"Halo. Apa ini Tuan Arnold? Ariana ingin berbicara denganmu."Setelah teleponnya terhubung, Helen segera memberikan ponselnya ke samping telinga putrinya."Ariana? Kalau ada masalah, jangan ragu untuk mengatakannya. Asalkan aku sanggup, aku akan membantunya." Terdengar suara yang menarik dari ujung telepon.Ariana memberanikan dirinya dan berkata, "Tuan Arnold, ini aku, Ariana. Sejujurnya, ada seorang temanku yang sedang mengalami masalah. Dia ditangkap oleh militer dan sekarang tidak tahu bagaimana situasinya. Kalau bisa, aku harap kamu bisa membantunya.""Ditangkap oleh militer? Sepertinya temanmu dalam masalah besar," kata Arnold dengan nada yang menyindir."Kalau tidak mendesak, aku juga tidak akan memohon bantuan Tuan Arnold," kata Ariana dengan sangat tidak berdaya."Siapa nama temanmu?"Luther.""Ya, baik. Aku bisa membantumu, tapi kamu harus menyetujui persyaratanku.""Apa persyaratanmu?""Traktir aku makan malam ini," kata Arnold dengan terus terang."Ini ...."Ekspresi Ariana
"Memang sudah menikah, tapi sudah bercerai."Luther sama sekali tidak menyembunyikan tentang pernikahannya.Yogi tersenyum dan berkata, "Aduh! Baguslah! Kalau sudah bercerai, berarti adikku punya kesempatan! Jadi, kelak aku adalah iparmu!"Luther menggelengkan kepalanya. "Minggir! Mana ada Kakak sepertimu? Menjerumuskan adiknya sendiri!"Yogi berkata dengan ekspresi tidak berdaya, "Bukan aku yang menjerumuskannya, tapi dia sendiri yang suka melompat ke dalam lubang. Kamu tidak tahu, sejak mendapat berita kamu masih hidup, dia selalu menggangguku dengan jutaan pertanyaan. Kalau saja tidak ada konflik di perbatasan, dia pasti sudah terbang kemari untuk mencarimu.""Bagaimana kabarnya Hani beberapa tahun ini?" tanya Luther tiba-tiba."Kenapa? Kamu mengkhawatirkan dia? Hani telah berlatih ilmu bela diri sejak kecil dan sangat berbakat. Sekarang dia sudah mencapai tingkat master. Bahkan aku juga bukan tandingannya, jadi siapa yang berani mengganggunya?" kata Yogi dengan takut.Seumur hidupn
Luther tidak menyangka akan bertemu dengan Ariana di tempat itu. Yang terpenting adalah Ariana bersama dengan seorang pria yang tidak dikenal dan kelihatannya mereka sedang berkencan.Pemandangan ini membuat Luther merasa kesal. Dia baru saja ditangkap oleh militer dan situasinya tidak jelas, tetapi Ariana malahan berkencan dengan pria lain, Ariana jelas tidak peduli dengannya. Pada akhirnya, Luther yang sudah salah paham."Luther, apa kamu kenal dengan wanita cantik ini?" tanya Yogi yang berada di samping dan segera menyadari perubahan Luther."Kenal. Dia adalah mantan istriku." Luther tidak menyembunyikan apa pun dan menjawab Yogi dengan jujur."Mantan istri?"Sudut bibir Yogi berkedut. "Bagaimana kalau kita ke tempat lain untuk minum?"Melihat mantan istri sedang bercanda gurau dengan pria lain, hati Luther merasa cemburu."Tidak perlu, kita tetap minum di sini saja. Kita juga tidak melakukan hal bersalah, jadi takut apa?" kata Luther dengan tenang.Saat mengatakan itu, Luther menga
"Teman biasa, 'kan? Baiklah, kamu ikut aku pulang sekarang!" kata Luther dengan tegas."Ini ...."Ariana mengernyitkan alisnya. Dia melihat Luther, lalu melihat Arnold di sampingnya dan merasa kesulitan untuk membuat keputusan. Dia memang tidak memiliki perasaan khusus terhadap Arnold, tetapi Arnold sudah membantunya. Jika dia membatalkan janjinya saat ini, sama saja dia meninggalkan Arnold setelah memanfaatkannya.Luther tersenyum sinis. "Kenapa? Kamu tidak rela? Ini yang kamu maksud teman biasa? Kamu bilang saja sendiri, bagaimana aku harus memercayaimu?"Luther tidak menyangka, hingga saat ini, Ariana masih merasa ragu. Ini membuktikan di dalam hati Ariana, posisinya masih kalah penting dibandingkan dengan seorang teman biasa yang baru dikenalnya. Awalnya, dia berpikir hubungannya dengan Ariana sudah membaik, tetapi dilihat dari keadaan sekarang, dia merasa semuanya hanya perasaannya sendiri saja."Baiklah, Bu Ariana. Kamu juga tidak perlu merasa terlalu tertekan, kita berdua sudah
"Hati-hati!"Saat truk pengangkut tanah itu mendekat, reaksi pertama Ariana adalah mendorong Luther tanpa memikirkan keselamatannya sendiri. Saat Ariana menyadari dia sudah tidak mungkin menghindari truk itu dan akan mati, dia menutup matanya.Akan menjadi sebuah berkah jika Ariana mati dalam keadaan seperti ini, setidaknya Luther akan mengingatnya seumur hidup. Namun, saat Ariana menutup mata, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depannya, lalu menghantam bagian depan truk tanah itu!"Bang!"Terdengar suara benturan keras dan bagian depan truk itu menjadi penyok. Hantaman yang kuat itu membuat truk melayang ke udara, berguling-guling, dan akhirnya terjatuh dengan keras di belakang Ariana. Truk itu hancur berantakan."Ariana! Apakah kamu baik-baik saja?"Luther berbalik dan melihat Ariana dari atas ke bawah untuk memastikan dia tidak terluka, baru menghela napas dengan lega."Apa yang telah terjadi?"Mata Ariana membelalak dan memandang ke depannya yang tiba-tiba kosong, lalu meliha
"Hah?"Melihat mayat adiknya, Roger seperti tersambar petir. Dia tidak menyangka Luther akan begitu kejam, langsung membunuhnya tanpa omong kosong."Apa ada yang ingin kamu katakan?" kata Luther dengan tenang."Jangan ... bunuh aku! Aku mohon jangan bunuh aku!"Roger menangis, lalu berlutut di lantai dan mulai bersujud meminta ampun. "Aku sudah bersalah karena telah melawanmu, tolong Tuan ampuni dan lepaskan aku. Aku berjanji, aku tidak akan melawanmu lagi kelak!""Aku sudah memberi kalian kesempatan, kalian sendiri yang tidak menghargainya," kata Luther dengan tanpa ekspresi dan tatapannya tidak terlihat ada belas kasihan sedikit pun."Tidak! Aku menghargainya! Aku sekarang menghargainya! Aku mohon, aku masih muda dan aku tidak ingin mati! Asalkan kamu mengampuniku, aku akan melakukan segalanya untukmu kelak. Aku mohon!"Roger mulai bersujud secara gila-gilaan. Saat masih berada di puncak kejayaannya, Roger juga sudah bukan tandingannya Luther, apalagi sekarang. Bagi Luther, membunuhn
Darwin tertawa terbahak-bahak. "Bagus! Memang pil yang bagus! Aku sudah menghabiskan banyak uang, tapi sepadan untuk mendapatkan Pil Fondasi ini!"Saat Darwin sedang tersenyum, seorang pengawal lainnya masuk dengan ekspresi panik."Tuan Darwin! Gawat! Terjadi masalah di rumah!"Pengawal itu langsung berlutut di lantai dan air matanya mengalir."Apa yang telah terjadi?" kata Darwin sambil mengernyitkan alisnya."Baru saja ada kabar dari Jiloam. Semalam, Vila Sudarmo diserang dan semua pengawal elite tewas. Tuan Muda dan Nona Muda, keduanya meninggal! Seluruh Keluarga Sudarmo sudah musnah!"Begitu mendengar perkataan itu, Darwin seperti disambar petir. Pil Fondasi di tangannya langsung terjatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping."Anakku!"Darwin meratap dan terjatuh lemas di lantai. Semua harapannya hancur. Setelah beberapa saat, dia akhirnya bangkit lagi dengan ekspresi yang sangat kuyu."Siapkan mobil! Aku akan pergi ke cabang Sekte Ilmu Kegelapan!" kata Darwin sambil menggertakkan
Jiloam, di dalam Vila Palem Kencana."Apa? Roger sudah mati? Keluarga Sudarmo dibantai dalam satu malam? Vila Sudarmo yang begitu besar malah dibakar sampai habis?"Setelah mendengarkan laporan dari pengawal, ekspresi Susan yang awalnya santai tiba-tiba menjadi serius. Keluarga Sudarmo di Jiloam selalu menduduki posisi teratas. Meskipun tidak sebesar Keluarga Caonata, tetap saja mereka tidak boleh diremehkan. Apalagi masih ada Sekte Ilmu Kegelapan yang mendukung mereka. Siapa yang memiliki nyali sebesar itu memusnahkan seluruh Keluarga Sudarmo ini?"Kamu tahu siapa pelakunya?' tanya Susan lagi."Vila itu sudah habis terbakar, sulit untuk melacak pelaku sebenarnya," kata pengawal itu sambil menggelengkan kepalanya."Kalau tidak menemukan pelaku sebenarnya, kita akan berada dalam masalah!" kata Susan sambil mengernyitkan alis dan merenungkannya.Susan tentu saja merasa senang mendengar Keluarga Sudarmo dimusnahkan. Jika hal ini terjadi di masa lalu, dia juga tidak akan peduli. Masalahnya