Share

Bab 355

Author: Clarissa
Setelah pulang dari klinik Charles, Tiffany merasa sangat tidak nyaman sepanjang perjalanan pulang. Sosok Zara yang berguling-guling kesakitan di tanah terus terngiang-ngiang di benaknya. Zara menarik rambutnya, membenturkan kepalanya dengan keras ke lantai dan dinding.

Jika tidak ada Charles di sana, Tiffany tidak akan sanggup menghentikannya sendirian. Rasa sakit itu sampai membuat orang ingin mati!

Tiffany diam-diam mengepalkan tangannya. Sebelum bertemu Zara, Sean selalu mengatakan bahwa kakaknya adalah wanita yang baik dan lembut.

Tiffany tidak menyangka kakak Sean yang bahkan rela pulang dari luar negeri saat sedang berbisnis, hanya demi merayakan ulang tahun Sean … ternyata sekejam ini.

Mungkin, orang yang sudah mengalami rasa sakit dan kebencian yang sebenarnya akan mengalami perubahan drastis seperti ini ....

Tiba-tiba, di telinganya terngiang perkataan Zara. Wanita itu menggenggam tangannya dan berkata, "Janji padaku, jangan pernah temui kakak Sean. Kamu nggak boleh ke sana.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
Sean lucu...klu sedang menggoda Tiffany...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 336

    Suara Sean terdengar rendah dan menggoda, dengan sedikit kenakalan di ujung kalimatnya.Tiffany memanyunkan bibirnya, lalu meniru Sean yang suka mencubit pipinya. Dia mencubit pipi Sean sambil menyahut, "Aku bukan jarum perak. Aku nggak mungkin tahu mana gelas yang beracun dan mana yang nggak."Sean tersenyum, lalu memberikan ciuman di wajahnya. "Tapi, kamu sendiri yang bilang ingin melindungiku. Ini juga pertama kalinya aku pergi jauh. Semua demi adikmu, Zara. Bukankah kamu seharusnya menemaniku?"Tiffany mencebik dan akhirnya setuju. Sebenarnya, dia tahu Sean hanya ingin membawanya jalan-jalan dan menyegarkan pikiran. Tiffany memang butuh sedikit hiburan."Gimana kondisinya sekarang?" tanya Sean. Ketika melihat Tiffany setuju, Sean mengecup pipinya lagi dengan lembut."Kondisinya ... sangat buruk." Tiffany mengatupkan bibirnya, lalu menceritakan kondisi Zara yang baru dilihatnya."Aku nggak tega melihatnya seperti ini." Tiffany menunduk sambil menghela napas dalam-dalam. Kemudian, di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 337

    Sebelum pergi ke Elupa, Tiffany menghadiri kelas dulu. Dia ingin meminta maaf kepada dosennya. Setengah bulan lalu, dia mengambil cuti karena kondisinya yang tidak sehat. Sekarang, dia harus mengambil cuti lagi selama satu minggu tiga hari.Dosen tidak terkejut lagi. "Tiffany, biar kuingatkan ya. Setelah cuti sepuluh hari ini, kamu akan langsung menghadapi ujian akhir. Semester lalu, kamu mendapat nilai sempurna di semua mata pelajaran. Kalau nilaimu turun kali ini, aku nggak bisa memaafkanmu lho!"Tiffany yang merasa malu hanya bisa tersenyum kepada dosennya."Ya, aku tahu.""Jangan cuma tahu!" Dosen meliriknya dengan tatapan tajam. "Jangan lupa bawa buku pelajaran supaya kamu bisa belajar!"Tiffany mengangguk serius dan mengingat semua nasihat dosennya. Setelah pulang dan mengemas barang, Tiffany pun memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam koper dengan patuh.Rika sampai heran melihatnya. "Nyonya, kamu ke Elupa untuk berlibur, 'kan? Kenapa ...." Kenapa harus bawa buku pelajaran? Apa n

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 338

    Tiffany terkejut, lalu mendongak menatap Sean. "Dia bilang, kamu beli banyak. Banyak apa?"Sean meletakkan satu tangan di depan mulut, lalu batuk dengan pelan. "Waktunya berangkat."Tiffany menatapnya dengan curiga. Kemudian, dia menoleh menatap Rika yang masih mengemas barang.Rika menggelengkan kepalanya, menandakan bahwa dia tidak tahu apa-apa. Sean merasa agak canggung dan melirik Rika. "Aku panggil Pak Sofyan dulu untuk angkat koper."Setelah itu, Sean bergegas berbalik dan pergi. Tiffany hanya bisa merenung. Apa pria ini sedang menyembunyikan sesuatu darinya?....Sebelum berangkat, Tiffany memeriksa jarak dari Kota Aven ke Kota Idali di peta. Menurut perkiraannya, mereka seharusnya akan transit di Kota Sleba.Namun, Sean malah membawanya melalui jalur VIP dan naik pesawat pribadi. Ini pertama kalinya Tiffany naik pesawat, bahkan pesawat pribadi.Di dalam pesawat, Tiffany tidak bisa menutupi rasa senangnya. Dia mengenakan sabuk pengaman dengan kencang, lalu duduk di kursi sambil

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 339

    Sean menjulurkan tangan dan berjabat tangan dengan Cathy dengan ringan. "Halo.""Mobil kami di sana." Cathy menunjuk menunjuk ke mobil di belakangnya dengan anggun. Kemudian, dia berbalik dan memimpin jalan.Karena Chaplin dan Sofyan yang membawa koper agak lambat, Sean berbalik untuk membantu mereka. Jadi, Cathy berjalan di depan bersama Tiffany.Cathy tidak menyembunyikan kebenciannya kepada Tiffany. "Bisnis Pak Sean di Elupa begitu besar. Aku kira orang sukses seperti dia akan lebih mengikuti kata hati.""Tapi, ternyata Pak Sean sama seperti orang lain. Demi kepentingannya sendiri, dia memilih untuk bersama wanita sepertimu."Kemudian, Cathy memandang Tiffany dengan sinis dari atas hingga bawah. "Di kota kalian, kamu seharusnya termasuk sosok sosialita, 'kan? Kenapa pakaiannya begitu sembarangan?"Tiffany merasa bingung. Dia mengernyit dan bertanya, "Sosialita?""Ya." Cathy tersenyum dingin. "Kamu sangat kurus dan nggak punya daya tarik. Kamu bisa menikahi pria seperti Pak Sean past

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 340

    Tiffany mengangguk, lalu turun dari mobil. Di luar mobil, suasananya sangat berbeda.Tiffany tidak menyangka, di tanah asing ini, dia bisa melihat bangunan yang begitu klasik dan penuh nuansa kuno. Bangunannya besar dan megah, seperti istana kuno, bahkan bisa dibilang seperti kastil. Gunung buatan, aliran sungai kecil, halaman, lorong berukir, dan taman yang hijau.Tiffany sampai curiga dia salah tempat. Tempat ini ... bukan lokasi syuting? Jika bukan karena orang-orang yang mengenakan setelan jas berlalu-lalang di dalam bangunan, dia pasti mengira dirinya telah melakukan perjalanan waktu!Seperti mengetahui pemikiran Tiffany, pelayan Keluarga Japardi mulai memberi penjelasan sambil memimpin jalan, "Tuan tua kami sangat menyukai benda-benda bergaya klasik, jadi tuan besar kami membangun rumah seperti ini untuknya."Tiffany terpana melihat semuanya, lalu berkata dengan takjub, "Tuan Besar Keluarga Japardi sangat berbakti ya?""Tentu saja!" Pelayan itu tersenyum lebar dan melanjutkan, "T

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 341

    Tiffany tertegun sejenak, lalu segera mengerti. Dia biasanya memang hanya suka mengenakan celana jin dan kaus putih, tetapi sekarang dia sedang berada di luar. Dia datang untuk menemani Sean pesta keluarga bangsawan, pakaiannya tentu saja tidak boleh terlalu santai. Jika tidak, dia pasti akan menerima ejekan seperti yang dilakukan Cathy tadi.Dia menuangkan semua isi koper itu keluar dengan cemberut. Pakaiannya terlihat indah, jelas merupakan merek internasional yang dirancang dengan sangat cermat. Gaunnya juga cantik dan sepatunya berkilauan, tetapi hak sepatunya tidak terlalu tinggi. Kelihatan jelas, Sean juga menyadari dia jarang memakai sepatu hak tinggi.Namun, saat melihat tumpukan parfum dan kosmetik itu, Tiffany merasa ragu. Dia tidak berdandan. Dia menatap Sean dengan ekspresi meringis. "Aku agak menyesal nggak mengajak Kak Rika ke sini."Saat bepergian sebelumnya, Tiffany sudah berkata akan mengajak Rika jika mereka bepergian lagi. Sebelum datang berangkat ke sini, dia memang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 342

    Tiffany yang memang sudah merasa malu, wajahnya makin memerah dan panas saat mendengar Sean memanggilnya dengan suara yang begitu memikat. Dia pun menundukkan kepala dengan malu-malu dan berkata dengan suara yang lembut, "Sayang ....""Hm ...."Sean mengernyitkan alis, lalu menyerahkan handuk pada Tiffany. "Kamu pergi memperbaikinya di kamar mandi."Tiffany langsung tertegun sejenak. Melihat ekspresi Sean yang agak aneh, dia langsung merasa ada yang tidak beres. Dia pun menatap Sean dengan ragu dan bertanya, "Sayang, kamu nggak ... membuatku terlihat sangat jelek, 'kan?"Sean menggelengkan kepalanya. "Nggak jelek."Bagi Sean, Tiffany adalah bidadarinya. Seperti apa pun penampilan Tiffany, dia tidak merasa Tiffany jelek.Tiffany mengambil handuk itu dan masuk ke kamar mandi. "Argh! Sean!"Mendengar suara Tiffany yang histeris dari kamar mandi, Sean berdeham pelan dan membuka pintu kamar. "Coba tanyakan apa ada pelayan di rumah Keluarga Japardi yang ahli dalam merias wajah."...."Kamu s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 343

    Tiffany langsung tertegun sejenak saat ditanya tentang ibunya. Dia menatap Bronson dengan ekspresi bingung, "Kamu bertanya ... tentang ibuku?"Sean menerima cangkir teh yang dihidangkan pelayan, lalu tersenyum pada Bronson. "Pak Bronson, istriku ini yatim piatu. Dia dibesarkan oleh paman dan bibinya sejak kecil, dia nggak punya orang tua."Bronson langsung tertegun dan ekspresinya terlihat canggung. "Kalau begitu ... maaf, aku sudah terlalu lancang."Mendengar perkataan Bronson, Derek pun mengamati Tiffany dari atas ke bawah sambil mengelus janggutnya. "Hm. Memang sangat mirip."Tatapan dari kedua pria itu membuat Tiffany merasa tidak nyaman, tetapi dia hanya bisa menundukkan kepala dan tidak berani berbicara.Sean menganggukkan kepalanya sedikit dan tersenyum. "Apa yang Pak Derek katakan, aku nggak terlalu paham.""Nggak apa-apa. Haha."Derek tersenyum dan berkata, "Istrimu sangat mirip dengan seseorang yang pernah ada di Keluarga Japardi, jadi Bronson baru lancang menanyakan tentang

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status