Share

169

"Astaghfirullah, Mas. Kamu kenapa?" ....

Syakila tertegun melihat Devan yang duduk di kursi tunggu rumah sakit dengan kondisi yang memprihatinkan. Wajahnya pucat, tangan kirinya memegang bahu yang terluka, dan pakaian Devan penuh dengan bekas percikan ledakan mobil. Namun, yang paling menyita perhatian Syakila adalah pandangan mata Devan yang tampak kosong dan dipenuhi dengan rasa bersalah.

"Mas Devan, kamu kenapa?" Syakila mengulangi pertanyaannya dengan suara bergetar, mendekat ke arah suaminya.

Devan menoleh perlahan, senyum tipis yang dipaksakan muncul di wajahnya. "Aku baik-baik saja, Sayang. Hanya sedikit terbakar punggungnya, tapi tidak apa-apa. Yang penting Aira selamat."

"Tidak, Mas! Ini tidak baik-baik saja!" Syakila langsung duduk di samping Devan, memeriksa bahu suaminya yang terlihat memerah dan mulai melepuh. "Kita harus panggil dokter untuk memeriksamu!"

Devan menahan tangan Syakila, menggenggamnya erat.

"Tidak perlu. Fokus kita sekarang adalah Aira. Aku tidak akan bis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status