Share

S2 ~ Ternyata Masih Dendam

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi ini Kia muntah-muntah hebat membuat Raja bingung. Wajah sang istri pucat pasi.

"Sayang, kita ke rumah sakit yuk," ajak Raja. Walaupun dia seorang dokter nyatanya Raja tidak ahli urusan kehamilan, apalagi ini baru pertama kali mereka alami.

"Tidak sayang, nanti pasti baikan kok," tolak Saskia.

"Ya sudah, kamu tidur ya aku ambilkan sarapan dulu," ujar Raja.

Biasanya tiap hari minggu Raja dan sang papa selalu jogging, tapi sejak tadi malam perut Saskia bergejolak hingga pagi ini, sampai Raja tak sempat tidur.

Sampai di lantai bawah, ternyata sepi.

"Mama sama Papa ke mana Bi?" tanya Raja.

"Beliau pergi jogging Tuan, kata Nyonya Maria, anda dan Nyonya muda sarapan dulu aja," ucap sang pelayan.

Raja pun mengangguk, lalu meminta pelayan menyiapkan menu untuk sang istri guna mengurangi mualnya.

******

Di tempat berbeda kini Agnes sedang bersiap menuju ke butiknya, bisnis lain miliknya.

Bila hari kerja wanita itu menjadi pemimpin di kantor cabang Wijaya Group, tapi diluar hari kerja dia a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   S2 ~ Surat untuk Saskia

    Satu minggu berikutnya."Nyonya ada tamu yang ingin bertemu Tuan Raja," ucap sang pelayan. "Siapa ya?" tanya Maria heran. Biasanya kalau hari kerja begini tidak akan ada yang datang berkunjung menemui Raja, sebab mereka tahu kesibukan Raja di rumah sakit. Makanya Maria bingung saat pelayan bilang ada tamu.Raja baru saja tiba di rumah, setelah seharian menjalankan rutinitasnya di rumah sakit. Setiap hari senin sampai jumat Raja tidak mengambil pekerjaan sebagai dosen di fakultas kedokteran."Saya kurang tahu Nyonya. Soalnya belum pernah melihat," jawab sang pelayan."Ya sudah suruh masuk saja Bi," ucap Maria memberi izin."Baik Nyonya."Tak berselang lama ada empat orang berpenampilan rapi masuk ke dalam rumah, Maria menyambutnya."Siapa ya?" tanya Maria penasaran."Maaf mengganggu Nyonya, Kami teman-temannya dokter Raja. Kebetulan kami mengajar satu kampus dengan beliau, ada yang mau kami bicarakan dengan beliau," ucap Pak Niko, mewakili tiga temannya yang lain."Oh begitu, mari sil

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   S2 - Gugurkan Anak Itu!

    "Tunggu sebentar ya sayang, nanti aku antarkan ke alamat itu," ucap Raja pada sang istri, tapi Saskia dengan cepat menggeleng."Sayang boleh nggak Kia jalan sendiri ke sana diantar sopir deh, Kia takut justru akan terjadi keributan di sana kalau Mama tahu Sayang ikut mengantarkanku. Sayang tenang saja, Mama Jenita tidak akan pernah menyakitiku, karena biar bagaimanapun aku darah dagingnya," tuturnya berbisik kepada sang suami.Raja membuang nafas kasar, jujur dia tidak percaya pada Mama mertuanya.Raja yakin wanita itu pasti membenci dirinya dan juga anak kandungnya sendiri. Raja tahu betul kalau Jenita pernah bersumpah akan membencinya seumur hidup, maka Raja yakin ucapan Mama mertuanya itu tidak pernah main-main."Baiklah sayang, kalau begitu ajak Bibi ya, kau juga harus mengajak pengawal biar kami di rumah tenang Sayang! Aku tahu beliau itu Mama kandungmu dan rasanya tidak mungkin menyakiti anaknya sendiri, tapi aku tak akan bisa tenang membiarkanmu pergi tanpa mengajak siapapun d

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   S2 - Harus Melaukan Sesuatu

    “Dasar anak kurang ajar, selalu membuatku marah!” seru Jenita kesal. Sang anak tak pernah mau mendengarkan ucapannya, dia lebih memilih untuk tetap melahirkan anak dari lelaki yang paling dibenci olehnya.Bram yang menemani Jenita ke Jakarta untuk menemui Saskia pun berusaha menenangkan Jenita, wanita yang katanya suaminya sudah bangkrut tapi masih bisa membiayai hidup Bram dan memberi kemewahan pada Bram.“Sabar sayang, besok kita susun rencana lain untuk membujuk anakmu mau menggugurkan janinnya,” Bram memberi saran pada Jenita. “Bagaimana kalau kita keluar cari hiburan sayang?” Dengan cepat Jenita menggeleng, dia lebih baik minum di dalam kamar daripada keluar di saat suasana hatinya sedang tidak baik.“Pergilah sendiri, kau tahu tempatnya bukan? Aku di kamar saja,” jawab jenita.Bram sangat tahu kebiasaan wanita ini, makanya dia sengaja mengajak jenita mencari hiburan karena sudah pasti Jenita akan menolak.“Baiklah sayang, aku mau menikmati malam di sini ya, kapan lagi dapat ke

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   S2 - Bukan Anak Kandung

    “Apa saja kerja kalian sampai membiarkan istriku terluka seperti huh?”Tadi saat Saskia menemui sang mama, Raja mendadak dapat telepon dari rumah sakit karena ada pasien yang harus segera dioperasi.Dan Raja kembali pulang setelah waktu menunjukan pukul 00.30 waktu setempat.Dia kaget saat masuk ke dalam kamar melihat kedua sudut bibir Saskia penuh luka lebam.Setelah mendengar penjelasan dari istrinya raja marah dan langsung mengumpulkan para pengawal dan sang kepala pelayan.“Ada apa itu ribut-ribut Ma?” tanya Arga pada istrinya.“Seperti suara Raja sedang marah Pa. Ayo kita lihat,” ajak Maria. mereka pun bergegas keluar dari dalam kamar menuju ke ruangan tengah karena melihat Raja sedang berdiri di depan para pengawalnya yang kini menunduk.“Maaf Tuan, Nona yang memaksa kami untuk keluar,” sahut salah satunya.“Bodoh kalian. Percuma kalian dibayar mahal melakukan ini saja tidak becus, kalau istri saya menyuruh kalian meminum racun apa akan kalian lakukan huh?”“Maaf Tuan,” sesal y

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   S2 - Semesta Berpihak Padanya

    "Saskiaaaaaaa, keluar kau!" teriak Jenita di depan pintu pagar mewah kediaman keluarga Dewantara.Kegaduhan yang dibuat Jenita membuat sang penjaga rumah keluar untuk melihatnya."Siapa kau huh? Jangan membuat keributan disini!" bentak penjaga rumah itu."Jangan banyak bicara, cepat suruh Bosmu yang pengecut itu mengembalikan anakku. Aku tak pernah sudi memberi restu pernikahan mereka!" teriaknya lagi.Arga yang baru saja keluar dari dalam kamarnya mendapat kabar kalau ada wanita yang mirip dengan Saskia mengamuk di depan rumah. Beruntung Kia masih tidur, jadi tak mendengar kegaduhan yang dibuat oleh Mamanya. Arga melangkah menuju ke depan pagar rumahnya disusul oleh sang istri.Hatinya Maria bergemuruh hebat ingin membalas tamparan yang wanita ini lakukan pada sang menantu."Oh, punya nyali juga kalian untuk keluar," ucap Jenita saat melihat Arga dan Maria sudah menghampirinya."Dasar pencuri! Kembalikan anakku, aku tak sudi keturunanku mengandung darah daging keluarga brengsek sep

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   S2 - Berhenti Menangisi Pria Itu!

    "Untung saja tidak ada yang tahu Bram ke rumah ini," gumam Jenita. Detik berikutnya wanita itu terlonjak kaget karena ada orang yang seperti berjalan mendekat ke arah kamarnya."Siapa orang ini?" tanya pada diri sendiri. Jenita pun membuka pintu kamarnya.Ceklek"Bu, Tuan Bram mengalami kecelakaan saat hendak menyebrang jalan," ucap sang pelayan di rumah itu."Apaaaaa???" Jenita kaget bukan kepalang, "jangan bercanda Bi," ucapnya lagi."Saya tidak bercanda, barusan ada saksi mata yang melihat korban lari dari arah rumah ini, dan beliau-" ucapnya menggantung. Hubungan Jenita dan Bram sudah bukan rahasia lagi. Baik Handoko, pelayan, dan penjaga rumah mengetahuinya hanya saja mereka pura-pura tidak tahu."Katakan kenapa dia, Bi?" tanyanya lagi dengan berlinang air mata."Beliau meninggal ditempat dan mayatnya sudah dibawa ke rumah sakit," lanjut sang pelayan memberi informasi."Tidaaaaaaaaaaaaak, Braaaaaaaaaaaaam.I" teriaknya histeris sebelum akhirnya tak sadarkan diri.Wanita itu tamp

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   S2 - Disangka Miskin

    “Sayang,” panggil Raja lembut saat sang istri kembali kedapatan menangis di pojok kamarnya.Dua minggu sudah keduanya pulang dari bulan madu super singkat di Bali dan kembali Raja melihat mata istrinya basah.Entah apalagi yang terjadi membuat sang istri seperti ini.“Kenapa?” tanya Raja.Raja memang sudah mendengar dari sang istri kalau proses perceraian Handoko dan Jenita secara hukum yang sudah berlangsung di pengadilan.Raja juga tahu kalau Jenita memilih kembali ke Indonesia setelah kepergian Bram yang membuat wanita paruh baya itu terluka.Dan yang membuat Raja tak habis pikir, Jenita memilih tinggal di rumah Agnes padahal Agnes menyimpan dendam pada Jenita.Sang dokter tampan pun tak bisa mengizinkan Jenita ikut bersama Kia karena sudah pasti akan berdampak buruk pada istri dan calon anak mereka.“Mama masuk rumah sakit, apa aku boleh menjenguknya sayang?” tanya Kia sambil menghapus jejak air mata di wajah cantiknya.Raja menghela nafas panjang.Tidak mungkin dirinya bilang tid

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   S2 - Permainan Panas di Jam Kantor

    "Kalian jangan pernah mau direndahkan seperti itu lagi, diam itu tidak selalu sama dengan emas," tegur sang papa.Raja mengajak sang istri dan kedua orangtuanya menuju ke dalam ruangannya."Maafkan Kia Pa, Ma," sesal sang menantu."Ini bukan salahmu sayang, tapi disaat sedang hamil muda hindari perdebatan yang membuat sakit hati berujung stres. Mama dan Papa masih trauma saat seseorang dengan sengaja membuat Mama kecelakaan hingga kehilangan kedua anak Mama. Dan kami tidak ingin kau mengalami hal yang sama sayang," tutur sang mama mertua. Saskia jadi merasa berdosa pada mertuanya dan juga sang suami telah melibatkan mereka dalam masalahnya."Hindari pertemuan dengan orang-orang yang setiap saat bisa merenggut kebahagiaan kita, kami tak ingin kehilangan kedua calon cucu kami," Arga menimpali sang istri."Baik Ma, Pa," jawab Kia.Apalagi yang bisa dia katakan selain itu, sebab sang mama dan tantenya memang sangat keterlaluan."Dan kau Raja, jangan biarkan harga dirimu diinjak seperti t

Bab terbaru

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   TAMAT

    Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 293

    Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 292

    Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 291

    ****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 290

    Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 289

    "Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 288

    Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 287

    lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se

  • Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat   Bab 286

    ****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu

DMCA.com Protection Status