"Aku?"Luther tertegun sejenak karena tidak menyangka Adam akan mengalihkan topik pembicaraan ini padanya, tetapi dia tetap menganggukkan kepalanya. "Apa yang dikatakan Tuan Adam memang benar. Dengan bakat dan kekuatannya, Ozias ini memang pantas untuk melawan ahli peringkat kesepuluh di Peringkat Genius."Luther sangat yakin dengan kemampuan Ozias."Kalau kalian berdua memberinya penilaian yang begitu tinggi, sepertinya Kak Ozias ini memang pantas diperhatikan," kata Greta sambil menganggukkan kepala setelah merenungkannya. Sayangnya, Ozias berasal dari Aula Yama. Jika Ozias berasal dari sekte kecil, dia mungkin akan merekrut Ozias ke Organisasi Mondial."Tampan dan hebat dalam bertarung, pemuda berbakat seperti ini sudah sangat langka," kata Roselia dengan tatapan yang tajam. Meskipun dia tidak jatuh cinta pada pandangan pertama, penampilan Ozias memang sangat menonjol dan membuatnya tidak tahan untuk terus meliriknya."Hahaha. Menang! Kak, lihat, Tuan Ozias sudah menang!" Di sisi la
"Oh? Ternyata mereka berdua ya?" Melihat Roselia dan Elsa yang perlahan-lahan naik ke atas arena, Luther mengernyitkan alis karena merasa terkejut.Luther tahu Roselia dan Elsa juga mendaftar untuk ikut dalam kompetisi ini, tetapi dia tidak menyangka mereka akan bertemu dalam babak ini. Yang satunya adalah murid unggulan dari Sekte Pedang, sedangkan yang satunya lagi adalah putri ketua Organisasi Mondial. Pertarungan antara elite dari dua sekte besar ini akan menjadi tontonan yang menarik."Menurut Kak Adam, seberapa besar peluang Roselia untuk menang?" tanya Greta dengan tiba-tiba.Adam menggelengkan kepala. "Sulit untuk dipastikan. Lawan Roselia ini nggak sederhana. Kalau aku nggak salah, dia adalah murid dari Sekte Pedang. Tatapannya tajam, auranya stabil, dan tingkat kultivasinya juga pasti nggak rendah.""Murid dari Sekte Pedang? Kalau begitu, ini memang agak merepotkan," kata Greta sambil mengernyitkan alis.Semua orang tahu murid Sekte Pedang sangat sedikit, tetapi semuanya adal
Melihat ekspresi Elio yang muram, Yuki menghibur, "Kak Elio, nggak perlu terlalu khawatir, kamu tahu betul kemampuan kakakku. Pasti nggak masalah kalau hanya menghadapi gadis kecil ini. Kamu hanya perlu tenang saja. Pertandingan ini kakakku pasti akan menang, percaya padaku nggak akan salah."Bukan hanya memiliki bakat yang luar biasa, Elsa juga sangat rajin berlatih. Demi untuk mengikuti kompetisi kali ini, dia sudah mempersiapkan diri dengan matang. Bukan untuk sampai meraih juara, dia ingin setidaknya masuk ke tim A dan bersaing dengan para genius lainnya."Semoga begitu," kata Elio sampai memaksakan diri untuk tersenyum. Dia memang sangat percaya pada kemampuan Elsa. Jika lawannya lebih lemah, dia pasti akan langsung mempertaruhkan semuanya tanpa ragu-ragu. Masalahnya adalah kandidat nomor 8 adalah putri ketua Organisasi Mondial, Roselia.Sejak kecil, Roselia mendapat pelatihan khusus dari Organisasi Mondial. Roselia sama sekali tidak kalah dengan Elsa baik dari tingkat kultivasi,
Serangan Roselia sangat cepat, tetapi reaksi Elsa juga tidak kalah gesit. Saat kedua pedang lengkung menebas ke arahnya, pedangnya sudah menusuk ke depan."Pemecah Angin!" Pedang Elsa bergetar dengan hebat dan langsung mengeluarkan banyak bayangan pedang. Bayangan itu memelesat seperti angin kencang yang disertai suara deru dan menghantam dua pedang lengkung Roselia.Klang klang klang.Seiring suara benturan logam, serangan pedang lengkung Roselia langsung terselesaikan.Sementara itu, Elsa yang berada di balik bayangan pedang terus maju dan langsung menusuk ke perut Roselia. Dengan perlindungan dari bayangan pedang, serangannya ini tak bersuara dan terdeteksi lawannya. Meskipun terlihat tidak berbahaya, sebenarnya tersembunyi bahaya yang tak terduga."Roselia, hati-hati!" Ekspresi Greta yang duduk di kursi penonton langsung berubah. Dia menyadari Elsa ini bukan hanya memiliki keterampilan pedang yang luar biasa, tetapi memiliki pengalaman bertarung yang banyak juga. Hanya dengan satu
"Eh?" Melihat sehelai rambut yang jatuh dari udara, Elsa mengernyitkan alis. Serangan balik Roselia tadi memang mengejutkan, dia tadi sempat lengah dan hampir saja terkena serangan itu.Untungnya, respons Elsa yang cepat membuatnya menundukkan kepala dan menghindar. Jika tidak, kemungkinan besar kepalanya yang akan terjatuh dan bukan rambutnya. Meskipun Roselia masih muda, kekuatan lawannya ini tidak boleh diremehkan. Saat memikirkan ini, tatapannya menjadi serius."Reaksimu cukup cepat," kata Roselia sambil mengulurkan tangannya dan menarik kembali senjatanya.Serangan tadi adalah teknik unik yang diciptakan Roselia. Orang yang belum pernah melihat serangan itu sebelumnya akan kesulitan bertahan dalam keadaan yang tak terduga. Dia tidak menyangka Elsa begitu peka, sehingga bisa menghindar tepat waktu dengan cara yang sangat berbahaya. Hal ini yang membuatnya merasa agak kecewa."Keterampilanmu cukup bagus, tapi masih kurang," kata Elsa dengan dingin. Jika Roselia memiliki keterampilan
"Bintang Galaksi!" kata Roselia sambil melangkah maju dengan kedua pedangnya dan melakukan tebasan ke kiri dan kanan. Sekumpulan cahaya pedang yang memukau langsung menyembur dan menerjang ke arah Elsa. Terdengar suara deru yang mengerikan di semua tempat yang dilewati cahaya pedang itu.Berbeda dengan serangan sebelumnya yang cepat, saat ini Roselia mulai menggunakan teknik andalannya yaitu Tarian Pedang Foniks. Ini adalah teknik pedang yang sangat bagus dan diciptakan oleh seorang master wanita seratus tahun yang lalu.Tarian Pedang Foniks ini menggabungkan serangan dan pertahanan dengan daya hancur yang mengejutkan. Selain memiliki kekuatan yang hebat, teknik ini juga memiliki kelembutan khas seorang wanita. Teknik ini enak untuk dilihat dan bisa digunakan untuk bertarung."Teknik Getaran Pedang!" Menghadapi cahaya pedang yang memelesat dengan cepat, Elsa tidak menghindari dan ekspresinya tetap tenang. Dia tiba-tiba menggerakkan pedang di tangannya dan menusuk ke depan.Jika ada ahl
"Gawat! Kak Elsa dalam bahaya!" Melihat kekuatan Roselia yang mengerikan, Elio yang duduk di kursi penonton terkejut sampai langsung berdiri dan ekspresinya terlihat kaget. Kekuatan yang ditunjukkan Roselia jauh lebih hebat yang dibayangkannya dan serangan ini sudah seperti kekuatan seorang ahli tingkat master."Kak Elsa, kamu harus bertahan!" kata Yuki yang menggertakkan giginya dan tidak berkedip sedikit pun. Meskipun dia tidak seheboh Elio, dia juga merasa sangat cemas. Saat ini, pertarungannya bukan tentang menang atau kalah lagi, melainkan tentang hidup dan mati. Jika kalah, kemungkinan besar kakaknya akan kehilangan nyawanya."Aku nggak menyangka kekuatan Roselia sudah meningkat begitu pesat, sepertinya tinggal menunggu waktunya saja dia mencapai tingkat master," kata Adam sambil menganggukkan kepala dengan puas. Roselia dan Greta berbeda tidak jauh dalam soal bakat bela diri, tetapi Roselia jauh lebih tekun. Oleh karena itu, meskipun Greta lebih tua dua tahun, kekuatan Roselia l
"Terima kasih atas bimbingannya," kata Elsa sambil menarik kembali pedangnya dan memberi hormat pada Roselia. Dia mengakui wanita di depannya ini adalah lawan yang tangguh. Meskipun masih muda beberapa tahun darinya, kekuatan lawannya ini tidak jauh berbeda. Jika terus berkembang, kelak lawannya ini pasti akan menjadi sosok yang tidak boleh diremehkan."Roselia kalah? Ini ...," kata Greta yang berada di kursi penonton dengan ekspresi terkejut karena sama sekali tidak menduga hasil ini. Saat melihat Roselia menggunakan Tarian Foniks di Langit, dia mengira Roselia akan menang. Namun, dalam sekejap, hasilnya malah berubah."Roselia punya bakat dan kekuatan yang hebat, tapi dia masih kurang pengalaman. Meskipun dia kalah di kompetisi Gunung Narima kali ini, dia juga sudah memperoleh pelajaran berharga. Aku yakin dia akan berkembang lebih cepat nanti," kata Adam dengan ekspresi tetap tenang.Sepertinya Adam sudah menduga hasil ini sehingga dia tidak terkejut. Meskipun kultivasi Roselia dan
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu
Nolan berkata dengan ambigu, "Kak Naim, kata-katamu ini salah. Keluarga Luandi memang mendukungku, tapi aku masih kurang banyak hal untuk bisa naik takhta. Selain itu, Nivan juga punya banyak pendukung yang kuat, jadi aku nggak mudah untuk mengalahkannya. Kalau Kak Naim membantuku, aku setidaknya punya 80% peluang untuk menang."Menurut Nolan, Naim jauh lebih berharga daripada Keluarga Paliama yang merupakan keluarga kerajaan. Jika dia bisa meyakinkan Naim untuk membantunya, peluangnya yang tadinya hanya 60% pun bisa langsung meningkat sampai 80% peluangnya. Masalahnya sekarang adalah apakah Naim bisa menahan ambisinya sendiri dan mempertaruhkan segalanya untuk mendukungnya."Nolan, kamu juga tahu aku ini orangnya nggak ambisius dan nggak tertarik dengan kekayaan. Aku nggak akan terlibat dengan perebutan takhta ini, jadi aku harap kamu bisa mengerti," kata Naim.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Naim akhirnya memilih untuk menolak. Dia tahu peluangnya untuk menang sangat kecil, teta
Ketiga pangeran itu bukan orang bodoh, mereka tentu saja mengerti maksud tersembunyi dari perkataan Ezra. Kali ini, mereka memang beralasan datang untuk memberikan penghormatan terakhir, tetapi mereka juga berniat untuk merekrut Keluarga Paliama. Jika berhasil, hal ini tentu akan sangat baik. Namun, jika tidak, mereka setidaknya bisa menambah kesan baik.Namun, bagi ketiga pangeran itu, yang paling penting adalah Keluarga Paliama belum memihak siapa pun dan tidak menjadi musuh mereka. Sebelum semua itu terjadi, mereka masih memiliki ruang untuk berunding. Oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu terburu-buru."Adipati Ezra terlalu merendah. Kami hanya datang karena menghargai kesetiaan dan keberanian Jenderal Gema, jadi datang untuk memberi penghormatan terakhir. Kami nggak punya maksud lain," kata Naim yang pertama kali membuka mulut."Benar, Adipati Ezra. Keluarga Paliama masih sangat sibuk dan kamu juga sudah berumur, sebaiknya jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak bekerja. Kam
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te
"Hormat pada Pangeran Naim!"Melihat tamu terhormat datang, Gusdur pun tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi. Dia segera memimpin seluruh anggota Keluarga Paliama untuk maju dan membungkuk untuk memberi hormat pada Naim.Namun, Gusdur dan yang lainnya baru saja membungkuk sampai setengah, Naim sudah mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Orang yang wafat paling penting, nggak perlu terlalu formal."Setelah mengatakan itu, Naim mengalihkan pandangannya ke foto mendiang yang terpasang di altar dan menghela napas. "Jenderal Gema bisa meninggal di usia muda sungguh merupakan kerugian besar bagi Negara Drago. Relakanlah yang sudah tiada, yang hidup harus tetap kuat. Aku turut berdukacita."Gusdur memberi hormat dengan mata yang berkaca-kaca dan berkata, "Terima kasih atas perhatian Pangeran Naim. Adikku bisa mengalami musibah ini, seluruh anggota Keluarga Paliama sangat sedih."Naim menganggukkan kepala dan melihat sekeliling sekilas, lalu bertanya dengan perhatian, "Aku dengar Adipa
Kekacauan di Atlandia akhirnya mereda setelah Loland ditangkap. Para pejabat yang selama ini punya hubungan dekat dengannya pun langsung diperiksa satu per satu.Dalam pembersihan besar-besaran ini, lebih dari 300 pejabat Atlandia dicopot dari jabatannya. Sebagian besar ditahan dan sebagian kecil yang dosanya terlalu berat langsung dieksekusi.Setelah Huston menunjukkan kemampuannya, situasi di kalangan birokrasi Atlandia berubah drastis. Segala praktik kolusi, korupsi, dan permainan di balik layar seolah-olah tersapu bersih oleh badai besar.Rakyat mulai merasakan perbedaan nyata. Mengurus urusan di kantor pemerintahan kini jauh lebih mudah, tidak lagi dihambat atau diminta sogokan. Urusan-urusan rakyat yang sempat terbengkalai kini mulai dibereskan secara tertib oleh para pejabat baru. Berbagai bidang mengalami perbaikan signifikan.Anehnya, alih-alih ketakutan, rakyat justru menyambut gebrakan ini dengan tepuk tangan dan rasa syukur. Para "hama" yang sudah terlalu lama menggerogoti