"Hah?"Tyson dan yang lainnya tertegun melihat Joshua bersikap sangat sopan pada Luther. Semua orang membelalakkan mata tidak percaya. Mengapa tuan muda terhormat dari Keluarga Hutomo, salah satu dari sepuluh tuan muda terkenal di provinsi selatan, Joshua yang dikenal sebagai sosok berkuasa, menyapa si pecundang dengan begitu ramah? Bagaimana bisa?"Nggak ... nggak mungkin. Luther mengenal Tuan Joshua?" gumam Quinn. Senyumannya sudah luntur dari wajahnya. Tadinya, Quinn mengira Joshua mendatangi Tyson, tetapi ternyata dia menghampiri Luther. Kelihatannya hubungan mereka berdua juga sangat baik."Hebat juga bocah ini bisa menjilat Tuan Joshua!" ujar Joel terkejut sekaligus juga iri. Seorang pecundang seperti Luther sama sekali tidak pantas mengobrol dengan orang sekelas Joshua!"Kenapa bisa seperti itu?" gumam Tyson dengan ekspresi heran.Tidak masalah jika dia hanya diabaikan oleh Joshua, tetapi dia tidak bisa menerima fakta bahwa seseorang yang ingin dia jilat bersikap begitu sopan pa
"Mari, biar aku bersulang untuk kalian semua dulu!" ujar Kevin. Dia memegang gelas anggur dengan kedua tangannya sambil menatap semua orang, lalu menenggak anggur itu dalam satu tegukan.Melihat ini, semua orang sontak berdiri dan mengangkat gelas mereka untuk bersulang bagi Kevin. Setelah berbasa-basi, tibalah waktunya untuk memberikan hadiah."Tuan Kevin, ini kuda emas yang kubuat dengan cermat untukmu. Aku harap kamu selalu semangat dan semua keinginanmu terkabul!""Tuan Kevin, liontin giok ini adalah ornamen yang khusus digunakan para pangeran di zaman kuno. Kuharap kamu menyukainya.""Tuan Kevin, lukisan ini adalah karya asli pelukis terkenal. Kuharap kamu selalu sehat dan gembira!"Para tamu maju satu per satu sambil membawa hadiah dan mengucapkan doa mereka. Ada banyak orang kaya dan berkuasa di tempat ini. Jadi, acara pemberian hadiah diam-diam menjadi ajang perlombaan.Siapa pun yang memberikan hadiah paling berharga dan langka bisa memamerkan wibawa mereka. Selain bisa pamer,
"Ada apa ini?"Melihat pelangkin yang diangkut memasuki pintu, semua orang seketika saling memandang dan berbisik-bisik dengan bingung. Bukankah hari ini hari ulang tahun Kevin yang ke-50? Apa maksud Harry dengan membawa pelangkin ke sini? Apa dia sengaja membuat masalah?"Harry, apa maksudmu?" tanya Kevin dengan senyuman yang perlahan memudar. Dia tidak menyangka Harry akan langsung menyatakan maksud kedatangannya tanpa basa-basi."Menurut perjanjian pernikahan, hari ini aku akan menikah dengan Bianca," kata Harry dengan tenang."Hah? Perjanjian pernikahan?""Masa sih? Jadi Harry dan Bianca sudah bertunangan?""Wajar saja sih, keduanya tampan dan cantik. Hanya saja, cara Harry menjemput pengantin agak kasar."Semua orang memberikan komentar mereka. Ada yang kaget, bingung, iri, dan ada pula yang penasaran. Harry menjemput pengantin pada pesta ulang tahun mertuanya. Kejadian ini pasti belum pernah terjadi sebelumnya, bukan?"Harry, kita akan membahas masalah pernikahan lain waktu. Hari
Saat ini, Ivan tiba-tiba menggebrak meja dan berdiri, lalu berteriak dengan marah, "Harry! Jangan kira kamu bisa semena-mena di sini hanya karena kamu punya sedikit prestasi. Keluarga Caonata nggak bisa kamu tindas sesuka hati!""Siapa kamu? Apa hakmu bicara begitu denganku?" tanya Harry sambil melirik Ivan dengan dingin."Huh! Dengar baik-baik ya!" Ivan membusungkan dadanya dan mengangkat dagu sambil berkata, "Namaku Ivan. Aku adalah perwira tinggi di Kavaleri Harimau Macan. Aku sudah bertempur di belasan pertempuran dan menghabisi ratusan orang!""Kamu cuma perwira kecil, bahkan seorang jenderal pendamping pun bukan. Berani sekali kamu berteriak di depanku," kata Harry dengan tenang."Aku memang cuma seorang perwira, tapi jenderalku adalah Dewi Perang Hani! Aku yakin kamu nggak akan berani menantang Dewi Perang Hani!" kata Ivan bangga."Hani?" gumam Harry sambil mengangkat alisnya pelan. Akhirnya muncul sedikit gejolak emosi di wajahnya.Sebagai dewi perang pertama di Negara Drago, H
"Hah?"Semua orang terkejut melihat Ivan yang terluka parah dan terbaring di lantai. Tidak ada yang menyangka bahwa Harry bisa mengalahkan perwira tinggi Kavaleri Harimau Macan hanya dengan satu jentikan jari. Harry benar-benar kuat!Poin terpentingnya, Ivan ini didukung oleh Dewi Perang Hani. Berhubung Harry melukai Ivan di depan umum, bukankah artinya dia sedang mempermalukan Dewi Perang Hani? Sebenarnya Harry terlalu sombong atau memang tidak takut mati?"Nekat sekali kamu, Harry! Berani-beraninya kamu menyakiti orang Keluarga Caonata. Kamu benar-benar meremehkan kami!"Setelah tertegun sejenak, semua orang Keluarga Caonata langsung menggebrak meja dengan murka. Wajar jika mereka tidak terima saat ditindas seperti ini."Harry! Aku ini perwira Kavaleri Harimau Macan. Kalau kamu berani melukaiku, Dewi Perang Hani nggak akan mengampunimu!" seru Ivan sambil terhuyung berdiri.Ivan juga sangat marah. Dia diberkahi bakat dan kecerdasan yang baik sejak kecil sehingga dia berhasil menjadi m
Harry mengentakkan kakinya dengan kuat. Ledakan energi sejati yang dahsyat langsung menghantam tubuh Ivan."Ugh!" Ivan terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah lagi."Kamu ...," ujar Ivan sambil menggertakkan gigi dengan sangat marah, tetapi dia tidak berani melanjutkan kata-katanya. Ivan tahu kalau dirinya benar-benar dalam masalah sekarang."Harry! Kamu sudah kelewatan!" seru Billy dengan marah saat melihat putranya dilukai lagi."Sudah cukup omong kosongnya. Sekarang, kalian harus buat pilihan. Kalian ingin menyuruh Bianca naik ke pelangkin atau kalian masuk ke peti mati?" balas Harry. Dia masih berdiri angkuh dengan kedua tangan di balik punggung."Harry, kamu kira kamu bisa mengalahkan seluruh Keluarga Caonata sendirian? Kamu terlalu sombong!" kata Billy dengan marah."Siapa bilang aku sendirian?" Harry menjentikkan jarinya dan berkata, "Masuk."Tap, tap, tap! Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki teratur dari luar pintu. Suara langkah kaki itu makin dekat dan terdengar ki
"Apa kamu sudah meminta izinku untuk membawa Bianca pergi?" ujar Luther dengan raut dingin.Semua tamu langsung terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa seseorang berani menantang Harry. Orang ini terlalu berani!"Ngapain Luther di sana? Apa dia sudah bosan hidup?" kata Quinn dengan mata terbelalak kaget.Jangankan identitas Harry, tim di belakangnya saja sudah cukup membuat orang gentar."Huh! Berani sekali dia memprovokasi Jenderal Harimau. Cari mati!" ejek Joel.Harry sangat kejam dan membawahi pasukan dalam jumlah besar. Hanya dengan satu perintahnya, dia bisa menghabisi Luther dengan mudah."Tolol! Dia kira dia bisa menghadapi Harry cuma karena dia mengenal Joshua? Menggelikan!" ujar Tyson sambil menatap Luther dengan ekspresi meremehkan.Meski status Joshua cukup tinggi, dia tidak memiliki jabatan resmi sehingga tidak bisa dibandingkan dengan Harry."Gawat," gumam Aquaria sambil mengernyit pelan. Dia mengagumi keberanian Luther, tetapi situasi saat ini terlalu berbahaya."Kamu be
Melihat Harry hendak menembak Luther, Bianca dan Joshua langsung berdiri pada saat yang sama dan menghentikannya."Harry, kita bisa bicarakan baik-baik. Luther ini temanku, sebaiknya kamu nggak gegabah," ujar Joshua sambil melangkah cepat. Dia berdiri berdampingan dengan Luther untuk menunjukkan dukungannya pada pria itu.Tindakan Joshua membuat banyak orang terkejut. Pantas saja Luther berani bersikap seangkuh ini, ternyata ada yang mendukungnya."Joshua, nggak ada yang bisa melindungi orang yang ingin kubunuh, termasuk kamu," kata Harry dengan dingin. Joshua hanya putra dari keluarga berada, Harry sama sekali tidak perlu menganggap serius dirinya."Harry, kenapa kamu harus bertindak begitu kejam?" ujar Joshua sambil mengernyit."Minggir, peluruku nggak akan peduli dengan statusmu," balas Harry dengan dingin."Kamu ...," kata Joshua dengan raut muram. Meskipun Joshua dan Harry sama-sama tuan muda dari keluarga berada, status dan kekuasaan Joshua jauh lebih rendah dari Harry. Jika Harr
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar