Begitu Luther muncul, tatapan semua orang terfokus padanya. Ada yang menatapnya dengan sorot mata marah, benci, terkejut, juga menghina. Berbagai emosi bercampur menjadi satu.Kematian Larry membuat hampir seluruh pesilat menargetkan Luther. Mereka datang hanya untuk melihat bagaimana Youngky menyiksa bajingan ini habis-habisan."Aku nggak nyangka, rupanya ada begitu banyak orang yang datang," ucap Johan sambil memandang ke sekeliling. Danau Akua telah dipenuhi oleh lautan manusia. Sebagian besar pun menatap mereka dengan wajah suram."Mereka pasti datang untuk mengejekku," sahut Luther dengan terus terang. Raut wajahnya terlihat tenang seperti biasa. Sejak menerima tantangan, dia sudah tahu bahwa duel hari ini ditakdirkan untuk menjadi luar biasa."Tuan, sebaiknya lupakan duel ini, jangan main-main dengan kekuatan tingkat master. Aku rasa nyawa lebih penting daripada harga diri," bujuk Johan.Johan tahu bahwa Luther memiliki kemampuan yang hebat, bahkan latar belakangnya juga luar bia
"Kitab Hawa?"Setelah tertegun sejenak, Luther tertawa terbahak-bahak. "Sudah bicara cukup lama ternyata demi kitab itu."Luther masih mengira Xena bisa membujuknya untuk menyerah karena Xena masih memiliki sedikit hati nurani dan mempertimbangkan keselamatannya. Namun, setelah berdebat cukup lama, ternyata Xena hanya berpura-pura. Tujuan akhir Xena tetap untuk mendapatkan Kitab Hawa."Luther, Kitab Hawa sangat berarti bagiku, aku harap kamu bisa mengembalikannya kepadaku." Ekspresi Xena terlihat agak canggung, tetapi tatapannya sangat teguh."Aku sudah memberikan Kitab Hawanya kepadamu, tapi kamu masih memintanya lagi sekarang. Apa maksudmu?" kata Luther dengan ekspresi yang perlahan-lahan menjadi dingin."Jangan pura-pura lagi, aku tahu kamu sudah mencuri Kitab Hawanya. Kalau kamu menyerahkannya sekarang, kita masih bisa berteman," kata Xena dengan nada serius."Pertama-tama, aku nggak mengambil Kitab Hawa, kalian yang sudah menghilangkannya. Jadi, itu masalah kalian sendiri, nggak a
Luther sama sekali tidak memedulikan kutukan Xena dan langsung maju. Dia sudah berusaha bersabar, tetapi Xena tetap keras kepala, sama seperti Ivory dan wanita lainnya dari Istana Hawa. Meskipun dia berusaha membantu dan membujuk Xena, semuanya juga sia-sia saja. Dia bahkan diserang balik oleh Xena. Wanita seperti itu benar-benar sangat terpuruk dan tidak bisa ditolong lagi. Dia juga sudah malas memedulikan Xena dan bersikap seolah-olah tidak mengenalnya."Bagaimana? Sudah dapatkan Kitab Hawanya?" Pada saat itu, Ivory memimpin sekelompok muridnya untuk mendekati Xena. Saat Kitab Hawa menghilang semalam, dia terus merasa gelisah. Begitu melihat Luther muncul, dia langsung memerintahkan Xena untuk meminta kembali harta dari perguruan mereka itu."Guru, orang itu nggak mau memberikannya. Dia bahkan menamparku." Xena memegang wajahnya dengan ekspresi menyedihkan.Ivory mengernyitkan alisnya. "Apa? Nggak mau memberikannya? Bukankah aku menyuruhmu membuat suasana hatinya nyaman dulu, lalu me
Melani masih mengingat situasi saat dihajar oleh Luther sebelumnya, sehingga dia sangat membenci Luther. Saat ini, dia akhirnya memiliki kesempatan untuk balas dendam."Jangan omong kosong lagi, suruh Tuan Youngky keluar," kata Luther dengan tenang."Huh! Kalau ingin menantang guruku, kalahkan aku dulu!" Pada saat itu, sebuah aura yang mengerikan tiba-tiba meledak di tengah kerumunan. Seorang pria dan wanita melayang di udara dan langsung melintasi jarak puluhan meter, lalu perlahan-lahan mendarat di depan Keluarga Oscario. Postur tubuh pria itu tinggi, tatapannya tajam, dan napasnya meledak dan panas. Sementara itu, postur tubuh wanita itu anggun, ekspresinya tenang, dan napasnya terasa tajam dan dingin. Pasangan pria dan wanita itu terasa sangat berbeda, seperti api dan es."Kak Hugo dan Kak Bethanie, kenapa kalian bisa ke sini?" Begitu melihat kedua orang itu, ekspresi Terry terlihat gembira."Kami dengar, kamu dianiaya orang, jadi kita tentu saja harus datang membantu," kata pria i
Saat Hugo menyerang, Johan juga tiba-tiba bertindak. Dia melangkah maju dan tiba-tiba melayangkan sebuah pukulan. Permukaan tinjunya dilapisi dengan lapisan energi sejati yang sangat kuat dan bertabrakan dengan bola api dari Hugo dengan keras."Bang!"Saat terdengar suara ledakan, energinya meledak dan api bertebaran. Tubuh Johan hanya bergetar sedikit dan berdiri tegak dengan stabil. Sementara itu, Hugo malah terus mundur puluhan langkah dan meninggalkan jejak yang dalam di tanah di setiap langkahnya. Dalam sekejap, terlihat jelas perbedaan kekuatan dari keduanya."Berengsek! Siapa pria tua yang bisa menandingi master peringkat kelima di Peringkat Langit ini?""Bisa menang saat beradu tinju dengan Hugo, orang ini luar biasa!""Wilayah Jiman ini benar-benar tempat persembunyian para master, hanya seorang pria tua saja sudah begitu luar biasa."Kemampuan Johan yang kuat membuat banyak orang terkejut. Seorang pria tua yang kurus bisa menandingi Hugo saat beradu tinju, kelihatan jelas kek
Raiden juga merasa aneh. Seorang pesilat ulung tingkat semi-master harusnya sudah layak menjadi tetua di Aliansi Bela Diri. Mengapa Johan ini masih berada di sisi Luther? Apakah Luther menyewa Johan dengan bayaran tinggi untuk membantunya dalam pertarungan ini?"Semalam saja nggak bertemu, pria tua itu sepertinya menjadi lebih hebat lagi!" Di sisi lain, Ivory melihat pertarungan itu dengan ekspresi yang tidak ramah dan penuh dengan kebencian. Dia sudah mencapai tingkat semi-master selama bertahun-tahun dan akhirnya kesulitan untuk memiliki kemajuan. Namun, pria tua yang kurus itu malah masih bisa memiliki kemajuan, sehingga membuatnya merasa iri."Sialan! Siapa pria tua itu? Bahkan Duo Es Api juga nggak sanggup menandinginya," kata Melani dengan cemas."Jangan panik, setidaknya posisi Duo Es Api sekarang masih unggul," kata Alan sambil mengelus jenggotnya. Dia berpikir bagaimana mungkin peringkat kelima dan keenam di Peringkat Langit ini hanya reputasi kosong saja. Terutama setelah ked
"Hah?"Melihat Johan yang dipukul hingga terbang, semua orang tercengang. Mereka semua melihat dengan jelas kemampuan Johan tadi. Johan berhasil mengalahkan Duo Es Api dengan kemampuannya sendiri, sungguh memukau. Namun, pesilat ulung seperti Johan malah dipukul hingga terbang dan menyemburkan darah, sungguh mengerikan. Yang terpenting adalah daun ini juga memelesat dari ribuan meter. Tokoh seperti apa yang bisa melukai seorang pesilat ulung tingkat semi-master dalam jarak ribuan meter?"Sudah datang!"Di bawah tatapan semua orang, seorang pria tua berpakaian dan berambut putih, dan raut wajah yang polos tiba-tiba muncul di ujung Danau Akua. Kedua tangan pria tua itu dilipat ke belakang dan berjalan di atas Danau Akua. Terlihat gelombang lingkaran seperti bunga teratai di permukaan danau di setiap langkahnya, sehingga ikan dan udang meloncat-loncat di sekitarnya. Saat dilihat, pria tua itu terlihat seolah-olah melayang di atas awan dan setiap gerakannya sangat anggun."Berjalan di atas
"Plak!" Bola air itu langsung meledak, bahkan ikan kecil di dalamnya juga langsung mati."Eh?" Kejadian yang mendadak itu membuat Youngky mengernyitkan alisnya. Serangan tadi memang hanya sembarangan, tetapi serangan itu juga tidak bisa dihentikan oleh orang biasa."Tuan Youngky, lawanmu adalah aku," kata Luther sambil maju dan menghalang di depan Johan."Kamu Luther, ya?" Setelah memandang Luther sekilas, tatapan Youngky menjadi dingin, tajam, dan menakutkan. Dia terlihat sangat angkuh dan meremehkan Luther."Benar," kata Luther dengan ekspresi tenang."Lumpuhkan kemampuanmu dan patahkan kedua tanganmu sendiri, lalu bersujud minta ampun dengan muridku. Aku akan mengampunimu," kata Youngky dengan nada dingin. Perkataannya terdengar tenang, tetapi dipenuhi dengan aura yang sangat menekan."Luther, kamu dengar, 'kan? Cepat lumpuhkan kemampuanmu sendiri dan bersujud minta ampun!" teriak Terry dengan sombong. Dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan untuk mempermalukan Luther. Dia b