Share

Bab 13. Berbelanja

Author: Rias Ardani
last update Last Updated: 2025-03-01 05:06:18

Aku menatap kesal pada lelaki yang kini sarapan dengan tenang.

"Makan, jangan liatin Ammar terus," tegur Nenek sambil terkekeh, membuatku menjadi kikuk.

Nenek duduk, sambil tersenyum- senyum ke arahku. Sedangkan Ammar, nampak terlihat gelisah, sambil melirik ke arahku sekilas.

"Pertempuran malam tadi pasti seru, ya," ucap Nenek.

"Cucu Nenek memang yang terbaik, bahkan sampai meninggalkan jejak unik," lanjut Nenek sambil terkekeh.

"Aku sudah kenyang," ujar Ammar langsung berdiri.

"Cepat habiskan sarapannya, kita harus segera ke rumah orang tuamu," lanjut Ammar tergesa- gesa.

Nenek hanya mengulum senyum, dan aku pun menurut saja.

Setelah berpamitan pada Nenek, kami berdua masuk mobil. Nenek juga sempat memberikanku gelang giok hijau, yang katanya gelang warisan keluarganya.

Mobil melaju, menuju sebuah pusat perbelanjaan yang cukup besar di kota ini.

"Turun, kita harus membeli sesuatu," titahnya. Aku tidak ingin banyak bicara lagi, dan menuruti saja ucapannya.

Kami berjalan,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dimanja Paman Mantan   Bab 14. Bukan Anak Kandung

    Aku mengernyit, ketika melihat sosok kak Zoya, yang menatap tajam ke arahku. Ibu berjalan cepat ke arahku dan melayangkan pukulan keras ke pipi. "Dari mana saja kamu, hah?" "Dari mana lagi? Kalau bukan jual diri," timpal kak Zoya. Aku meringis, pipiku panas karena tamparan tangan ibu. Ibu begitu marah padaku, bahkan pukulannya saja begitu terasa sakit. "Sakit, Bu." Aku memegangi pipiku, menatap kecewa pada ibu. Ini pertama kalinya, dia memukulku. "Jawab! Dari mana saja kamu?" bentak ibu, tanpa perduli dengan rasa sakit di wajahku karena ulahnya. Belum sempat aku bersuara, kak Zoya sudah melangkah cepat mendekatiku dan langsung mendorongku begitu saja. "Apa yang sudah kamu lakukan? Kenapa Ammar sampai mau berinvestasi ke perusahaan ayah?" bentak kak Zoya marah. Matanya memerah dan nyaris keluar dari tempatnya. "Kenapa jadi tanya aku, Kak?" Plak .... Kak Zoya melayangkan tamparan keras ke wajahku begitu saja. Sudah sakit karena tamparan ibu, di tambah lagi tamparan keras dari

    Last Updated : 2025-03-02
  • Dimanja Paman Mantan   Bab15. Diam Mengamati

    Olivia menghentikan langkahnya, ketika nyonya Alisa meminta Dion untuk mengantarnya pulang. Wajah Dion masam, terlintas perasaan jijik dimatanya.Yang Dion tahu, kini Olivia sedang mendekati pamannya sendiri, dengan tujuan mendapatkan suntikan dana. Dion menganggap Olivia wanita gampangan, yang rela melakukan apapun demi uang. "Ma ...." Dion bersuara, namun tidak berani melanjutkannya, karena tatapan tegas nyonya Alisa yang tidak suka dengan bantahan. "Nyonya maaf, saya bisa pulang sendiri," ujar Olivia menolak. "Tidak usah banyak trik," ucap Dion, menatap tidak senang pada Olivia. Lelaki itu meraih kunci diatas nakas, dan berjalan keluar. "Olivia, anak manis. Diantar Dion ya, anggap ini balas budi saya," kata nyonya Alisa. "Cepatlah!" titah Dion. Meskipun Olivia ingin menolak lagi, dia menjadi sungkan dengan tatapan memohon nyonya Alisa. Di dalam mobil, Dion bersuara. "Jangan dekati ibuku, hanya demi status nyonya Dion Rajasa. Karena sampai kapanpun, kamu tidak pantas ...."

    Last Updated : 2025-03-04
  • Dimanja Paman Mantan   Apa Maksud anda, Pak?

    Bab16Mobil berhenti di depan kediaman Olivia. "Kamu cukup hebat, Olivia. Kamu bukan hanya terlihat mendekati Pamanku, tapi juga ibuku ...."Olivia hanya terdiam, ketika mendengar ucapan Dion."Suntikkan dana yang diberikan perusahaan keluarga Rajasa, aku sudah mengetahuinya," lanjut Dion."Apa yang sudah kamu lakukan, Olivia? Aku kamu sedang memohon belas kasihan pada Pamanku?" Dion terus menodong Olivia, dengan berbagai macam pertanyaan."Bukan urusanmu," jawab Olivia tegas.Mobil berhenti mendadak, Dion menatap marah pada Olivia."Jelas ini urusanku, Olivia. Seluruh orang di kota ini, jelas sangat tahu bahwa kamu mengejar- ngejar aku. Pamanku memberikan dana bantuan pada keluargamu, itu pasti karena menghargai aku, Olivia. Jangan coba- coba, kamu menggunakan namaku, untuk kepentingan keluarga kalian," tegas Dion, membuat Olivia benar- benar merasa muak.Andai saja Dion tahu faktanya, bahwa Olivia, kini sudah menikah dengan Ammar. Entah bagaimana tanggapan lelaki di depannya kini.

    Last Updated : 2025-03-06
  • Dimanja Paman Mantan   Bertemu mereka di restoran

    Bab17"Cerai?" Ammar terkekeh, membuat wajah Olivia semakin masam."Kamu nggak baca kontrak nikahnya? Memang boleh kita bercerai ....""Harus boleh, saya nggak mau ada masalah, Pak."Ammar menggeleng."Kalau kamu sanggup, untuk membayar dendanya tidak masalah. 50 kali lipat, dari dana yang aku keluarkan, untuk perusahaan ayahmu ...."Olivia tercengang, mendengar ucapan Ammar.Lelaki itu tersenyum penuh kemenangan, melihat wajah Olivia yang nampak tidak berdaya."Keterlaluan. Kalau begini, sama saja Anda mencelakai saya," lirih Olivia."Kamu sendiri yang menyanggupinya, apakah sebelumnya, saya ada memaksa kamu?"Olivia menggigit bibirnya."Kenapa harus saya, Pak?" Suara wanita itu melemah, putus asa."Kamu tidak perlu tahu alasannya. Dan 1 lagi, kenapa kamu bertemu dengan Dion? Apakah kamu masih ada hubungan dengannya?""Kenapa Bapak tanya begitu?""Saya bukan Bapakmu! Dari tadi, kamu panggil saya Bapak!" cetus Ammar mulai kesal."Memang sudah Bapak- bapak, apa mau dipanggil Abang?" ej

    Last Updated : 2025-03-06
  • Dimanja Paman Mantan   rencana besar

    Bab18Melihat tangan Olivia, yang dipegang Dion, perasaan Ammar menjadi tidak karuan.Dia ingin sekali marah, dan melayangkan pukulan pada wajah keponakannya itu. Namun sayangnya, posisi mereka sedang di tempat umum, hal yang tidak mungkin dia lakukan."Lepas!" titah Olivia, berusaha melepaskan pegangan tangan Dion."Aku tahu kamu marah, aku paham kamu kecewa. Kali ini dengerin aku, ayo pulang ...."Olivia benar- benar muak dengan tingkah Dion yang diluar nalar ini."Apaan sih? Kamu datang bersama Karina, kenapa malah mau ngantar aku pulang?" Dion refleks langsung melepaskan tanganku, dan melihat ke arah Karina yang menunduk."Aku nggak apa- apa kok, Dion. Seharusnya, aku memang gak ada diantara kalian," lirih Karina, dengan mata yang mulai memerah.Tiba- tiba Karina pingsan, membuat Dion panik."Olivia, bantu aku bawa Karina ke rumah sakit," pinta Dion."Duh, maaf. Aku ada urusan sama Paman. Maaf ya," jawab Olivia, sembari meraih tangan Ammar.Ammar menahan senyum, karena dipegang O

    Last Updated : 2025-03-06
  • Dimanja Paman Mantan   Bertunangan

    Bab19Dion merasa malas banyak berpikir. Dia juga tahu, wanita yang sedang diberitakan dengan Pamannya itu, adalah Olivia.Hanya saja, Dion malas banyak bicara sama mama nya. "Dion, ingat tujuan kita! Jangan sampai lengah, oke." Dion tidak menanggapi, dia memilih menaiki anak tangga, dan masuk ke kamarnya.Sementara itu, nyonya Alisa menatap geram, pada foto yang dikirim seseorang ke ponselnya.****Ammar sendiri, sedang sibuk memikirkan Olivia. Dia bingung, kenapa wanita itu sangat mengganggu pikirannya.Ammar tidak pernah merasakan, perasaan sekacau ini, selain perasaan kehilangan, yang pernah dia alami saat bersama Zoya.Ammar tahu, yang dia lakukan saat ini, akan berdampak buruk pada Olivia. Namun, dia berusaha tidak mau ambil pusing, dan fokus pada tujuan awalnya saja.Nenek Lisa menghampiri cucunya itu, yang sedang duduk termenung di halaman belakang rumah mereka."Sepertinya sibuk berpikir," ujar Nenek Lisa, sambil mengambil posisi duduk, tepat di sebelah Ammar."Nenek belum

    Last Updated : 2025-03-06
  • Dimanja Paman Mantan   Menolak

    Bab20"Iya, benar sekali. Sebelum Dion melanjutkan kuliah ke LN, saya berniat ingin mengikat Olivia secara resmi. Dan setelah Dion kembali nanti, kita adakan prosesi pernikahan mereka, bagaimana?" tanya nyonya Alisa.Mona, yang merupakan ibu dari Olivia pun menyambar dengan cepatnya."Wah, saya setuju sekali. Anak- anak ini, memang sudah lama dekat, dan harus segera diberikan sebuah status yang jelas," ujarnya dengan bahagia."Ya, saya juga setuju. Sebuah kehormatan bagi saya, bisa berbesanan dengan keluarga Rajasa yang begitu di hormati semua orang," timpal Baskoro.Olivia terdiam, menatap dingin kepada Dion, yang bertingkah acuh tak acuh."Maaf, saya menolak." Ucapan Olivia, mengejutkan mereka semua, termasuk Dion.Lelaki itu tidak menyangka, jika Olivia akan menolaknya. Yang dia tahu selama ini, Olivia begitu tergila- gila padanya.Bahkan demi mendapatkan perhatiannya, Olivia selalu rela menjadi pesuruhnya, dan memberikan semua perhatian padanya. Meskipun sering Dion abaikan, Oliv

    Last Updated : 2025-03-08
  • Dimanja Paman Mantan   Terusir

    Bab21"Bukannya dia cinta mati ya sama Dion. Aku sih yakin, dia bakal terima, apapun permintaan nyonya Alisa."Wajah Ammar masam, mendengar ucapan Zaky."Akhir- akhir ini, aku sudah banyak mendapatkan info, kalau gadis bodoh itu, mulai menjauhi Dion. Dan aku sengaja memasukan diri, diantara mereka. Cukup lama aku menunggu hari ini terjadi," tutur Ammar."Nyonya Alisa bakal mati kutu, kalau tahu kamu sudah menikah," kata Zaky sambil terkekeh."Aku hanya khawatir dia hamil." Mendengar ucapan Ammar, Zaky tercengang."Kamu menindurinya? Bukannya kamu bilang, kamu hanya menikah kontrak, agar membuat Nenek kamu tenang dan nyonya Alisa panik, kenapa malah ditiduri?" "Jangan- jangan, kamu memang suka wanita itu kan?" tuduh Zaky seenaknya, membuat Ammar mencibir."Semua ulah Nenekku, dia menjebak kami berdua malam itu. Kami diminta nginap, kemudian diracuni. Aku sudah minta dia menjauh, dan mengurung diri di dalam kamar mandi. Tapi dia malah terus menerus menggedor pintu. Aku yang mulai panas

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Dimanja Paman Mantan   Zoya kehilangan kendali

    Bab38"Lama tidak berjumpa, Olivia." Dion berkata sembari mendekat. Ia menyodorkan tangannya, berharap bisa berjabat tangan dengan wanita itu.Olivia menyambut tangan itu, tanpa melihat ke arah Àmmar, yang memasang wajah masam."Baik." Wanita cantik itu mengulas senyum tipis, membuat dada Dion berdebar."Kupikir kamu tidak akan kembali lagi, Olivia. Rupanya, setelah beberapa tahun menghilang, kini kamu datang lagi, ada tujuan apa?" tanya Zoya, menatap tajam, tapi masih disertai dengan senyuman tipisnya."Olivia adalah istri saya, ibu dari anak saya. Jadi wajar, dia kembali, bahkan dia memang harus kembali. Karena kami berdua, masih punya tanggung jawab, untuk membesarkan Dewa, dengan kasih sayang orang tua yang lengkap," jelas Ammar."Hhmm, Ammar ...." Zoya menatap dalam ke arah mata hitam lelaki itu."Kamu begitu romantis, sayangnya tidak ada cinta yang tulus," desah Zoya.Ammar mengernyit."Bukan ranah kamu, untuk membahas masalah perasaan dan cinta saya. Sebaiknya tertiblah layakny

  • Dimanja Paman Mantan   Kesempatan ke dua

    Bab37"Bu, ada apa?" Dewa merasa heran, dengan reaksi yang ibunya tunjukkan, ketika melihat ayahnya."Dewa, tunggu ayah di bawah. Ayah harus bicara berdua sama ibu," pinta Ammar dengan tenang. Meskipun ada perasaan berat dihati.Dewa yang penurut, langsung memangguk patuh, dengan ucapan ayahnya.Tatapan Ammar, menyiratkan kemarahan yang mendalam, dan hal itu bisa dirasakan Olivia."Pulanglah bersama kami, Olivia ....""Seharusnya kita tidak perlu lagi saling mencari lagi, Pak. Anda bisa berbahagia, bersama dengan kak Zoya.""Jangan kekanak- kanakkan, Olivia. Kita ini sudah menjadi orang tua. Memangnya kamu tidak kasihan sama Dewa?"Olivia terdiam."Ini bukan hanya tentang saya, tentang kita, tapi tentang anak kita, Olivia. Tentang Dewa, yang masih butuh kasih sayang, dia tidak tahu apa- apa, jangan hukum dia, saya mohon," lirih Ammar.Suara lelaki itu bergetar.Olivia terhenyak, bingung harus mengambil keputusan apa? Kini Dewa sudah tumbuh besar, apakah Olivia sanggup menyakiti hati

  • Dimanja Paman Mantan   Kembalilah bersama kami, Olivia

    Bab36Olivia tersentak, ketika tangan kecil Dewa, menyentuhnya. Refleks dia menjauh, dan melihat kesekitar. 'Bagaimana mungkin, Dewa tahu keberadaannya? Apa Ammar ada di dekat sini?'Olivia langsung memundurkan langkah, memasang sikap waspada."Bu ...." Dewa kebingung, melihat sikap yang Olivia tunjukkan."Bagaimana kamu tahu saya disini?" Olivia bertanya dengan suara gemetar. Dia takut, takut kembali bertemu dengan Ammar. "Dewa kemari bersama Ayah, Bu. Ayah bilang ibu telah kembali, kenapa ibu nggak pulang ke rumah?""Dimana ayahmu?" Olivia semakin merasa cemas dan sangat khawatir."Ibu kenapa seperti ketakutan? Ayah sepertinya ada di bawah, Bu. Ayah cuma mengantar Dewa ke depan pintu kamar ibu. Ayah bilang, ayah ada keperluan masih.""Bbeenar dia gak ada disini?" "Iya."Seketika itu juga, Olivia langsung memeluk Dewa dengan erat. Air matanya tumpah, membasahi baju mungil lelaki tampan itu.Dewa juga menangis, mencurahkan kerinduannya pada Olivia. Selama ini, Ammar selalu memperli

  • Dimanja Paman Mantan   Dia ibu dari anakku

    Bab35Karena Zanuar orang yang juga disegani, tentu saja Ammar meragu, untuk menutup area Bandara, demi menangkap Olivia.Akhirnya, Ammar memutuskan untuk memilih jalan lain, dan lebih hati- hati lagi. Agar dia tidak gagal, menangkap Olivia.Ammar juga mencari tahu, setiap pergerakkan Olivia.Dua hari kemudian, Zanuar datang langsung ke kantor Ammar, untuk bertemu dengan lelaki itu. Ammar sempat mengernyit, kenapa Zanuar menemuinya.Dilanda rasa penasaran, Ammar pun mempersilahkan Zanuar untuk masuk ke kantornya.Lelaki berusia 55 tahun itu, dengan tubuh yang masih tegap berisi, menatap Ammar dengan dingin.Dia duduk, kemudian membenarkan tata letak kacamatanya, baru melihat ke arah Ammar dengan tajam."Kamu mengirim orang, untuk memata- matai kami? Ada masalah apa, pak Ammar?" tanya Zanur.Ammar tidak heran, jika Zanur bertanya hal ini. Sebab, orang- orangnya sudah memberitahu, kalau salah satu team mereka, tertangkap anak buahnya Zanuar."Tolong sampaikan pesan saya, pada wanita yan

  • Dimanja Paman Mantan   setelah 5 tahun berlalu

    Bab34"Olivia ...." Ammar panik dan berlari cepat. Dia menghubungi semua anak buahnya, untuk ikut mencari jejak Olivia. Sementara Zoya, mulai membersihkan jejak- jejak keterlibatannya. "Tutup semua akses Bandara!!" Ammar berteriak di telepon kepada para orang suruhannya.Lelaki itu mengemudi dengan kecepatan penuh. Tubuhnya gemetar,pikirannya kacau. Ada sesal mendalam di hatinya kini, karena lalai menjaga Olivia.Namun disaat dia sedang kacau dan panik. Zoya mengirimkannya sebuah foto, yang membuat Ammar semakin murka."Sialan! Wanita itu rupanya berani main' main sama aku," teriak Ammar.Kemudian, dia kembali menghubungi para anak buahnya."Tangkap wanita itu! Jangan biarkan dia lolos." Amarah Ammar semakin memuncak, dia benar- benar ingin sekali mengamuk.Sayangnya, jejak Olivia benar- benar lenyap. Ammar kalah, tidak bisa menemukan keberadaan Olivia begitu saja.Padahal, semua kekuatan sudah dia kerahkan.Bahkan seminggu telah berlalu, Olivia menghilang bagaikan di telan bumi. P

  • Dimanja Paman Mantan   Melarikan Diri

    Bab33Zoya tersenyum, ketika Ammar pergi dari ruangan. Zoya menatap Olivia dengan ejekkan."Segitunya ya, minta perhatian dari Ammar," ejek wanita itu."Kamu tidak sadar ya, kalau kamu itu, hanya dia jadikan pelampiasan kekecewaannya padaku. Kamu pikir, dia menikahimu karena cinta? Tidak Olivia ...."Olivia masih cukup begitu lemah, jadi tidak begitu ingin menanggapi ucapan Zoya."Aku benar- benar kasihan, sepertinya kamu memang terlahir sial ya. Cinta sama Dion, malah di abaikan, eh nikah sama Ammar, hanya jadi bahan pelampiasan. Huuu, kasihan ....""Pergilah! Saya butuh istirahat," pinta Olivia pada Zoya. Namun Zoya malah terkekeh, kemudian mendekati wanita itu dan berbisik."Aku bahagia sekali, melihat kamu seperti ini. Kamu pantas menderita, Olivia."Olivia tidak perduli, dia juga tidak menanggapi ucapan, serta gelak tawa Zoya.Belum sempat Zoya bersuara lagi, suara langkah kaki terdengar. Zoya menjauhkan diri dari Olivia, kemudian bertingkah layaknya kakak yang baik dan perhatian

  • Dimanja Paman Mantan   Bunuh Diri

    Bab32Ammar mengepalkan tinju, mendengar permintaan Olivia. Dia sengaja membawa Zoya ke apartemen mereka, berharap mendapatkan reaksi cemburu dari Olivia.Namun, dia sendiri malah kebingungan, menilai reaksi Olivia.Ammar mencengkram lengan Olivia, menatap tajam pada istri sahnya itu."Kamu mau menciptakan keluarga yang berantakan pada anak saya yang masih bayi itu?""Jangan pernah bermimpi, untuk bercerai. Karena sampai kapanpun, saya tidak akan pernah menceraikan kamu, paham!!""Untuk apa pernikahan toxic ini? Saya lelah menjalaninya, saya nggak bahagia, Ammar.""Jadi kalau cerai dari saya, kamu bahagia. Kemudian, kamu akan menikahi Dion, begitu tujuan kamu, Olivia ....""Lagi- lagi kamu bawa Dion? Memangnya saya ada bilang, kalau saya akan kembali mengejar Dion?""Saya tidak percaya kamu, Olivia.""Saya tidak perduli, Tuan Ammar yang terhormat. Mari kita bercerai, kita tidak cocok. Anda bisa memulai lagi hubungan yang baru, bersama wanita anda," tegas Olivia, kembali menyulut emosi

  • Dimanja Paman Mantan   kamu cemburu

    Bab31"Ammar, jangan ...." Olivia memelas, berharap Ammar tidak menyentuhnya."Kenapa kamu menolak saya? Apa karena Dion?" Olivia menjawab dengan menggeleng lemah."Lalu apa. Saya suami sah kamu, Olivia. Saya berhak atas semua, yang ada pada dirimu.""Ammar, beri saya waktu.""No. Kamu milik saya, dan saya berhak atas kamu ...."Meskipun Olivia berusaha menghindar, Ammar tidak melepaskannya. Lelaki itu menyentuhnya dengan kasar, dan tidak ada kelembutan disana.Olivia menangis, merasakan sakit ditubuhnya. Meskipun Olivia memohon, Ammar tidak menghiraukannya.Bahkan, Ammar dengan kasar melahap bibir Olivia, hingga membengkak. Air mata mengalir, membasahi wajah cantiknya.Dan Ammar, melakukan itu nyaris tak kenal waktu. Kapanpun dia ingin, dia akan melakukannya.Olivia merasa tidak tahan lagi. Namun, dia juga tidak tahu, harus bagaimana lagi. Ponselnya pun Ammar sita, bahkan hanya ada babysitter yang ada di apartemen mereka. Sedangkan urusan memasak dan membersihkan apartemen, Ammar b

  • Dimanja Paman Mantan   Setelah Melahirkan

    Bab30Olivia panik, melihat tatapan tajam Dion, dan cengkraman yang semakin kuat. Olivia menangis, dan berniat untuk berteriak.Namun, Dion langsung memindah tangannya, menahan kepala Olivia, dan mendaratkan ciuman pada bibir wanita itu.Olivia terkejut, ketika bibir mereka bertemu, Ammar masuk ke kamar rawatnya."Olivia!!" Ammar berteriak, Dion langsung melepaskan pegangan tangannya dari kepala Olivia."Dion, Olivia! Apa yang sedang kalian lakukan?" teriak Ammar dengan marah.Olivia menangis."Dia melecehkan saya, Ammar ...."Dion berusaha tenang, dan menatap Ammar."Untuk apa saya melecehkan dia, Paman? Bukannya semua orang juga tahu, kalau dia begitu menyukai saya. Bahkan tadi dia mengakui, terpaksa menikahi Paman, hanya untuk membalas saya," jelas Dion.Ammar mengepalkan tinju."Itu tidak benar, Ammar. Dia menyakitiku, dan memaksaku berciuman," kata Olivia."Terserah saja kalau sudah begini. Paman mau percaya saya, atau wanita itu. Yang jelas, bukan saya orang ketiga dia antara ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status