Masih di dalam ruangan, Russel dan Zavy pun bicara panjang lebar, membahas tentang kehidupan Zavy selama ini. Russel terharu ketika tahu betapa pahit dan pedihnya kehidupan yang Zavy lalui selama lebih dari dua puluh tahun ini.Melihat ekspresi sedih dan prihatin tersebut, Zavy agak terkejut, kenapa Russel begitu menghayati kisah hidupnya? Memangnya, siapa dirinya di mata Russel sebenarnya? Namun saat Zavy menanyakan kenapa Russel hampir menangis, Russel hanya tersenyum bahagia.Setelah lebih dari tiga puluh menit bercerita, Russel pun berkata dengan nada yang penuh kegembiraan dan haru, “Zavy, terpenting, kami sudah bertemu dengan kau. Nanti, kau akan berbicara sendiri bersama Tuan Marvin Rock biar kau tahu apa yang sebenarnya. Aku tidak bisa mendahului Tuan Marvin Rock. Sekarang ini, beliau hanya menugaskanku untuk sementara waktu.”Semakin tidak mengerti, Zavy memaksa Russel agar mau berterus terang sekarang. “Tuan Russel, siapa sebenarnya diriku? Aku sudah menceritakan tentang kehi
Ketika Zavy sudah keluar dari gedung kantor Winsoil dan telah tiba di halaman parkir, dia pun melangkah panjang ke arah BMW putih di sana.“Zavy, kau membawa 4,6 juta dollar-nya?” Biji mata Ferdy seakan mau keluar dari tempatnya, sangat terperangah.“Tentu saja, Tuan Ferdy. Tolong antarkan aku pulang! Aku ada urusan yang penting.”***Sementara itu, Melda dirayu bakal dapat duit lima ratus ribu dollar dan perhiasan mahal kalau berhasil merayu Vinna. Tidak lain dan tidak bukan, tentu saja dua ipar brengsek dia yang memberikan rayuan persuasif, Shane dan Edward.“Vinna cukup tidur selama satu minggu bersama Wayne Chad,” kata Shane, membujuk Melda dengan nada suar yang menyentuh hati. “Keluarga kita akan terlepas dari masalah dan kau bakal dapat untung seandainya berhasil.”Lima ratus ribu dollar?Apa iya?Tidak, Shane dan Edward bohong! Dari mana mereka bisa membayar Melda sebanyak itu? Sedangkan Wayne Chad tidak pernah bilang seperti itu sebelumnya. Kesepakatan tersebut hanyalah tentang
Tadi mereka mengatakan bahwa Vinna tidak berhubungan badan, bisa jadi sekadar ngobrol dan berbincang biasa, karena itulah Vinna termenung agak lama. Jika memang demikian adanya, dia bersedia melakukannya. Lagi pula, dia orang yang cerdas dan cukup pandai bicara, bukan? Maka dengan itu dia bisa mengontrol dirinya saat berhadapan dengan Wayne Chad nanti.Vinna menarik napas agak dalam sebelum berkata dengan nada yang pasrah dan terkesan miris. “Aku berat melakukannya, tetapi di sisi yang lain aku ingin agar kita punya solusi supaya masalah keluarga besar kita cepat selesai dan perusahaan kita segera bangkit.”Mendengar beberapa penggal kalimat tersebu, sepertinya ada angin segera bagi Melda, Shane, dan Edward. Mereka masih menunggu untaian kalimat baik berikutnya dari mulut Vinna. Mereka tak sabar.Secara bergilir, Vinna menatap satu per satu wajah para orang terdekatnya, terakhir, pandangannya melekat di mata jahat ibunya. Dia melanjutkan, “Aku akan mencoba melakukan negosiasi lagi bers
Selama dalam perjalanan menuju rumahnya, ada sejumlah masalah yang Zavy dan Ferdy bahas, terutama terkait isu bahwa Wayne ingin sekali menikahi atau setidaknya bisa tidur saja dengan Vinna. Zavy mengerutkan kening dan tidak habis pikir bahwa sebagian besar Charltons sampai membuat Vinna menderita seperti itu. Zavy tak tega, sungguh tak tega.“Tuan Ferdy, uang tiga juta dollar itu gunakan segera untuk kepentingan keluarga kalian. Kalian sangat membutuhkannya. Dan utang sebesar tujuh juta dollar itu, biar aku yang mengurusinya sendiri.” Zavy meletakkan hadiah dari Russel tadi ke kursi penumpang di belakang mereka.“Zavy, apa aku tidak sedang bermimpi? Kami dapat lebih dari empat juta dollar secara cuma-cuma? Lantas, apa yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan mu, Zavy?” Ferdy terharu dan bahagia, seolah-olah hari ini adalah hari terbahagianya. Mendapatkan empat juta dollar lebih secara cuma-cuma itu sama saja seperti mencari ujung dunia, sangat mustahil, tapi kini Ferdy menemukanny
“Kau mau bertemu bos besar kami? Kau mahasiswa yang pakai motor butut itu mau bertemu Tuan Besar Wayne Chad? Apa urusan mu?” cecar si security, matanya berapi-api.“Ada urusan yang sangat penting.” Lalu Zavy tersenyum mengejek. “Jauh lebih penting dari pada berdiri terpancang di sekitar sini dari jam tujuh pagi sampai jam lima sore.”Tahu dirinya sedang disinggung, pria itu mengernyitkan jidat dan sedikit menggertakkan gerahamnya. Dia menatap mata Zavy dan berkata dingin. “Orang yang biasa bertemu dengan bos kami adalah mereka pakai mobil mewah dan dijaga oleh para pengawal. Mereka pasti bos besar. Setidaknya, mereka punya usaha dengan gedung kantor minimal empat lantai. Dan kau, kau hanya punya motor matic listrik butut yang bannya sudah gundul?”Apa yang security itu bilang memang benar. Tentang kendaraan, tentang penampilan, tentang status. Tapi security itu tidak tahu siapa Zavy sebenarnya. Ya, menilai buku berdasarkan dari cover semata memang jelas sebuah kekeliruan besar. Jika se
Di tengah pergaulan di sekolah, Zavy termarginalkan karena dia miskin. Tetapi, dia tidak kesepian karena dia dikelilingi oleh guru dan teman-temannya yang cerdas. Zavy menjadi penerang bagi orang terdekat dan menjadi musibah bagi para pembenci. Ryan termasuk salah satu pembencinya.Jika tidak bisa membully karena si calon korban itu pemberani, mereka para pembenci akan mencari celah, namun karena Zavy tidak ada celah buruh pada otaknya, maka mereka mengambil celah dari sisi kantong celana dan dompet. Ya, mereka sangat sering mengejek Zavy karena miskin dan tidak bisa diandalkan.Tapi, itu dulu.“Ryan, kau sudah banyak perubahan. Aku melihat kau punya karir yang cemerlang sekarang.” Zavy memberikan pujian palsu kepada Ryan, bermaksud menguji apakah Ryan tetap besar kepala seperti dulu.“Oh, tentu saja, Zavy!” Ryan berseru seraya merapikan dasinya yang agak miring. “Kariku melesat dengan sangat cepat. Setelah lulus kuliah, aku langsung bekerja dengan sangat cepat langsung bisa menjabat s
“Kau sudah gila, Zavy!” sergah Ryan sambil menyeringai jahat. “Aku pikir, kau bakal makin pintar walaupun akan selalu miskin, tapi tidak, kau justru miskin dan bodoh sekarang.” Ryan menyilangkan kedua tangannya di dada, mengangkat dagunya sedikit ke atas, matanya semakin jahat.Sebagai manager baru, Ryan harus punya sejumlah prestasi guna menjilat dan mencari muka di hadapan Wayne Chad nantinya. Kalau saja mengurusi satu temannya yang miskin dan menyedihkan ini tidak bisa, dia bisa kena oceh oleh Wayne Chad.Ryan menatap wajah Zavy dengan penuh keheranan sekaligus kebencian. “Kau bilang, aku tidak lagi bisa naik mobil bagus itu? Apa maksud mu ha?”Zavy mengedikkan bahu lalu menjawab dingin, “Ya, kau tidak akan pernah lagi masuk ke mobil itu mulai sore ini. Jangan tanyakan padaku apa alasannya karena nanti kau juga bakal tahu sendiri.”Security tadi malah cengar-cengir begitu mendengar lelucon kecil itu. “Pak Manager, aku bisa menghajar pria ini kalau kau memerintahkan. Dia telah merus
Wayne Chad tersengal dan berkata dengan nada penuh keresahan. “Maafkan aku, Tuan Zavy. Seharusnya aku menunggu di sini dari tadi.”Dia sudah mendapat telepon dari Russel Winston bahwa nanti memang bakalan ada orang perwakilan dari The Rock Holding Company yang bakal datang ke Bank Platinum bernama Zavy dan dia sangat terkejut rupanya orang tersebut merupakan Zavy yang dia temui pada saat di acara Keluarga Charlton kemarin.Begitu melihat Wayne Chad agak sedikit menunduk, Ryan dan security itu pun terperangah. Apa yang sedang terjadi?“Santai saja. Aku tidak bakal merasa dikecewakan kalau saja dua orang ini tidak menghalangi aku untuk masuk dan menemui mu, Tuan Chad.” Arah mata Zavy secara bergantian ke arah Ryan dan security, memberikan tatapan geram agar kiranya Wayne Chad mengerti apa maksudnya.“Maksud Tuan, dua pria ini tidak membolehkan Tuan masuk dan menemui aku?” Wayne Chad menatap nyalang, darahnya mulai naik, lalu mengawasi dua wajah itu dengan pandangan murka. “Kurang ajar ka
Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan
Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua
Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah
Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d
Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men
Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng
Zavy punya dua impian besar sewaktu dia masih berada di masa transisi antara kemelaratan dan kesuksesan. Pada waktu itu dia menerima beberapa ribu dollar dari Vinna untuk menuntaskan permasalahan pribadinya terkait finansial, yakni uang kuliah dan utang di tempat dia bekerja.Saat itu Zavy bersumpah, seandainya dia sukses, dia akan balas dendam dan memberantas kejahatan yang ada di sana. Sekarang Zavy merasa sudah punya power untuk mewujudkan impiannya tersebut. Sekarang adalah waktunya untuk tampil.Setelah mandi, Zavy melihat dirinya sendiri di cermin. Dia begitu gagah dan tampan. Wajar kalau Vinna begitu tergila-gila padanya.“Kita mau pergi ke mana, Sayang?” tanya Vinna yang juga sedang berpakaian.“Menyelesaikan urusan yang seharusnya diselesaikan, Sayang!”Setelah semuanya sudah siap, Zavy dan Vinna dengan setelan anak muda zaman sekarang, lantas masuk ke dalam Rollys Royce mahal, menuju Universitas Gloriston.Di dalam mobil, layaknya anak muda yang sedang dalam masa-masa indahn
Kring!Ponsel Zavy bergetar dan berdering. Panggilan dari Russel Winston.“Selamat pagi juga, Paman. Ada apa?” sapa Zavy kembali dan bertanya.Kemudian pada pembicaraan tersebut Russel menyampaikan sejumlah hal penting. Cukup lama obrolan tersebut. Ada beberapa poin utama yang disampaikan oleh Russel pada Zavy, seperti rencana penunjukkan CEO The Rock Holding Company pengganti Mendiang Tuan Marvin, lalu ada satu hal lagi yang lebih prioritas, yaitu pengumuman sang penerus dari Mendiang Tuan Marvin Rock, kelak sang penerus tidak hanya menjadi CEO, tetapi menggantikan posisi beliau sebagai Raja Glora ke-46.Karena sekarang Russel sedang sibuk di istana mempersiapkan semuanya, mempersiapkan pengumuman kepada dunia tentang siapa putra tunggal Tuan Marvin yang bakal menjadi penerus, maka obrolan ini hanya berlangsung melalui sambungan telepon saja.Zavy menangkap dua poin utama tersebut. Russel juga menyuruh Zavy untuk mempersiapkan diri di hari yang penting itu. Sebuah hari yang begitu sp
Dulu Luis Charlton adalah orang yang percaya pada Zavy hanya dengan dugaan semata, bukan dengan bukti, akan tetapi dugaannya rupanya tidak meleset. Zavy memang orang hebat. Tapi, dia sempat terpedaya oleh bujuk rayu dari Gavi yang menghanyutkan sehingga persepsinya terhadap Zavy berubah drastis. Kini, dia merasa bersalah dan sangat menyesal. Apa pun akan dia lakukan demi menebus semua kesalahannya agar Zavy bisa memaafkannya.Satu cucu Luis Charlton yang masih kecil, anak dari Shane, yang dulu sempat mengolok-olok acara Anniv CPG yang menyedihkan, kini malah tidak tega melihat kakeknya bersedih. Dia memeluk badan Zavy seraya berkata, “Kak Zavy, maafkan Kakek Luis. Plis ....”Lalu diiringi pula oleh rayuan cucu Luis Charlton lainnya.Andrew yang kondisi fisiknya belum pulih, yang dulu juga sering dimarahi Luis Charlton karena terlalu lama jadi beban keluarga, pun kini membela Luis Charlton. “Saudara iparku, aku tahu kalau kau adalah pria baik-baik dan pemaaf. Jadi tolonglah ....”Semua