“Tidak! Aku tidak membuat fitnah! Bukti dan saksi yang aku berikan tidak mungkin salah!” tepis Kevin dari tudingan terhadapnya. Dia jelas tidak mau dianggap sebagai pembuat fitnah.Sekarang, giliran Vinna yang berani buka suara. “Kevin, kau adalah orang pertama dan pemicu terjadinya keributan. Kalau saja kau tidak mengatakan hal kebohongan, pada saat Russel Winston datang, dia pasti bertemu dengan Zavy, lalu Keluarga Charlton tidak bakalan menderita seperti sekarang. Lihatlah karena ucapan mu, kami jauh lebih menderita. Nanti, Keluarga Rock dan Winston bakal buat perhitungan karena salah satu pemegang saham mereka telah diinjak-injak harga dirinya.”Sangat masuk akal!Luis Charlton menyeringai geram lalu berkata dengan tegas. “Kevin kau adalah pembuat onar sesungguhnya. Dan kau Ferdy, kau harus bertanggung jawab atas masalah yang baru saja menimpa kita. Kalian semua mesti sadar bahwa tadi kalian telah menghina dan menginjak harga diri Zavy, yang ternyata memang benar seorang investor k
Di tempat terpisah di waktu yang sama, Shane dan Edward sudah berada di mansion mewah milik Wayne Chad. Mereka akan memberikan lobian lanjutan agar tidak lagi dianggap sebagai anak yang tidak bisa diandalkan. Opsi yang masih melekat di dalam kepala mereka adalah satu : Vinna.Shane juga punya anak cewek yang sepantaran dengan Vinna. Ya, Eva. Tapi, Shane tidak sudi Eva menjadi istri dari Wayne Chad, lagi pula Eva sudah bertunangan. Sementara Edward juga punya satu anak cewek tapi masih kuliah. Mana mungkin dia rela punya menantu pria gendut penyakitan.Oleh sebab itu, dengan keji dan tanpa belas kasih terhadap keponakan sendiri, mereka berdua kembali menyodorkan nama Vinna. Kali ini bukan sebagai istri, tetapi sesuai apa yang diinginkan Wayne Chad, yaitu tidur bersama Vinna tanpa status suami-istri. Dengan kata lain Vinna jadi ‘Lonte’.Namun, sebelum menyampaikan maksud dan tujuan ke sini, mereka berdua terlebih dahulu mendapatkan ocehan yang menyakitkan hati.“Kalian Keluarga Charlton
Karena penasaran, akhirnya Zavy pun mengangkat telepon dari Vinna. Saat ini, dia sedang mencari makan malam di restoran kecil pinggir jalan. Dia memberikan share lokasi kepada Vinna dan tidak lama berselang, Vinna pun datang bersama Ferdy.Ferdy sangat terkejut begitu menyaksikan Zavy makan makanan murah dan di restoran tidak ternama. “Zavy, seharusnya orang sepertimu makan di restoran mewah. Tempat ini tidak pantas bagimu.” Ferdy mengerutkan kening.Mengejutkan, Zavy kaget saat melihat Ferdy. Dia pikir, Vinna bakal datang sendirian saja. Tiba-tiba dia kikuk beberapa saat karena dia pikir bahwa Ferdy bakal marah besar padanya namun begitu dia mau menyahut, tiba-tiba Vinna buru-buru menyergah.“Ayah, selain low-profile, Zavy memang tidak suka berlebihan dalam menikmati hidup. Dia memang suka menikmati kesederhanaan, tidak seperti orang kaya kebanyakan. Bukan begitu, Zavy sayangku?” Vinna menaikkan kedua alisnya sedikit ke atas.Agak gelagapan, Zavy sebisa mungkin menenangkan pikiran dan
Tidak seperti pemeran utama pria yang hobi menggaruk kepala menampakkan dirinya sedang bingung, Zavy malah tetap tenang dan kalem. Dia pun menjawab dengan santai. “Tampil beda.” Zavy mengelus-elus body motor itu. “Kalau sedang berada di Gloriston, aku lebih suka pakai motor. Bagiku, tidak masalah kalau aku pakai motor.”Vinna buru-buru menyerobot sebelum ayahnya menanggapi. “Ayah, jalanan ibukota sering macet. Aku yakin Zavy tidak mau membuang waktunya yang berharga selama berjam-jam di jalanan. Bukankah begitu, Zavy?”“Tepat sekali! Tentu akan menghemat waktu kalau bepergian menggunakan motor matic listrik.”Ferdy menahan napas saat memperhatikan motor bekas itu. Dia tahu bahwa harga motor ini sangat murah. Bagaimana bisa seorang investor kaya dari luar negeri mau pakai motor butut tak berharga ini? Namun, Ferdy mencari alasan lain agar dirinya tetap percaya bahwa Zavy memang tidak seperti orang kaya kebanyakan.“Baiklah, silakan duluan, Zavy. Kami akan mengikutimu dari belakang.” Fer
Mendengar kerasnya tamparan itu, Zavy langsung memejamkan mata dan menoleh ke arah lain. Seumur-umur, baru kali ini dia melihat ada orang yang menampar pipinya sendiri, sungguh menyedihkan. Setelah itu, dia mengkhawatirkan bakal ada tamparan selanjutnya.“Cukup, Tuan Ferdy. Jangan lagi.” Bahkan Zavy sendiri sampai ngilu dan merasakan nyut-nyut di pipi kanan dan kirinya.Vinna menggigit bibirnya sendiri, seolah-olah dia merasakan apa yang ayahnya rasakan. “Cukup, Ayah. Semoga dengan ini bisa memuaskan hati Russel Winston.”Zavy tidak mau bertanya banyak tentang apa yang sebenarnya diinginkan oleh Russel Winston. Besok pagi adalah hari yang berat baginya. Entah, kalimat apa yang bakal dia utarakan kepada Russel. Parahnya, dia sendiri belum pernah bertemu Russel sama sekali sepanjang hidupnya.***Keesokan paginya, Ferdy pergi dari kediamannya menuju rumah ini seorang diri. Ketika suara mesin BMW itu mati, pintu rumah pun terbuka. Zavy keluar dari rumah dengan setelan anak kuliahan, denga
BMW putih itu pun tiba di depan kantor Winsoil yang megah. Winsoil milik Keluarga Winston merupakan perusahaan migas terbesar di negara ini setelah Rockxill milik Keluarga Rock. Selama lebih dari dua puluh tahun tidak ada yang menggeser dominasi mereka berdua di dalam negeri. Sementara pada level global, dua perusahaan yang masih berafiliasi di bawah payung yang sama itu masuk dalam sepuluh besar perusahaan migas terbesar.Perusahaan properti milik Keluarga Charlton, kalau dibandingkan dengan Winsoil, itu ibarat warung kecil-kecilan dan mall megah. Timpangnya sangat jauh melanting. Karena itulah Keluarga Charlton terheran-heran kenapa bisa ada perwakilan Keluarga Rock dan Winston yang hadir di acara sampah kemarin.Di bagian resepsionis, Ferdy dan Zavy berbicara dengan petugas wanita di sana agar segera dipertemukan dengan Russel.“Tuan Zavy? Anda telah ditunggu oleh Pak Presdir dari tadi. Akan kami antar.” Wanita itu tersenyum ramah lalu bersiap mengantarkan Zavy dan Ferdy menuju lant
Walaupun sangat gugup dan gelagapan, Ferdy menguatkan dirinya, lalu memperlihatkan video rekaman dia meminta maaf kepada Zavy dan menampar dirinya sendiri.Melihat itu, Russel sangat kaget. “Ferdy, kenapa kau sendirian? Aku sudah meminta pada mu agar semua orang yang sudah mengejek dan menghina Zavy, siapa pun mereka, harus melakukannya juga!” Darah Russel mulai mendidik, alisnya bertaut. Sewaktu muda Russel orangnya memang tempramental dan gampang emosi. Dia belum bisa menghilangkan kebiasaan itu hingga sekarang.Ferdy bergidik ngeri. Ujung jarinya gemetaran saat mendengar bentakan itu. Ketika dia ingin bicara, tiba-tiba lidahnya terasa kelu dan sulit mengeluarkan kata-kata.“Ferdy! Aku sudah bilang pada mu kemarin. Kau pasti belum lupa apa yang aku katakan. Aku tidak peduli mereka mau atau tidak. Sekarang, kau sudah membuat kesalahan fatal!” cecar Russel berapi-api, wajahnya merah padam seusai melepaskan amarah yang menggumpal di dadanya.Ferdy hanya bicara dalam hati. ‘Zavy, aku cum
Masih di dalam ruangan, Russel dan Zavy pun bicara panjang lebar, membahas tentang kehidupan Zavy selama ini. Russel terharu ketika tahu betapa pahit dan pedihnya kehidupan yang Zavy lalui selama lebih dari dua puluh tahun ini.Melihat ekspresi sedih dan prihatin tersebut, Zavy agak terkejut, kenapa Russel begitu menghayati kisah hidupnya? Memangnya, siapa dirinya di mata Russel sebenarnya? Namun saat Zavy menanyakan kenapa Russel hampir menangis, Russel hanya tersenyum bahagia.Setelah lebih dari tiga puluh menit bercerita, Russel pun berkata dengan nada yang penuh kegembiraan dan haru, “Zavy, terpenting, kami sudah bertemu dengan kau. Nanti, kau akan berbicara sendiri bersama Tuan Marvin Rock biar kau tahu apa yang sebenarnya. Aku tidak bisa mendahului Tuan Marvin Rock. Sekarang ini, beliau hanya menugaskanku untuk sementara waktu.”Semakin tidak mengerti, Zavy memaksa Russel agar mau berterus terang sekarang. “Tuan Russel, siapa sebenarnya diriku? Aku sudah menceritakan tentang kehi
Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan
Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua
Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah
Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d
Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men
Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng
Zavy punya dua impian besar sewaktu dia masih berada di masa transisi antara kemelaratan dan kesuksesan. Pada waktu itu dia menerima beberapa ribu dollar dari Vinna untuk menuntaskan permasalahan pribadinya terkait finansial, yakni uang kuliah dan utang di tempat dia bekerja.Saat itu Zavy bersumpah, seandainya dia sukses, dia akan balas dendam dan memberantas kejahatan yang ada di sana. Sekarang Zavy merasa sudah punya power untuk mewujudkan impiannya tersebut. Sekarang adalah waktunya untuk tampil.Setelah mandi, Zavy melihat dirinya sendiri di cermin. Dia begitu gagah dan tampan. Wajar kalau Vinna begitu tergila-gila padanya.“Kita mau pergi ke mana, Sayang?” tanya Vinna yang juga sedang berpakaian.“Menyelesaikan urusan yang seharusnya diselesaikan, Sayang!”Setelah semuanya sudah siap, Zavy dan Vinna dengan setelan anak muda zaman sekarang, lantas masuk ke dalam Rollys Royce mahal, menuju Universitas Gloriston.Di dalam mobil, layaknya anak muda yang sedang dalam masa-masa indahn
Kring!Ponsel Zavy bergetar dan berdering. Panggilan dari Russel Winston.“Selamat pagi juga, Paman. Ada apa?” sapa Zavy kembali dan bertanya.Kemudian pada pembicaraan tersebut Russel menyampaikan sejumlah hal penting. Cukup lama obrolan tersebut. Ada beberapa poin utama yang disampaikan oleh Russel pada Zavy, seperti rencana penunjukkan CEO The Rock Holding Company pengganti Mendiang Tuan Marvin, lalu ada satu hal lagi yang lebih prioritas, yaitu pengumuman sang penerus dari Mendiang Tuan Marvin Rock, kelak sang penerus tidak hanya menjadi CEO, tetapi menggantikan posisi beliau sebagai Raja Glora ke-46.Karena sekarang Russel sedang sibuk di istana mempersiapkan semuanya, mempersiapkan pengumuman kepada dunia tentang siapa putra tunggal Tuan Marvin yang bakal menjadi penerus, maka obrolan ini hanya berlangsung melalui sambungan telepon saja.Zavy menangkap dua poin utama tersebut. Russel juga menyuruh Zavy untuk mempersiapkan diri di hari yang penting itu. Sebuah hari yang begitu sp
Dulu Luis Charlton adalah orang yang percaya pada Zavy hanya dengan dugaan semata, bukan dengan bukti, akan tetapi dugaannya rupanya tidak meleset. Zavy memang orang hebat. Tapi, dia sempat terpedaya oleh bujuk rayu dari Gavi yang menghanyutkan sehingga persepsinya terhadap Zavy berubah drastis. Kini, dia merasa bersalah dan sangat menyesal. Apa pun akan dia lakukan demi menebus semua kesalahannya agar Zavy bisa memaafkannya.Satu cucu Luis Charlton yang masih kecil, anak dari Shane, yang dulu sempat mengolok-olok acara Anniv CPG yang menyedihkan, kini malah tidak tega melihat kakeknya bersedih. Dia memeluk badan Zavy seraya berkata, “Kak Zavy, maafkan Kakek Luis. Plis ....”Lalu diiringi pula oleh rayuan cucu Luis Charlton lainnya.Andrew yang kondisi fisiknya belum pulih, yang dulu juga sering dimarahi Luis Charlton karena terlalu lama jadi beban keluarga, pun kini membela Luis Charlton. “Saudara iparku, aku tahu kalau kau adalah pria baik-baik dan pemaaf. Jadi tolonglah ....”Semua