"Bukan kedua-duanya," jawab Luther."Oh ya? Jangan-jangan kamu lulusan universitas di kampung?" tanya pria berhidung mancung itu lagi dengan senyuman sinis. Semua orang juga menunjukkan ekspresi seolah-olah sedang melihat lelucon."Aku nggak pernah kuliah," jawab Luther dengan terus terang."Apa? Nggak pernah kuliah?" Pria berhidung mancung itu menunjukkan ekspresi berlebihan. "Sobat, kamu nggak salah? Bagaimana kamu mau jadi dokter kalau nggak kuliah?""Aku belajar pengobatan tradisional. Karena melihat pengobatan tradisional sejak kecil, aku jadi bisa mengobati orang," ujar Luther dengan wajah tenang."Pengobatan tradisional?" Pria berhidung mancung terkejut sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Sobat, kamu ini nggak sedang bercanda, 'kan? Bukannya pengobatan tradisional itu cuma tipuan?""Haha .... Memangnya masih ada orang yang percaya pengobatan tradisional di zaman sekarang ini? Dasar idiot!""Nggak bisa bilang begitu. Paman-paman dan bibi-bibi yang lebih tua sangat percaya deng
Ketika melihat urin yang berserakan di lantai, semua orang di ruang privat sontak tertegun. Mereka memperlihatkan ekspresi terkejut yang berbeda-beda.Terutama pemuda berhidung mancung itu, dia hanya bisa membeku di tempat dengan wajah pucat. Dia sungguh tidak menyangka bahwa dirinya akan pipis di celana hanya karena 2 titik akupunkturnya ditekan. Yang paling memalukan adalah ada banyak orang di sekeliling."Ah!" Setelah termangu sesaat, pria berhidung mancung itu berteriak histeris sembari melarikan diri dengan menutupi selangkangannya.Setiap langkahnya pun meninggalkan jejak kaki yang dinodai oleh urin. Semua orang menatap dengan ekspresi aneh. Benar-benar memalukan!"Luther, tipu muslihat apa yang kamu mainkan! Kenapa Cosmo bisa sampai seperti itu!" bentak Irish seraya menggebrak meja. Berani sekali seorang dokter kampungan mempermainkan keturunan kaya seperti mereka, sungguh lancang!"Sudah kubilang ginjalnya lemah, tapi kalian nggak percaya dan ngotot meminta bukti. Nah, sekarang
Luther malas meladeni orang-orang yang selalu mengira diri sendiri benar.Melihatnya hanya diam, Irish pun meledek, "Kenapa diam saja? Sudah ketahuan berbohong, ya? Aku sudah sering bertemu penipu sepertimu. Kamu bisa menipu Lufita, tapi nggak akan bisa menipuku!""Kak Irish, Kak Luther benar-benar bukan penipu! Aku percaya padanya!" seru Lufita untuk membela Luther."Lufita, kamu terlalu polos, jadi mudah ditipu. Kamu harus berhati-hati pada orang yang asal-usulnya nggak jelas seperti ini," nasihat Irish yang sengaja melirik Luther. Jelas, ucapannya ini ditujukan untuk Luther.Menurut Irish, Luther tidak ada bedanya dengan para pria yang tergila-gila pada Lufita. Mereka terus menghalalkan segala cara untuk menyenangkan hati Lufita, berharap bisa menaikkan status sendiri. Untungnya, Lufita memiliki teman cerdas sepertinya sehingga tidak terjebak."Kak Irish, kamu sudah salah paham! Kak Luther ini orang baik lho!" seru Lufita sembari mengernyit. Dia baru mendapati bahwa teman-temannya i
Begitu melihat situasi ini, semua orang terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa Luther akan kembali lagi. Bahkan, pria ini langsung menjatuhkan gelas di tangan Irish."Hei! Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila, ya?" Setelah tertegun sesaat, Irish sontak berdiri dan menggebrak meja. Ekspresinya dipenuhi kekesalan. Tangannya terasa perih, bahkan agak bengkak karena pukulan Luther."Kurang ajar! Beraninya kamu memukul Kak Irish! Sepertinya kamu sudah bosan hidup!" Orang lain yang berada di sana ikut menghardik dengan geram."Bocah, kalau kamu nggak memberi penjelasan, jangan harap bisa meninggalkan tempat ini!" ancam Nowy yang bangkit dengan perlahan, lalu mulai memancarkan auranya."Ada racun di anggur itu, aku sedang menyelamatkan kalian," jelas Luther dengan dingin."Ada racun?" Begitu ucapan ini dilontarkan, semuanya bertatapan dengan ragu. Mereka mengira pria ini ingin membalas dendam, tetapi ternyata menyelamatkan mereka?"Huh! Aku nggak akan percaya semudah itu! Gimana aku bisa
"Kak Irish? Omong kosong apa yang kamu katakan? Kak Luther yang sudah menolong kita!" pekik Lufita."Lufita, jangan mau dibohongi pria ini. Dia jelas-jelas punya niat jahat!" jelas Irish. Kemudian, wanita ini mulai menganalisis, "Dia yang menaruh racun di anggur kita! Dia pura-pura pergi, lalu muncul di saat-saat kritis sebagai pahlawan supaya kita percaya padanya. Aku nggak akan termakan trik seperti ini!"Begitu mendengar analisis ini, semua orang memperlihatkan ekspresi curiga. Memang benar ada kemungkinan seperti ini. Bagaimanapun, mereka lebih memercayai Irish daripada Luther yang masih asing ini."Hei, kamu sudah terlalu percaya diri. Aku bukan orang kurang kerjaan yang punya waktu untuk merekayasa adegan semacam itu," ujar Luther dengan tidak acuh. Dia berniat baik menolong orang-orang ini, tetapi malah difitnah. Dasar tidak tahu diri!"Huh! Masih nggak mau ngaku, ya? Oke, biar kutanya, kenapa kamu bisa bertemu pelayan itu dan memungut botol racunnya? Kamu mau bilang semua ini h
"Hah?" Kejadian mendadak ini membuat orang-orang terperanjat, terutama Irish yang hanya bisa membeku di tempatnya.Irish menunduk menatap luka di dadanya. Terlihat keterkejutan, kebingungan, ketakutan, beserta ketidakpercayaan di wajahnya. Dia tidak menyangka dirinya akan tertembak, bahkan semua terjadi dengan begitu mendadak tanpa pertanda apa pun.Setelah termangu sesaat, Irish yang tersadar dari keterkejutannya sontak berteriak histeris. Sesudah itu, dia terjatuh ke lantai."Ada pembunuh! Cepat tiarap!" seru Nowy yang bereaksi duluan. Begitu mendengarnya, orang-orang buru-buru menempelkan diri ke lantai.Pada saat yang sama, terlihat beberapa pembunuh yang memakai topeng sontak menendang pintu dan menerobos masuk. Semuanya memiliki pistol peredam. Begitu masuk, mereka menembak tanpa belas kasihan sedikit pun.Dor, dor, dor .... Seiring dengan suara tembakan ini, terlihat 2 orang yang tertembak. Nowy sungguh murka melihat ini. Dia tidak mundur, melainkan maju dan menendang meja untuk
"Pembunuh tingkat emas apanya? Aku rasa kamu ini hanya anjing gila!""Aku nggak peduli siapa kamu, kamu pasti akan mati karena bertemu Tuan Muda Nowy hari ini!"Beberapa pemuda berseru dengan angkuh sambil menatap Lionel. Mereka telah melihat kehebatan Nowy tadi. Hanya dalam beberapa menit, Nowy berhasil membunuh para pembunuh yang memiliki pistol. Jadi, Lionel yang hanya tangan kosong ini sudah pasti bukan tandingan Nowy."Orang ini jelas mengandalkan kekuatan fisik saat bertarung, kekuatannya pasti luar biasa. Dia harus dibunuh secepat mungkin," gumam Nowy setelah mengamati Lionel sesaat.Saat berikutnya, Nowy menekuk lututnya sedikit dan mulai mengumpulkan kekuatan. Begitu berjinjit, dia sontak menerjang ke depan secepat kilat."Rasakan ini!" seru Nowy dengan murka. Dia mengerahkan seluruh energi internal dalam tubuhnya untuk melayangkan pukulan ini.Bam! Terdengar suara benturan keras. Tinju Nowy berhasil mengenai perut Lionel yang kekar, tetapi pria ini justru bergeming seperti ti
"Ini ...." Semua orang tidak bisa berkata-kata melihat Lionel yang terhempas begitu jauh. Satu per satu membelalakkan mata, mengira ada yang salah dengan penglihatan mereka.Lionel memiliki tinggi badan lebih dari 2 meter, bahkan tubuhnya begitu kekar. Sementara itu, Luther tampak sangat kurus jika dibandingkan dengan lawannya.Dengan kesenjangan sebesar ini, Lionel seharusnya menang jika mereka bertarung. Namun, mengapa hasilnya malah terbalik seperti ini?"Wow, siapa sebenarnya pria ini? Kok bisa hebat sekali?" tanya semua orang yang bertatapan dengan terkejut. Nowy saja bukan lawan Lionel, tetapi dokter kampungan ini berhasil mengalahkannya?"Kak Luther! Kamu hebat sekali!" Setelah termangu sejenak, Lufita pun berseru kegirangan. Jika tidak ada bantuan Luther, mungkin dirinya sudah tewas sekarang."Lain kali jangan gegabah begitu. Kalau bertemu situasi begini, kamu seharusnya melindungi nyawa sendiri," nasihat Luther. Gadis ini benar-benar bodoh, dia mengorbankan nyawa sendiri hanya
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya
Saat energi hitam itu masuk ke tubuh, pria tua berpakaian abu itu merasakan sakit yang dahsyat, seolah-olah digerogoti oleh sesuatu. Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tetapi juga jiwanya."Berengsek! Keluar kamu!" Pria tua berpakaian abu itu berteriak sambil mencoba mengeluarkan energi hitam dari dalam tubuhnya.Namun, energi hitam itu malah terus bergejolak hebat di dalam tubuhnya, bahkan terus melahap vitalitas dan energi astralnya. Jika terus seperti ini, dia akan diisap hingga kering dalam waktu kurang dari tiga menit."Nggak mau keluar, 'kan? Oke, kita mati bersama!" Pria tua itu sungguh murka. Dia membulatkan tekadnya untuk mempertaruhkan nyawanya.Saat berikutnya, dia mengangkat tangannya. Sejumlah Jimat Magis terbang dan membentuk formasi di atas kepalanya. Ketika formasi itu berputar, awan halilintar hitam terbentuk. Guntur bergemuruh, membuat suasana makin mencekam.Formasi ini didasarkan pada halilintar. Jika dibandingkan dengan serangan tapak, kekuatan formasi ini jauh lebih