"Nona Misandari, apa kedua pria tadi merebut Kristal Hitam Spiritualmu? Aku akan segera mengejar mereka." Pada saat itu, Omri yang menyadari ada keanehan dan siap untuk bertindak. Jika tadi tidak ada Tali Pengikat Naga dari Misandari, dia tidak mungkin bisa menaklukkan Zafran dan bahkan akan kehilangan nyawanya.Melihat Omri hendak mengejar kedua pria itu, Misandari segera menghentikan dan menjelaskan, "Kak Omri, nggak perlu mengejar mereka. Aku sendiri yang memberikannya pada mereka, aku nggak butuh benda itu.""Hah?"Omri tertegun dan menghentikan langkahnya, lalu menoleh dan berkata dengan bingung, "Nona Misandari, itu adalah Kristal Hitam Spiritual, harta karun bagi para ahli bela diri karena bisa meningkatkan kultivasi. Meskipun nggak digunakan, kamu juga bisa menjualnya dengan harga yang sangat tinggi.""Aku nggak kekurangan uang," kata Misandari sambil tersenyum."Ini ...." Omri langsung tidak bisa mengatakan apa-apa dan tidak tahu harus bagaimana membantah Misandari. Dia lupa w
Tadi Zafran juga sudah berubah menjadi monster, tidak ada lagi yang tidak mungkin terjadi."Meskipun Kristal Hitam Spiritual ini terbentuk dari darah dan daging Zafran, apa ada masalahnya? Kenapa tadi kamu bilang nggak akan bertahan hidup lebih dari tiga hari?" tanya Omri dengan bingung.Luther menjelaskan dengan ekspresi serius, "Kristal Hitam Spiritual ini sudah terkontaminasi. Kalian juga sudah lihat keadaan Zafran tadi. Dia tiba-tiba menggila, kehilangan kesadarannya, dan tubuhnya berubah menjadi monster. Kristal Hitam Spiritual yang terbentuk dalam kondisi seperti ini pasti akan bermasalah.""Luther, ini masalah besar. Kalau hanya berdasarkan spekulasi saja, kurang meyakinkan. Kamu punya buktinya?" tanya Omri. Sekte Gauta tadi mendapatkan delapan Kristal Hitam Spiritual yang cukup besar, termasuk pemasukan yang cukup besar. Jika kristal itu tidak bisa digunakan, kerugian mereka terlalu besar. Oleh karena itu, dia sulit menerima teori Luther tanpa bukti yang jelas."Setiap Kristal
"Kenapa ... bisa seperti ini?" Melihat energi hitam di tangan Luther, semua orang di sekitar terkejut. Tadi semuanya masih terlihat baik-baik saja, tetapi dalam sekejap, semua energi spiritual sudah ditelan habis oleh energi hitam itu. Apakah energi jahat yang hanya sedikit ini memiliki kekuatan sebesar itu?"Nggak disangka benda ini begitu menakutkan, hari ini aku benar-benar sudah membuka mataku," kata Omri sambil menelan ludah, jelas agak ketakutan.Omri berpikir untung saja Luther memperingatkannya tepat waktu. Jika tidak, dia akan mendapat masalah besar begitu menyerap energi spiritual dari Kristal Hitam Spiritual itu dan memasukkan energi jahat ke dalam tubuhnya. Saat energi jahat meledak, mungkin dia akan bernasib sama seperti Zafran."Seperti perkiraanku, benda ini ... sangat berbahaya," kata Luther sambil mengepalkan tangannya dengan makin erat, sehingga energi jahat yang dibungkus perisai energi pun menjadi makin terangsang dan bergerak dengan makin liar.Energi hitam itu ter
Satu jam kemudian, di dalam kamar penginapan. Omri memasuki kamar sambil membawa setumpuk Kristal Hitam Spiritual, lalu meletakkannya di atas meja."Nona Misandari, ini semua adalah Kristal Hitam Spiritual yang berhasil kukumpulkan. Aku hitung ada sekitar 70% kristal yang sudah terkumpul, masih ada sisa 30% lagi. Ada yang nggak bisa dihubungi dan ada juga yang enggan menjualnya," jelas Omri tentang situasinya secara singkat.Awalnya, Omri tidak ingin membuang-buang uang Misandari, sehingga dia mencoba membujuk pemilik Kristal Hitam Spiritual dengan baik-baik. Dia berharap mereka bisa memahami betapa seriusnya masalah ini.Sayangnya, tidak ada yang percaya dengan kata-katanya. Meskipun dia menyebut nama Sekte Gauta, tetap tidak ada gunanya. Sebagian besar orang malah berpikir dia adalah penipu yang menggunakan trik kotor untuk mendapatkan Kristal Hitam Spiritual karena iri dengan mereka.Dalam keadaan terpaksa, Omri hanya bisa mengikuti cara Misandari untuk membeli Kristal Hitam Spiritu
Cuaca pada malam hari di Gurun Maut sangat dingin dan angin dingin yang bertiup membuat wajah semua orang terasa sakit. Namun, cuacanya pada siang hari akan menjadi sangat panas sampai telur yang diletakkan di atas batu pun bisa matang dalam waktu satu menit.Lingkungan dengan perbedaan cuaca yang begitu ekstrem sangat sulit untuk diterima orang biasa. Meskipun sudah mempersiapkan persediaan yang cukup, itu pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar saja. Ujian sebenarnya di Gurun Maut adalah kekuatan mental dan ketahanan fisik seseorang.Luther, Misandari, dan timnya terus bergerak dari waktu ke waktu mengikuti peta yang digambar oleh Zafran. Jumlah orang di tim mereka sangat banyak, sehingga gerakan mereka tidak terlalu cepat. Namun, berkat persiapan Misandari yang matang dan semua anggota tim adalah elite, meskipun menghadapi beberapa masalah kecil pun mereka bisa segera menyelesaikannya.Malam harinya, langit gelap dan angin bertiup kencang. Misandari memimpin tim untuk memilih
Keesokan paginya. Saat langit masih belum terang sepenuhnya, Luther tiba-tiba terbangun karena suara langkah kaki di luar tenda. Dia segera bangkit dan waspada.Tak lama kemudian, terdengar suara Kiral. "Nona, gawat, terjadi masalah di luar!"Kiral melaporkan situasi itu dari luar tenda karena tidak berani sembarangan masuk ke tenda Misandari."Eh?"Mendengar keributan itu, Misandari perlahan-lahan membuka mata. Dia pun bertanya sambil keluar dari kantong tidur dan mengenakan jaketnya, "Kiral, ada masalah apa?""Saat tadi melakukan pemeriksaan rutin, aku lihat ada banyak tikus pasir di sekitar kemah. Aku mengikuti jejak pergerakan tikus pasir itu dan menemukan persediaan barang kita sudah dihancurkan tikus-tikus pasir itu," kata Kiral dengan nada panik."Apa?"Mendengar laporan itu, ekspresi Misandari langsung menjadi serius. Dia segera keluar dari tenda dan berkata dengan nada muram, "Bukankah aku sudah mengatur orang untuk menjaga secara bergiliran? Kenapa kita masih bisa diserang ti
Ini jelas merupakan berita buruk."Nona Misandari, kenapa bisa begini? Dari mana datangnya tikus pasir ini?" tanya Toro sambil mendekat.Misandari berkata dengan nada tenang, "Kapten Toro, aku yang harusnya menanyakan pertanyaan ini padamu. Kamu sudah datang ke Gurun Maut berkali-kali, pasti sangat memahami lingkungan di sini dan kamu juga yang memilih lokasi kemah ini. Apa kamu nggak tahu ada tikus pasir di tempat ini?"Toro segera menjelaskan, "Nona Misandari, aku benar-benar nggak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Tikus-tikus pasir ini biasanya hanya muncul di tepi Gurun Maut dan memiliki area aktivitas yang tetap. Posisi yang kami pilih harusnya nggak berada di dalam area aktivitas mereka, harusnya nggak akan diserang.""Nona Misandari, kecelakaan mungkin terjadi. Saat memasuki Gurun Maut, kamu harusnya siap menghadapi berbagai perubahan. Kapten kami sudah melakukan yang terbaik, nggak ada yang menyangka ada tikus-tikus pasir di sini. Kalau ingin menyalahkan seseorang, harusn
"Nona, benda ini ditemukan di sekitar kemah kita. Ada bau yang mencurigakan dari benda ini, mungkin ini yang menarik tikus-tikus pasir ke sini," kata Kiral sambil membawa setumpuk benda hitam yang ukurannya seperti kacang kedelai itu ke depan Misandari dan yang lainnya. Sepertinya, benda itu adalah umpan yang menyebarkan bau khas yang menyengat."Benda apa ini?" tanya Misandari dengan penasaran. Saat mendekat, dia mencium bau yang sangat menyengat hidung."Benda ini pasti campuran antara makanan dan obat-obatan. Tadi aku sudah melakukan percobaan, bau dari benda ini bisa segera menarik pasir tikus untuk berkumpul," jelas Kiral."Jadi, hancurnya persediaan ini bukan kecelakaan, tapi ada orang yang sengaja mencelakai kita?" Misandari segera menyimpulkan masalahnya. Benda yang bisa menarik tikus pasir ini jelas buatan seseorang.Kiral menganggukkan kepala dan menjawab, "Kemungkinan besar. Benda ini tersebar di sekitar persediaan kita, jelas sengaja untuk menarik tikus pasir itu ke sini. S