“Apa saja kerja kalian sampai membiarkan istriku terluka seperti huh?”Tadi saat Saskia menemui sang mama, Raja mendadak dapat telepon dari rumah sakit karena ada pasien yang harus segera dioperasi.Dan Raja kembali pulang setelah waktu menunjukan pukul 00.30 waktu setempat.Dia kaget saat masuk ke dalam kamar melihat kedua sudut bibir Saskia penuh luka lebam.Setelah mendengar penjelasan dari istrinya raja marah dan langsung mengumpulkan para pengawal dan sang kepala pelayan.“Ada apa itu ribut-ribut Ma?” tanya Arga pada istrinya.“Seperti suara Raja sedang marah Pa. Ayo kita lihat,” ajak Maria. mereka pun bergegas keluar dari dalam kamar menuju ke ruangan tengah karena melihat Raja sedang berdiri di depan para pengawalnya yang kini menunduk.“Maaf Tuan, Nona yang memaksa kami untuk keluar,” sahut salah satunya.“Bodoh kalian. Percuma kalian dibayar mahal melakukan ini saja tidak becus, kalau istri saya menyuruh kalian meminum racun apa akan kalian lakukan huh?”“Maaf Tuan,” sesal y
"Saskiaaaaaaa, keluar kau!" teriak Jenita di depan pintu pagar mewah kediaman keluarga Dewantara.Kegaduhan yang dibuat Jenita membuat sang penjaga rumah keluar untuk melihatnya."Siapa kau huh? Jangan membuat keributan disini!" bentak penjaga rumah itu."Jangan banyak bicara, cepat suruh Bosmu yang pengecut itu mengembalikan anakku. Aku tak pernah sudi memberi restu pernikahan mereka!" teriaknya lagi.Arga yang baru saja keluar dari dalam kamarnya mendapat kabar kalau ada wanita yang mirip dengan Saskia mengamuk di depan rumah. Beruntung Kia masih tidur, jadi tak mendengar kegaduhan yang dibuat oleh Mamanya. Arga melangkah menuju ke depan pagar rumahnya disusul oleh sang istri.Hatinya Maria bergemuruh hebat ingin membalas tamparan yang wanita ini lakukan pada sang menantu."Oh, punya nyali juga kalian untuk keluar," ucap Jenita saat melihat Arga dan Maria sudah menghampirinya."Dasar pencuri! Kembalikan anakku, aku tak sudi keturunanku mengandung darah daging keluarga brengsek sep
"Untung saja tidak ada yang tahu Bram ke rumah ini," gumam Jenita. Detik berikutnya wanita itu terlonjak kaget karena ada orang yang seperti berjalan mendekat ke arah kamarnya."Siapa orang ini?" tanya pada diri sendiri. Jenita pun membuka pintu kamarnya.Ceklek"Bu, Tuan Bram mengalami kecelakaan saat hendak menyebrang jalan," ucap sang pelayan di rumah itu."Apaaaaa???" Jenita kaget bukan kepalang, "jangan bercanda Bi," ucapnya lagi."Saya tidak bercanda, barusan ada saksi mata yang melihat korban lari dari arah rumah ini, dan beliau-" ucapnya menggantung. Hubungan Jenita dan Bram sudah bukan rahasia lagi. Baik Handoko, pelayan, dan penjaga rumah mengetahuinya hanya saja mereka pura-pura tidak tahu."Katakan kenapa dia, Bi?" tanyanya lagi dengan berlinang air mata."Beliau meninggal ditempat dan mayatnya sudah dibawa ke rumah sakit," lanjut sang pelayan memberi informasi."Tidaaaaaaaaaaaaak, Braaaaaaaaaaaaam.I" teriaknya histeris sebelum akhirnya tak sadarkan diri.Wanita itu tamp
“Sayang,” panggil Raja lembut saat sang istri kembali kedapatan menangis di pojok kamarnya.Dua minggu sudah keduanya pulang dari bulan madu super singkat di Bali dan kembali Raja melihat mata istrinya basah.Entah apalagi yang terjadi membuat sang istri seperti ini.“Kenapa?” tanya Raja.Raja memang sudah mendengar dari sang istri kalau proses perceraian Handoko dan Jenita secara hukum yang sudah berlangsung di pengadilan.Raja juga tahu kalau Jenita memilih kembali ke Indonesia setelah kepergian Bram yang membuat wanita paruh baya itu terluka.Dan yang membuat Raja tak habis pikir, Jenita memilih tinggal di rumah Agnes padahal Agnes menyimpan dendam pada Jenita.Sang dokter tampan pun tak bisa mengizinkan Jenita ikut bersama Kia karena sudah pasti akan berdampak buruk pada istri dan calon anak mereka.“Mama masuk rumah sakit, apa aku boleh menjenguknya sayang?” tanya Kia sambil menghapus jejak air mata di wajah cantiknya.Raja menghela nafas panjang.Tidak mungkin dirinya bilang tid
"Kalian jangan pernah mau direndahkan seperti itu lagi, diam itu tidak selalu sama dengan emas," tegur sang papa.Raja mengajak sang istri dan kedua orangtuanya menuju ke dalam ruangannya."Maafkan Kia Pa, Ma," sesal sang menantu."Ini bukan salahmu sayang, tapi disaat sedang hamil muda hindari perdebatan yang membuat sakit hati berujung stres. Mama dan Papa masih trauma saat seseorang dengan sengaja membuat Mama kecelakaan hingga kehilangan kedua anak Mama. Dan kami tidak ingin kau mengalami hal yang sama sayang," tutur sang mama mertua. Saskia jadi merasa berdosa pada mertuanya dan juga sang suami telah melibatkan mereka dalam masalahnya."Hindari pertemuan dengan orang-orang yang setiap saat bisa merenggut kebahagiaan kita, kami tak ingin kehilangan kedua calon cucu kami," Arga menimpali sang istri."Baik Ma, Pa," jawab Kia.Apalagi yang bisa dia katakan selain itu, sebab sang mama dan tantenya memang sangat keterlaluan."Dan kau Raja, jangan biarkan harga dirimu diinjak seperti t
"Selamat pagi sayang ...," Raja menyapa sesaat baru saja ia membuka mata. Lalu ia mencium puncak kepala sang istri berkali-kali. Saskia menggeliat menimbulkan gesekan di dada sang suami, namun wanita yang sedang hamil muda itu tanpa mau bertanggung jawab karena membangungunkan senjata milik sang suami, malah memilih kembali tidur dalam pelukan sang suami.'Selalu saja aku harus menahan siksaan ini sendirian,' Raja membatin berbarengan dengan celananya yang sedikit terasa sesak karena ulah sang istri."Sayang ayo bangun, kita mau ke rumah sakit loh, katanya mau ikut praktek." Raja berkata sambil mencubit gemas pipi sang istri. "Sepuluh menit lagi sayang," ucapnya lalu nafasnya kembali teratur. Raja tersenyum. Hatinya selalu menghangat sebab dirinya benar-benar bisa merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Terlebih dirinya akan memiliki anak dari wanita cantik ini, meski masih lama namun Raja begitu semangat untuk menanti kehadiran sang buah hati.Berhubung waktu sudah menunjukan pu
“Baikklah sayang, kau ditemani oleh Arabella dulu ya sayang,” pamit Raja pada sang istri.“Iya sayang, selamat bertugas,” jawab Saskia menanggapinya.Raja pun bergegas pergi dari ruang kerjanya meninggalkan sang istri bersama sang asisten.Dan setelah kepergian Raja untuk melakukan tugasnya karena ada operasi dan Raja sebagai tim dokter utama dalam operasi tersebut, kini tinggallah dua wanita yang memiliki kepribadian lain.Bila Saskia berhati malaikat sedangkan Arabella merupakan sosok wanita berhati iblis.Meskipun tujuan awalnya datang menjadi asisten dari Raja Dewantara adalah karena permintaan calon mertuanya, tapi nyatanya wanita itu justru jatuh cinta pada sang atasan.Kebersamaan mereka dan interaksi yang sangat intens membuat Arabella tidak sama sekali bisa mencegah perasaannya terhadap Raja, sampai akhirnya pria itu tiba-tiba saja memberitahu kalau dia akan menikah dengan kekasihnya.Tentu saja hal ini merupakan pukulan berat untuk Arabella yang awalnya dia sudah hampir memu
"Brengsek, ternyata dia bukan wanita lemah seperti yang aku kira, ternyata dia justru membalas mengerjaiku. Aku bersumpah akan merebut perhatian dokter Raja!"Kalimat penuh amarah itu diucapkan oleh Arabella setelah minta oleh Raja memgumpulkan data yang dibutuhkan Saskia. Ingin memberi Kia pelajaran, justru dirinya yang terjerembab.Di tempat yang berbeda Arga kembali ke rumahnya saat waktu menunjukan pukul 10.00 Wib.Waktu di mana Maria harus pergi ke butik branded yang dulu di hadiahkan Arga untuk sang istri. Maria memang tidak ke butik setiap hari, sebab di sana mereka sudah menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mengelola butik tersebut, Maria hanya datang setiap tiga hari sekali, tepatnya dua kali dalam satu minggu.Arga tidak mengizinkan Maria untuk membawa mobilnya sendiri, ia akan mengantarkan sang istri pergi ke butik.Sebab nanti sore, Arga akan mengajak istrinya untuk makan malam bersama.Tentu saja di usia pernikahan mereka yang sudah tak muda lagi Maria merasa sang
Dua puluh menit berikutnya, mereka tiba di depan hotel terbaik di kota Cappadocia. Cessa mematung melihat kedua orang tua Leo, ada Mama dan Papa, juga Arjuna dan adik sepupu Cessa serta Grandpa Arga dan Grandma Maria sedang tersenyum ke arahnya.Kenapa bisa begini? Sejak kapan mereka di sini? Lalu kenapa sang Mama dan Mamanya Leo juga Grandma Maria tampak akrab? Siapa yang membuat kejutan ini untuknya? Untuk apa?Air mata mulai membasahi wajah cantik Cessa."Papaaaaaaaaaaaa …..!" teriak si kembar kompak, lalu berhamburan berlari ke arah Arjuna. Mereka sangat merindukan Arjuna yang selalu dipanggil Papa.Meskipun sudah ada Leonard mengambil alih tugas Arjuna selama ini, tapi posisi Arjuna di hatinya tidak akan pernah berubah. Arjuna, masih menjadi pria yang terbaik yang ada untuk hidup Ratu dan Rani."Honeyyyyyy ……!" balas Arjuna.Pria itu berjongkok, lalu merentangkan kedua tangannya memeluk si kembar yang sudah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri."Kami benar-benar tak dianggap
Si sulung bersungut-sungut kesal karena perdebatan kedua orang tuanya tidak akan pernah berakhir.Setiap kali Cessa menatap tajam ke arah Leonard, si kembar tahu kalau sang Mommy sedang marah, dan mereka diminta untuk mengerti keadaan yang ada. Tapi nyatanya tak bisa."Iya benar, kalau Mommy gara-garanya kita ketinggalan pesawat, kita seruduk Mommy," Rani menimpali. Rani ikut menghentak-hentakkan kakinya berjalan mendekati pintu keluar."Kalian ya, mulai nggak nurut sama Mommy," kata Cessa kesal."Kabuuuuurrrrrrrrr!" teriak si kembar kompak lalu berlari ke arah mobil."Tunggu kalian," teriak Cessa, ikut mengejar kedua anak nya ke dalam mobil. Hati Leo menghangat melihat tingkah anak kembarnya dan Cessa, 'aku akan memperjuangkan kalian,' batin Leo berujar demikian.Tak bisa Leonard bayangkan bagaimana dulu ketika Cessa hamil si kembar tanpa ada dirinya mendampingi sebagai suami.Apa mungkin Arjuna selalu siap siaga ketika Cessa muntah? Apa mungkin Arjuna yang menjaga Cessa sepenuhnya?
Hari ini hari pertama si kembar libur sekolah sejak keduanya merengek minta liburan hanya bersama kedua orang tuanya saja. Mereka libur sekolah selama 1 bulan dan sudah berkali-kali berbicara pada Leo untuk mengajak mereka liburan.Sang Daddy sangat setuju, kemanapun si kembar mau akan dikabulkan olehnya, dan soal pekerjaan ia bisa serahkan pada Jeki.Akan tetapi, seperti biasa yang masih menolak mengabulkan permintaan si kembar adalah Cessa, wanita itu masih sangat membenci Leonard, dan rasanya begitu mudah pria itu mendapatkan hati kedua anaknya.Cessa juga menyesali, kenapa mereka harus ke Dubai, sehingga membuat Leo bertemu dengan kedua putrinya tersebut.Tapi, kembali lagi kedua orang tuanya selalu mengingatkan Cessa, agar tidak terlalu berlebihan menanggapi masalah ini.Inilah takdir yang memang harus Cessa alami, bahkan hingga detik ini wanita itu masih sering merasakan sakit kepala yang luar biasa, yang biasanya hanya ia tahan sendiri dengan mengkonsumsi obat. Jujur saja Ces
****Flash Back"Ayo sayang! Loh mana Rani?" tanya Cessa, yang tiba-tiba Rani tak ada di dekatnya."Mom Rani Huaaaaa huaaaaa," Ratu menangis menunjuk ke arah adik kembarnya. Cessa membelalak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Ratu."Rani jangaaaaaaaaan," Cessa berteriak sambil menangis histeris.Bruggghhhh "Raniiiiiiiiiiiiiiii," teriak Cessa sambil berlari bangunan tembok di tempat Rani berdiri roboh. Cessa yakin salah satu anak kembarnya ada di bawah reruntuhan itu. Ratu tak kalah histeris melihat sang Mommy menangis kencang, padahal Ratu tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi. Arjuna yang melihat dari lantai enam berhamburan berlari sekencang mungkin.Bahkan ia sempat terjungkal dari lantai atas. Keningnya mengeluarkan darah dan ia abaikan. Demi apapun Arjuna tak sanggup menerima kemungkinan terburuk yang keponakannya itu. Nenek dan Kaka dari Ratu dan Rani kakinya tiba-tiba melemas, hatinya mencelos bagai agar-agar, jantungnya seperti terperosok ke dasar perut, tanpa disadar
Setelah menempuh perjalanan selama 32 jam, mereka tiba di kediaman Dewantara.Petugas keamanan di kediaman keluarga Dewantara masih mengenali Leo sebagai pria yang pernah menghancurkan Cessa. Tapi mereka masih bersikap ramah terhadap Leo dan juga sang papa."Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya petugas keamanan tersebut, saat sudah mendekati mobil yang ditumpangi Leo dan sang papa."Selamat sore juga, Pak. Kami ingin menemui Tuan Dewantara," ucap Leo. "Tapi ngomong-ngomong, kenapa ramai sekali ya Pak?" imbuh Leo lagi, dengan rasa penasaran karena melihat banyaknya mobil yang berjajar di halaman depan rumah keluarga Dewantara."Oh ini keluarga besar sedang berkumpul. Tapi, hanya keluarga Dewantara dan keluarga Askara saja. Mereka merayakan hari ulang tahun Nona Ratu dan Nona Rani," ungkapnya "Apaaaaaa ja–jadi mereka ada di Jakarta?" tanya Leo terbata."Iya benar, Tuan. Beliau baru tiba dua hari yang lalu di Jakarta. Saya coba tanyakan dulu pada Tuan Besar ya, Tuan.
"Papa, Leo mau bicara," ucap Leo pada sang papa. Hubungannya dengan pria paruh baya tersebut tidak terlalu baik-baik saja, semenjak Arjuna memutuskan secara sepihak untuk membatalkan pernikahan Cessa dan Leo."Apa yang ingin kau bicarakan sama Papa, dan untuk apa jauh-jauh pulang ke Amerika? Apakah hal itu sangat penting sekali?" Tidak hanya satu, tapi tiga pertanyaan sekaligus diucapkan oleh sang papa kepada Leo.Leo menghembuskan nafas kasar, merasa Papanya selalu menyalahkan Leo atas batalnya pernikahannya dengan Cessa."Ternyata Cessa membohongi kita. Dia sudah melahirkan anak kembar dan anak itu adalah anak kandung Leo.""Apaaaa?" sang papa tersentak."Cessa melahirkan anak kami Pa, mereka kembar," ulang Leo."Apa kau bilang? Kau sedang tidak bercanda kan?" tanya sang papa, tak percaya akan pendengarannya.Leo menggeleng, sebagai jawaban atas pertanyaan Papanya tersebut."Leo sungguh-sungguh, Pa. Ternyata kami tak sengaja bertemu di Dubai. Ada dua anak yang persis wajahnya sepe
Dua hari berikutnya, keluarganya dari Jakarta tiba di Dubai. Lagi dan lagi ketika mereka makan siang malah bertemu dengan Leo.Leo yang hendak kembali menyentuh Ratu dan Rani, terhalang oleh Cessa. Cessa melayangkan tendangan maut ke bagian inti Leo hingga pria itu merasa sakit luar biasa di bagian intinya. Tapi Leo tidak akan pernah melawan Cessa."Ingat sampai mati pun tak ku biarkan-mu berani menyentuh anakku!" Bugh Satu kali tendangan lagi di bagian inti milik Leo, hingga pria itu tersungkur di atas lantai.Leo merasa tubuhnya terbelah, sakit dan wajah sudah sangat mengenaskan. Jeki hanya diam mematung saat melihat bos nya teraniaya."Auwwwwwwww!" Leo kembali berteriak, ketika Cessa berhasil menginjak kakinya, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Leo yang kesakitan."Tu–Tuan, Ayo kita masuk ke dalam mobil," ucap Jeki terbata.Demi apapun Jeki, sangat kasihan melihat bosnya kesakitan seperti itu. Ternyata wanita mungil yang disangkanya lemah, memiliki kekuatan yang dahsyat.B
lSelama ini Cessa memiliki butik yang cukup besar tapi karena dirinya memiliki dua anak yang tidak bisa ditinggalkan, Cessa mempercayakan butik yang tersebut pada Veronica. Cessa memang bukan perancang busana terkenal, akan tetapi banyak orang penting yang datang ke butiknya untuk memesan gaun pada Cessa. Cessa memang sudah berencana di Dubai akan membeli beberapa bahan untuk rancangan terbarunya.Tiba-tiba ponsel Cessa berdering menampilkan nama Veronica wanita yang dipercaya mengelola butiknya. Kening Cessa berkerut, sebab tak biasanya sang asisten menghubunginya seperti ini. "Siapa yang nelp?" Tanya Arjuna sebab sang adik kembar tak mengangkat panggilan di ponselnya."Veronica, ada apa ya dia nelp Cessa, Arjuna?" Cessa tiba-tiba menjadi bodoh. Otak cerdasnya tak berfungsi baik, sudah nyata yang nelp sang tangan kanan eh dia malah nanya pada Arjuna yang jelas-jelas ada di sampingnya. Arjuna tergelak melihat wajah polos adiknya, terlebih saat Cessa malah bertanya ada apa se
****Flash Back On"Alma, aku minta uang lagi dong," ucap Juwita."Cessa sudah pergi, aku tak membutuhkan bantuanmu lagi!" kata Alma ketus."Tidak bisa begitu dong, Kau kan sudah janji untuk tetap membiayai kuliah aku di sini," Juwita mulai menuntut. Wanita itu tidak terima Alma mengingkari janjinya."Kau mau memerasku ya!" sentak Alma."Ada apa ini, kenapa kalian ribut di rumah Leo? Nanti suamiku mendengarnya, habis kalian! Apa sih yang kalian perdebatkan?" tanya Mamanya Leo. "Juwita mau memerasku Tan," adunya pada Mamanya Leo. Alma begitu disayangi oleh Rosiana sehingga apapun yang wanita itu katakan. Mama dari Leo pasti akan mendukung dan membenarkannya."Benar begitu?" tanya Mamanya Leo kepada Juwita."Tentu saja benar nyonya, karena memang Alma sudah berjanji pada saya untuk membiayai kuliah saya hingga tamat di Perancis, lalu sekarang ketika SPP saya belum dibayar olehnya, apa saya salah datang ke sini untuk meminta uang lelah saya?" adunya pada Rosiana."Kita sudah tidak membu