Share

Bab 647

Penulis: Clarissa
Tiffany dan Xavier mengobrol sangat lama di lapangan rumput di depan taman kanak-kanak. Begitu lama hingga Arlene sudah menghabiskan sepiring kecil stroberi dan kini ikut berlari-lari bersama Arlo, membawa remot kontrol dan bermain dengan helikopter mainannya.

"Mama, Arlene lapar!"

Saat langit mulai gelap, Arlene akhirnya merasa lelah. Dengan langkah kecilnya, dia berlari ke arah Tiffany dengan wajah penuh kepolosan dan mata besar yang berkedip manja.

"Mama, Arlene mau pulang makan pangsit!"

"Pulanglah." Xavier melirik jam tangan mewah di pergelangannya dan mengangguk. "Waktunya memang sudah malam."

"Anak-anak masih harus sekolah besok."

"Kita juga belum makan malam!" Arlene menambahkan dengan sangat serius. Tiffany melempar tatapan sinis. "Siapa tadi yang sudah menghabiskan begitu banyak stroberi dari Paman Xavier, tapi sekarang sudah lapar lagi?"

Arlene langsung merajuk dan mengerucutkan bibirnya. "Buah itu bukan makanan sungguhan, Mama. Itu nggak bikin kenyang!"

"Kamu yang rakus!"

A
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
pasti itu Sean, Sean selalu suka setelan hitam yg sangat disukai Tiffany, semoga secepatnya Tiffany dan Sean bersatu kembali, kasian arlenee dan Arlo
goodnovel comment avatar
tebetea46
hri nii dikit yAA thor update nya
goodnovel comment avatar
Minah Sitia
di tunggu bab selanjut nya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 648

    Langit sudah gelap dan lampu di lorong apartemen sangat redup. Tiffany tidak terlalu memperhatikan siapa orang di belakangnya. Saat pintu apartemen terbuka, Arlo dan Arlene langsung masuk lebih dulu.Tiffany mengikuti dari belakang. Tepat setelah mereka bertiga masuk, sosok pria yang sedari tadi mengikuti mereka juga ikut masuk ke dalam lift.Di dalam lift, pencahayaan terang benderang. Secara refleks, Tiffany menoleh ke pria itu ...."Wah, Paman Ganteng! Kamu juga baru pulang?" Suara polos Arlene menggema di dalam lift.Sean tersenyum tipis, lalu berjongkok agar sejajar dengan Arlene. "Gimana? Stroberinya enak?"Tiffany terkejut.Di bawah cahaya terang lift, Tiffany bisa melihat dengan jelas bahwa Arlene sama sekali tidak memiliki noda stroberi di pakaiannya. Bajunya bersih. Gadis kecil itu baru saja berlarian di taman dan yang tersisa di tubuhnya hanya aroma rumput segar.Lalu kenapa Sean bisa tahu bahwa dia baru saja makan stroberi?Kecuali ....Sebuah firasat buruk meluap dalam hat

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 649

    "Paman Ganteng, kenapa kamu kelihatannya nggak senang?"Setelah beberapa saat hening, suara lembut Arlene terdengar di dalam lift. "Paman, apa kamu sama seperti Mama? Terlalu banyak orang yang mendekatimu, jadi kamu merasa sangat terganggu?"Tiffany terdiam.Sean mengangkat alisnya dengan santai, lalu menatap Tiffany dengan sorot mata penuh godaan sebelum kembali berjongkok dan menatap Arlene dengan lembut."Iya, benar sekali. Ada seorang wanita jahat yang ngasih nomor telepon Paman kepada seorang wanita yang mengejar-ngejar Paman. Sekarang Paman sangat terganggu."Arlene berkedip beberapa kali, lalu memiringkan kepalanya sambil berpikir keras. Setelah beberapa saat, matanya berbinar. "Oh, aku mengerti!""Ini seperti waktu Mama selalu menerima telepon ajakan kencan di malam hari, 'kan? Itu sangat mengganggu!"Sean tersenyum tipis. "Ya, persis seperti itu.""Wanita itu benar-benar jahat!" Arlene mengepalkan tinjunya dengan marah. "Paman jangan sedih, biar Arlene undang Paman makan pangs

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 650

    "Aku sering dengar dia nangis sendirian di malam hari sambil memeluk sebuah foto. Foto itu ...."Arlo mengatupkan bibirnya. "Di foto itu, ibuku pakai baju kelinci berwarna pink. Kamu berdiri di sampingnya dan dia tersenyum sangat indah. Tapi, aku nggak pernah lihat Mama senyum seperti itu sebelumnya.Sean tertegun dan tidak berbicara lagi. Sebenarnya, dia ingat foto yang dibicarakan Arlo. Itu adalah foto yang diambil saat pertama kali dia membawa Tiffany ke Keluarga Japardi dan dia menari di hadapan Derek.Meskipun lima tahun telah berlalu .... Dia masih ingat dengan jelas saat itu.Itu adalah masa-masa terindah dan tanpa beban dalam hubungannya dengan Tiffany. Namun, setelah itu ....Mereka tidak pernah bisa merasakan kebahagiaan yang sama lagi.Keluarga Japardi, Keluarga Rimbawan, dan Keluarga Tanuwijaya.Perselisihan dan konflik di antara mereka telah memisahkan hubungan yang seharusnya bisa mereka pertahankan .... Mata Sean diliputi kesedihan yang mendalam."Pak Sean." Arlo menatap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 651

    "Kakak, Paman Ganteng! Sini bantuin!"Saat Arlo dan Sean masih ingin melanjutkan percakapan mereka, terdengar suara yang lembut dari luar pintu.Arlene yang tingginya bahkan belum mencapai pegangan pintu, berdiri di luar dengan mengenakan piama berwarna merah muda. Dengan tangannya yang mungil, dia mengetuk pintu dengan penuh semangat."Mama sibuk sekali sendirian! Sebagai pria, kalian berdua harus bantu! Kalau nggak bantu, berarti bukan pria sejati!"Di dalam ruangan, Arlo dan Sean saling bertatapan.Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang pria dewasa dan seorang bocah laki-laki keluar dari dalam kamar."Aku benar-benar curiga kalau Paman Ganteng ini adalah Papa Kakak ...." Melihat dua orang dengan gaya berjalan yang identik berjalan ke dalam rumah mereka, Arlene bergumam sendirian.Namun, Mama bilang bahwa dia dan Kakak punya Papa yang sama.Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya. Terlalu disayangkan!Seandainya saja Paman Ganteng adalah Papa Kakak, aku bisa melihatnya setiap hari

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 1

    "Eee ... anu, aku seharusnya melepaskan bajuku dulu atau bajumu dulu?" tanya Tiffany Maheswari dengan hati-hati. Dia berdiri di depan kamar mandi dan hanya membalut tubuhnya dengan handuk.Malam ini adalah malam pertamanya. Pria di depan sana, yang duduk di kursi roda dan menutup matanya dengan sutra hitam adalah suaminya.Ini pertama kalinya Tiffany bertemu calon suaminya. Parasnya lebih tampan daripada yang terlihat di foto. Hidungnya mancung, alisnya tebal, tubuhnya tinggi dan tegap. Ini adalah tipe pria Tiffany.Sayang sekali, pria itu buta dan duduk di kursi roda. Ada yang mengatakan bahwa Sean Tanuwijaya adalah pembawa sial. Ketika berusia 9 tahun, orang tuanya meninggal karenanya. Ketika berusia 13 tahun, kakaknya meninggal karenanya. Kemudian, 3 wanita yang pernah menjadi calon istrinya juga mati.Ketika mendengar rumor ini, Tiffany sangatlah takut. Namun, pamannya bilang mereka baru bisa mengobati penyakit neneknya jika dia menikah dengan Sean. Demi neneknya, Tiffany bersedia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 2

    Tiffany bertanya dengan heran, "Kalau aku keluar, kamu bisa mandi sendirian?"Bukannya pria ini tidak bisa melihat apa pun? Sean tidak berbicara, tetapi suasana menjadi makin menegangkan.Tiffany bisa merasakan kemarahan Sean. Dia melepaskan handuk gosoknya, lalu berucap sebelum pergi, "Kalau begitu, kamu hati-hati ya. Panggil aku kalau butuh bantuan."Setelah keluar dari kamar mandi, Tiffany tampak gelisah dan terus memandang ke arah kamar mandi. Bagaimana kalau Sean terjatuh dan mati di dalam sana? Mereka baru menikah. Tiffany tidak ingin menjadi janda.Ketika Tiffany sedang mencemaskan Sean, ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata sahabatnya, Julie, mengirimnya sebuah video. Judul video itu adalah materi pelajaran.Materi pelajaran? Tiffany mengkliknya dengan heran sambil bertanya-tanya dalam hati, 'Ujian masih lama. Untuk apa mengirimnya materi pelajaran sekarang?'"Um ... ah ... hm ...." Begitu video diputar, terlihat seorang wanita bersandar di atas tubuh seorang pria ....Wajah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 3

    Kemudian, Tiffany berbalik untuk kembali ke dapur. Kedua pelayan itu segera menghentikannya. "Nyonya, nggak perlu."Mereka digaji untuk masak, tetapi semua sudah disiapkan oleh Tiffany. Kalau sampai Sean tahu soal ini, bukankah mereka akan dipecat?"Nyonya, aku dan Rika bertanggung jawab masak sarapan. Kamu baru datang ke rumah ini, nggak mungkin tahu selera Tuan. Sebaiknya jangan membuat masalah di dapur," ujar salah seorang pelayan dengan kesal.Pelayan bernama Rika itu segera menyahut, "Ya, Bibi Prisa benar. Sebaiknya Nyonya istirahat saja.""Tuan nggak makan makanan seperti ini. Dia selalu sarapan roti lapis, ham, dan susu. Sarapan yang Nyonya buat terlalu kuno," ucap Prisa sambil memandang sarapan yang terlihat hambar itu.Ekspresi Tiffany tampak heran sesaat, lalu menjadi suram. Dia menunduk dan mengiakan. "Kalian benar."Orang kaya memang suka bergaya. Di kampusnya, para siswa kaya saja tidak pernah pergi ke kantin untuk makan, apalagi orang sekaya Sean. Tiffany merasa dirinya s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 4

    Suara Sean terdengar sangat dingin, seolah-olah ingin membekukan seluruh ruang makan. Saat berikutnya, buk! Prisa berlutut di lantai dan berujar dengan mata merah, "A ... aku nggak seharusnya bicara begitu dengan Nyonya ...."Sean memang terlihat baik. Namun, jika dia marah, tidak ada yang bisa menanggung amarahnya.Prisa meneruskan, "Tapi, aku nggak berniat jahat! Aku cuma nggak ingin Nyonya masak karena takut dia lelah ...."Sean tersenyum sambil menghadap Prisa dan bertanya, "Makanya, kamu sengaja merusak suasana hati istri baru yang masak untuk suaminya?"Suasana di ruang makan menjadi hening untuk sesaat. Perkataan Sean ini bukan hanya mengejutkan Rika dan Prisa, tetapi Tiffany juga memelotot terkejut. Sean sedang membelanya?Prisa ketakutan hingga gemetaran. Dia menyahut, "A ... aku nggak bermaksud begitu .... Aku nggak membuang masakan Nyonya. Aku dan Rika memakannya ...."Senyuman Sean menjadi makin dingin. Dia mengejek, "Sepertinya kamu lebih mirip majikan di sini daripada aku

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 651

    "Kakak, Paman Ganteng! Sini bantuin!"Saat Arlo dan Sean masih ingin melanjutkan percakapan mereka, terdengar suara yang lembut dari luar pintu.Arlene yang tingginya bahkan belum mencapai pegangan pintu, berdiri di luar dengan mengenakan piama berwarna merah muda. Dengan tangannya yang mungil, dia mengetuk pintu dengan penuh semangat."Mama sibuk sekali sendirian! Sebagai pria, kalian berdua harus bantu! Kalau nggak bantu, berarti bukan pria sejati!"Di dalam ruangan, Arlo dan Sean saling bertatapan.Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang pria dewasa dan seorang bocah laki-laki keluar dari dalam kamar."Aku benar-benar curiga kalau Paman Ganteng ini adalah Papa Kakak ...." Melihat dua orang dengan gaya berjalan yang identik berjalan ke dalam rumah mereka, Arlene bergumam sendirian.Namun, Mama bilang bahwa dia dan Kakak punya Papa yang sama.Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya. Terlalu disayangkan!Seandainya saja Paman Ganteng adalah Papa Kakak, aku bisa melihatnya setiap hari

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 650

    "Aku sering dengar dia nangis sendirian di malam hari sambil memeluk sebuah foto. Foto itu ...."Arlo mengatupkan bibirnya. "Di foto itu, ibuku pakai baju kelinci berwarna pink. Kamu berdiri di sampingnya dan dia tersenyum sangat indah. Tapi, aku nggak pernah lihat Mama senyum seperti itu sebelumnya.Sean tertegun dan tidak berbicara lagi. Sebenarnya, dia ingat foto yang dibicarakan Arlo. Itu adalah foto yang diambil saat pertama kali dia membawa Tiffany ke Keluarga Japardi dan dia menari di hadapan Derek.Meskipun lima tahun telah berlalu .... Dia masih ingat dengan jelas saat itu.Itu adalah masa-masa terindah dan tanpa beban dalam hubungannya dengan Tiffany. Namun, setelah itu ....Mereka tidak pernah bisa merasakan kebahagiaan yang sama lagi.Keluarga Japardi, Keluarga Rimbawan, dan Keluarga Tanuwijaya.Perselisihan dan konflik di antara mereka telah memisahkan hubungan yang seharusnya bisa mereka pertahankan .... Mata Sean diliputi kesedihan yang mendalam."Pak Sean." Arlo menatap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 649

    "Paman Ganteng, kenapa kamu kelihatannya nggak senang?"Setelah beberapa saat hening, suara lembut Arlene terdengar di dalam lift. "Paman, apa kamu sama seperti Mama? Terlalu banyak orang yang mendekatimu, jadi kamu merasa sangat terganggu?"Tiffany terdiam.Sean mengangkat alisnya dengan santai, lalu menatap Tiffany dengan sorot mata penuh godaan sebelum kembali berjongkok dan menatap Arlene dengan lembut."Iya, benar sekali. Ada seorang wanita jahat yang ngasih nomor telepon Paman kepada seorang wanita yang mengejar-ngejar Paman. Sekarang Paman sangat terganggu."Arlene berkedip beberapa kali, lalu memiringkan kepalanya sambil berpikir keras. Setelah beberapa saat, matanya berbinar. "Oh, aku mengerti!""Ini seperti waktu Mama selalu menerima telepon ajakan kencan di malam hari, 'kan? Itu sangat mengganggu!"Sean tersenyum tipis. "Ya, persis seperti itu.""Wanita itu benar-benar jahat!" Arlene mengepalkan tinjunya dengan marah. "Paman jangan sedih, biar Arlene undang Paman makan pangs

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 648

    Langit sudah gelap dan lampu di lorong apartemen sangat redup. Tiffany tidak terlalu memperhatikan siapa orang di belakangnya. Saat pintu apartemen terbuka, Arlo dan Arlene langsung masuk lebih dulu.Tiffany mengikuti dari belakang. Tepat setelah mereka bertiga masuk, sosok pria yang sedari tadi mengikuti mereka juga ikut masuk ke dalam lift.Di dalam lift, pencahayaan terang benderang. Secara refleks, Tiffany menoleh ke pria itu ...."Wah, Paman Ganteng! Kamu juga baru pulang?" Suara polos Arlene menggema di dalam lift.Sean tersenyum tipis, lalu berjongkok agar sejajar dengan Arlene. "Gimana? Stroberinya enak?"Tiffany terkejut.Di bawah cahaya terang lift, Tiffany bisa melihat dengan jelas bahwa Arlene sama sekali tidak memiliki noda stroberi di pakaiannya. Bajunya bersih. Gadis kecil itu baru saja berlarian di taman dan yang tersisa di tubuhnya hanya aroma rumput segar.Lalu kenapa Sean bisa tahu bahwa dia baru saja makan stroberi?Kecuali ....Sebuah firasat buruk meluap dalam hat

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 647

    Tiffany dan Xavier mengobrol sangat lama di lapangan rumput di depan taman kanak-kanak. Begitu lama hingga Arlene sudah menghabiskan sepiring kecil stroberi dan kini ikut berlari-lari bersama Arlo, membawa remot kontrol dan bermain dengan helikopter mainannya."Mama, Arlene lapar!"Saat langit mulai gelap, Arlene akhirnya merasa lelah. Dengan langkah kecilnya, dia berlari ke arah Tiffany dengan wajah penuh kepolosan dan mata besar yang berkedip manja."Mama, Arlene mau pulang makan pangsit!""Pulanglah." Xavier melirik jam tangan mewah di pergelangannya dan mengangguk. "Waktunya memang sudah malam.""Anak-anak masih harus sekolah besok.""Kita juga belum makan malam!" Arlene menambahkan dengan sangat serius. Tiffany melempar tatapan sinis. "Siapa tadi yang sudah menghabiskan begitu banyak stroberi dari Paman Xavier, tapi sekarang sudah lapar lagi?"Arlene langsung merajuk dan mengerucutkan bibirnya. "Buah itu bukan makanan sungguhan, Mama. Itu nggak bikin kenyang!""Kamu yang rakus!"A

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 646

    "Pasien yang dioperasi waktu itu ... adalah kakak kandung Sean."Xavier mengangguk pelan. "Jadi dia menggunakan kesempatan itu untuk kembali mendekatimu?""Nggak bisa dibilang seperti itu."Tiffany menghela napas ringan. "Tapi sepertinya memang benar dia ingin kembali denganku."Sambil berkata demikian, dia menceritakan semua interaksinya dengan Sean dalam beberapa waktu terakhir kepada Xavier. Tentu saja, tanpa menyebut insiden yang terjadi di asrama rumah sakit.Setelah mendengar semuanya, Xavier mengangkat kepalanya menatap langit yang dihiasi warna keemasan senja. Pandangannya kemudian beralih ke Arlo yang sedang berlarian di rumput dan asyik bermain dengan helikopter mainannya."Sepertinya dia memang masih menyimpan perasaan padamu." Dia menghela napas pelan."Kadang-kadang, aku iri sama Sean. Dia mencintai seseorang, dan orang itu juga menyimpan perasaan padanya di dalam hatinya. Dia punya dua anak yang menggemaskan dan seorang wanita yang setia."Mata hitamnya tetap jernih seper

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 645

    Malam itu, saat Tiffany pergi menjemput Arlene dan Arlo dari sekolah, dia melihat seseorang yang sudah lama tidak ditemuinya di depan gerbang taman kanak-kanak ... Xavier.Saat itu, Xavier sedang duduk di bangku dekat gerbang. Dia sedang membuang tangkai stroberi dengan telaten sebelum menyuapkannya satu per satu ke mulut kecil Arlene yang merah merona.Di sisi lainnya, Arlo duduk dengan antusias sambil memegang remote kontrol dan mengendalikan sebuah helikopter mainan kecil yang berdengung di atas kepalanya.Begitu melihat Tiffany, Xavier berdiri dan tersenyum lembut ke arahnya. Arlo langsung berteriak penuh semangat, "Mama, cepat ke sini!""Lihat ini! Paman Xavier belikan aku helikopter remote! Keren banget, 'kan?"Tiffany tertegun sejenak, lalu menatap helikopter kecil di udara.Mainan itu tampaknya terbuat dari paduan logam. Kelihatannya sangat keren, desainnya elegan, dan bahan pembuatannya juga tampak berkualitas tinggi. Hanya dari tampilannya saja, sudah jelas ini bukan mainan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 644

    Julie mendengus pelan, tetapi tetap mempertahankan sikap sopan saat berbicara. "Bu Filda, begini, tanda tangan Anda memang dibutuhkan di sini.""Saya sudah mengatur semuanya dengan sangat rapi. Kalau masih ada yang perlu diperbaiki, saya akan mengajukannya bersamaan di lain waktu. Apa Anda bisa tandatangani dokumen ini dulu?"Filda menatapnya dingin dan senyumnya semakin sinis. "Gimana kamu bisa tahu masih akan ada lain waktu? Mungkin saja ini adalah pengajuan klaim terakhirmu di rumah sakit ini."Julie terdiam. Dia menatap Filda dengan terkejut. Setelah beberapa saat, dia baru tersadar. Namun, dia tetap mempertahankan ekspresinya seolah-olah tidak tahu apa pun."Kenapa, Bu Filda? Anda mau pecat saya?""Mungkin saja." Filda tersenyum, lalu tidak bicara lagi.Julie adalah sahabat Tiffany. Bahkan, dulu dia bisa masuk ke Rumah Sakit Kota Kintan berkat koneksi Tiffany. Sekarang, jika Tiffany terkena masalah besar, apakah Julie masih bisa bertahan?Begitu Tiffany disingkirkan, tidak menutup

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 643

    Suasana di dalam kantor langsung menjadi sunyi.Filda hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tiffany menghabiskan hampir empat juta hanya untuk membeli satu lipstik hari ini?Dia sudah gila?!"Kami juga merasa itu sangat nggak masuk akal," ujar Lina sambil menggigit bibirnya, "Bu Filda, Anda juga tahu, sejak Dok Tiff mulai bekerja di rumah sakit ini, dia hampir nggak pernah berdandan.""Tapi sekarang ... dia tiba-tiba membeli lipstik semahal itu. Semua orang bertanya-tanya apakah sesuatu sedang terjadi padanya.""Beberapa orang berpikir dia mungkin sedang tertarik pada seseorang dan berniat berselingkuh ... atau mungkin sebenarnya dia adalah orang kaya yang selama ini menyembunyikan identitasnya."Filda mendengus dingin, lalu bibirnya melengkung membentuk senyum sinis. "Kamu boleh keluar dulu."Dengan gugup, Lina buru-buru keluar dari ruangan. Filda tetap duduk di kursinya sambil tersenyum sinis. Sepertinya dia benar-benar memberi penilaian terlalu tinggi terhadap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status