Dalam sekejap, tatapan semua orang tertuju pada Luther. Di sisi lain, Pale menatap Luther dengan ekspresi dingin. Matanya yang merah tampak dipenuhi amarah. Dia menghardik, "Bocah, berani sekali kamu membunuh murid Penyihir Hitam! Benar-benar lancang!""Kalau kamu menyerah, aku akan membiarkanmu mati dengan jenazah utuh," ujar Luther dengan nada datar.Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang pun heboh. "Gila! Siapa bocah ini? Beraninya dia bersikap sombong di saat seperti ini!""Astaga! Dia menantang Pale di depan umum seperti ini? Apa dia sudah bosan hidup?""Bodoh sekali! Kenapa dia masih sok hebat di saat-saat genting begini!"Para pesilat sibuk bergosip sambil menatap Luther dengan tatapan melihat seorang idiot. Pale begitu terkenal akan kekejamannya, sampai semua orang akan ketakutan saat mendengar namanya. Genius Sekte Definit sekalipun bukan lawannya, tetapi bocah tak dikenal ini malah berani berbicara sombong seperti ini?"Luther, kusarankan kamu untuk nggak sok hebat sekara
Benar-benar sunyi sampai bunyi jarum jam bisa terdengar! Seluruh pesilat memandang kepala Pale dengan ekspresi tidak percaya. Semuanya terjadi terlalu cepat dan mendadak sehingga mereka tidak bisa bereaksi.Tanpa diduga, seseorang yang jelas-jelas bersikap begitu sombong barusan malah dibunuh oleh Luther begitu saja. Bahkan, Luther melakukannya dalam waktu yang sangat singkat!"A ... aku nggak salah lihat, 'kan? Pale benar-benar terbunuh?""Membunuh Pale dengan satu serangan? Siapa sebenarnya pria ini?""Serangan pedang yang mengerikan! Sejak kapan ada genius seperti ini di dunia persilatan?"Setelah hening sejenak, orang-orang menjadi heboh. Mereka menatap Luther dengan tatapan terkejut, kebingungan, dan tidak percaya.Ketika Pale melancarkan serangannya barusan, mereka mengira Luther sudah pasti akan mati. Alhasil, pria ini bukan hanya selamat, tetapi juga memenggal kepala Pale dengan mudah.Kekuatan seperti ini sungguh menakutkan. Tunduk atau mati, ucapan sombong yang dilontarkan ol
Ketika beberapa pesilat itu keluar dari kabun beracun, kulit mereka sudah memborok. Mereka juga memuntahkan darah. Terlihat jelas bahwa mereka tidak bisa bertahan hidup terlalu lama lagi."Jangan biarkan mereka kabur! Cepat kejar!" Terlihat 2 petarung bertopeng mencoba untuk mengejar Bianca dan lainnya. Namun, sebelum mereka berlari keluar, seberkas cahaya pedang telah memenggal kepala mereka."Lawan kalian adalah aku!" seru Luther yang memegang pedang patah sambil berdiri di barisan paling depan dengan gagah. Sementara itu, kabut beracun itu seakan-akan takut pada Luther sehingga tidak ada yang mendekatinya."Bunuh dia! Balaskan dendam Kak Pale!" Begitu terdengar teriakan murka ini, sekelompok petarung bertopeng itu sontak menerjang ke arah Luther. Serangan mereka bukan hanya terbatas pada senjata, tetapi juga racun dan ilusi. Sungguh berbahaya."Jangan harap kalian bisa pergi hari ini!" Luther mendengus dingin, lalu mulai membantai kerumunan dengan pedang patahnya. Pembunuhan kejam s
"Berengsek! Berhenti kalian semua!" Charlotte tidak bisa menahan diri lagi saat melihat Azalea dan Jasmine yang akan dinodai. Para bajingan ini benar-benar lebih rendahan dari binatang!"Cantik, jangan terburu-buru. Setelah kami memuaskan kedua wanita ini, baru giliranmu," sahut para pria kekar itu sambil tersenyum cabul. Mereka bahkan menatap Charlotte seperti menatap mangsa."Keterlaluan sekali!" Charlotte benar-benar murka. Dia mengeluarkan pisaunya, lalu hendak menikam para pria kekar itu.Karena sedang lengah, beberapa orang tidak sempat menghindar dan terluka. Kemudian, mereka baru mundur dengan terkejut. Setelah bereaksi, salah satunya berteriak dengan geram, "Berani sekali kamu mengganggu kami bersenang-senang. Kalau begitu, kami akan memberimu pelajaran dulu!"Begitu para bawahan hendak menghunuskan pedang, Finn tiba-tiba menghentikan. "Hais, kalian nggak boleh sekasar ini pada wanita cantik." Dia maju selangkah, lalu tersenyum dan berkata, "Cantik, kamu harus menunggu giliran
"Lepaskan aku!" Charlotte mengempaskan tangannya dan berseru, "Aku nggak masalah kalau Ayah memang takut mati. Tapi, aku nggak akan pernah tunduk kepada orang lain!"Charlotte memang sudah bisa pergi, tetapi bagaimana dengan Bianca dan lainnya? Apakah dia harus mencampakkan mereka demi keselamatannya sendiri? Dia tidak akan bisa melakukan hal seperti ini."Charlotte, nyawamu lebih penting dari apa pun," bujuk Harsa."Kamu pergi saja sendiri kalau mau! Aku nggak akan pergi!" timpal Charlotte dengan ekspresi dingin.Charlotte paling membenci ayahnya bertingkah pengecut seperti ini. Selama bertahun-tahun ini, Harsa selalu bersikap rendah diri dan tidak pernah menjadi seorang pria sejati.Sikap Harsa ini pun membuat Charlotte selalu ditertawakan dan dihina orang-orang. Itu sebabnya, dia telah bersumpah bahwa dirinya tidak akan kehilangan martabat meskipun harus mati!"Charlotte, jangan keras kepala begini! Cepat ikut Ayah!" Harsa mulai panik sehingga ingin membawa paksa putrinya agar terhi
Charlotte, Bianca, dan lainnya sudah tidak tahan melihat situasi ini. Jelas, Finn berniat membunuh Harsa. Pesilat kuat sekalipun bisa mati karena tendangan ini, apalagi Harsa yang hanya manusia biasa?"Dasar tua bangka, pakaianku jadi kotor gara-gara kamu!" Finn menepuk celananya dengan raut wajah jijik."Berengsek, kamu harus mati hari ini!" teriak Charlotte dengan mata memerah. Dia mengangkat pisau miliknya, lalu menyerbu ke arah Finn.Finn tentu tersenyum mengejek melihat ini. Dia meraih pergelangan tangan Charlotte, lalu menindih gadis itu di tanah dan berkata, "Cantik, nggak ada yang mengganggu kita lagi sekarang. Ayo, kita sudah bisa bersenang-senang."Finn terkekeh-kekeh sambil mengulurkan tangannya untuk merobek jaket Charlotte. Saat berikutnya, terlihatlah kulitnya yang begitu putih."Minggir!" Mata Charlotte tampak dipenuhi amarah. Dia mengerahkan energi internal, lalu menyerang kemaluan Finn."Argh!" teriak Finn yang kesakitan. Kemudian, dia membentak dengan ekspresi mengeri
Melihat Finn yang tiba-tiba meledak menjadi kabut darah, semua orang terperangah hingga tidak bisa berkata-kata. Ekspresi mereka dipenuhi ketidakpercayaan.Asal tahu saja, Finn adalah seorang pesilat tingkat sejati. Kemampuannya sudah bisa dibuktikan dengan kemenangannya sebelum ini.Akan tetapi, ahli bela diri seperti ini justru dikalahkan oleh Harsa hanya dengan satu uluran jari tangan. Benar-benar di luar nalar! Apakah ini masih pria tua pengecut sebelumnya?"Cepat! Cepat kabur!" Setelah terkejut sesaat, para pria kekar langsung berbalik untuk melarikan diri. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi, mereka mengerti bahwa kemampuan Harsa jauh di atas mereka. Finn saja dibunuh semudah itu, apalagi mereka."Kalau tahu akan seperti ini hasilnya, kalian pasti akan membuat pilihan lain," gumam Harsa sembari mengayunkan tangannya dengan ringan.Duar, duar, duar .... Terdengar suara ledakan. Para pria kekar yang berniat melarikan diri itu langsung berubah menjadi kabut darah. Tidak ada seorang
Kevin tidak berani ragu dan segera memberikan perintah. "Tidak perlu pergi, situasinya sudah diatasi di sana." Saat itu, Luther keluar dari kegelapan. Pakaiannya berlumuran darah, dan masih terasa sedikit aura pembunuh yang belum lenyap."Syukurlah," Kevin menghela napas lega, lalu bertanya, "Luther, ada jejak Penyihir Hitam?""Belum ada untuk saat ini," Luther menggeleng."Kalau Penyihir Hitam nggak mati, ini akan menjadi masalah besar bagi Keluarga Caonata. Semua anggota Keluarga Caonata, dengarkan perintahku. Bentuk kelompok masing-masing 5 orang dan cari ke segala penjuru, pastikan untuk menemukan Penyihir Hitam!" Kevin berkata dengan suara serius."Nggak perlu cari lagi, aku sudah datang." Saat itu, tiba-tiba terdengar suara yang dingin di udara. Semua orang langsung mendongak. Mereka hanya melihat seorang pria paruh baya dengan jubah hitam dan setengah topeng di wajahnya berdiri dengan bangga di atas gazebo yang terletak tidak jauh dari sana.Di sekitar pria itu, ada asap beracun
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk