Kania malah terkejut dengan nada bicara serta ekspresi wajah Elaine yang serius ketika mengatakan hal itu. Seketika hatinya menjadi gemetar, dia khawatir bahwa perkiraannya salah."Kamu ingin bilang bahwa dia berasal dari keluarga kaya dan terpandang, begitu?" Kania masih melakukan penyangkalan. Dia berharap bahwa Elaine tidak mendapatkan suami yang lebih daripadanya.Elaine menatap Kania tanpa ekspresi, tetapi sorot matanya menampilkan keyakinan. Mengingat bagaimana karakter Kania dulu dan sekarang, dia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi jika dia menjelaskan yang sebenarnya.“Dia memang putra dari keluarga kaya dan terpandang,” ucap Elaine menjelaskan. Sesuai dengan yang ditebak oleh Kania. Nada bicaranya sangat santai seakan sedang mengobrol biasa.Dalam hatinya berharap temannya itu hanya membual tetapi Elaine terlihat sangat yakin. Bahu Kania merosot dan seketika hatinya menjadi panas.Kenyataan dan bukti sudah terpampang jelas di depan matanya. Namun, Kania sama sekali tida
Reyhan menatap Kania setelah mengatakan itu.“Aku?”Kania sedikit terkejut mengatakan, “Ada begitu banyak pakaian di sini, tidak ada gunanya melibatkanku juga. Sebagian ukuran dan modelnya tidak cocok untukku.”"Seperti itu rupanya?" Reyhan memikirkannya sebentar, lalu tersenyum, "Tidak apa-apa, jika tidak cocok, maka jangan ambil.""Kalian tidak bisa melakukan itu!"Mendengar ini, pegawai yang berada di samping mereka berdiri, berkata, "Tuan, kami tidak akan menerima retur barang yang sudah dibeli di toko kami. Jika mereturnya, maka itu tidak sesuai dari aturan yang diterapkan di toko kami."Reyhan muncul dan bersikap sok keren, yang tentu saja membuat pegawai itu khawatir. Pakaian bahkan sudah berhasil dibayarkan, Sam juga sudah pergi.Namun Reyhan yang sudah bersikap sok keren itu ingin meretur semuanya dan mengembalikan pembayaran?Jangan harap dia bisa melakukannya!Setelah akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melampiaskan amarahnya, tentu saja pegawai itu tidak akan melepaskann
Di sebuah vila mewah di Kuala Lumpur, sosok pria muda berusia 28 tahun sedang duduk di sofa kulit mewah. Satu tangannya memegang segelas koleksi anggur mahal, satu tangannya lagi memegang ponsel.Mendengar laporan ayahnya pada beberapa pengawal. Pria muda ini sama sekali tidak menunjukkan ekspresi terkejut, dia hanya tersenyum tipis, “Jika demikian, maka aku akan bertemu langsung dengan pria bernama Reyhan itu.”Pria muda ini adalah putra kandung dari Sam dengan istri pertamanya. Setelah mendengar laporan dari asistennya, mulut pria itu sedikit terangkat, “Apa yang tidak bisa aku selidiki, jangankan hanya seorang pria tanpa identitas yang jelas.”Di tempat lain, begitu Reyhan dan Elaine kembali ke rumah, mereka sudah disuguhkan oleh pemandangan Diana yang turun dari lantai atas.Diana sudah mendengar apa yang terjadi pada putrinya di toko tadi, dia juga sudah melihat isi keseluruhan dari rumah mewah ini, bisa dikatakan Diana cukup puas dengan menantunya ini.“Reyhan, katakan padaku de
“Presdir Sunarya Group yang baru, ditujukan kepada Reyhan Adipati Sunarya, selaku putra pertama saya.”“Saya rasa, semua yang hadir di ruangan ini sudah menyatakan setuju. Sekian pengangkatan dan pengumuman dari saya, Semua keputusan yang baru, mulai berlaku sejak tanggal pengumuman.”Begitu presdir yang baru diumumkan, semua orang terkejut.“Roy, aku keberatan dengan pengangkatan ini. Ini tidak adil untukku dan Reyfan, dia juga putramu dan ini keputusan sangat sepihak.”Pada saat ini, Aini tiba-tiba berdiri dan menyatakan ketidakpuasannya di depan publik atas diangkatnya Reyhan sebagai Presdir Sunarya Group.Untuk sesaat, tatapan semua orang tertuju pada Aini, nyonya besar di keluarga Sunarya.Semenjak menikah dengan Roy, Aini bisa dikatakan adalah wakil Roy, dia bahkan bisa mengambil keputusan apapun di perusahaan tanpa sepengetahuan suaminya.Sebelumnya, banyak orang menduga bahwa Reyfan akan menggantikan Roy, tapi sekarang Reyhan telah merampas posisinya.Roy mengangkat alisnya se
Roy benar-benar cemas, karena dia baru saja memberi pelajaran pada istrinya di depan umum, bahkan tak segan mengusirnya dari ruang rapat. Sekarang, bagaimana mungkin wanita yang dia nikahi selama puluhan tahun ini mati begitu saja?! “Nyonya bunuh diri dengan melompat dari gedung, sebelum melompat dari gedung, nyonya masih bilang … masih bilang …” Sekretaris itu tampak gemetar dan tidak berani melanjutkan. “Apa yang dia katakan?” Roy berkata dengan marah. “Nyonya berkata, anda yang memaksanya mati. Kalau sudah menjadi hantu sekalipun, dia tidak akan melepaskanmu,” kata sekretaris itu. Roy duduk di sofa dengan wajah lesu. Selain karena Roy bukan seorang pembunuh, tapi Aini adalah istrinya, bagaimana mungkin dia memaksa wanita itu untuk bunuh diri. Tiba-tiba muncul tatapan dingin Reyhan, jika kejadian ini adalah insiden, dia masih bisa menerimanya. Tapi saat ini Reyhan yakin Aini sengaja melakukannya, dia begitu berani mengorbankan dirinya demi memuluskan jalan putranya, ini sunggu
Reyhan mendengar Elaine mengatakan ini, mungkin ada rasa kasihan di dalam hatinya. Dia merasa tidak salah telah mencintainya.Semasa ibu tirinya hidup, ketika dia memperkenalkan Elaine sebagai istrinya, Aini secara terang-terangan menunjukkan sikap tidak suka padanya. Sebagai seorang wanita dan menantu, tentu saja hal itu telah membuat Elaine terluka.Reyhan bisa menerima dan menganggap hal itu tidak penting untuk dipedulikan ketika mertuanya melakukan hal yang sama. Selama mereka tidak melukai Elaine, dia akan menganggap hal itu tidak pernah terjadi.Namun, keadaan yang sama terjadi juga pada Elaine. Seorang wanita biasanya memiliki hati yang rapuh dan perasaannya sangat tulus. Jika disakiti, akan terus teringat hingga mati.Sekarang ketika kabar ibu tirinya meninggal dunia karena bunuh diri dengan melompat dari atas gedung Sunarya yang tinggi, Elaine malah menunjukkan rasa empati. Seperti perlakuan buruk Aini sama sekali tidak pernah terjadi.Elaine menoleh dan melihat Reyhan yang m
Reyhan berkata, dan setelah sedikit ragu menambahkan, “Aku sudah diangkat menjadi presdir Sunarya Group.” Ketika Reyhan mengucapkan kata-kata ini, Elaine tidak terkejut sama sekali. Reyhan memang berhak atas jabatan itu dibandingkan dengan Reyfan. Dia sudah bisa menebak kenapa Aini berani mengambil jalan pintas. Mata Elaine kini menerawang jauh, dulu dia selalu menganggap suaminya adalah pria miskin, tapi siapa sangka dalam kurun waktu kurang dari setahun, semua berubah dalam sekejap. “Reyhan, selain ayah dari seorang anak, juga putra dari keluarga Sunarya, apakah masih ada hal yang kamu sembunyikan dariku?” Setelah mendengarnya, Reyhan diam sejenak dan berkata, “Elaine, aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun sejak awal darimu. Hanya saja, aku saat itu terlalu takut kamu harus menghadapinya bersamaku.” “Reyhan, kamu terus mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Bahwa aku adalah istrimu, kamu terus saja membantuku, tapi apa yang kamu lakukan? Aku merasa tidak berguna menjadi istrimu.
Pria di dalam mobil itu adalah Reyfan.Dia tentu saja punya maksud jahat mengapa dia mendekati Allesia lagi. Paling tidak, Allesia adalah alat untuk menjatuhkan Reyhan.Malam harinya, Reyhan sekeluarga bertiga makan malam di rumah. Hidangannya sangat bervariasi, sementara Elaine hanya memandang hidangan tersebut, tapi dia tidak memiliki nafsu makan sama sekali.Reyhan sudah terbiasa melayani istrinya, dia mengambilkan beberapa potong daging dan sayur lalu diletakkan di atas piring Elaine.Malam ini, entah mengapa Elaine tidak memiliki nafsu makan, dia hanya makan beberapa suap lauk dan sayur saja. Dia merasa makanan-makanan itu tidak nyaman di lidahnya.Reyhan yang melihat istrinya pucat dan seperti orang sakit pun merasa khawatir.“Kenapa? Makanan ini tidak enakkah? Aku lihat sepertinya kamu sedang tidak nyaman, apa kamu sakit?”Elaine menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum pada suaminya, “Tidak apa-apa, mungkin sedikit lelah karena banyak kerjaan di luar ruangan, dan aku juga meras
Elaine merasa dia sudah berusaha adil pada kedua anaknya. Tapi entahlah namanya pemikiran orang dia tidak bisa menebak.Elaine mengerucutkan bibirnya, “Bagaimana bisa aku begitu menyayangi anak itu, aku memarahinya satu kali maka dia akan membalas 10 kali. Anak itu begitu pandai berbicara, dia pantas menjadi penerusmu.”“Abi ingin menjadi seorang pengacara, menegakkan keadilan.” Elaine tersenyum.Tahun ini Kaesha sudah berusia 17 tahun dan Abimanyu 11 tahun. Saat itu Reyhan datang ke kamar putrinya, dengan canggung berkata, “Bagaimana dengan sekolahmu?”“Papa.” Kaesha tidak lantas menjawab, lantaran kaget dengan sosok papanya yang masuk ke kamar. Perasaan campur aduk kini memenuhi seluruh ruangan.Reyhan tidak akan secanggung ini jika bertemu dengan Abimanyu atau sekedar mengobrol dengannya, mungkin karena Abimanyu adalah laki-laki sedangkan Kaesha adalah seorang putri yang sudah remaja. Sangat tidak baik jika dia memberikan kesan yang buruk.“Sekolah, baik Pa.”“Tahun depan kamu suda
Reyhan diberitahukan seperti itu, tidak kalah paniknya dengan Elaine. Dia berlari keluar dan memanggil sopir untuk menyiapkan mobil. Setibanya di rumah sakit, Elaine didorong menggunakan brangkar. Dokter dan perawat lalu masuk melihat kondisi Elaine. Dokter mencium cairan itu dan berkata dengan gugup, “Nyonya, jangan bergerak, cairan ketuban pecah. Aku akan segera perintahkan untuk mempersiapkan ruang persalinan dan dokter kandungan yang akan menanganimu.” Setelah mendengar itu, wajah Elaine menjadi pucat. Cairan ketuban pecah itu artinya anak akan segera lahir, tapi kandungannya baru berusia 7 bulan. “Dokter, tolong lakukan yang terbaik!” Elaine memegang perutnya dengan cemas dan bibirnya bergetar hebat. Reyhan pernah mendampingi Allesia melahirkan tapi dia tidak pernah menghadapi hal seperti ketuban pecah dan lain sebagainya. Karena dia merasakan ada keanehan, dia lalu bertanya pada dokter, “Apa yang terjadi, Dok?” “Istri anda akan dibawa ke ruang persalinan karena air ketubann
“Maaf Tuan, tiba-tiba ada seorang wanita yang muncul di depan mobil. Untung saja saya cepat menginjak rem, kalau tidak hasilnya akan parah sekali.” Supir sudah berkeringat dingin karenanya.“Turun dan lihat kondisinya. Jangan menunda waktu dan cepat bereskan.” Reyhan berbicara sembari melirik jam tangannya. Sama sekali tidak ada maksud untuk ikut turun dari mobil.Supir buru-buru mengangguk, mendorong pintunya dan turun dari mobil. Di depan mobil Mercedes hitam, seorang wanita duduk dengan sangat lemah. Kulit kakinya tergores membuat dia terus saja menangis kesakitan.Ketika perempuan itu mendengar ada orang yang mendekatinya, dia langsung menatapnya dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Alhasil, rencananya gagal, yang keluar bukanlah CEO yang tadi bersamanya.“Nona, apakah tidak apa-apa?” Supir berjalan menghampirinya, lalu melihat perempuan itu dari ujung kaki ke ujung rambut. Ketika tidak menemukan luka serius pada tubuhnya, kecuali kaki yang tergores sedikit, supir itu ba
“Hallo, Nona Elaine. Aku Audi putri kedua dari Pak Walikota. Maaf dari tadi aku belum sempat menyapa.” Audi memegang tangan Elaine.“Tuan Reyhan, apa kabar?” Audi tidak lupa menyapa Reyhan, dibandingkan dengan Andin, Audi jauh lebih agresif dan terlihat berterus terang.“Nona Elaine, sekarang kamu sudah bergabung dengan wanita kelas atas. Mari aku perkenalkan teman-temanku. Kamu pasti bisa menyesuaikan diri dengan mereka.” Dengan cepat Audi menarik tangan Elaine agar menjauh dari Reyhan.Selang waktu berjalan, Reyhan sudah menghabiskan wine yang ada di gelas. Tiba-tiba seorang pelayan datang lagi menghampirinya, dan mengatakan bahwa Elaine sedang menunggunya di lantai atas dan meminta untuk ke sana.“Tunggu, untuk apa istri saya ke atas? Ini rumah pribadi, bukan hotel yang bisa dia masuk sesuka hati.”“Nona kedua mengatakan kalau Nyonya Elaine merasa tidak nyaman pada perutnya. Dia lalu membawa Nyonya Elaine beristirahat di kamarnya.”Reyhan merasa ini cukup masuk akal, tapi sebelum i
“Ceritanya sangat panjang, bahkan aku saja tidak tahu harus menceritakannya darimana.” “Ya Tuhan! Sungguh dia bahkan tidak mengundangku dalam pernikahan kalian. Apa dia sudah tidak menganggapku sebagai teman lagi?” Dania dari tadi begitu banyak pertanyaan dan Elaine tidak bisa menjawab semuanya. Dia dan Reyhan bisa dibilang memang sudah menikah, tapi pesta pernikahan dan acara lainnya bahkan belum diadakan sama sekali. “Apakah kalian menikah secara diam-diam?” Dania sungguh orang yang tidak bisa mengontrol ucapannya. “Bisa dibilang seperti itu, dan aku rasa itu juga cukup baik.” Dari ucapan Elaine, Dania bisa menyimpulkan bahwa wanita di hadapannya ini adalah wanita sederhana juga cantik. Reyhan menatap mereka dengan dingin, hatinya sudah dibakar oleh perasaan cemburu terhadap Dania yang jelas-jelas tidak sebanding dengan dirinya dilihat dari sisi manapun. Ketika Dania merasakan tatapan Reyhan, dia lalu berkata padanya, “Reyhan, kamu tidak mengundangku di hari pernikahanmu. Diam
Di dalam sebuah ruangan, ada boneka barbie besar seukuran dirinya. Boneka itu bisa bergerak dan memberi hormat, bagaikan robot tapi sangat mirip dengan manusia sungguhan.Hanya saja ketika tahu bahwa tangan Kaesha sedang memegang remote untuk menggerakkannya, Elaine tersenyum padanya.“Nyonya, apakah ada yang bisa dibantu?” Betapa terkejutnya Elaine, ternyata robot itu bisa berbicara.“Di mana kalian mendapatkan robot seperti ini?” tanya Elaine penasaran.“Robot barbie ini didatangkan langsung dari German oleh papa. Papa sudah memesannya selama satu tahun, dan bertepatan dengan hari ulang tahun Kaesha, robot itupun selesai dirakit. Jadi papa menjadikannya sebagai hadiah untuk Kaesha.”Elaine sungguh tercengang mendengarnya, apakah mereka benar-benar tidak memiliki tempat lagi untuk menyimpan uang. Hanya ulang tahun seorang anak kecil berusia 6 tahun, apakah perlu menghamburkan uang seperti ini?Apakah putranya nanti juga akan dimanjakan hingga ke atas langit ke tujuh seperti ini? Ya t
Hanya ada lampu berwarna orange di dalam kamar, cahaya lampunya sedikit redup. Kaesha berbaring di atas ranjang, tubuhnya terbungkus dengan selimut kartun. Wajah putih kecilnya mengerut, menangis terisak, kedua tangannya tidak berhenti melambai.“Mama, mama!”Elaine duduk di samping ranjang, mengangkat tubuh Kaesha yang berat dan membawanya ke dalam pelukan, menghibur dengan ringan, “Jangan takut, ada mama di sini.”Mendapatkan pelukan yang hangat, Kaesha mulai merasa tenang, tapi masih ada butir air mata di wajahnya. Elaine dengan lembut menyeka bekas air mata di pipinya.“Apakah dia mimpi buruk lagi?” Reyhan berdiri di depan pintu, rambutnya masih basah setelah mandi. Dengan lembut bertanya.“Iya.” Elaine mengangguk.Dia terus saja memanggil mamanya, Elaine juga tidak tahu mama yang dimaksud di sini apakah dirinya atau Allesia.Reyhan melihat ada sorot kekecewaan dalam wajah Elaine, dia lalu berkata, “Kaesha dari kecil selalu bermimpi dan memanggil mama, sudah lama semenjak kehadira
Roy kembali merangkul tubuh Elaine dan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, segala doa dia panjatkan untuk menantunya di dalam hati.“Nyonya, maaf, hanya ini yang bisa kami berikan untukmu.” Suara salah seorang perwakilan pelayan yang juga sedang membawa kue di tangannya.Tidak heran jika Elaine begitu dihormati dan disegani oleh para pelayannya, karena memang karakter Elaine yang baik hati dan tidak sombong.Dia tidak pernah sekalipun memandang rendah mereka, justru Elaine selalu mengajari mereka cara menghormati orang lain dari prilakunya.“Makanan sudah siap kan? Ayoo kita makan bersama.” Roy mengarahkan mereka untuk masuk, dia juga mulai belajar memperlakukan pelayan dengan baik.Dia hampir seharian ini sudah mendengar langsung dari para pelayan di rumah Reyhan, bagaimana Elaine memperlakukan mereka selama ini.Jika dulu dia mendengar semua itu, dia pasti akan menganggap Elaine wanita rendahan yang berasal dari kalangan pelayan. Karena bagi Roy, pelayan hanyalah orang yang di
Elaine juga kaget dan langsung melihat Reyhan yang sudah memeluk tubuhnya, “Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi? Elaine, apakah kamu tahu betapa khawatirnya aku menunggumu di sini?” Elaine yang menghadapi tatapan mata perhatian dari Reyhan, luka dihatinya seperti terkoyak lagi. Namun dia hanya berpura-pura menyembunyikan perasaannya. “Kenapa kamu ada di sini? Apakah kamu sudah sembuh?” “Tidak peduli dengan rasa sakitku, aku hanya ingin bersamamu dan merindukanmu.” Reyhan menarik Elaine ke atas, setelah menutup pintu apartemen, dia pun memeluk Elaine dengan sangat erat, seperti Elaine akan menghilang dari hidupnya. “Apakah kamu tahu, bagaimana aku melewati hari-hari tanpamu? Setiap hari aku lalui dengan rasa takut. Berjanjilah ini adalah pertama kalinya dan juga terakhir kalinya kamu tidak ada di sisiku. Kalau tidak, aku pasti akan hancur.” Elaine bersandar di dada Reyhan yang hangat, dia bahkan bisa merasakan detak jantung Reyhan. Air mata kembali mengalir, hari-hari terakhir ta