menerobos masuk ke ruang privat tempat dia dan anak-anak makan, tetapi juga karena kesombongannya di bandara.Dengan tenang, Tiffany mengangkat pandangannya dan menatap Lena yang duduk di dalam Porsche merah. Tatapannya jernih dan datar. "Siapa kakakmu?"Lena tertawa dingin. "Kamu nggak tahu?"Tiffany mengangguk santai. "Memang nggak tahu.""Heh." Lena tertawa ringan. "Kakakku adalah penyelamat nyawa mantan suamimu!""Kalau bukan karena kakakku yang mempertaruhkan nyawanya waktu itu, kamu nggak akan bisa bertemu Sean lagi, apalagi berpikir untuk memperbaiki hubungan dengannya!"Tiffany hanya bergumam pelan. "Begitu ya. Baiklah, sampaikan kepada kakakmu, aku nggak ingin menemuinya."Setelah berkata demikian, Tiffany mengangkat tangannya yang menjinjing tas, lalu berbalik pergi dengan anggun.Lena membelalakkan mata. Dia segera menginjak pedal gas untuk mengejar Tiffany. "Tiffany

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 718

    Mereka tiba sekitar pukul 3 sore. Tiffany sebenarnya ingin bertemu mereka di luar, tetapi karena Arlene merasa kurang enak badan dan terus merengek tidak ingin keluar, Tiffany memutuskan untuk menjamu mereka di rumah Keluarga Tanuwijaya."Ini juga nenek dan kakek kalian," ucap Tiffany.Arlo dan Arlene bersandar di sisi Kendra dengan manja, terus memintanya menceritakan kisah masa kecil Tiffany.Kendra sangat menyukai kedua bocah kecil itu. Dia menggendong Arlene, menggenggam tangan Arlo, dan mulai bercerita tentang berbagai hal menarik yang dilakukan Tiffany saat masih kecil di desa."Paman masih sama seperti dulu, nggak berubah sedikit pun." Di dapur, Tiffany sibuk menyiapkan makan malam. Dia merasa emosional mendengar cerita masa kecilnya."Apaan? Aku sudah tua begini, masa kamu nggak bisa melihatnya?" timpal Kendra.Indira tertawa sambil membersihkan sayuran. "Tiff, kamu sudah pulang. Nggak pergi lagi, 'kan?"Tangan Tiffany yang sedang mencuci sayuran membeku sesaat. "Belum pasti, B

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 719

    Tiffany mengerutkan alisnya. Vivi datang?"Kami nggak boleh datang?" Segera, suara arogan Lena terdengar dari arah pintu. "Di mana Tiffany? Dia nggak mau ikut denganku ke rumah sakit untuk menemui kakakku, jadi aku membawa kakakku ke sini untuk menemuinya. Boleh, 'kan?""Lena." Begitu gadis itu selesai berbicara, suara lembut pun terdengar. "Jangan seperti ini."Kemudian, Vivi berbalik menatap Rika. "Aku datang untuk minta maaf kepada Bu Tiffany. Apa dia ada di rumah?""Eee ...." Rika terlihat ragu.Hari ini, paman dan bibi Tiffany ada di sini. Kurang pantas jika mengizinkan Vivi dan Lena masuk. Akan tetapi ...."Aku di sini." Sebelum Rika bisa memikirkan cara untuk menolak, Tiffany sudah melepaskan celemeknya dan berjalan mendekat dengan tenang. "Jadi, ini Bu Vivi?"Dia mengangkat alisnya, tatapannya dingin saat mengamati wanita di depannya. Wanita itu duduk di kursi roda, dengan selimut tipis menutupi kakinya. Dari bagian bawah selimut, Tiffany bisa melihat kedua kakinya digips.Dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 720

    Kendra mengangguk pelan, lalu segera membawa Arlo dan Arlene pergi. Tak lama kemudian, hanya Tiffany, Vivi, serta Lena yang tersisa di ruang tamu."Lena, kenapa bicara begitu?" Vivi menggigit bibirnya dan menatap Tiffany dengan tak berdaya. "Bu Tiffany, maafkan aku. Adikku terlalu dimanjakan olehku, jadi omongannya memang selalu lancang begini. Mohon jangan tersinggung.""Gimana kalau aku memang ingin tersinggung?" Tiffany tersenyum dingin dan menatap Vivi. "Kalau kamu sendiri nggak bisa mengatur adikmu, akan ada banyak orang yang bisa melakukannya untukmu. Aku juga bisa."Wajah Vivi langsung pucat. Dia menekan bibirnya erat-erat. "Bu Tiffany, tolong jangan terlalu mempermasalahkan ini ....""Aku mengakui aku memang gagal sebagai kakak. Selama bertahun-tahun ini, aku sibuk menjalani pengobatan dan selalu berada di rumah sakit, jadi nggak punya banyak waktu untuk mendidiknya.""Aku sudah meminta Sean untuk mengawasinya, tapi Sean sangat sibuk. Selain itu, Lena adalah adik dari orang yan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 721

    Chaplin sama sekali tidak mengerti bagaimana berbelaskasihan pada wanita.Begitu tangannya mendarat di wajah Lena, langsung muncul bekas tamparan merah yang membengkak."Kak!!!" Lena menangis histeris dan langsung memeluk Vivi erat-erat.Tiffany yang duduk santai di sofa, hanya melirik Chaplin dengan sedikit rasa tak berdaya. "Kamu terlalu keras."Awalnya, dia berniat menyuruh Chaplin menampar Lena beberapa kali agar gadis itu bisa kapok. Namun, sekarang?Anak ini benar-benar tidak tahu cara menahan diri. Satu tamparan darinya sebanding dengan lima tamparan dari orang lain.Bagaimana bisa lanjut menampar? Kalau diteruskan, bisa-bisa langsung masuk rumah sakit!Chaplin hanya menoleh dan menatap Tiffany dengan lugu. "Kamu nggak bilang harus pelan."Tiffany termangu sesaat. "Menampar gadis harus lebih pelan, itu pengetahuan dasar. Sean nggak pernah mengajarimu hal seperti ini?"Chaplin menggeleng, lalu menjawab dengan serius, "Kak Sean nggak pernah mengajariku hal-hal seperti itu. Semua w

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 775

    Tiffany mengerutkan alis. "Kamu ... sudah kenal Xavier dari dulu?"Kalau tidak salah ingat, sebelumnya Xavier pernah mengatakan dia dan tunangannya belum kenal lama.Saat itu, Miska sadar dirinya keceplosan. Dia buru-buru menutup mulutnya dan terbatuk. "Aku ... dulu aku adik kelasnya.""Dia itu idola di sekolah kami, jadi kami semua kenal dia. Tapi, dulu dia nggak kenal aku. Kami baru kenal akhir-akhir ini."Sambil bicara, gadis itu menunduk dan wajahnya memerah. "Aku dari dulu sudah kagum sama Kak Xavier. Aku sangat bahagia bisa sampai sejauh ini sama dia."Miska mendongak, suaranya tegas dan sungguh-sungguh. "Kak Tiff, kamu bisa bantu aku nggak?""Aku ingin nikah dengannya, nggak peduli dia bakal siuman atau nggak. Dia bilang dia nggak punya banyak teman, hubungannya sama keluarganya juga nggak terlalu dekat. Satu-satunya cewek yang paling dia suka pun sudah menemukan kebahagiaannya sendiri.""Aku benar-benar takut, nanti kalau dia koma terlalu lama, nggak akan ada yang merawat dia .

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 774

    "Aku ... akan pergi darimu. Aku nggak akan membiarkan orang lain tahu gimana kamu membalas kebaikanku, nggak akan membiarkan mitramu memutuskan kerja sama denganmu ...."Sean menyeringai dingin, mengangkat kakinya untuk menepis tangan itu, lalu melangkah menuju pintu. "Aku nggak peduli gimana orang lain memandangku.""Mitraku juga nggak akan memutuskan hubungan cuma karena orang nggak penting sepertimu. Kamu terlalu melebih-lebihkan dirimu sendiri."Setelah itu, Sean melirik perawat yang berjaga di pintu dan tampak ketakutan setengah mati. Dia berkata, "Kamu bisa istirahat sekarang. Mulai hari ini, kamu nggak perlu lagi melayaninya.""Suruh rumah sakit usir dia dari kamar ini. Aku bisa merawat penyelamat hidupku sendiri. Nggak perlu merepotkan orang lain."Usai memberi instruksi, Sean kembali menoleh pada Chaplin. "Setelah urusan selesai, antar dia ke kantor polisi sama Pak Genta. Biarkan dia reuni dengan adiknya."Selesai berbicara, dia pun berbalik dan pergi. Teriakan Vivi menggema d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 773

    Vivi menatap kosong ke arah mata dingin tak berperasaan milik Sean. Perasaan putus asa perlahan merayap ke dalam hatinya.Dulu, dia selalu mengira kelembutan Sean padanya adalah tanda ketertarikan. Dia bahkan sempat merasa bangga. Untung saja, wanita itu sudah mati. Jika tidak, Sean pasti akan berterima kasih dan berutang budi pada wanita itu.Dirinya adalah penyelamat hidup Sean. Sean begitu baik padanya. Jika Sean tidak bisa menemukan mantan istrinya, kemungkinan besar dia akan menjadi satu-satunya calon istrinya di masa depan.Lagi pula, selama tiga tahun berada di sisi Sean, dia melihat sendiri bagaimana Sean menolak banyak gadis dari keluarga terpandang, menolak banyak wanita yang datang mendekat.Semua orang iri padanya. Dia punya kesempatan untuk menyelamatkan Sean, punya status sebagai penyelamat Sean.Tak berlebihan jika dibilang, kalau Tiffany tidak kembali, langkah Vivi selanjutnya adalah menggoda Sean untuk tidur dengannya. Bagaimanapun, hanya kepada dia Sean bersikap lembu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 772

    Dia ingin kamar rawat inap, Sean berikan.Dia ingin Sean merawat adiknya, Sean turuti.Dia bilang ingin mobil agar bisa melihat pemandangan di luar, Sean belikan.Karena selama ini, Sean selalu percaya bahwa kaki Vivi menjadi cacat karena dia menyelamatkannya.Saat kejadian kebakaran dulu, Sean dijebak dan diberi obat di jamuan makan. Saat hidupnya sudah di ambang kematian, yang menyelamatkannya ternyata adalah seorang wanita. Sejak saat itu, hatinya selalu diliputi rasa bersalah.Terlebih lagi, wanita itu sampai harus kehilangan kemampuan berjalan selama 3 tahun demi dirinya.Namun, yang tak pernah disangka oleh Sean adalah ketulusannya selama ini, ternyata dimanfaatkan semena-mena oleh orang lain.Lebih tak disangka lagi, di balik wajah lembut dan anggun Vivi, tersembunyi hati yang begitu busuk dan menjijikkan.Situasi sudah sampai titik ini, tetapi Vivi masih membujuk Tiffany untuk bekerja sama menipunya!Tak lama kemudian, mobil tiba di Rumah Sakit Pusat. Sean turun dari mobil deng

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 771

    Sean memeluk Tiffany, diam-diam menunggu hukuman yang akan diterimanya.Dia mengira Tiffany diam begitu lama pasti karena sedang memikirkan hukuman yang sulit dan berat untuknya.Tidak disangkanya, setelah menunggu sekian lama, Tiffany justru tersenyum manis. "Hukumannya ... mulai sekarang kamu yang harus antar Arlo dan Arlene ke sekolah setiap hari!"Sean tertegun, lalu mengecup bibirnya dengan lembut. "Oke."Bagi orang tua lain, mengantar anak ke sekolah pagi-pagi mungkin terasa merepotkan. Namun, bagi Sean, itu justru sebuah kebahagiaan.Karena dulu dia pernah sebodoh itu sampai melewatkan 5 tahun pertumbuhan anak-anaknya. Andai saja waktu itu dia lebih yakin, andai saja dia bisa menemukan Tiffany lebih cepat .... Sayangnya, waktu tidak bisa diputar kembali.Jadi, ketika Tiffany mengatakan dia harus mengantar anak-anak ke sekolah, Sean tersenyum manis sambil berujar, "Akan kulakukan dengan senang hati."Tiffany bersandar dalam pelukannya, merasakan kehangatan tubuh pria itu. Senyuma

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 770

    Akhirnya, Sean merebahkan Tiffany di atas ranjang besar di kamar tidur vila.Kamar tidur berada di lantai 2, dengan jendela kaca yang sangat besar. Dari tempat tidur, hamparan laut luas bisa terlihat jelas.Sinar matahari masuk menembus jendela kaca, menyinari seluruh ruangan dengan cahaya keemasan yang hangat.Sean menindih tubuhnya, menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Tiff.""Kenapa ...?" Tiffany mulai gemetaran, menatap pria di atas tubuhnya dengan gugup.Terakhir kali ditindih di ranjang ini, dia benar-benar dibuat tak berdaya oleh Sean, sampai seluruh tenaganya terkuras. Bahkan, dia sempat mencicipi masakan Sean yang begitu buruk.Sekarang setelah 5 tahun berlalu, kembali berada di situasi seperti ini membuat hati Tiffany dilanda kecemasan."Kenapa kamu nggak kasih tahu aku?" Mata Sean yang hitam menatap lekat-lekat dengan perasaan cinta. "Kamu rasa seru main rahasia-rahasia begini?"Tiffany tertegun. "Ka ... kamu ngomong apa sih?""Aku sudah tahu semua." Sean menunduk, menatap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 769

    Sean menggenggam setir mobilnya, tangannya sedikit membeku.Dia menatap kaca spion tengah dengan ekspresi geli, melihat wanita yang tampak terkejut sekaligus tersentuh itu. "Aku cuma nyatakan perasaan ke kamu, perlu mikir sejauh itu?"Wajah Tiffany memerah. Dia mengintip ke arah Sean dengan hati-hati melalui kaca spion. "Aku cuma merasa aneh saja ...."Suara wanita itu lembut dan agak manja. "Ngapain kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu? Nggak ada angin, nggak ada hujan."Genggaman Sean di setir semakin kencang. Dia mengatakan itu bukan tanpa alasan! Semuanya ada alasannya!Sean menatap wanita yang duduk di kursi belakang, hatinya penuh dengan emosi. Selama 5 tahun, dia terus mencari Tiffany.Bahkan saat Sean belum menemukannya, Tiffany tetap nekat menyelamatkannya dalam kebakaran besar yang terjadi 3 tahun lalu.Setelah menyelamatkannya, Tiffany malah tidak mengatakan sepatah kata pun. Kalau dibandingkan dengan Vivi yang selama 3 tahun ini terus mengklaim dirinya sebagai penyelamat dan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 768

    Awalnya, Sean masih begitu yakin orang yang menyelamatkannya di tengah kebakaran saat itu adalah Tiffany. Namun, Mark dan Charles terus menjelaskan padanya bahwa orang yang berada di ambang kematian pasti akan berhalusinasi. Lama-kelamaan, dia juga merasa semua itu hanya halusinasi. Setelah kemunculan Vivi, dia benar-benar percaya Tiffany tidak pernah menyelamatkannya.Namun kini, perasaan Sean benar-benar bergejolak saat teringat kembali dengan perkataan Zion dan melihat buku kenangan di tangannya. Yang berarti orang yang menyelamatkannya saat kebakaran tiga tahun yang lalu adalah Tiffany.Satu menit kemudian.Rika yang baru saja turun tangga dan hendak mulai membersihkan rumah pun mengambil pel lantai. Saat Sean tiba-tiba turun dari lantai atas sambil memegang buku kenangan dan melangkah menuju pintu keluar, dia kebingungan. Tadi Sean berkata ingin mengantar jaket untuk anak-anak, sekarang malah hanya membawa sebuah buku.Saat tangannya hampir menyentuh gagang pintu, Jason berhenti s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 767

    Sean mengantar kedua anaknya ke TK."Kamu ayahnya Arlo dan Arlene?" tanya bibi di TK itu dengan ramah.Sean menggandeng tangan kedua anaknya, lalu menganggukkan kepalanya dan menjawab dengan tenang, "Ya.""Serahkan saja anak-anak padaku."Bibi itu menarik tangan Arlo dan Arlene sambil tersenyum, lalu mengingatkan Sean, "Belakangan ini cuacanya mulai dingin dan ramalan cuaca juga bilang hari ini akan turun hujan. Sepertinya pakaian Arlo dan Arlene terlalu tipis. Bisakah kamu pulang dan mengambil jaket untuk mereka? Sistem imun anak kecil masih lemah. Kalau nggak menjaga mereka tetap hangat, mereka akan mudah masuk angin."Setelah ragu sejenak, Sean menganggukkan kepala. "Baik."Sean langsung mencari jaket di dalam lemari setelah kembali ke rumah, tetapi tidak menemukan yang cocok. Saat hendak menelepon Tiffany, pandangannya tiba-tiba tertuju pada koper yang terletak di bawah tempat tidur Arlo.Dia pun menepuk keningnya. Saat Tiffany ikut dengannya ke Kota Aven, Tiffany pasti sudah menyi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status