Share

Di kurung berdua

Penulis: Kaporan
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-09 17:27:13

Yogi tertidur di atas ranjang sementara Shayla tidur di atas sajadah, setelah melaksanakan sholat tahajjud Shayla ketiduran di sana. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi namun kedua orang tersebut masih tetap tertidur hingga kemudian Yogi terbangun. 

Yogi memiringkan tubuhnya ke arah kanan, ia diam sejenak namun tanpa sadar dia melihat Shayla yang tertidur di atas sajadah dengan mukenah yang masih tetap di tubuhnya. 

"Malas sekali hari ini!" Yogi duduk lalu meregangkan tubuhnya dengan sesekali dia menguap. 

"Sudah jam berapa ini? Jam tujuh pagi! Aduh aku ada pertemuan dengan perusahaan Nagasaki di Jepang kan, aduh aku masih belum siap siap lagi." Yogi turun dari atas ranjang dengan terburu buru lalu langsung pergi ke arah kamar mandi. 

Shayla merasa terusik dengan langkah kaki Yogi yang begitu terburu buru sekali lewat di sebelahnya hingga tidur Shayla terganggu dan langsung bangun. 

BRAK! 

Yogi membanting pintu kamar mandi hingga menimbulkan suara keras karena saking terburu buru nya. 

"Pelan pelan bisa kan Mas tutup pintunya," ucap Shayla. 

"SAYA SUDAH TELAT!" teriak Yogi dari dalam kamar mandi. 

Shayla langsung menghembuskan nafas lesu. Dia berdiri lalu melepaskan mukenah nya dan melipat nya dengan serapi mungkin kemudian Shayla menaruhnya di atas meja yang berada di dalam kamar tersebut. 

"AMBIL KAN SAYA HANDUK DI LEMARI!" 

Belum sempat langkah kaki Shayla sampai di dekat meja tiba tiba Yogi sudah berteriak dari dalam kamar mandi untuk meminta handuk. 

"Mas Yogi mandinya cepat sekali, apa dia tidak pakai sabun? Cepat sekali seperti bebek kalau mandi," ucap Shayla pelan. 

"CEPAT! SAYA SUDAH TELAT JANGAN DIAM!!" teriak nya lagi. 

"IYA MAS TUNGGU SEBENTAR!" Shayla menaruh mukenah nya di atas ranjang lalu mengambil handuk di lemari. 

"Di lemari yang mana Mas?" tanya Shayla. 

"APA?" Yogi balik nanya. 

"Aduh nanya handuk malah di jawab apa... ANU MAS HANDUK ADA DI LEMARI YANG MANA?" 

"SELATAN," jawabnya. 

Shayla langsung membuka lemari yang di maksud Yogi tersebut dan mengambil handuk berwarna biru. 

"CEPAT!" 

"Iya Mas ini masih jalan," ucap Shayla lalu mengetuk pintu kamar mandi. 

Tok...tok...tok! 

"Jangan melihat ke arah saya, kamu harus memberikan handuk itu dengan cara membelakangi saya!" pinta Yogi. 

Shayla langsung menghembuskan nafas malas.

[Ini orang banyak maunya!] gerutu Shayla di dalam hati nya. 

Dia langsung kembalikan tubuhnya dan menjulurkan handuk tersebut dengan cara membelakangi pintu kamar mandi. 

"Bentar jangan liat." Yogi mengambil handuk tersebut lalu menutup lagi pintu itu. 

"Hn, untung suami kalau enggak gak bakalan aku menurut seperti ini." Pekik Shayla lalu mengambil mukenah nya yang berada di atas ranjang. 

Clek. 

Yogi keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk berwarna biru yang sudah melilit di pinggangnya. Dia keluar dengan rambut basah dan dada telanjang  yang menawan. 

Shayla sontak menoleh, ia langsung melotot kan matanya serta menganga karena saking kaget melihat Yogi keluar dari dalam kamar mandi dengan dada telanjang. 

[Sungguh ini kah Surga?] tanya Shayla di dalam hati. 

Yogi langsung mengerutkan kedua alisnya. Ia tidak suka di pandang seperti itu oleh Shayla. 

"Jangan menatap saya seperti itu! Wajah kamu sangat jelek jika seperti itu!" kata Yogi. 

Shayla langsung nyengir lalu dia membawa mukenah nya dan menaruhnya di dalam lemari kemudian dia mengambil handuk milik nya lalu berjalan menuju kamar mandi. 

"Mau ke mana?" tanya Yogi cepat. 

"Ke kamar mandi Mas, kenapa Mas?" tanya Shayla balik. 

"Ambil kan baju kantor aku di ruang baju di luar!" pintanya. 

Shayla menaruh handuk itu di atas ranjang lalu berjalan ke arah pintu. Pada saat dia ingin membuka pintu tiba tiba tidak bisa. 

"Loh! Kok tiba tiba gak bisa ya Mas? Seperti ada yang kunci kita dari luar," kata Shayla panik. 

"Yang benar saja!" ucap Yogi. 

"Iya Mas pintunya di kunci dari luar! Ini aku sudah mencoba untuk membukanya namun tetap saja tidak bisa."

Yogi mendekat ke arah Shayla lalu dia mencoba pintu tersebut dan benar pintu kamarnya di kunci dari luar oleh Nenek Arumi. 

"Nenek Arumi!" pekik Yogi. 

"Nenek Arumi yang kunciin kita di sini Mas?" tanya Shayla. 

"Iyalah siapa lagi kalau bukan dia!" Yogi langsung mengambil handphone milik nya yang berada di atas ranjang, ia langsung menelfon nenek Arumi. 

Yogi mendesis keras. "Gak di angkat lagi!" ucapnya kesal. 

Ia terus memaksa menelfon nenek Arumi. Yogi sudah mulai kesal hari ini karena ulah sang Nenek. 

"Terus bagaimana kamu mau ke kantor Mas kalau pintunya saja di kunci dari luar?" tanya Shayla. 

Yogi menatap wajah Shayla sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk mencari ide brilian agar bisa keluar dari kamar tersebut. 

"Aaargh!" Yogi mengacak acak rambut nya lalu membanting handphone nya ke ranjang. "kenapa gak di angkat angkat telepon nya!" ucapnya. 

"Apa mungkin nenek Arumi sudah pergi keluar rumah?" nyeletuk Shayla. 

Yogi langsung menatap Shayla dingin membuat Shayla langsung mengangguk paham hingga kemudian dia tidak bertanya lagi.

"Kenapa harus di kunci di kamar sama perempuan jelek ini sih!" gumam Yogi dengan sangat geram. 

"Aku pamit mau mandi dulu Mas," kata Shayla. 

"Kenapa mesti pamit kepada saya? Memangnya saya siapa kamu?" tanya Yogi. 

"Mas kan suami aku," jawab Shayla pelan sambil tersenyum. 

"Menjijikkan sekali! Sana pergi kalau memang mau mandi dan ingat saya bukan suami kamu, kamu hanya istri di depan nenek Arumi saja selain itu kamu hanya orang asing yang hanya numpang di hidup saya!" tutur Yogi. 

Shayla hanya bisa tersenyum sebab dia juga bingung ingin melakukan apa lagi jika Yogi sudah bilang begitu kepada dirinya. Shayla mengambil handuknya lagi lalu menuju kamar mandi untuk mandi. 

"Iih! Ini semua rencananya nenek Arumi sudah pasti dia!" Yogi langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "lama lama aku bisa mati berdiri jika harus di atur atur seperti ini."

Cling...cling... 

Seseorang mengirimkan pesan kepada Yogi. Mendengar suara pesan W******p masuk Yogi langsung bangun dan melihat pesan masuk tersebut lalu membacanya.

"Nenek Arumi, aku pulangnya nanti jam satu ya sayang, kalian yang akur ya di kamar kalau bisa gak usah keluar kamar hingga Shayla hamil." 

Setelah membaca pesan dari Nenek Arumi Yogi kembali mengacak acak rambut nya kesal. 

"Jam satu, yang benar saja! kalau begini aku gak makan jika terus terusan di dalam kamar ini!" Yogi menjambak rambutnya frustasi. 

"Pikiran nenek Arumi itu cucu terus cucu terus, apa dia tidak bisa kasihan begitu ke aku! Aku mana bisa menyentuh tubuh perempuan yang tidak sama sekali aku cintai." gerutunya. 

Shayla membuka pintu kamar mandi sedikit yang hanya memperlihatkan kepalanya yang masih tertutup ciput. 

"Mas Yogi boleh minta tolong gak?" tanya Shayla. 

Yogi menoleh. "Apa?" tanyanya cuek. 

"Ambil kan pembalut aku di tas," ucapnya pelan. 

"Apaan saya gak dengar! Coba bicara dengan suara keras!" kata Yogi.

"Tolong ambil kan pembalut di tas aku." 

"Pembalut? Memangnya kamu ada luka?" Yogi banyak tanya. 

"Enggak Mas, tapi aku pms sekarang," jawab Shayla lalu nyengir. 

"Gak mau! Ambil sendiri saja saya jijik liat pembalut wanita!" ucapnya. 

Bab terkait

  • Dilarang Untuk Mencintai   Niatan Perjodohan

    "Mak Shayla iku kapan yo balik?" tanya Bapak Shayla.Sementara si Ibu yang tadinya sedang fokus menjahit celana yang bolong sontak terhenti dan langsung melihat ke arah si Bapak."Loh, ada apa toh Pak?" tanya si Ibu balik."Begini Bu, itu anaknya Pak RT, Jali tau kan Ibu?""Enggeh, terus kenapa?" Ibu Shayla masih penasaran dengan apa yang di maksud oleh sang suami tersebut."Itu sih Jali katanya ingin menjadi menantu Bapak! Dia itu cinta sekali sama nduk Shayla, Bu! Bukannya sih Jali itu orang berada jadi bisalah membantu perekonomian kita." Si Bapak nampak girang menceritakan hal itu."Sudahlah Pak, kita ndak usah main jodoh jodohin begitu karena jodoh semua orang sudah di atur sama yang Maha Kuasa, Bapak ndak usah pusing pusing untuk mencarikan suami untuk Shayla! Shayla wes gede tau cari sendiri! Bapak ndak usah repot repot itu! Ibuk juga tidak setuju!" tutur Ibu Shayla menyangkal keras niatan sang suami yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Dilarang Untuk Mencintai   Jangan menyerah

    Dari arah luar nenek Arumi membuka kunci pintu kamar Yogi hingga membuat kedua orang yang berada di dalam kamar tersebut terkejut dan melihat secara bersamaan ke arah pintu. "Itu pasti nenek Arumi! Cepat cepat naik ke atas ranjang! Cepat!" pinta Yogi. Shayla langsung naik ke atas ranjang, Yogi langsung memeluk tubuh Shayla dari arah samping. Shayla menoleh ke arah Yogi, dia memandangi bentuk wajah Yogi yang sangat indah. Jarak tubuh mereka berdua memanglah begitu dekat serta pelukan itu semakin membuat Shayla di mabuk kan oleh cintanya terhadap sang suami. [Lagi lagi aku hanya bisa mengagumimu Mas namun tidak bisa untuk memiliki kamu sepenuhnya! Jika di kata sakit, sudah pasti sakit hati yang aku rasakan, kau adalah suami ku namun aku di larang untuk mencintai kamu Mas,] batin Shayla. Pintu tersebut terbuka lalu memperlihatkan nenek Arumi yang tersenyum senyum sendiri menatap Shayla dan Yogi yang duduk di atas ran

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Dilarang Untuk Mencintai   Orang kaya

    Tok...tok...tok!Wulan mengetuk pintu besar nan megah itu. Rumah bersusun tiga dengan beberapa lapisan yang begitu mewah dan terkesan sangat mahal. Sampai sekarang pun Wulan masih merasa tidak percaya bisa menginjakkan kakinya di lantai super bersih rumah tersebut. Rumah keluarga besar 'Andirja'. Keluarga konglomerat dengan keunikan di dalamnya."Wow! ini mimpi atau enggak ya? aku bisa menginjakkan kaki di rumah ini, eh bukan ini kayaknya gak pas kalau di bilang rumah tapi ini adalah hotel super mahal se Asia!" seru Wulan karena saking terkejutnya melihat rumah tersebut."Paling enak itu Shayla bisa tinggal di rumah megah seperti ini, beruntung banget dia tapi gapapa lah ada waktunya buat aku seperti ini juga," ucapnya dengan penuh harap.Pintu tersebut tiba tiba terbuka lalu memperlihatkan salah satu pembantu di rumah tersebut."Nona ada perlu dengan siapa?" tanyanya lembut."Saya ingin bertemu dengan Sha

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12
  • Dilarang Untuk Mencintai   Tidak pernah diduga!

    tok...tok...tok!Suara ketukan pintu itu berhasil membuat Yogi menoleh ke arah pintu."Aku yakin itu pasti nenek Arumi," ucap Yogi."Yogi buka pintunya sayang, ini ada Wulan mau bertemu dengan istri kamu!" teriak nenek Arumi."Iya Shayla ini aku, wulan!" sahut Wulan di balik pintu itu juga.Yogi langsung menghembuskan nafas lesu. Dia merasa malas sekali jika harus berakting di depan mereka berdua."Iya tunggu sebentar!" jawab Yogi.Sementara Shayla masih tidur meringkuk di atas kasur lantai miliknya, dari tadi perutnya selalu merasakan sakit. Yogi langsung menaruh laptopnya di atas kasur lalu dia turun dari ranjang. Dia langsung mendesis keras, bagaimana bisa wanita di hadapannya itu tiba tiba sudah tertidur."Kenapa malah tidur sih wanita sialan ini!" gerutu Yogi lalu dia mencoba untuk membangunkan Shayla mengunakan kakinya. "bangun, ada nenek Arumi di luar," ucapnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • Dilarang Untuk Mencintai   Takut

    "Aku pamit pulang dulu ya, Shayla. Nanti aku ada jam kerja di restoran, aku sekarang kerja di restoran agar tidak gabut di kosan," ucap Wulan sambil tersenyum manis ke arah Shayla."Maaf aku gak bisa menemanimu di kosan tetapi jika kamu butuh bantuan kamu bisa mengabari aku secepatnya, jangan sungkan sungkan, mengerti?" tutur Shayla.Wulan tersenyum kemudian ia mengangguk. "Pasti, karena kamu adalah keluarga aku juga," ucapnya.Shayla tersenyum."Aku balik ke kosan ya? Mn, jangan bersedih lagi oke?" pinta Wulan.Shayla mengangguk. "Iya aku gak akan bersedih lagi, terima kasih atas dukungan kamu." Shayla tidak ada hentinya tersenyum ke arah Wulan. "Bagaimana kalau kamu di antar sama Mas Yogi ke kosan? nanti aku minta dia untuk mengantarkan kamu pulang ke kosan, bagaimana?" tawarnya."Ah, sudah gak usah aku naik angkot saja lagian suami kamu masih sibuk kan, jadi gapapa aku naik angkot saja."Shayla m

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Dilarang Untuk Mencintai   Tangisan hati

    Malam ini Shayla benar benar hancur mendengar penuturan dan semua ancaman Yogi terhadapnya. Dia ingin sekali marah, ingin sekali mengadu namun dia sadar bahwa pernikahannya terjadi karena keterpaksaan dari Nenek Arumi.Tangisan itu tidak pernah berhenti mengucur di kedua pipinya. Kecewa sudah pasti namun bagaimana pun juga Yogi adalah suaminya, jadi wajar dia mengucapkan begitu kepada Shayla sebab pernikahan tersebut tidak atas dasar cinta."Aku capek, aku bingung! Kenapa bisa aku di jebak oleh keinginan aku sendiri? aku memang bodoh menuruti keinginan aku yang pada akhirnya hanya mendatangkan banyak masalah untuk aku!" ucapnya dengan air mata yang terus mengalir.Saat ini dia berada di dalam kamar mandi sementara Yogi masih berada di kantor. Tadi sore ada panggilan mendadak dari kantor yang memaksanya untuk pergi ke sana.Shayla menangis sejadi-jadinya di sana. Dia tumpahkan rasa kesal rasa kecewanya lewat air mata, sakit hati yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-16
  • Dilarang Untuk Mencintai   Wanita lain hadir

    Shayla menangis diatas ranjang milik Nenek Arumi. Mulai sekarang dia akan tidur bersama dengan Nenek Arumi bahkan Nenek Arumi melarangnya untuk bertemu dengan Yogi dibeberapa hari ini. Nenek Arumi masih begitu kesal dengan cucunya yang tiba-tiba berubah menjadi arogant."Apa aku pulang saja ya ke kampung? Tapi kalau aku balik bagaimana dengan ini? Apa Abah sama Emak akan menjodohkan aku dengan pilihannya disana? Tapi tidak apa-apa, mungkin dia memang benar yang terbaik untuk aku, aku akan bisa menerima itu dan kemudian besok atau lusa aku akan meminta izin pada Nenek Arumi untuk pulang dan menjelaskan semuanya!" putusnya.Suara ketukan pintu langsung membuat pikiran Shayla kacau. Dia langsung mengusap air matanya sebersih mungkin lalu langsung bangun dan mendekati pintu tersebut.Clek! (Suara pintu terbuka)"Iya, tunggu sebentar," kata Shayla. Kedua mata itu langsung melotot ketika melihat sosok wanita cantik tanpa hijab berdiri di hadapannya. "Siap

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-17
  • Dilarang Untuk Mencintai   Farah dan Yogi

    Farah dan Yogi sekarang nampak begitu senang. Saling memadu kasih bahkan mereka tidak memperdulikan semua orang yang lewat disana. Saat ini mereka berdua sedang bersenang-senang di ruang tengah. Duduk berdekatan dan saling tertawa. Dari jarak jauh Shayla hanya bisa menyatukan itu. Melihat Yogi yang begitu gembira bahkan tertawa senang tanpa beban. Shayla merasa sedikit gembira. Namun tidak sepenuhnya, ia tidak mampu melihat Yogi bergembira dengan perempuan lain."Aku juga ingin merasakan sebag

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-18

Bab terbaru

  • Dilarang Untuk Mencintai   Akhir yang manis

    Yogi tersenyum manis kearah Shayla di sore hari ini. Akhirnya mereka bisa menikmati keindahan secara berduaan di saat ini. Bahagia sekaligus indah. Tangan Yogi tidak pernah berhenti untuk memegangi tangan Shayla."Maafkan aku. Aku berjanji aku tidak akan menyiksa dirimu ataupun mengusir kamu! Kamu akan bahagia setelah ini dan aku tidak mau bercerai dengan kamu," ujarnya.Shayla hanya mengangguk sambil tersenyum malu. Harapannya terkabul saat ini dan mungkin kebelakang dia akan merasakan bagaimana menjadi istri yang sesungguhnya. Dimana ia akan selalu di cintai dan disayangi oleh suaminya."Terima kasih," jawab Shayla."Aku yang seharusnya berterimakasih terhadap malaikat tak bersayap seperti dirimu. Wanuta paling penyabar yang tidak pernah berhenti menyayangi aku apa adanya dan mulai detik ini. Aku akan bersumpah demi kamu bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan kamu meski dalam keadaan apapun," tutur Yogi sambil menaruh tangan Shayla di dadanya.

  • Dilarang Untuk Mencintai   Tersiksa rasa sakit

    "Nenek akan terjun kesana juga hari ini!" Pinta Nenek Arumi.Ia memaksa untuk pergi kerumah sakit tempat Shayla dirawat. Namun Yogi melarangnya sebab dia tidak Nenek Arumi menambah pertengkaran ataupun hal lainnya.("Jangan, Nek. Lagian juga beberapa hari kedepan Shayla akan balik ke rumah,") tolak Yogi."Tidak! Nenek maunya sekarang kesana! Mau kamu menghalangi Nenek bagaimana pun terserah! Nenek akan kesana jadi kamu harus beritahu nenek dimana rumah sakit Shayla, cepat!" Nenel Arumi memaksa."Nenek lebih baik di rumah saja. Jaga kesehatan dan jangan lupa untuk minum obat, yasudah Nenek jangan kesini!"Tut..tut..tut.Sambungan tersebut langsung diputus oleh Yogi secara langsung. Dia tidak mau Nenek Arumi tau tempat rumah sakit Shayla. Mau tidak mau Yogi langsung mematikan sambungan teleponnya."Bisa bisanya Yogi kurang ajar seperti ini! Awas kalau aku sudah tau dimana tempat itu, maka akan aku pastikan dia aku hukum! Itu anak sudah

  • Dilarang Untuk Mencintai   Shayla sadar

    Setelah melaksanakan sholat ashar Yogi langsung menuju kamar Shayla lagi. Ia ingin menemani Shayla didalam sana. Berjalan dengan begitu santai melewati lorong ruamh sakit. Kini langkah kaki tersebut berhenti tepat di kamar bernomor 120. Membuka pintu dan tetap kondisi di dalam sana tetaplah sama.Hari ini Shayla masih belum sadar bahkan ketiga orang yang berada di dalam kamar tersebut nampaknya sedang asik mengobrol satu sama lain. Sementara Wulan hanya bisa menatap Yogi sinis lalu kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain.[Aku kira dia akan menjadi pria yang baik dan selalu bertanggung jawab. Namun nyatanya tidak seperti itu, dai jauh lebih bangsat lagi! Sama seperti pria pria yang gak punya hati kek di sinetron-sinetron.] Batin Wulan."Nak Yogi sudah makan? Kalau belum makan sini makan dulu, tadi Wulan beli makanan tinggal satu bungkus."Ayah Shayla masih tetap perduli terhadap Yogi. Berbeda dengan kedua wanita yang masih menyimpan rasa

  • Dilarang Untuk Mencintai   Mertua baik

    Pagi hari ini terlihat begitu mendung. Tidak ada matahari dan hanya ada awan hitam yang berkerumun dan mungkin sebentar lagi hujan akan turun dari atas langit. Namun senyuman tidak bisa terlihat di wajah Yogi. Dia seharian tidak bisa tidur dari tadi mala. Kelopak matanya sudah mulai menghitam."Kamu tidak tidur dari semalem, Nak?" Tanya Ayah Shayla.Yogi yang tadinya melamun dengan tatapan kosong sontak kaget dan langsung menoleh kearah sebelahnya yang disana sudah ada mertuanya. Dia langsung tersenyum ke arah Ayah Shayla."Eh, ada Bapak. Sudah bangun, Pak?" Tanya Yogi."Iya Bapak sudah bangun. Kamu tidak tidur semalaman?" Tanyanya lagi.Kepala Yogi menggeleng lalu tersenyum. "Tidak, Pak." Jawabnya."Kenapa tidak tidur? Kamu masih kepikiran dengan ucapan istri Bapak dan Wulan, iya?" Tanyanya.Sebenarnya Yogi masih kepikiran dengan semuanya. Ia malu terhadap mereka semua bahkan rasa penyesalan pun masih belum bisa ia padamkan di dalam

  • Dilarang Untuk Mencintai   Tangisan keluarga

    Malam ini Yogi tidak bisa tidur. Ia terus menangis mengingat semua perlakuannya kepada Shayla pada waktu itu. Tanpa henti menggenggam erat tangan Shayla. Dalam hati Yogi berharap masih bisa diberikan kesempatan lagi untuk bisa bersama dengan Shayla."Jangan seperti ini terus Shayla. Aku ingin melihat kamu bangun, aku ingin menjadi suami yang terbaik untuk kamu! Tolong bangun dan berikan aku maaf, aku mohon Shayla."Air mata tidak pernah hilang diwajah Yogi. Bahkan kedua mata tersebut sudah mulai membengkak karena terus-terusan menangis. Hampir seharian Yogi tidak memegangi HP-nya. Ia tidak tau apakah di hpnya tersebut ada panggilan dari siapa. Sekarang yogi tidak memikirkan hp tersebut. Ia hanya berharap Shayla bisa dapat bangun dan kembali lagi pada Yogi hanya itu saja yang dia mau saat ini."Aku mohon bangun Shayla. Apa kamu tidak ingin melihat aku lagi? Apa kamu akan seperti ini terus? Tega meninggalkan aku? Aku tau aku memang salah tapi apakah salah ji

  • Dilarang Untuk Mencintai   Kekecewaan Nenek Arumi

    "Wulan sudah balik ke kampung halamannya, Nek. Jadi dia sudah tidak ngekos disini," jawab perempuan muda yang kini sudah mengganti tempat kosan tersebut dengan dirinya. Nenek Arumi langsung terlihat kecewa. Ia sudah berharap bisa bertemu dengan wulan dan mengajak Wulan untuk balik ke kampungnya untuk melihat kondisi Shayla saat ini. Namun rupanya Nenek Arumi memang tidak diperbolehkan untuk pergi. "Baiklah jika memang begitu. Saya balik saja, sekali lagi maaf telah mengganggu waktunya." Ujar Nenek Arumi kemudian ia berlalu pergi dari tempat tersebut untuk pulang. Tidak ada yang bisa ia tanyai lagi selain Wulan. Sebab semuanya tidak ada yang tau dengan kampung halaman Shayla kecuali Wulan yang juga berasal dari kota tersebut. "Langsung balik kerumah! Aku ingin beristirahat terlebih dahulu," pinta Nenek Arumi pada supir. "Siap, Nek." Jawab sang supir. Kepala Nenek Arumi semakin terasa pening. Banyaj sekali hal-hal yang sedang ia pikirkan

  • Dilarang Untuk Mencintai   Keegoisan

    Yogi berlari menuju rumah sakit yang dikatakan oleh para warga yang barada di tempat kejadian kecelakaan tadi. Dia juga tadi sudah mengurus mobilnya dan telah ia suruh orang untuk dibawa ke bengkel. Sekarang dia berganti untuk melihat kondisi Shayla dan Pak supir yang masih belum diketahui bagaimana kondisinya.Kedua mata Yogi sudah terlihat agak bengkak karena sering menangis membayangkan hal yang tidak-tidak. Ia berlari menuju ke resepsionis untuk menanyakan pasien bernama Shayla dan pak supir."Sus, kamar pasien yang kecelakaan kemarin sore di tol atas nama Shayla dan Bapak Supri ada dinomor berapa ya, Sus?" Tanya Yogi."Sebentar ya Bapak saya cek dulu," ujarnya lalu mencari kamar dari nama pasien yang disebutkan oleh Yogi tadi. "Berada di kamar 120 untuk ibu Shayla dan untuk pak Supri sudah berada di dalam kamar jenazah bapak, baru saja meninggal tadi." Tuturnya.Mendengar itu Yogi semakin lemah tidak berdaya. Supir yang bekerja dengannya selama dua t

  • Dilarang Untuk Mencintai   Firasat tidak enak

    Nenek Arumi langsung terbang dari luar negeri menuju Indonesia. Dia merasakan hal yang tidak nyamam mengenai Yogi dan Shayla. Maka dari itu dia langsung menelfon bertanya tentang kondisi mereka. Namun hp milik Yogi tidak bisa dihubungi dan dari itu nenek Arumi langsung memilih untuk langsung pulang saja biar bisa tenang.Mobil hitam mewah masuk kedalam halaman rumah Nenek Arumi.tidak lama setelah itu tiba-tiba seorang supir dengan cepat membukakan pintu untuk orang yang berada di belakang. Dia adalah Nenek Arumi yang sekarang sudah sampai di rumahnya pada siang ini.Langkah kaki itu terus berjalan masuk kedalam rumahnya. Suasana di dalam sana sepi tidak ada siapapun dan itu semakin membuat Nenek Arumi panik dan memikirkan hal yang tidak-tidak."Hallo Yogi," teriak Nenek Arumi.Selang beberapa detik tiba-tiba beberapa pembantu keluar dari belakang untuk menyanbut nenek Arumi yang kini sudah berada diruang tamu. Mereka berjejer disamping kanan nenek A

  • Dilarang Untuk Mencintai   Kecelakaan

    Salah satu pembantu berlari menuju kamar Yogi yang berada di lantai atas. Tadinya para pembantu sedang menonton berita di TV yang memberitakan bahwa ada kejadian kecelakaan di jalan raya menuju kampung Shayla. Mobil yang di tayangan pun adalah mobil yang di kendarai oleh Pak supir dan Shayla pada waktu itu."Aden! Aden yogi, Den!" Teriak si pembantu sambil menggedor-gedor pintu kamar Yogi tanpa henti.Tidak ada jawaban apapun dari Yogi dan itu semakin membuat si pembantu panik."Aden sedang tidur apa ya? Tapi ini kan penting banget, aku harus gedor-gedor saja pintu ini biar orangnya bagun, aku harus berteriak dengan sekuat tenaga agar Aden Yogi mendengarnya."Si pembantu tersebut tiba-tiba langsung menarik nafas dalam-dalam kemudian ia berteriak kencang sambil menggedor-gedor pintu kamar Yogi tanpa henti-hentinya."ADEN YOGI BANGUN! INI PENTING SEKALI KARENA NON SHAYLA DAN PAK SUPIR KECELAKAAN DI JALAN TOL!!" Teriaknya.Naf

DMCA.com Protection Status