"Urgh ...." Melihat Dicky yang berada di langit-langit, semua orang tercengang. Mereka menatap Dicky dengan mata membelalak dan ekspresi tak percaya. Tak ada yang menyangka akan terjadi hal seperti itu. Dicky adalah ahli peringkat ketiga di Peringkat Langit, bukankah orang seperti itu seharusnya bisa mengalahkan semua ahli di Jiman?Kenapa orang sehebat itu malah terbang ditinju oleh Luther? Selain itu, dia bahkan tersangkut di langit-langit dan tidak bisa keluar sekarang. Jangan-jangan, ini Dicky yang palsu? Kalau tidak, mana mungkin selemah itu?"Aku nggak salah lihat, 'kan? Dicky ... dipukul sampai terbang?""Sialan, monster macam apa orang ini? Bahkan Dicky saja bukan lawannya!""Nggak masuk akal .... Benar-benar nggak masuk akal!" Setelah hening sejenak, suasana di lokasi menjadi riuh. Semua orang menatap Luther bak monster. Mereka langsung mundur untuk menghindarinya karena takut akan terkena getahnya."Bagaimana mungkin? Dicky kalah?" Pada saat ini, senyuman di wajah Andrew suda
"Berhenti!" Tiba-tiba, Ariana berdiri di hadapannya dan membentak, "Luther! Apa yang kamu lakukan? Ini adalah pesta ulang tahun ibuku, apa maksudnya kamu membunuh orang di sini? Apa kamu masih menganggapku?""Ini adalah masalahku dan Andrew, nggak ada hubungannya denganmu," kata Luther dengan wajah serius."Gimana nggak ada hubungannya denganku? Kamu nggak boleh memukul ibuku dan membuat kekacauan di sini!" balas Ariana. Baru masuk ke ruangan saja Luther sudah bertindak anarkis. Jika dibiarkan begitu saja, masalahnya pasti akan menjadi semakin runyam."Ariana, masalah kita akan dibicarakan lain kali. Sekarang, cepat minggir!" ujar Luther dengan tegas. Saat ini, dia mulai tidak sabaran."Bagaimana kalau aku nggak mau menghindar? Apa kamu mau memukulku juga?" tanya Ariana."Jangan memaksaku!" Luther mengerutkan alisnya dengan ketus."Luther, sejak kapan kamu berubah jadi seperti ini? Apa kamu masih Luther yang kukenal?" tanya Ariana sambil memelototinya dengan tak percaya. Dia benar-bena
"Cepat, cepat! Lebih cepat lagi! Orang itu sudah mau menyusul, tambah kecepatannya!"Di dalam mobil Benz berwarna hitam yang sedang melaju kencang, Andrew terus mendesak sopir itu sambil melihat ke belakang sesekali. Wajahnya tampak panik dan ketakutan. Dengan susah payah dia melarikan diri dari tempat itu, tiba-tiba Andrew menyadari bahwa dia telah dibuntuti seseorang.Mobil di belakang terus mengikutinya. Andrew hanya bisa mendesak sopir untuk terus menambah kecepatan. Dia sangat jelas bahwa nyawanya akan melayang jika sampai tertangkap oleh Luther."Sialan, sekelompok orang gila! Demi sebuah nyawa nggak berharga saja mengejarku sampai begitu? Setelah kembali ke Midyar nanti, aku akan menggerakkan pasukan untuk menghancurkan Faksi Kirin sialan itu!" maki Andrew dengan keringat dingin yang bercucuran.Andrew tidak pernah menyangka dirinya akan jadi begitu menyedihkan. Cucu Keluarga Japardy yang terhormat, jenderal muda di Negara Drago, kini malah dikejar oleh pembunuh. Apalagi, dia ta
Andrew sungguh berang sekarang. Di saat-saat genting seperti ini, mereka malah kehabisan bensin. Bukankah sama saja dengan mencari mati?"Tuan, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya sopir yang bercucuran keringat karena panik. Di sini adalah hutan belantara, tidak ada tempat untuk bersembunyi."Bertahan sebentar lagi, bala bantuan akan segera tiba," jawab Andrew sambil menggertakkan giginya. Dia hanya bisa berdoa, semoga bala bantuan tiba tepat waktu atau akibatnya akan sangat fatal.Sepuluh menit kemudian, Mercedes-Benz hitam mulai melambat hingga akhirnya berhenti di pinggir jalan. Pada saat yang sama, belasan mobil van melaju kencang dan mengepung Mercedes-Benz itu.Begitu pintu mobil dibuka, terlihat puluhan elite Faksi Kirin yang berlari turun dengan galak. Ada yang memegang pistol, ada juga yang memegang pisau. Semua tampak mengerikan.Luther mengambil golok dari tangan Johan. Dia mendekati Mercedes-Benz selangkah demi selangkah. Tatapannya yang tajam tertuju pada Andrew y
"Sekarang sudah tahu salah? Waktu mencelakai orang, apa kamu pernah berpikir akan mengalami situasi seperti hari ini?" ujar Luther sambil menatap Andrew yang bersujud memohon ampun dengan tidak acuh. Niat membunuh di tatapannya sama sekali tidak berkurang."Aku khilaf, aku minta maaf. Tolong jangan bersikap perhitungan dengan orang rendahan sepertiku! Asalkan kamu mengampuniku, aku janji akan berubah!" Andrew masih bersujud dengan rendah diri. Saat ini, dia mengesampingkan martabatnya supaya bisa bertahan hidup."Atas dasar apa kamu merasa masih punya kesempatan untuk introspeksi diri?" tanya Luther dengan dingin."Aku ... aku punya uang dan koneksi. Selama kamu nggak membunuhku, aku akan mengabulkan semua permintaanmu," sahut Andrew yang mencoba merayu Luther."Sayangnya, aku nggak punya permintaan apa pun selain ingin melihatmu mati," ucap Luther dengan ekspresi menghina."Jangan, jangan bunuh aku! Kumohon! Aku bisa membantumu naik posisi, bisa memberimu kekayaan dan kemuliaan yang n
Cahaya laser memenuhi seluruh tubuh Luther."Tiga ...." Gaius mengangkat tangan dan mulai menghitung mundur. Dia menghitung dengan lambat, tetapi suaranya dipenuhi tekanan. Apalagi ada begitu banyak pasukan bersenjata, sehingga suasana menjadi semakin menegangkan."Hehe. Bocah, kamu nggak berani membunuhku, 'kan? Apa gunanya kamu menyiksaku mati-matian begini? Asalkan nggak mati, aku bisa memanfaatkan sumber daya Keluarga Japardy untuk pulih. Tapi, kamu hanya bisa menyerahkan nyawamu sekarang. Kamu tahu kenapa bisa begitu? Karena kamu cuma rakyat jelata!""Nggak peduli seberapa keras kamu melawan, kamu nggak akan bisa mengubah fakta ini. Rakyat jelata sepertimu seharusnya punya kesadaran. Kenapa malah bersikeras melawan orang yang punya status tinggi?" hina Andrew sambil menyeringai. Kemunculan Gaius memberinya keberanian, seolah-olah dia sudah pasti menang."Andrew, ada beberapa poin yang benar dalam ucapanmu ini. Sayangnya, kamu salah menduga akan satu hal," sahut Luther tiba-tiba."
"Nggak usah melawan lagi, kalian nggak akan bisa kabur. Cepat menyerah, mungkin nyawa kalian akan diampuni!" Gaius tidak berhenti berteriak untuk memberi mereka tekanan.Keluarga Japardy adalah keluarga kaya terkemuka di Midyar dengan kekuasaan tak tertandingi. Siapa pun yang menyinggung mereka sama saja dengan mencari mati."Diam!" bentak Johan yang melayangkan tamparan ke wajah Gaius sampai satu giginya rontok. Gaius pun tidak berani berbicara lagi dan hanya bisa menahan kekesalannya ini.Dalam sekejap, helikopter sudah mendekat dan mendarat. Begitu pintu terbuka, Cuthbert membawa 36 pasukan yang siap mati untuk Keluarga Japardy melompat turun.Meskipun bawahan yang dibawa tidak banyak, semua ahli bela diri Keluarga Japardy sangatlah hebat dan tidak takut mati. Hanya dengan satu perintah dari Cuthbert, mereka akan mengorbankan nyawa tanpa rasa ragu sedikit pun."Tuan Cuthbert, akhirnya kamu datang! Cepat selamatkan aku! Mereka benar-benar semena-mena, kamu harus menangkap mereka semu
Dengan demikian, adegan dramatis pun terjadi. Pihak Luther menyandera Gaius, Cuthbert ingin membunuh Luther. Sementara itu, demi melindungi dirinya sendiri, Gaius terpaksa mengancam Cuthbert dengan pasukannya. Untuk seketika, suasana menjadi semakin menegangkan."Hei, berani sekali kamu melawanku?" bentak Cuthbert dengan galak."Kamu yang memaksaku. Kalau aku mati, kalian juga harus mati!" hardik Gaius yang ketakutan. Dia tidak sempat memedulikan hal lain lagi karena masalah ini menyangkut nyawanya."Oke, bagus sekali! Kalau kamu memang ingin mati, aku akan mengabulkan permintaanmu!" Selesai berbicara, Cuthbert memberi isyarat tangan sambil menginstruksi, "Bunuh para penghalang ini dulu!""Baik!" Sasaran pasukan Keluarga Japardy seketika berubah. Saat berikutnya, mereka langsung menyerang para tentara dari Praulandia."Tembak! Cepat tembak!" seru Gaius dengan murka.Dor dor dor .... Diiringi dengan cahaya dingin dan suara tembakan, kedua belah pihak pun memulai pertarungan.Meskipun ju
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras