Share

Bab 87

Penulis: Ririichan13
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-03 16:53:36

Arkan mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya, menahan gemuruh di dadanya. Ia menatap Oom Nathan dengan tajam, mencoba membaca maksud tersembunyi di balik kata-kata yabg terlontar dari mulut lelaki itu

"Apa maksud Oom?" tanya Arkan tak paham, bahkan suaranya terdengar lebih berat dari biasanya.

Oom Nathan melangkah lebih dekat, lalu segera menarik kursi yang berada di depan Arkan. Ia mengamati wajah keponakannya itu, seolah ingin menilai seberapa jauh ia akan tenggelam dalam kekacauan ini.

"Arkan, bukankah kau telah lama bersahabat dengan Kevin?" tanyanya datar, namun penuh penekanan. "Coba kau pikirkan, apa mungkin Kevin bisa melakukan semuanya sendiri? Maksud Oom, Oom tak yakin jika dia cukup berani untuk melakukan ini semua. Pasti ada sosok lain dibelakangnya," jawabnya menganalisa.

Arkan mengerutkan kening, mencoba mengingat semua memori tentang Kevin.

"Tapi, bukan kah seseorang bisa berubah? Maksud Arkan, jika ia terbakar dendam, maka ia akan berubah menjadi jahat? Bukankah banya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
ini berapa hari sekali sih up nya .......udah berapa hari gak up ....apa udah tamat ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 88

    Arkan mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit. Ia memijat pelan pelipisnya, mencoba mencerna setiap kata-kata yang ada. Ia bukanlah orang bodoh meskipun sedikit idiot terkadang. Namun, kata-kata Agra tadi jelas bukan hanya sekedar nasihat. Namun, ada juga sebuah peringatan di dalamnya."Kau terlalu naif, Arkan. Kau terlalu polos dan mudah percaya," kata-kata itu kembali Agra ucapkan, membuat Arkan benar-benar tertekan karenanya.Namun, Arkan tahu jelas, kedua orang itu hanya memperingatkannya, namun juga menasihatinya. Menjadi pion atau pemain, itulah yang Arkan pertanyakan sekarang.Agra mengetuk jari jarinya di meja kerja Arkan, membuat suasana di sana semakin canggung dan juga tegang.Namun, sebelum Arkan bisa menjawab, sebuah suara berat kembali terdengar dari arah pintu"Ikut saja dulu permainannya."Mereka bertiga langsung menoleh dengan cepat. Kakek Gala berdiri di sana, lalu segera melangkah dengan tegas dan juga perlahan. Meskipun jalannya sudah menggunakan tongkat, n

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 89

    Arkan menghela napas panjang, menundukkan kepalanya sesaat sebelum kembali menatap Kakek Gala. Ada sesuatu dalam kata-kata sang kakek yang membuat hatinya bergetar—bukan hanya tentang perusahaannya, tapi tentang Andri."Apa maksud Kakek? Apa kakek tak yakin jika Andri akan terus di sampingku apapun yang terjadi?" taya Arkan lirih, namun tetap terdengar jelas di ruangan yang sunyi itu.Kakek Gala tidak langsung menjawab. Ia hanya tersenyum samar, lalu menatap Arkan dengan penuh arti. "Tidak juga. Kakek yakin, Andri memiliki sikap seperti Revan yang hanya akan setia pada satu wanita jika bukan karena terpaksa. Tapi, kamu perlu ingat, Andri di sini juga terkadang polos dan tak enakan."Arkan semakin gelisah. Ia menoleh ke arah Agra, berharap lelaki itu memiliki jawaban yang lebih jelas. Namun, Agra hanya mengangkat bahu dengan ekspresi setengah mengejek."Menurutku, ini adalah bagian dari ujian yang harus kau hadapi, Arkan," kata Agra santai. "Bukan hanya soal bisnis, tapi juga soal siap

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 90

    Kakek Gala kembali mengetukkan jemarinya ke tongkat dengan ritme perlahan, sorot matanya penuh perhitungan. "Ah iya, aku lupa sesuatu, Arkan," ucapnya dengan suara yang dalam dan juga tegas. "Dalam permainan ini, kau tak bisa selalu bertahan. Ada saatnya kau harus menyerang, tapi bukan dengan emosi melainkan dengan strategi."Arkan menelan ludah, merasakan beratnya beban yang kini harus ia pikul. Ia memang tidak sendiri, tapi apa yang harus ia lakukan tetaplah sulit. Kevin bukan lawan yang bisa diremehkan."Langkah pertama," lanjut Kakek Gala, "biarkan Kevin berpikir dia sedang mengendalikan permainan. Jangan melawan secara terang-terangan, tapi buat dia merasa berada di atas angin.""Berarti aku harus tetap membiarkan dia mengancamku dan menyerahkan perusahaan?" tanya Arkan sambil mengernyit, tak suka dengan gagasan itu."Ya dan tidak." Agra menimpali, kali ini dengan nada lebih serius. "Kau harus membuatnya percaya bahwa ancamannya berhasil. Jangan bereaksi berlebihan, tapi tetap b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 91

    Suasana masih begitu hening dan juga canggung. Kakek Gala belum juga bersuara membuat Arkan merasa sedikit ngeri karenanya."Kek, apa yang harus Arkan lakukan sekarang?" tanya Arkan lirih, memecah keheningan diantara mereka berdua.Kakek menggeleng pelan, "tidak ada. Lakukan saja sebisamu. Perbaiki laporan dan serahkan perusahaanmu kepada Kevin. Kamu tak perlu khawatir, jika nanti Dirgantara di ambil olehnya, maka itu berarti riwayat Dirgantara akan berakhir.""Apa maksud, Kakek?" tanya Arkan tak mengerti."Dirgantara itu dibesarkan oleh Gerrald, lalu diteruskan kepadamu. Semua kolega Dirgantara jelas sudah tahu sepak terjang kamu. Dan saat kepemimpinan Dirgantara diganti, maka lambat laun perusahan itu juga akan hancur," jawab Kakek Gala lirih."Kamu tahu alasan kenapa Dewantara sampai saat ini masih ditangani oleh Nathan dan Kakek?" tanya Kakek kembali.PT. Dewantara adalah salah satu perusahaan besar milik Kakek Gala. Dia sama berpengaruhnya dengan Amira Corp yang dipimpin oleh Wis

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 92

    Arkan menahan napas. Tangannya yang menggenggam gagang pintu perlahan mengendur. Masuk sekarang hanya akan membuatnya kehilangan kendali. Ia harus tahu lebih banyak sebelum bertindak.Dari celah pintu, ia bisa melihat bayangan Oom Wisnu duduk tegap di kursi kebesarannya. Sementara Kevin, berada di depannya, memunggungi dirinya.“Aku sudah mengamankan sebagian besar aset miliknya,” lanjut Oom Wisnu dengan suara rendah namun penuh keyakinan. “Arkan begitu polos dan terlalu menurut. Ia sudah menyerahkan rumahnya yang harganya hampir 2 miliar lebih, hanya untuk rumahku yang berharga ratusan juta. Tak hanya itu, ia pun memilih aku untuk memegang Amira dibanding Dirgantara. Padahal jelas-jelas, Amira punya kekuasaan yang lebih baik."Kevin terkekeh pelan. “Dan sekarang, Dirgantara akan menjadi milikmu juga kan, Oom?"Tawa Oom Wisnu langsung pecah seketika."Kau benar, ternyata, tak sia-sia aku mendidikmu selama ini, dan menjadikanmu sebagai umpan," ucapnya lirih.Kevin menyunggingkan sediki

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 93

    "Bagus, Tuan Muda. Sekarang, waktunya Tuan kembali ambil alih perusahan ini dari tangan benalu itu," ucap Fatah dengan penuh semangat."Tuan Wisnu hanya benalu yang kerjaannya hanya menggerogoti uang perusahaan saja. Andai tak ada campur tangan saya dan Sinta, mungkin perusahaan ini sudah ambruk sejak Tuan sakit," ucap Fatah kembali.Arkan tersenyum masam mendengar ucapan itu."Terimakasih, Fatah. Terimakasih sudah tetap setia kepada keluargaku,'' ucapku sambil tersenyum tulus. "Tapi, sekarang belum waktunya untuk membalas. Aku perlu menyusun rencana baru yang lebih matang, karena aku yakin pasti Oom Wisnu sudah menyiapkan beberapa rencana cadangan," ucapnya sambil menggelengkan kepalanya pelanFatah mengangguk, memang benar, mereka sama sekali belum memiliki rencana apapun. Jadi, kalau menyerang sekarang sudah pasti akan kalah.Fatah terdiam sebentar, mencoba berpikir keras, mencari celah. Sementara Arkan, beberapa kali nampak mengetuk jemari ke meja dengan ritme pelan namun penuh te

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 94

    Cukup lama ia berdiam diri di sana hingga akhirnya getaran ponselnya membuyarkan lamunannya.Arkan mengambil ponselnya, melihat siapa yang menelponnya, tertera nama 'Oom Wisnu' di sana.["Hallo, Ar,"] salam Oom Wisnu dengan ramah dari sana."Iya, Oom," ucap Arkan berbasa-basi.["Kamu jadi ke kantor, Ar? Kalau jadi, biar Oom batalin janji ketemu sama klien. Tadi ada yang dadakan ngajak ketemu,"] ucap Oom Wisnu."Jadi, Oom. Ini Arkan baru aja nyampe bawah, lagi nunggu lift," ucap Arkan berbohong.["Oh, ya udah kalau gitu. Oom tunggu kamu aja dulu,"] ucap Oom Wisnu dengan nada sedikit kesal."Oke, Oom, tunggu sebentar ya," balas Arkan seraya menutup telponnya.Arkan kembali menaruh ponselnya di saku celananya. Ia menghembuskan napas pelan, ia harus bersandiwara bahwa tak ada apa-apa meskipun sebenarnya ada sesuatu yang sulit di sana.Setelah beberapa saat, akhirnya ia pun melangkah keluar dari ruangan Fatah."Aku mau ketemu sama Oom Wisnu. Doakan semoga aku bisa tetap berpura-pura bodoh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 95

    Arkan melangkah mantap menuju gudang di lantai dasar. Derap sepatunya sedikit bergema di koridor kantor. Beberapa kali, ia berpapasan dengan para karyawannya. Mereka semua berusaha tersenyum ramah pada Arkan, namun sayangnya, Arkan bersikap cuek dan tak peduli. Aura dingin dari pria itu membuat siapa pun enggan mendekat.Arkan melangkah dengan berat, seolah setiap langkahnya, seakan membawa beban masa lalu yang selama ini ia hindari. Oom Wisnu mengikuti di belakangnya, wajahnya pucat dipenuhi kecemasan dan juga keringat dingin."Arkan, dengar dulu. Gudang itu sudah lama tak dibuka. Kamu ... bahkan mungkin nggak akan menemukan apa-apa di sana," ucap Oom Wisnu dengan suara nyaris bergetar.Arkan tak menoleh. "Kalau memang kosong, setidaknya aku tahu sendiri, Oom."Saat tiba di depan pintu gudang, Arkan berhenti. Tangannya terangkat, hendak memutar gagang pintu yang sudah berkarat. Napasnya berat, seolah tahu bahwa yang tersembunyi di balik pintu itu bukan hanya sekadar mainan lama—tetap

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 6

    Arkan membelai lembut punggung Humai, berusaha menenangkan sang anak yang ketakutan."Humai, itu Papa, Nak," ucap Arsy pada akhirnya.Humai mendongak, menatap wajah Arsy dan Agra bergantian."Papa?" tanyanya pelan, nyaris berbisik.Arsy mengangguk mantap, lalu segera mengambil Humai dari gendongan Arkan."Iya, Oom ini adalah Papa kamu. Papa kandung kamu," ucap Arsy kembali.Humai sedikit terkejut. Ia menatap Agra ragu-ragu, seolah mencari kebenaran dalam sorot mata pria itu. Agra sendiri tampak membeku, tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Arkan dan Andri saling pandang sebentar, dan keduanya seolah menahan napas bersama. Situasi ini sedikit sulit, namun cepat atau lambat, semua pasti akan terjadi."Papa?" ulang Humai dengan suara lebih lirih. Matanya berkaca-kaca, tapi bukan karena takut—melainkan kebingungan.Agra, yang sejak tadi diam, akhirnya berlutut di depan Humai, berusaha menyamakan tinggi mereka. "Iya, Nak," ucapnya, suaranya bergetar. "Papa di sini."Humai menggigit bibir

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 5

    Agra tak bisa menjawab ucapan itu, ia hanya bisa tertunduk diam, merutuki kebodohannya dahulu."Aku bener-bener minta maaf, Ar. Aku tahu aku salah, dan aku minta kesempatan dari kamu untuk memperbaiki segalanya," ucap Agra, nada suaranya penuh penyesalan dan juga luka."Selama ini, aku selalu cari kamu. Tapi, entah kenapa aku nggak pernah bisa nemuin kamu. Seolah, jejak kamu emang benar-benar menghilang begitu aja," ucap Agra kembali.Arsy menggigit bibir bawahnya, matanya mulai memanas kembali."Aku tahu, Mas. Mas Arkan dan Mbak Andri sering cerita tentang kamu. Dan gimana tersiksanya kamu. Tapi, aku masih belum siap saat itu," ucap Arsy pada akhirnya.Agra mengerutkan keningnya, "Jadi, selama ini kamu tahu tentang aku?' tanya Agra memastikan.Arsy mengangguk mantap. Sementara Agra, kembali memeluk tubuh wanitanya itu kembali. Arsy kembali menangis di pelukan lelakinya itu."Aku minta maaf, Arsy, aku minta maaf," ucap Agra kali ini.Arsy hanya mengangguk, membiarkan air matanya jatuh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 4

    Tak hanya Agra, namun wanita itu pun sedikit terkejut saat melihat siapa yang ada disana. Yah, wanita itu adalah Arsy, wanita yang ia cari selama hampir lima tahun lamanya. Ia pikir, wanita itu benar-benar menghilang, dan kedua adiknya tak tahu tentangnya. Namun, kenyataan di depannya seolah menghantam segala rasa sesak yang ada. Di sisi lain, Andri dan Arkan sama sekali tak bergerak. Keduanya pun hanya bisa saling bertukar pandang, tak menyangka bahwa akan ada pertemuan di antara mereka. Keduanya memilih mengalihkan perhatiannya pada Humai, bocah kecil yang baru saja datang dan langsung meminta Arkan untuk menggendongnya itu. Arsy menelan ludah. Ia mengalihkan pandangannya dari arah Agra ke arah Andri dan Arkan, lalu kembali pada Agra kembali. Hingga akhirnya, tanpa dikomando mulutnya pun berkata dengan lirih, nyaris bergumam menyebut nama itu. "Ma--Mas Agra." Agra mengembuskan napas berat setelah beberapa saat ia terdiam. Tak lama, ia pun segera bangkit dari duduknya dan mengh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 3

    "Haha sabar, Mas," ucap Andri seraya mengecup bibir sang suami.Arkan mendengus kesal, lalu segera beranjak dari duduknya. Sementara Andri, merapihkan pakaiannya dan juga rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah suaminya.Dengan wajah sedikit dongkol, Arkan membuka pintu rumah dengan kasar. Diambang pintu, Agra berdiri dengan wajah yang sedikit berkerut karena bingung melihat kelakuan sang adik.."Assalamu'alaikum," salam Agra sekali lagi."Wa'alaikumsalam," jawab Arkan ketus.Agra sempat terdiam, merasa heran. Ia tak merasa melakukan apapun, tapi kenapa Arkan bersikap menyebalkan kepadanya? Apa dia sedang tak dapat jatah dari Andri? Atau ...Agra menepis pikiran liarnya, dan hendak melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, dengan sigap Arkan langsung pasang badan menahan Agra di pintu."Mau ngapain sih, Mas,? Ganggu orang aja!" seru Arkan sedikit ketus."Dih, ngapa lu? Kaga seneng banget perasaan liat gua ke sini. Gua mau ketemu bini lu, bukan lu. Dah, sana minggir," ucap Agra san

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 2

    Seketika, ruangan itu mendadak hening. Semua mata memandang Andri dengan ekspresi yang sama --terkejut.Mereka tahu, Andri bukan lah orang yang suka ceplas-ceplos, bahkan terkesan santun dan sopan. Ucapannya barusan tentu saja membuat mereka semua terkejut, tak terkecuali dengan Arkan.Namun, Arkan hanya menyunggingkan sedikit senyumnya. Senyum yang tipis, sehingga tidak semua orang menyadarinya.'Fiks, khodam harimaunya akan keluar ini,' batin Arkan sambil terkekeh geli."A-- apa maksud kamu, Ndri?" tanya Bu Irma dengan sedikit tergagap.Andri tertawa pelan, seraya bangkit dari duduknya."Ibu pikir, saya nggak tahu kalau menantu itu hamil duluan, makanya nikah buru-buru? Ya ilah, Bu, sebelum acara nikahan itu berlangsung, saya udah ketemu duluan sama anak ibu dan pacarnya di poli kandungan dua bulan sebelumnya," ucap Andri. "Mereka sendiri yang bilang kalau misalnya mau USG anak mereka," ucapnya kembali.Ia merapihkan ujung bajunya, lalu kembali menatap Bu Irma dengan tajam."Tolong

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 1

    Ruang tamu itu dipenuhi oleh kehangatan. Suara bayi yang baru lahir terdengar lirih dari sudut ruangan, sementara para tamu sedang asyik mengobrol santai sambil menikmati teh dan camilan.Diantara tamu-tamu itu, Andri dan Arkan pun tak luput untuk datang menengok tetangga mereka yang baru saja melahirkan.Andri ikut tersenyum saat melihat si bayi yang masih merah tertidur pulas dalam gendongan ibunya. Aroma bedak bayi dan minyak telon tercium samar di udara. Ada rasa haru sekaligus kagum di matanya, sesuatu yang tak bisa ia jelaskan dengan kata-kata."MasyaAllah, gemes banget ya, Ndri," bisik Bu RT yang berada di sampingnya.Andri mengangguk. "Iya, Bu. Lucu banget, masyaallah," ucapnya lembut."Mbak Andri mau coba gendong?" tanya sang empunya rumah dengan ramah.Andri terdiam sebentar, lalu melirik ke arah Arkan yang berada tak jauh darinya. Arkan hanya mengangguk sambil tersenyum, seolah memberi ijin untuk Andri.Andri mengangguk ragu dan tak lama bayi merah itu telah berpindah tanga

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 99 (Ending Season 1)

    Tante Adel berdiri di ambang pintu dengan ekspresi datar, tetapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak. Seakan dia tahu lebih banyak daripada yang mereka pahami saat ini."Karena itu, kapan kamu mau bawa koleksi mainan kamu?" tanyanya kembali, namun kali ini dengan nada lebih tenang, tetapi tetap tajam.Arkan masih berusaha mencerna semuanya. Koleksi mainan yang selama ini menjadi kenangan berharga, bukan hanya sekadar benda mati, tapi juga suatu koleksi atas kesabaran dan penghargaan, ternyata sudah dijual dan dilelang. Lalu, ditukar dengan saham dan juga investasi."Lalu, apa masih ada yang tersisa, Tan?" tanya Arkan kali ini. Suaranya terdengar serak, nyaris berbisik.Tante Adel terdiam sebentar, lalu menggeleng lemah. Ia segera masuk ke dalam kamar Yudha, dan menarik salah satu kursi di sana."Kalau kamu tanya soal mainan yang ada diruangan Mas Gerry, kemungkinan udah nggak ada semua yang tersisa," ucap Tante Adel lirih."Tapi, kalau misalnya kamu tanya soal mainan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 98

    Arkan memutar-mutar kertas itu di tangannya. Tulisan Yudha yang sedikit miring di sudut kertas terus menarik perhatiannya."Suatu saat, aku akan jelaskan."Apa yang ingin Yudha jelaskan? Kenapa terasa seperti ada rahasia besar yang sengaja disembunyikan darinya?Perasaan tidak nyaman mengendap di dadanya. Perlahan, Arkan berdiri dan melangkah ke arah lemari buku milik Yudha. Ia membuka satu per satu laci dan rak, mencari sesuatu yang mungkin bisa memberikan jawaban. Tapi semuanya tampak biasa saja. Buku pelajaran, beberapa majalah, dan alat tulis.Namun, ketika ia membuka laci paling bawah, pandangannya tertumbuk pada sebuah kotak persegi panjang berwarna hitam. Kotak itu terkunci, tapi di atasnya ada gantungan kunci kecil berbentuk kepala Megatron.Arkan mengernyit. Ia ingat betul gantungan kunci itu. Itu adalah hadiah yang ia berikan pada Yudha saat ulang tahunnya yang ke lima belas.Perlahan, ia mengambil kotak itu. Berat. Ia menggoyangkannya perlahan—ada sesuatu di dalamnya."Apa

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 97

    "... kamar Yudha. Iya, benar kamar Yudha," ujar Tante Adel sambil tersenyum.Arkan memincingkan mata, kamar Yudha? Bagaimana bisa?"Kemarin Yudha lagi disuruh bikin prakarya gitu. Nah, salah satu mainan kamu jadi bahan contohnya. Coba aja cek di sana, sepertinya ada," ujar Tante Adel kembali seolah itu bukan masalah sama sekali.Alis Arkan berkerut dalam, kenapa Yudha tak ijin dahulu padanya? Biasanya, ia akan selalu ijin untuk meminjam mainannya. Tapi, kenapa kali ini tidak? Apalagi, mainan yang diambilnya adalah Gundam limited edition. Itu bukan hanya tentang sebuah koleksi berharga, namun juga mengajarkannya suatu kesabaran karena rela menunggu barang itu launching hingga berbulan-bulan lamanya.Tanpa mengucapkan sepatah kata, Arkan segera berbalik dan melangkah menuju kamar Yudha yang berada di sebelah kamarnya yang berada di sana. Langkah kakinya terasa sedikit berat, ia takut bahwa kenyataan yang ada di depan sana, akan kembali mengecewakan seperti kejadian di gudang tadi pagi.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status