"Berhenti!" Tiba-tiba, Ariana berdiri di hadapannya dan membentak, "Luther! Apa yang kamu lakukan? Ini adalah pesta ulang tahun ibuku, apa maksudnya kamu membunuh orang di sini? Apa kamu masih menganggapku?""Ini adalah masalahku dan Andrew, nggak ada hubungannya denganmu," kata Luther dengan wajah serius."Gimana nggak ada hubungannya denganku? Kamu nggak boleh memukul ibuku dan membuat kekacauan di sini!" balas Ariana. Baru masuk ke ruangan saja Luther sudah bertindak anarkis. Jika dibiarkan begitu saja, masalahnya pasti akan menjadi semakin runyam."Ariana, masalah kita akan dibicarakan lain kali. Sekarang, cepat minggir!" ujar Luther dengan tegas. Saat ini, dia mulai tidak sabaran."Bagaimana kalau aku nggak mau menghindar? Apa kamu mau memukulku juga?" tanya Ariana."Jangan memaksaku!" Luther mengerutkan alisnya dengan ketus."Luther, sejak kapan kamu berubah jadi seperti ini? Apa kamu masih Luther yang kukenal?" tanya Ariana sambil memelototinya dengan tak percaya. Dia benar-bena
"Cepat, cepat! Lebih cepat lagi! Orang itu sudah mau menyusul, tambah kecepatannya!"Di dalam mobil Benz berwarna hitam yang sedang melaju kencang, Andrew terus mendesak sopir itu sambil melihat ke belakang sesekali. Wajahnya tampak panik dan ketakutan. Dengan susah payah dia melarikan diri dari tempat itu, tiba-tiba Andrew menyadari bahwa dia telah dibuntuti seseorang.Mobil di belakang terus mengikutinya. Andrew hanya bisa mendesak sopir untuk terus menambah kecepatan. Dia sangat jelas bahwa nyawanya akan melayang jika sampai tertangkap oleh Luther."Sialan, sekelompok orang gila! Demi sebuah nyawa nggak berharga saja mengejarku sampai begitu? Setelah kembali ke Midyar nanti, aku akan menggerakkan pasukan untuk menghancurkan Faksi Kirin sialan itu!" maki Andrew dengan keringat dingin yang bercucuran.Andrew tidak pernah menyangka dirinya akan jadi begitu menyedihkan. Cucu Keluarga Japardy yang terhormat, jenderal muda di Negara Drago, kini malah dikejar oleh pembunuh. Apalagi, dia ta
Andrew sungguh berang sekarang. Di saat-saat genting seperti ini, mereka malah kehabisan bensin. Bukankah sama saja dengan mencari mati?"Tuan, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya sopir yang bercucuran keringat karena panik. Di sini adalah hutan belantara, tidak ada tempat untuk bersembunyi."Bertahan sebentar lagi, bala bantuan akan segera tiba," jawab Andrew sambil menggertakkan giginya. Dia hanya bisa berdoa, semoga bala bantuan tiba tepat waktu atau akibatnya akan sangat fatal.Sepuluh menit kemudian, Mercedes-Benz hitam mulai melambat hingga akhirnya berhenti di pinggir jalan. Pada saat yang sama, belasan mobil van melaju kencang dan mengepung Mercedes-Benz itu.Begitu pintu mobil dibuka, terlihat puluhan elite Faksi Kirin yang berlari turun dengan galak. Ada yang memegang pistol, ada juga yang memegang pisau. Semua tampak mengerikan.Luther mengambil golok dari tangan Johan. Dia mendekati Mercedes-Benz selangkah demi selangkah. Tatapannya yang tajam tertuju pada Andrew y
"Sekarang sudah tahu salah? Waktu mencelakai orang, apa kamu pernah berpikir akan mengalami situasi seperti hari ini?" ujar Luther sambil menatap Andrew yang bersujud memohon ampun dengan tidak acuh. Niat membunuh di tatapannya sama sekali tidak berkurang."Aku khilaf, aku minta maaf. Tolong jangan bersikap perhitungan dengan orang rendahan sepertiku! Asalkan kamu mengampuniku, aku janji akan berubah!" Andrew masih bersujud dengan rendah diri. Saat ini, dia mengesampingkan martabatnya supaya bisa bertahan hidup."Atas dasar apa kamu merasa masih punya kesempatan untuk introspeksi diri?" tanya Luther dengan dingin."Aku ... aku punya uang dan koneksi. Selama kamu nggak membunuhku, aku akan mengabulkan semua permintaanmu," sahut Andrew yang mencoba merayu Luther."Sayangnya, aku nggak punya permintaan apa pun selain ingin melihatmu mati," ucap Luther dengan ekspresi menghina."Jangan, jangan bunuh aku! Kumohon! Aku bisa membantumu naik posisi, bisa memberimu kekayaan dan kemuliaan yang n
Cahaya laser memenuhi seluruh tubuh Luther."Tiga ...." Gaius mengangkat tangan dan mulai menghitung mundur. Dia menghitung dengan lambat, tetapi suaranya dipenuhi tekanan. Apalagi ada begitu banyak pasukan bersenjata, sehingga suasana menjadi semakin menegangkan."Hehe. Bocah, kamu nggak berani membunuhku, 'kan? Apa gunanya kamu menyiksaku mati-matian begini? Asalkan nggak mati, aku bisa memanfaatkan sumber daya Keluarga Japardy untuk pulih. Tapi, kamu hanya bisa menyerahkan nyawamu sekarang. Kamu tahu kenapa bisa begitu? Karena kamu cuma rakyat jelata!""Nggak peduli seberapa keras kamu melawan, kamu nggak akan bisa mengubah fakta ini. Rakyat jelata sepertimu seharusnya punya kesadaran. Kenapa malah bersikeras melawan orang yang punya status tinggi?" hina Andrew sambil menyeringai. Kemunculan Gaius memberinya keberanian, seolah-olah dia sudah pasti menang."Andrew, ada beberapa poin yang benar dalam ucapanmu ini. Sayangnya, kamu salah menduga akan satu hal," sahut Luther tiba-tiba."
"Nggak usah melawan lagi, kalian nggak akan bisa kabur. Cepat menyerah, mungkin nyawa kalian akan diampuni!" Gaius tidak berhenti berteriak untuk memberi mereka tekanan.Keluarga Japardy adalah keluarga kaya terkemuka di Midyar dengan kekuasaan tak tertandingi. Siapa pun yang menyinggung mereka sama saja dengan mencari mati."Diam!" bentak Johan yang melayangkan tamparan ke wajah Gaius sampai satu giginya rontok. Gaius pun tidak berani berbicara lagi dan hanya bisa menahan kekesalannya ini.Dalam sekejap, helikopter sudah mendekat dan mendarat. Begitu pintu terbuka, Cuthbert membawa 36 pasukan yang siap mati untuk Keluarga Japardy melompat turun.Meskipun bawahan yang dibawa tidak banyak, semua ahli bela diri Keluarga Japardy sangatlah hebat dan tidak takut mati. Hanya dengan satu perintah dari Cuthbert, mereka akan mengorbankan nyawa tanpa rasa ragu sedikit pun."Tuan Cuthbert, akhirnya kamu datang! Cepat selamatkan aku! Mereka benar-benar semena-mena, kamu harus menangkap mereka semu
Dengan demikian, adegan dramatis pun terjadi. Pihak Luther menyandera Gaius, Cuthbert ingin membunuh Luther. Sementara itu, demi melindungi dirinya sendiri, Gaius terpaksa mengancam Cuthbert dengan pasukannya. Untuk seketika, suasana menjadi semakin menegangkan."Hei, berani sekali kamu melawanku?" bentak Cuthbert dengan galak."Kamu yang memaksaku. Kalau aku mati, kalian juga harus mati!" hardik Gaius yang ketakutan. Dia tidak sempat memedulikan hal lain lagi karena masalah ini menyangkut nyawanya."Oke, bagus sekali! Kalau kamu memang ingin mati, aku akan mengabulkan permintaanmu!" Selesai berbicara, Cuthbert memberi isyarat tangan sambil menginstruksi, "Bunuh para penghalang ini dulu!""Baik!" Sasaran pasukan Keluarga Japardy seketika berubah. Saat berikutnya, mereka langsung menyerang para tentara dari Praulandia."Tembak! Cepat tembak!" seru Gaius dengan murka.Dor dor dor .... Diiringi dengan cahaya dingin dan suara tembakan, kedua belah pihak pun memulai pertarungan.Meskipun ju
"Hah?" Ketika melihat 36 kepala yang terjatuh itu, Gaius pun terperangah di tempat. Bagaimanapun, dia telah melihat kehebatan pasukan siap mati Keluarga Japardy. Hanya dalam 2 menit, sekelompok tentara Praulandia yang bersenjata lengkap dibantai habis oleh mereka.Pasukan siap mati ini jelas-jelas tidak ada bedanya dengan monster. Namun, sekelompok monster ini malah terbunuh hanya dengan satu tebasan pedang. Bukankah hal ini sangat mengerikan?"Ba ... bagaimana mungkin?" Cuthbert juga tidak bereaksi untuk sesaat. Dia memelotot dengan tidak percaya. Semua ahli bela diri itu adalah pasukan siap mati yang dibina oleh Keluarga Japardy, mereka bisa melawan 100 ahli bela diri sendirian.Sepengetahuan Cuthbert, pasukan siap matinya tidak terkalahkan. Pesilat di bawah tingkat master pun tidak mungkin menang dari mereka. Alhasil, Luther malah membunuh mereka semua. Apakah pemuda ini masih bisa disebut sebagai manusia?Tidak berselang lama, ketiga puluh enam tubuh tanpa kepala sontak terjatuh ke