Share

Bab 292 - Welcome Home

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-02-13 18:26:09

“Ternyata kamu sudah setinggi ini. Apa kamu makan pohon setiap hari?” ledek Alicia seraya mengukur tinggi keponakannya yang sudah hampir menyamainya. Padahal mereka baru tiga tahun tidak bertemu, tetapi Alicia seperti melihat wajah asing.

Rayden tersenyum kecut. “Di kelas aku termasuk yang pendek,” gerutunya.

Alicia tertawa kecil sembari ikut mengacak rambut keponakannya. “Makanya rajin-rajinlah berenang dan minum susu. Jangan hanya bermain dengan komputermu saja,” ledeknya.

“Jangan perlakukan aku seperti bocah ingusan lagi, Tante. Aku sudah tiga belas tahun,” tukas Rayden seraya berkacak pinggang.

“Iya, iya. Kamu sudah besar. Beberapa tahun lagi kamu pasti akan menyaingi ayahmu,” ujar Alicia seraya menepuk lembut kepala keponakannya itu. “Pasti akan lebih tampan daripada ayahmu.”

Rayden mengangkat dagunya dengan penuh kebanggaan atas pujian bibinya tersebut.

“Hei, gen ketampanannya juga diturunkan dariku,” protes Regis, tidak dapat menerima dirinya dianggap kalah tampan dari putranya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
kayaknya seru nih ray punya buka baru. selamat datang Alicia, akhirnya selesai sudah petualanganmu saatnya kembali kerumah
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
gaaaaklah kak buat cerita banyak in action nya kak wkwk
goodnovel comment avatar
Dwi Handayani
selamat datang di keluarga Lorenzo alicia, udah cukup merantaunya ya hihi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 293 - Kabar Buruk

    Setelah beberapa saat diselimuti keheningan yang terasa mencekiknya, Alicia pun menoleh ke samping, menatap keponakan laki-lakinya yang baru saja menerima pesan singkat pada ponselnya.Tak ingin larut dalam kesunyian, Alicia akhirnya bersuara, "Bagaimana kabar Mamamu dan adikmu, Ray?"Sudah cukup lama Alicia tidak bertemu dengan kakak iparnya dan keponakannya yang lain. Ia ingat saat ia pergi dari kediaman Lorenzo, Ryuji masih berusia sekitar dua tahun.Mungkin Ryuji tidak akan ingat padanya, pikir Alicia."Ryuji pasti sudah besar ya. Apa dia sudah sekolah sekarang?" tanya Alicia masih dengan nada antusias.Akan tetapi, pertanyaannya hanya disambut dengan keheningan. Alicia mengerutkan kening, lalu menjulurkan tangan untuk mencubit pipi Rayden agar remaja itu mengalihkan pandangan dari ponselnya.“Aku sedang bicara denganmu, Ray. Apa kamu tidak dengar?” gerutu Alicia, merasa dikucilkan setelah tadi Regis juga tidak menggubrisnya.Rayden mendesah pelan, menepis tangannya. “Aku dengar,”

    Last Updated : 2025-02-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 294 - Pertemuan yang Mengharukan

    “Tiga hari yang lalu, nenek menjalani operasi. Tapi, kondisinya malah semakin memburuk dan sekarang beliau koma di ICU,” ujar Regis dengan suara bergetar, meski wajahnya tetap berusaha terlihat tegar. “Tim medis baru saja memberi kabar kalau keadaannya semakin kritis. Mereka meminta keluarga untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.”Alicia menggeleng pelan, matanya membesar seakan menolak kenyataan. “Kak, ini semua… bohong, kan?” suaranya lirih. “Nenek tidak mungkin meninggalkan kita, kan?”Regis menghela napas, sorot matanya melembut. “Aku juga ingin percaya begitu, Alicia. Tapi…” Kalimatnya menggantung. Ia mengalihkan pandangan ke luar jendela, tidak sanggup menatap wajah adiknya.Isakan kecil akhirnya pecah dari bibir Alicia. Air matanya mengalir semakin deras, teringat dengan kasih sayang yang diberikan neneknya selama ini. Wanita tua itu selalu berada di pihaknya setiap kali Alicia dihukum oleh ayahnya atas semua kenakalannya semasa kecil dan remaja dulu.Neneknya adalah ca

    Last Updated : 2025-02-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 295 - Penyesalan dan Harapan

    “Papa,” cicit Alicia dengan suara yang bergetar.Diego tersenyum lembut. Ia membuka lebar kedua tangannya dan berkata, “Kemarilah, Putriku.”Alicia menatap ayahnya dengan ragu. Matanya berkaca-kaca, hatinya dipenuhi campuran emosi yang sulit dijelaskan.Liliana, yang berdiri di sampingnya, menepuk bahunya dengan lembut. “Pergilah dan peluk papamu, Alicia.”Dorongan halus itu akhirnya membuat Alicia melangkah cepat, lalu menghambur ke dalam pelukan sang ayah.“Selamat datang kembali di rumah, Alicia. Kamu adalah putri Papa yang hebat,” Suara Diego terdengar penuh kehangatan, akhirnya membuat tangis Alicia pecah. Tubuhnya bergetar dalam dekapan ayahnya yang selama ini dirindukan.Liliana pun tak kuasa menahan air matanya melihat momen mengharukan itu.Diego mengusap lembut punggung putrinya sebelum perlahan melepas pelukannya. Dengan suara tenang, ia berkata, “Masuklah. Nenek masih menantimu.”“Ah, ya benar. Masuklah, Alicia,” Liliana ikut menimpali, baru menyadari hal terpenting yang ha

    Last Updated : 2025-02-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 296 - Menanti Keajaiban

    Di luar ruang ICU, keluarga yang menunggu segera menghampiri Regis dengan penuh kecemasan. Liliana, yang melihat Alicia tak sadarkan diri, menatap Regis dengan khawatir."Regis, apa yang terjadi dengan Alicia?" tanya wanita itu dengan suara yang masih terisak lirih.Regis menghela napas panjang. "Dia terlalu emosional. Aku terpaksa membuatnya pingsan agar tidak mengganggu yang lainnya"“Dia pasti sangat terpukul,” gumam Amora yang dapat merasakan kesedihan adik iparnya tersebut.Regis hanya mengangguk kecil. Ia segera memerintah Mark untuk membantunya membawa Alicia ke ruang rawat terlebih dahulu. Mark pun dengan sigap mematuhi perintahnya.Setelah Alicia dibawa pergi, Regis berdiri di depan pintu ruang ICU dengan wajah tegang. Dari celah kaca, ia melihat para dokter dan perawat bekerja dengan cepat.Suara langkah kaki perawat yang berlalu lalang di koridor dan suara teriakan Noel beserta tim dokter di dalam ruangan semakin menambah kecemasan para anggota keluarga pasien.Liliana mengg

    Last Updated : 2025-02-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 297

    Alicia perlahan membuka matanya, masih merasa linglung. Pandangannya menangkap sosok Amora yang duduk di samping tempat tidurnya, menggenggam tangannya dengan erat."Alicia, kamu sudah sadar. Bagaimana perasaanmu?" tanya Amora dengan lembut.Alicia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan, lalu menatap Amora dan Regis bergantian dengan kebingungan. "Ini di mana? Kenapa aku bisa .…""Kamu masih di rumah sakit, Alicia," jawab Amora dengan suara menenangkan.Walaupun banyak hal yang ingin ia tanyakan kepada adik iparnya tersebut, tetapi saat ini Amora berusaha membendung rasa ingin tahunya tersebut. Saat ini, yang terpenting adalah memastikan kondisi Alicia.Alicia menyipitkan matanya, tangannya terangkat ke tengkuknya yang masih terasa nyeri. "Apa yang terjadi? Bukannya tadi aku masih di ru—"Ia mendadak terdiam. Mata birunya melebar, seketika teringat sesuatu. "Nenek …," gumamnya lirih.Dengan panik, Alicia menatap Regis dan Amora. "Bagaimana keadaan Nenek, Kak?”Regis dan Amora sali

    Last Updated : 2025-02-16
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 298 - Kecemasan Alicia

    Baru saja Alicia meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur, nada dering tiba-tiba memenuhi ruang rawatnya. Niatnya untuk kembali berbaring pun terhenti. Tanpa ragu, ia meraih ponselnya dan tersenyum saat melihat nama Reinhard terpampang di layar. Dengan cepat, ia menerima panggilan itu. “Halo?” suaranya terdengar sedikit gugup. “Pagi, Sayang,” suara berat Reinhard menyapa, terdengar agak serak, seolah baru saja bangun tidur. Alicia terkekeh pelan. Padahal baru sehari mereka tidak bertemu, tetapi mendengar suara pria itu saja sudah membuat jantungnya berdebar tak karuan. “Apa aku membangunkanmu?” tanya Reinhard dengan suara yang terdengar lembubt. “Di sini baru jam sebelas malam, Suamiku,” jawab Alicia mengingatkan pria itu mengenai perbedaan waktu di antara mereka. “Ah, iya.” Reinhard bergumam seraya mendesah berat di ujung telepon tersebut. “Aku lupa.” Alicia merengutkan bibirnya. ‘Ya, sampai kamu pun melupakanku,’ sungutnya di dalam hati. “Jadi kamu belum tidur?” tan

    Last Updated : 2025-02-17
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 299 - Saling Merindu

    Reinhard terdiam sejenak, kemudian menghela napas. “Semalam … ada sedikit kerjaan yang perlu melakukan sedikit pemanasan,” akunya.Kening Alicia mengernyit. Netra birunya telah menatap Reinhard dengan tajam. “Kamu─”“Tenang saja. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Istriku,” potong Reinhard dengan cepat. “Tidak ada hubungannya dengan wanita lain. Ini benar-benar murni masalah pekerjaan.”Alicia langsung memahami “pekerjaan” yang dimaksud suaminya tersebut. Apalagi kalau bukan berkaitan dengan organisasi bawah tanah?Alicia tahu masalah semacam ini bukan sesuatu yang asing. Hanya saja hatinya terasa perih setiap kali melihat pria itu terluka.Insiden kebakaran yang terjadi seminggu lalu masih belum bisa Alicia lupakan. Ia benar-benar khawatir dengan keselamatan Reinhard. Hal tersebut masih meninggalkan trauma yang mendalam untuknya.Alicia menghela napas dalam-dalam sebelum berbicara dengan suara lebih lembut. "Aku tahu pekerjaanmu penting, dan terkadang kekerasan tidak bisa dihindari

    Last Updated : 2025-02-17
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 300 - Serigala Berbulu Domba

    Setelah mendengar suara Alicia, rasa kantuk Reinhard seakan menguap. Wajah malu-malu Alicia memberikan sedikit kehangatan di dalam hatinya setelah ia kelelahan karena berkutat dengan pekerjaannya.Demi mengetahui informasi yang dirahasiakan ayahnya mengenai Ken Stewart, semalam Reinhard mendatangi markas besar Dark Wolf dan menemui salah satu rekan dekat Hans Miller yang diyakini Reinhard juga terlibat dalam tugas tersebut.Dengan menggunakan sedikit kekerasan dan pemaksaan, Reinhard berhasil mendapatkan informasi persembunyian Ken Stewart yang sebelumnya ditemukan oleh bawahan ayahnya tersebut.Owen segera mencari rekaman CCTV di sekitar kediaman Ken untuk mengidentifikasi sosok yang dimaksud oleh Hans.Sementara, Owen memeriksa rekaman CCTV yang didapatkannya, Reinhard melacak alur keuangan Nicholas dengan meretas sistem perbankan yang terhubung dengan Nexus.Saat melakukan pelacakan tersebut, Reinhard merasa sangat mengantuk dan memutuskan untuk berbaring sejenak. Akan tetapi, ia m

    Last Updated : 2025-02-18

Latest chapter

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 311

    Siapa lagi yang bisa mengubah suasana hati Reinhard secepat ini jika bukan istri tercintanya, Alicia Lorenzo?Ternyata, wanita itu sudah mengirimkan beberapa pesan untuknya tanpa ia sadari.Reinhard bergegas membuka pesan-pesan tersebut dan membacanya dengan penuh antusias.[Kamu lagi apa, Suamiku?][Kamu lagi sibuk?][Sesibuk-sibuknya kamu, jangan sampai lupa makan. Aku tidak ingin kamu sakit.][Kamu tidak rindu aku?][Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamat bekerja.]Ketegangan yang dirasakan Reinhard seketika menguap saat membaca pesan singkat beruntun dari istrinya tersebut. Tanpa membuang waktu, ia langsung menekan nomor kontak wanita pujaannya itu dan melakukan panggilan video.Baru dering pertama, panggilan tersebut langsung terhubung. Akan tetapi, Alicia tidak menyalakan kameranya sehingga Reinhard tidak dapat melihat wajahnya.“Halo,” sahut Alicia di seberang teleponnya.“Sayang, kameramu belum on,” ucap Reinhard mengingatkan.“Aku memang sengaja,” timpal Alicia, t

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 310

    Di ruang kerjanya yang berada di kantor pusat Divine, Reinhard duduk bersandar di kursinya, mendengarkan laporan dari Owen dan Ethan Millano, salah satu anggota tim khusus yang ia tempatkan di Nexus."Seperti yang Anda duga, proyek kerja sama ini memang mencurigakan," ujar Ethan dengan nada serius.Pria bertubuh kurus dan berpenampilan necis itu kembali melanjutkan, “Saya sudah menelusurinya dan sejak awal Tuan Muda Nicklah yang menerima kerja sama ini. Tapi, beliau tidak tahu kalau perusahaan rekanan ini sangat bermasalah.”Reinhard, yang sejak tadi bersandar di kursinya, menyipitkan mata. “Teruskan.”Ethan mengeluarkan beberapa dokumen dan menyerahkannya kepada Owen, yang kemudian meneruskannya kepada Reinhard. “Perusahaan rekanan ini, Vega Tech, sebenarnya hanya sebuah perusahaan cangkang. Tidak ada proyek besar yang pernah mereka tangani sebelumnya, dan sumber pendanaan mereka juga tidak jelas.”Reinhard membuka dokumen itu dan meneliti setiap lembarannya. Dahinya berkerut saat me

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 309

    “Nexus, ya?” Liliana tiba-tiba ikut menimpali. “Tadi Tante juga sempat lihat beritanya di TV. Sepertinya lagi jadi trending topic.”Mendengar hal tersebut, Alicia segera mengambil remote televisi dan mencari saluran berita yang sedang tayang. Amora, Liliana, dan Winny ikut memperhatikan layar dengan penuh rasa ingin tahu.Tak lama, sebuah berita bisnis muncul di layar. Seorang reporter sedang berbicara dengan latar belakang gedung tinggi yang memiliki logo Nexus di bagian depannya.“… pengambilalihan mendadak ini mengundang banyak spekulasi di antara para pebisnis. Walaupun Reinhard Xavier Hernandez tidak membuat pernyataan secara langsung, tetapi kehadirannya di Nexus memicu asumsi mengenai perubahan kepemilikan perusahaan tersebut.”Alicia terpaku menatap layar televisi tersebut. Wajah Reinhard disorot oleh kamera media. Pria itu berjalan keluar dari gedung Nexus dengan pengawalan ketat dan mengabaikan semua pertanyaan dari para wartawan.“Kamu beruntung dapat pria hebat, Alicia,” p

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 308

    “Nenek, bagaimana keadaanmu?”Suara riang Amora terdengar memenuhi ruangan saat ia masuk bersama ibu mertuanya, Liliana Ritter.Alicia dan neneknya langsung menoleh bersamaan. Melihat kedatangan mereka, Alicia segera bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Amora dan menuntun langkahnya menuju tempat duduknya tadi.“Terima kasih, Alicia,” ucap Amora seraya tersenyum kecil dan menatap adik iparnya dengan seksama.Ia kemudian terkekeh kecil. "Kalau dipikir-pikir, kamu benar-benar sudah dewasa sekarang. Sudah tahu bagaimana merawat orang lain."Alicia terkejut dengan pujian itu. "Ka-Kak Amora?" Wajahnya langsung memerah.Amora tersenyum penuh arti. Ia ingat betul, dulu saat ia masih mengandung Ryuji, Alicia hampir tak pernah menunjukkan kepedulian seperti ini."Memangnya dulu aku seburuk itu sampai Kakak harus menggodaku begitu?" gerutu Alicia, pura-pura kesal."Aku memujimu, Alicia," sahut Amora seraya memutar bola matanya.Liliana Ritter, yang sejak tadi meletakkan barang bawaannya di

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 307

    Reinhard menghentikan langkahnya sejenak di dekat parkiran mobil setelah berada di luar rumah terlantar tersebut. Ia menoleh sekilas ke arah bangunan yang kini bergema oleh jeritan putus asa Edwin.Owen, yang berdiri di sampingnya, melirik ekspresi dingin Reinhard sekilas sebelum akhirnya bertanya dengan hati-hati, “Tuan Muda, apa Anda percaya dengan ucapan Edwin tadi?”Reinhard menghela napas pelan, tatapannya masih terpaku pada rumah itu. "Percaya atau tidak, dia pantas mendapatkan semua ini."Owen meneguk salivanya dengan kasar, lalu mengangguk pelan. Ia dapat memahami kebencian Reinhard terhadap Edwin, mengingat semua hal yang dilakukan pria itu pada Alicia selama tiga tahun ini.Owen melirik darah Edwin yang masih menempel pada telapak tangan tuan mudanya tersebut. Ia pun memberikan sapu tangannya kepada Reinhard dan kembali bertanya, “Apa Anda tidak ingin menanyakannya langsung kepada Nyonya mengenai masalah ini, Tuan Muda?”Reinhard menerima sapu tangan itu tanpa berkata apa-ap

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 306 - Interogasi Part 2

    “Jangan … jangan lakukan itu … aku benar-benar tidak tahu apa-apa ….”Edwin tergagap, suaranya gemetar, hampir tak terdengar. Matanya terpaku pada kilatan tajam ujung pisau yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan ia alami jika bilah itu merobek kulitnya.Seketika, Edwin tersentak ketika mata pisau menyentuh pipinya. Darah pun mengalir dari goresan tipis yang diberikan Reinhard pada wajahnya tersebut.Suara ringisan terdengar dari bibir Edwin tatkala pisau tersebut menyayat kulit wajahnya.. Air matanya pun perlahan mengalir. “Su-sudah kubilang … itu hanya kecelakaan. Waktu itu … aku terlalu mabuk dan aku─”Ucapan Edwin terhenti karena mata pisau tersebut telah beralih dan menancap di punggung tangannya. Suara erangan kesakitan lolos dari bibirnya, tubuhnya menegang sementara darah segar mulai merembes dari luka tersebut.Edwin berniat menarik tangannya, tetapi Reinhard malah menekan ujungnya semakin kuat. “Aarggh!” teriak Edwin.

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 305 - Interogasi Part 1

    “Aku juga bisa membuat seolah-olah kamu melarikan diri dari persidangan. Dengan begitu, polisi tidak akan mencurigai apa pun,” lanjut Reinhard dengan nada santai. "Bagaimana? Tidak ada lagi yang perlu kamu cemaskan, bukan?" Edwin menggeram, napasnya memburu karena kemarahan yang meluap-luap. “Kau …!” Tanpa berpikir panjang, Edwin mencoba menerjang ke arah Reinhard, tetapi sebelum sempat menyentuhnya, Owen sudah lebih dulu bertindak. Sebuah pukulan keras mendarat di wajah Edwin, membuatnya terhuyung ke belakang. Rasa sakit menyebar dari rahangnya hingga ke kepala. Sebelum Edwin sempat bereaksi, tangan kuat Owen segera mencengkeram kerah bajunya, lalu menariknya ke tepi kolam. “Lepaskan aku!” teriak Edwin, memberontak histeris. Owen menghempaskan tubuh Edwin dengan kuat hingga wajah pria itu menghantam besi di pinggiran kolam. Darah pun mengucur deras dari hidungnya. Reinhard telah berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke tepi kolam. “Owen, cukup,” cegahnya saat melihat a

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 304 - Utusan Neraka

    “Reinhard Hernandez … ter-ternyata kamu ….” Perlahan rahang Edwin mengatup erat. Sorot matanya yang dipenuhi kebencian, menatap Reinhard dengan tajam. Ia tidak akan pernah lupa bagaimana dirinya dipermalukan dan dihancurkan di acara pernikahannya beberapa hari lalu. Amarah di dalam diri Edwin pun meledak. Ia berniat bangkit dan menyerang Reinhard,. Akan tetapi, pria itu baru menyadari jika dirinya dalam kondisi terikat. Salah seorang bawahan Reinhard juga langsung menekannya kembali ke kursi dengan kuat. "Lepaskan aku!" Edwin menggeram, meronta sekuat tenaga. Namun, cengkeraman pengawal Reinhard tersebut tidak memberinya celah sedikit pun. Tanpa peringatan, sebuah tinju pun mendarat telak di perutnya. Edwin tersentak, mengerang kesakitan. Tubuhnya hampir terjungkal ke belakang, tetapi bawahan Reinhard tersebut segera menarik kerah bajunya, membuatnya tetap duduk. Rasa sakit membuat Edwin terdiam selama beberapa saat. Namun, ketika ia bisa bernapas teratur kembali, ia melontarkan

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 303

    Setelah tiga jam membahas beberapa perkembangan dan proyek yang dilakukan Nexus, akhirnya pertemuan tersebut pun berakhir. “Serahkan laporannya kepada tim saya dan silakan kembali ke ruangan masing-masing,” ucap Reinhard sebelum berdiri dari tempat duduknya. Tanpa menunggu tanggapan semua orang, Reinhard langsung melangkah keluar, diikuti oleh Owen. Begitu pintu ruangan tertutup kembali, semua orang pun menarik napas lega. Selama rapat berlangsung, mereka merasa sedang mengikuti interogasi daripada diskusi bisnis. Akan tetapi, kebijakan-kebijakan baru yang diambil oleh Reinhard membuat mereka yakin Nexus dapat kembali bangkit di bawah kepemimpinan Reinhard. Sayangnya, tidak semua orang berpikiran yang sama. Ada beberapa orang yang merasa terancam, tetapi mereka hanya bisa menyembunyikan kegelisahan mereka di balik ekspresi tenang dan mencoba mencari cara untuk mendapatkan kepercayaan Reinhard. Saat Reinhard turun ke lobi, matanya menangkap kerumunan wartawan yang sudah menunggu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status