Melihat Sherlly dengan gembira memilih kalung untuk Elena, Briana merasa kesal.Namun, dia tetap tersenyum lembut. "Tentu saja, selera Ibu sangat bagus. Ibu bisa menggunakanku sebagai model untuk melihat hasilnya."Sherlly tersenyum, kemudian menyerahkan kalung itu kepada Briana. "Oke, Briana, pakailah biar aku lihat bagaimana hasilnya."Briana mengambil kalung itu, kemudian berkata, "Oke."Dia mengenakan kalung itu dengan fleksibel. Sherlly melihatnya dengan cermat, kemudian mengangguk puas. "Briana, kalung ini terlihat sangat indah juga untukmu."Briana melengkungkan sudut bibirnya, tersenyum. "Terima kasih, Ibu, menurutku kalung ini akan sangat cocok dipakai Nona Elena."Sherlly mengangguk, dengan harapan dalam tatapannya. "Semoga El menyukainya."Ini adalah pertama kalinya dia membeli barang untuk putrinya, dia benar-benar senang.Tatapan iri dan benci melintas di hati Briana, tetapi dia tahu dia tidak bisa menunjukkannya saat ini.Setelah Sherlly membelikan hadiah untuk Elena.Mer
Sore harinya, Sherlly dan Elena bertemu di sebuah restoran makanan Barat.Pencahayaan restoran yang lembut serta lingkungan yang elegan menambahkan kesan hangat.Elena datang dengan setelan kerjanya, dia tampak seperti wanita yang kuat.Sedangkan Sherlly tetap anggun seperti biasanya.Hanya dilihat dari gaya pakaian mereka dapat diketahui bahwa kepribadian mereka sangat berbeda.Sherlly memandang Elena dengan senyum lembut. Memikirkan Rhea yang Briana bahas hari ini, dia merasa agak rumit."El, apakah kamu lelah mengurus Grup Kallias?" tanya Sherlly sambil tersenyum.Dia duduk di hadapan Elena. Karena dia benar-benar tidak tahu harus memulai topik dari mana, dia memilih topik yang lebih ringan.Elena juga bersikap kooperatif, dia menjawab sambil tersenyum. "Perusahaan sedang mengerjakan beberapa proyek baru belakangan ini, jadi agak sibuk, tapi nggak apa-apa."Sherlly mengangguk dengan sedikit perhatian dalam tatapannya. "Sibuk bekerja adalah hal yang bagus, tapi kamu harus menjaga kes
Dunia anak-anak sangatlah sederhana."Oh, ternyata Camila bisa melakukan trik sulap!" Elena berkata dengan heran. "Ibu juga ingin melihat Camila melakukan trip sulap."Camila mengangguk malu-malu ketika mendengar pujian ibunya. "Ya, trik sulap karet gelang yang Ayah ajarkan."Kerja sama antara karet gelang dan jari-jari.Si kecil merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah karet gelang. Dia menunjukkannya kepada Elena."Wow, Camila hebat sekali!" puji Elena seraya bertepuk tangan, matanya melengkung karena tersenyum.Camila tersenyum juga. "Ibu sudah lelah bekerja, cepat pergi istirahat.""Oke, Ibu akan patuh!" janji Elena dengan serius.Nathan membawa Camila pergi mandi. Elena duduk di sofa untuk beristirahat sebentar, lalu naik ke atas untuk mandi juga.Dia sudah lama tidak menggunakan masker wajah, malam ini dia sengaja memakainya.Setelah Nathan menidurkan putrinya, dia kembali ke kamar, kemudian melihat Elena yang wajahnya diselimuti masker hitam sedang menatapnya."Sudah tidur?" tanya E
Ketika Sherlly mendapatkan hasil tes DNA, hatinya bergejolak.Dia terkejut ketika melihat hasilnya menunjukkan bahwa dia dan Rhea memiliki hubungan darah.Reaksi pertamanya adalah mencurigai seseorang melakukannya dengan sengaja.Dia selalu memercayai kemampuan suaminya.Sherlly menarik napas dalam-dalam.Dia memutuskan untuk bertemu dengan Rhea. Setelah bertemu, dia akan meminta suaminya untuk melakukan tes DNA juga.Dia mengambil ponsel, kemudian menghubungi Briana.Panggilan dengan cepat tersambung, suara Briana terdengar dengan sedikit gembira. "Ibu?"Sherlly mengusap alisnya. "Briana, aku ingin bertemu dengan Nona Rhea. Apakah kamu punya kontaknya?"Senyuman muncul di bibir Briana, dia diam-diam merasa puas. "Ibu, tunggu sebentar, aku akan membantu Ibu menghubunginya."Setelah menutup telepon, Briana tersenyum, hatinya dipenuhi kegembiraan.Dia merasa lebih bahagia hanya dengan memikirkan bahwa Elena akhirnya dipastikan bukan putri dari Keluarga Bronwyn.Ide wanita itu benar-benar
Dia mengetik pesan, kemudian melampirkan foto Rhea.Isi pesannya berisi petunjuk: "Dia dibawa pergi."Ponsel Sherlly bergetar. Dia mengambilnya, kemudian melihat pesan dari nomor tak dikenal.Dia membuka, lalu terkejut saat melihat pesan itu.Ada juga foto yang sepertinya adalah foto Rhea. Sherlly bercermin setiap hari, jadi dia tentu tahu seperti apa penampilannya.Wajah wanita dalam foto agak mirip dengan wajahnya, hal ini membuat suasana hati Sherlly menjadi lebih rumit.Mau tak mau dia mulai bertanya-tanya apakah ada rahasia tak diketahui yang tersembunyi di balik masalah ini.Untuk memastikan lagi identitas wanita dalam foto itu, Sherlly mengirimkan foto itu kepada Briana.Briana segera menelepon Sherlly. "Ibu, itu dia! Astaga, apakah dia mengalami kecelakaan? Ibu bisa bertanya pada Nona Elena di rumah sakit mana Nona Rhea berada."Sherlly tanpa sadar berkata, "Nggak perlu bertanya untuk sementara, aku akan mendiskusikannya dengan Roman.""Hah? Oke." Mata Briana mengandung senyuma
Sherlly menghubungi Elena lalu berkata, "El, malam ini makan di rumah ya, sekalian bahas perjamuan besok."Elena memandang Nathan yang menunggunya pulang kerja di sofa. Dia menatap Nathan dengan tatapan bersalah. "Oke, aku berangkat sekitar jam enam."Setelah menutup telepon, Elena sengaja berkedip sambil menatap pria itu.Nathan mengangkat alisnya. "Nona Elena, jangan bicara, aku nggak mau mendengarnya."Mereka berencana makan malam romantis berdua malam ini.Elena berdiri, berjalan ke depan Nathan, kemudian meletakkan tangannya di sandaran lengan sofa, membungkuk untuk mendekati pria itu.Gaya wanita merayu pria.Sambil tersenyum bersalah, dia berkata, "Nyonya Sherlly bilang, malam ini mau bahas perjamuan besok. Maaf, Tuan Nathan."Nathan menunjukkan tatapan tak berdaya, tetapi dia masih menunjukkan ekspresi datar. "Aku sudah menanti-nanti makan malam romantis ini. Apakah mudah bagiku?"Elena mengangguk. Memang tidak mudah.Dia memandang Nathan dengan serius, lalu berkata dengan nada
Akan tetapi, Janine meneleponnya untuk meminta bantuan, Nathan tidak bisa tinggal diam.Wajah Edwin berubah sedingin es. "Itu bukan cara rendah. Orang tuanya Janine yang keterlaluan. Aku hanya membiarkan Janine melihat sifat asli orang tuanya."Tatapan Nathan menjadi dingin, nadanya menjadi lebih keras. "Perasaan harus diberikan secara tulus, bukan dipaksakan. Kamu hanya akan membuatnya makin menjauh darimu."Nada Edwin masih dingin, dia mendengus. "Tuan Nathan, kalau suatu hari Bu Elena berpacaran dengan pria lain, akan kulihat apakah kamu masih bisa tetap tenang."Nathan mendengus. Pengandaian itu sangat menjengkelkan. "Bedanya aku dan kamu adalah, Bu Elena sangat mencintaiku, dia nggak akan mencari pria lain. Sedangkan kamu masih nggak bisa mendapatkan Janine."Edwin tersedak.Nathan melihat Elena sehingga dia langsung menutup telepon."Ada apa dengan Janine?" tanya Elena dengan alis bertaut."Dia punya pacar baru, jadi Edwin marah. Kamu juga tahu kalau orang tua Janine sangat sombo
Jam setengah empat sore.Rumah Keluarga Bronwyn baru saja didekorasi dan penuh dengan keharuman bunga.Taman besar didekorasi menjadi tempat perjamuan, sekeliling digantung lampu warna-warni.Para tamu berdiri per kelompok, mereka mengobrol dengan suara pelan. Suasananya hidup dan luar biasa terukur."Dengar-dengar, Keluarga Bronwyn sudah menemukan putrinya yang telah lama hilang, yaitu Nona Elena," bisik seorang wanita sosialita kepada seorang teman di sebelahnya."Ya, sungguh mengejutkan. Dia sekarang adalah CEO-nya Grup Kallias." Wanita lain mengangguk setuju.Benar-benar bernasib baik.Elena dan Nathan tiba di Kediaman Bronwyn lebih awal, tetapi mereka berpisah ketika sampai di Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly berdiri di depan pintu untuk menyambut para tamu dengan senyuman menghiasi wajah mereka.Elena pun berdiri di samping Sherlly.Dia mengenakan gaun biru muda hari ini, tampak intelektual dan sopan.Hugo juga datang ke Kediaman Bronwyn. Dia mengenakan jas hitam dan tampak se
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat