Share

Bab 359

Author: Clarissa
Setelah Jayla selesai menari, giliran beberapa wanita lain yang tampil. Ada yang menari Latin, ada yang menari Samba, dan ada juga yang memainkan biola.

Tiffany gugup hingga betisnya bergetar. Ini ... mereka semua sangat hebat! Di hadapan mereka, dia hanya seorang amatir .... Dia tidak punya keterampilan apa pun!

Tidak lama kemudian, giliran Cathy. Lampu panggung padam. Kemudian, muncul kabut tebal dan seberkas cahaya sorot.

Cathy muncul dengan mengenakan pakaian tradisional. Dia mengayunkan lengannya dan menari dengan anggun.

Tiffany terpana. Tarian ini bahkan jauh lebih indah daripada tarian Julie. Dia hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Hatinya dilanda rasa gugup dan putus asa. Kali ini, dia akan malu besar ....

Setelah Cathy selesai menari, terdengar tepuk tangan meriah dari penonton. Bronson memuji, "Tarian Cathy semakin bagus saja, bahkan lebih memukau daripada ...."

Bronson terdiam sejenak dan tidak melanjutkan kalimatnya lagi. Orang-orang di sekitar mulai berdiskusi.

"Tarian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
syukurlah...mereka suka...good Tiffany...
goodnovel comment avatar
tebetea46
lanjut kaka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 360

    Bronson mengangguk. "Pasti capek pakai kostum boneka seperti ini. Kelihatannya dia membuat persiapan dengan serius."Penonton di bawah panggung pun tertawa. Sementara itu, melalui lubang kecil di kostum bonekanya, Tiffany bisa melihat Sean memberi jempol padanya. Hal ini membuatnya makin bersemangat.Setelah selesai, Tiffany yang ada di dalam kostum boneka itu berkeringat deras. Penonton di bawah panggung juga tertawa sampai keringat mereka bercucuran. Suasana di atas dan di bawah panggung sangat meriah."Terima kasih, semuanya." Napas Tiffany terengah-engah. "Kalau begitu, aku turun dulu.""Tunggu!" Jayla bangkit dan bertanya melalui mikrofon dengan lantang, "Apa kamu bisa melepaskan penutup kepalamu?""Kalau kamu nggak melepaskannya, gimana kami bisa tahu kamu itu pria atau wanita? Jangan-jangan kamu bukan Tiffany?"Wajah Tiffany basah karena keringat. Rambutnya menempel di dahi. Penampilannya pasti terlihat sangat berantakan.Tiffany menggigit bibirnya sebelum menyahut, "Aku sudah b

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 261

    Ucapan Derek membuat ekspresi Jayla sontak berubah. Dia mengernyit dan hendak berdiri untuk membantah, tetapi Cathy sudah berbicara dengan tenang, "Aku yang sudah salah paham pada Bu Tiffany.""Bu Tiffany bilang ingin menari untuk Kakek. Aku pikir sangat mencanggungkan kalau Bu Tiffany cuma menari untuk Kakek. Soalnya di sini ada banyak orang. Makanya, aku menyiapkan panggung sebagai hiburan untuk semua orang.""Siapa sangka, ternyata Bu Tiffany cuma ingin menari di ruang tamu untuk dilihat Kakek. Dia nggak bermaksud untuk mengajak orang lain."Sebenarnya tidak ada masalah dari perkataan ini, tetapi para wanita merasa kurang nyaman mendengarnya. Benar, ada begitu banyak tamu wanita di sini. Kenapa hanya Tiffany yang bisa menari di ruang tamu? Apa Tiffany ingin menyanjung Derek? Atas dasar apa dia punya hak istimewa?Bronson mengerutkan keningnya. Dia sudah hidup bertahun-tahun bersama Cathy sehingga tahu betul sifatnya. Cathy menyiapkan panggung ini jelas karena tidak suka melihat Tiff

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 362

    "Nanti aku akan belajar dari mereka. Setelah tarianku sudah bagus, aku akan menari lagi untukmu.""Oke, oke!" Derek bertepuk tangan dengan penuh semangat. "Kalau begitu, biarkan mereka mengajarimu nanti."Derek memicingkan matanya dan tiba-tiba bertanya, "Kalau begitu, kamu paling suka pertunjukan siapa?"Tiffany sontak termangu. Pertanyaan ini bisa membuatnya menyinggung orang. Namun, dia sama sekali tidak takut.Lagi pula, Tiffany memiliki ingatan yang sangat baik. Selama bertahun-tahun tinggal di desa, dia bisa membuat hampir semua orang tua menyukainya juga bukan tanpa alasan.Tiffany tersenyum. "Semuanya dong. Pertunjukan tari Latin tadi sangat lancar dan lincah. Kalau tubuhku sebagus Bu Willow, aku pasti mau belajar darinya!"Perkataan ini langsung membuat Willow yang merasa kesal menjadi tersenyum lebar."Tari Samba dari Bu Zevincy membuatku merasakan keindahan budaya asing. Sayangnya, aku nggak punya bakat olahraga. Gerakanku nggak bakal bisa selancar Bu Zevincy. Kalau menerima

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 363

    "Kenapa bicara begitu di atas panggung?" tanya Sean. Setelah pertunjukan berakhir, Sean menyuruh Sofyan untuk membawa pergi kostum kelinci itu.Ucapan di atas panggung tadi sama sekali tidak dipersiapkan sebelumnya. Sean sekalipun tidak menyangka istrinya yang bodoh ini akan mengatakan hal seperti itu.Tiffany tidak menyinggung siapa pun. Bahkan, Cathy yang selalu mengejek dan menyindirnya juga dipujinya.Tiffany mengelap keringatnya dengan tisu, lalu tersenyum dan menjawab, "Entahlah. Aku tiba-tiba kepikiran dan langsung mengucapkannya."Setelah mengganti pakaian, Tiffany menerima es krim yang disodorkan Sean. Sambil makan, dia meneruskan, "Entah kenapa, aku merasa Kakek sangat akrab denganku. Kalau lihat dia, aku langsung teringat nenekku. Makanya, aku bisa langsung mengatakan apa pun kepadanya.""Masa?" Sean memicingkan matanya."Ya." Tiffany mengangguk. "Sebenarnya aku paling canggung di depan orang asing atau yang nggak akrab denganku.""Sayang, coba kamu pikirkan. Aku bisa bicara

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 364

    Jika tidak salah dengar, pemuda itu seharusnya adalah Xavier yang terus memanggil Tiffany kelinci kecil.Saat ini, Xavier sedang memeriksa dokumen yang diberikan oleh Ronny. "Mungkin nama aslinya bukan ini. Tapi, coba kamu selidiki lagi.""Baik." Suara Ronny terdengar rendah dan agak menyanjung. "Apa aku boleh tanya, kenapa kamu ingin menyelidiki orang ini? Kalau kamu bisa memberiku lebih banyak informasi, aku mungkin bisa melakukan penyelidikan yang lebih spesifik.""Kamu nggak usah tahu." Xavier yang biasanya selalu tersenyum malah terlihat dingin sekarang. "Kamu cuma perlu tahu ini adalah perintah dariku."Meskipun ditolak, Ronny sama sekali tidak menyerah. "Pak, mengenai dana yang dibicarakan ayahmu kepadaku sebelumnya .... Sekarang aku terpojok. Keponakanku mulai menekanku seperti yang dilakukan ayahnya dulu. Ayahmu bilang akan membantuku.""Keluargaku nggak mungkin mengurusmu seumur hidup." Xavier tersenyum tipis. "Tugas yang kuberikan nggak berat. Cuma mencari orang. Kalau kamu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 365

    Keesokan pagi, sinar matahari yang hangat menyelinap masuk melalui tirai jendela.Tiffany membuka matanya yang masih terasa berat. Sekujur tubuhnya pegal dan sakit.Dengan susah payah, Tiffany berusaha bangkit dan mengambil ponselnya untuk melihat jam. Ternyata sudah pukul 10 pagi lewat.Tiffany bangkit sambil mengumpat Sean di dalam hatinya. Semalam, Sean lagi-lagi menyiksanya sampai larut malam!Tiffany sudah menangis dan memperingatkan Sean bahwa mereka bukan sedang di rumah. Namun, Sean tidak peduli dan membuatnya menangis.Setelah bangkit, Tiffany membersihkan diri seperti biasa. Kemudian, dia perlahan-lahan keluar dari kamar."Oh, kelinci kecil sudah bangun?" Begitu keluar, Tiffany langsung mendengar suara pria yang menggodanya. Dia termangu, lalu tanpa sadar menoleh ke arah sumber suara.Terlihat Xavier sedang bersandar di sofa ruang tamu mereka. Sambil makan camilan, dia menonton drama, seolah-olah tempat ini adalah rumahnya!Di sofa seberang adalah Chaplin yang sedang mengutak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 366

    Xavier tersenyum, "Aku cuma penasaran, orang seperti apa yang bisa melindungimu dengan sangat baik. Berkat perlindungan mereka, kamu tumbuh menjadi gadis yang polos dan imut.""Kamu mau bilang aku bodoh dan ceroboh, 'kan?" balas Tiffany sambil mencebik. Meskipun begitu, dia senang mendengar pujian Xavier tentang paman dan bibinya. "Pamanku dan bibiku memang orang yang sangat baik.""Tapi, mereka cuma petani sederhana dari desa. Meskipun aku bilang nama mereka, kamu juga nggak kenal. Lebih baik jangan tanya deh!"Dengan senyuman lebar, Tiffany melambaikan tangan. "Sudah, sudah! Ingat bilang sama Kakek, aku suka sekali dengan kue yang dia kasih!"Setelah itu, Tiffany kembali duduk di sofa, seolah-olah Xavier sudah pergi. Dia bertanya kepada Chaplin, "Chaplin, kakakmu ke mana?""Kak Sean ada urusan bisnis. Dia ke ...."Xavier menggeleng ringan, lalu berbalik dan pergi. Setelah mengantarkan kotak kosong kembali ke rumah utama, dia kembali ke kamar mereka.Jayla sudah berdiri di depan pintu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 367

    Tiffany dan Chaplin menonton drama seharian di rumah Keluarga Japardi.Malam harinya, Sean akhirnya kembali. Karena dia pulang terlambat, pesta makan malam di rumah Keluarga Japardi sudah selesai.Jadi, Tiffany memutuskan untuk mencari pelayan dan melewati pintu belakang. Dia membeli ikan dengan uangnya, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan Sean ikan asam pedas.Setelah Sean pulang, Tiffany menyajikan ikan asam pedas yang masih berasap ke kamar mereka."Sayang, pasti kamu belum makan, 'kan?" Tiffany tersenyum lebar sambil menyerahkan sendok kepadanya. "Aku sudah lama nggak masakin kamu."Sean yang seharian sibuk dengan laporan keuangan lantas tersenyum tipis. Dia mengelus kepala Tiffany dengan lembut. "Kamu memang istri yang perhatian banget."Tiffany tertawa kecil. Wajahnya agak merah. "Aku istrimu, kamu suamiku. Sudah kewajibanku masak untukmu."Sean tersenyum, lalu mengambil sendok dan mulai makan. Rasa asam pedas yang menyatu dengan ikan yang lembut langsung mengenyahkan rasa lelah

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 775

    Tiffany mengerutkan alis. "Kamu ... sudah kenal Xavier dari dulu?"Kalau tidak salah ingat, sebelumnya Xavier pernah mengatakan dia dan tunangannya belum kenal lama.Saat itu, Miska sadar dirinya keceplosan. Dia buru-buru menutup mulutnya dan terbatuk. "Aku ... dulu aku adik kelasnya.""Dia itu idola di sekolah kami, jadi kami semua kenal dia. Tapi, dulu dia nggak kenal aku. Kami baru kenal akhir-akhir ini."Sambil bicara, gadis itu menunduk dan wajahnya memerah. "Aku dari dulu sudah kagum sama Kak Xavier. Aku sangat bahagia bisa sampai sejauh ini sama dia."Miska mendongak, suaranya tegas dan sungguh-sungguh. "Kak Tiff, kamu bisa bantu aku nggak?""Aku ingin nikah dengannya, nggak peduli dia bakal siuman atau nggak. Dia bilang dia nggak punya banyak teman, hubungannya sama keluarganya juga nggak terlalu dekat. Satu-satunya cewek yang paling dia suka pun sudah menemukan kebahagiaannya sendiri.""Aku benar-benar takut, nanti kalau dia koma terlalu lama, nggak akan ada yang merawat dia .

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 774

    "Aku ... akan pergi darimu. Aku nggak akan membiarkan orang lain tahu gimana kamu membalas kebaikanku, nggak akan membiarkan mitramu memutuskan kerja sama denganmu ...."Sean menyeringai dingin, mengangkat kakinya untuk menepis tangan itu, lalu melangkah menuju pintu. "Aku nggak peduli gimana orang lain memandangku.""Mitraku juga nggak akan memutuskan hubungan cuma karena orang nggak penting sepertimu. Kamu terlalu melebih-lebihkan dirimu sendiri."Setelah itu, Sean melirik perawat yang berjaga di pintu dan tampak ketakutan setengah mati. Dia berkata, "Kamu bisa istirahat sekarang. Mulai hari ini, kamu nggak perlu lagi melayaninya.""Suruh rumah sakit usir dia dari kamar ini. Aku bisa merawat penyelamat hidupku sendiri. Nggak perlu merepotkan orang lain."Usai memberi instruksi, Sean kembali menoleh pada Chaplin. "Setelah urusan selesai, antar dia ke kantor polisi sama Pak Genta. Biarkan dia reuni dengan adiknya."Selesai berbicara, dia pun berbalik dan pergi. Teriakan Vivi menggema d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 773

    Vivi menatap kosong ke arah mata dingin tak berperasaan milik Sean. Perasaan putus asa perlahan merayap ke dalam hatinya.Dulu, dia selalu mengira kelembutan Sean padanya adalah tanda ketertarikan. Dia bahkan sempat merasa bangga. Untung saja, wanita itu sudah mati. Jika tidak, Sean pasti akan berterima kasih dan berutang budi pada wanita itu.Dirinya adalah penyelamat hidup Sean. Sean begitu baik padanya. Jika Sean tidak bisa menemukan mantan istrinya, kemungkinan besar dia akan menjadi satu-satunya calon istrinya di masa depan.Lagi pula, selama tiga tahun berada di sisi Sean, dia melihat sendiri bagaimana Sean menolak banyak gadis dari keluarga terpandang, menolak banyak wanita yang datang mendekat.Semua orang iri padanya. Dia punya kesempatan untuk menyelamatkan Sean, punya status sebagai penyelamat Sean.Tak berlebihan jika dibilang, kalau Tiffany tidak kembali, langkah Vivi selanjutnya adalah menggoda Sean untuk tidur dengannya. Bagaimanapun, hanya kepada dia Sean bersikap lembu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 772

    Dia ingin kamar rawat inap, Sean berikan.Dia ingin Sean merawat adiknya, Sean turuti.Dia bilang ingin mobil agar bisa melihat pemandangan di luar, Sean belikan.Karena selama ini, Sean selalu percaya bahwa kaki Vivi menjadi cacat karena dia menyelamatkannya.Saat kejadian kebakaran dulu, Sean dijebak dan diberi obat di jamuan makan. Saat hidupnya sudah di ambang kematian, yang menyelamatkannya ternyata adalah seorang wanita. Sejak saat itu, hatinya selalu diliputi rasa bersalah.Terlebih lagi, wanita itu sampai harus kehilangan kemampuan berjalan selama 3 tahun demi dirinya.Namun, yang tak pernah disangka oleh Sean adalah ketulusannya selama ini, ternyata dimanfaatkan semena-mena oleh orang lain.Lebih tak disangka lagi, di balik wajah lembut dan anggun Vivi, tersembunyi hati yang begitu busuk dan menjijikkan.Situasi sudah sampai titik ini, tetapi Vivi masih membujuk Tiffany untuk bekerja sama menipunya!Tak lama kemudian, mobil tiba di Rumah Sakit Pusat. Sean turun dari mobil deng

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 771

    Sean memeluk Tiffany, diam-diam menunggu hukuman yang akan diterimanya.Dia mengira Tiffany diam begitu lama pasti karena sedang memikirkan hukuman yang sulit dan berat untuknya.Tidak disangkanya, setelah menunggu sekian lama, Tiffany justru tersenyum manis. "Hukumannya ... mulai sekarang kamu yang harus antar Arlo dan Arlene ke sekolah setiap hari!"Sean tertegun, lalu mengecup bibirnya dengan lembut. "Oke."Bagi orang tua lain, mengantar anak ke sekolah pagi-pagi mungkin terasa merepotkan. Namun, bagi Sean, itu justru sebuah kebahagiaan.Karena dulu dia pernah sebodoh itu sampai melewatkan 5 tahun pertumbuhan anak-anaknya. Andai saja waktu itu dia lebih yakin, andai saja dia bisa menemukan Tiffany lebih cepat .... Sayangnya, waktu tidak bisa diputar kembali.Jadi, ketika Tiffany mengatakan dia harus mengantar anak-anak ke sekolah, Sean tersenyum manis sambil berujar, "Akan kulakukan dengan senang hati."Tiffany bersandar dalam pelukannya, merasakan kehangatan tubuh pria itu. Senyuma

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 770

    Akhirnya, Sean merebahkan Tiffany di atas ranjang besar di kamar tidur vila.Kamar tidur berada di lantai 2, dengan jendela kaca yang sangat besar. Dari tempat tidur, hamparan laut luas bisa terlihat jelas.Sinar matahari masuk menembus jendela kaca, menyinari seluruh ruangan dengan cahaya keemasan yang hangat.Sean menindih tubuhnya, menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Tiff.""Kenapa ...?" Tiffany mulai gemetaran, menatap pria di atas tubuhnya dengan gugup.Terakhir kali ditindih di ranjang ini, dia benar-benar dibuat tak berdaya oleh Sean, sampai seluruh tenaganya terkuras. Bahkan, dia sempat mencicipi masakan Sean yang begitu buruk.Sekarang setelah 5 tahun berlalu, kembali berada di situasi seperti ini membuat hati Tiffany dilanda kecemasan."Kenapa kamu nggak kasih tahu aku?" Mata Sean yang hitam menatap lekat-lekat dengan perasaan cinta. "Kamu rasa seru main rahasia-rahasia begini?"Tiffany tertegun. "Ka ... kamu ngomong apa sih?""Aku sudah tahu semua." Sean menunduk, menatap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 769

    Sean menggenggam setir mobilnya, tangannya sedikit membeku.Dia menatap kaca spion tengah dengan ekspresi geli, melihat wanita yang tampak terkejut sekaligus tersentuh itu. "Aku cuma nyatakan perasaan ke kamu, perlu mikir sejauh itu?"Wajah Tiffany memerah. Dia mengintip ke arah Sean dengan hati-hati melalui kaca spion. "Aku cuma merasa aneh saja ...."Suara wanita itu lembut dan agak manja. "Ngapain kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu? Nggak ada angin, nggak ada hujan."Genggaman Sean di setir semakin kencang. Dia mengatakan itu bukan tanpa alasan! Semuanya ada alasannya!Sean menatap wanita yang duduk di kursi belakang, hatinya penuh dengan emosi. Selama 5 tahun, dia terus mencari Tiffany.Bahkan saat Sean belum menemukannya, Tiffany tetap nekat menyelamatkannya dalam kebakaran besar yang terjadi 3 tahun lalu.Setelah menyelamatkannya, Tiffany malah tidak mengatakan sepatah kata pun. Kalau dibandingkan dengan Vivi yang selama 3 tahun ini terus mengklaim dirinya sebagai penyelamat dan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 768

    Awalnya, Sean masih begitu yakin orang yang menyelamatkannya di tengah kebakaran saat itu adalah Tiffany. Namun, Mark dan Charles terus menjelaskan padanya bahwa orang yang berada di ambang kematian pasti akan berhalusinasi. Lama-kelamaan, dia juga merasa semua itu hanya halusinasi. Setelah kemunculan Vivi, dia benar-benar percaya Tiffany tidak pernah menyelamatkannya.Namun kini, perasaan Sean benar-benar bergejolak saat teringat kembali dengan perkataan Zion dan melihat buku kenangan di tangannya. Yang berarti orang yang menyelamatkannya saat kebakaran tiga tahun yang lalu adalah Tiffany.Satu menit kemudian.Rika yang baru saja turun tangga dan hendak mulai membersihkan rumah pun mengambil pel lantai. Saat Sean tiba-tiba turun dari lantai atas sambil memegang buku kenangan dan melangkah menuju pintu keluar, dia kebingungan. Tadi Sean berkata ingin mengantar jaket untuk anak-anak, sekarang malah hanya membawa sebuah buku.Saat tangannya hampir menyentuh gagang pintu, Jason berhenti s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 767

    Sean mengantar kedua anaknya ke TK."Kamu ayahnya Arlo dan Arlene?" tanya bibi di TK itu dengan ramah.Sean menggandeng tangan kedua anaknya, lalu menganggukkan kepalanya dan menjawab dengan tenang, "Ya.""Serahkan saja anak-anak padaku."Bibi itu menarik tangan Arlo dan Arlene sambil tersenyum, lalu mengingatkan Sean, "Belakangan ini cuacanya mulai dingin dan ramalan cuaca juga bilang hari ini akan turun hujan. Sepertinya pakaian Arlo dan Arlene terlalu tipis. Bisakah kamu pulang dan mengambil jaket untuk mereka? Sistem imun anak kecil masih lemah. Kalau nggak menjaga mereka tetap hangat, mereka akan mudah masuk angin."Setelah ragu sejenak, Sean menganggukkan kepala. "Baik."Sean langsung mencari jaket di dalam lemari setelah kembali ke rumah, tetapi tidak menemukan yang cocok. Saat hendak menelepon Tiffany, pandangannya tiba-tiba tertuju pada koper yang terletak di bawah tempat tidur Arlo.Dia pun menepuk keningnya. Saat Tiffany ikut dengannya ke Kota Aven, Tiffany pasti sudah menyi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status