"Ratu ...." Arafu ingin berbicara, tetapi Haruna mengangkat tangan untuk menyuruhnya diam."Oh ya?" Jayden tersenyum dan menjadi berminat. Dia bertanya, "Ratu, kamu ingin bernegosiasi denganku ya?""Benar." Haruna berbicara terus terang, "Asalkan kamu memenuhi 3 permintaanku, kami akan menyerahkan takhta kepadamu dan menerimamu sebagai raja.""Ratu, tanpa dukungan darimu, aku juga bisa menjadi raja. Jadi, apa hakmu untuk bernegosiasi denganku?" tanya Jayden sambil tersenyum tipis."Aku yakin kamu sangat mementingkan reputasi. Memangnya kamu nggak mau naik takhta tanpa protes rakyat?" balas Haruna."Oke. Kalau begitu, aku akan memberimu kesempatan untuk menyebutkan permintaanmu," ucap Jayden dengan nada datar. Kemenangan sudah ada di depan mata. Ada bagusnya juga jika dia bisa menaiki takhta tanpa kerepotan apa pun. Tentunya, dia akan menolak jika permintaan Haruna berlebihan."Permintaan pertamaku adalah kamu harus bersikap baik kepada rakyat setelah menjadi raja. Nggak mudah bagi Atla
"Aku cuma punya seorang putra. Mana mungkin aku meninggalkannya sendirian di Atlandia? Kumohon kamu bisa mengabulkan permintaanku ini," ujar Haruna sambil membungkuk. Dia tidak peduli pada martabatnya lagi sekarang. Yang ada di pikirannya hanya keselamatan putranya."Kalau kamu nggak mau pulang sendiri, tinggal saja di Atlandia. Aku akan mencari tempat tinggal yang bagus untuk kalian berdua. Gimana?" tanya Jayden dengan dingin."Kamu akan menjadi Raja Atlandia. Kurang pantas kalau kami masih tinggal di sini, 'kan? Sebaiknya kamu pulangkan kami supaya nggak ada masalah lagi ke depannya," sahut Haruna."Huston keponakanku. Dia seharusnya tinggal di Atlandia dan membantuku. Kalau kinerjanya bagus, aku bisa mempromosikannya. Dia akan menikmati kekayaan dan kemuliaan yang tiada tara," ucap Jayden sambil tersenyum."Jenderal, anggap saja aku sedang memohon kepadamu. Tolong izinkan kami pulang demi mendiang Raja." Usai berbicara, Haruna langsung bersujud. Tindakannya yang mendadak ini membuat
Di seluruh Atlandia, hanya beberapa orang yang kemampuannya pantas dibandingkan dengan kemampuan Firus. Jika Firus tidak mencuri token militer semalam, Jayden tidak mungkin menekan mereka seperti sekarang ini."Pangeran, kamu harus bisa menilai situasi. Jenderal Jayden lebih pantas menjadi raja daripadamu. Apa salah kalau aku membantunya?" balas Firus sambil tersenyum tipis."Kukira kamu orang yang setia, tapi ternyata kamu begitu tercela!" maki Huston."Setia atau tercela, semua itu tergantung siapa yang menang," sahut Firus sambil mengedikkan bahu."Kalaupun aku kalah, aku nggak akan melepaskanmu begitu saja!" teriak Huston. Dia menjulurkan tangannya, lalu pedangnya memelesat kembali ke tangannya."Kamu masih ingin bertarung denganku?" Firus terkekeh-kekeh. "Kalaupun kamu mempertaruhkan nyawamu, kamu tetap akan kalah.""Kita akan tahu setelah bertarung nanti," timpal Huston. Begitu Huston berjinjit, sebuah sosok tiba-tiba melayang turun dari udara dan mengadang di depannya. Itu adala
"Sebenarnya siapa dia? Hebat sekali. Firus sampai kalah dibuatnya!""Dia masih muda, tapi sudah sehebat ini. Sulit dipercaya! Dia bisa menjadi jenderal hebat!""Jangan terburu-buru. Firus belum menunjukkan kekuatannya yang sebenarnya. Jadi, kita belum tahu siapa pemenangnya."Orang-orang tidak bisa menahan diri untuk bergosip saat melihat pertarungan seru itu. Mereka tahu betapa hebatnya ahli bela diri Atlandia. Namun, sekarang tiba-tiba muncul seorang pemuda misterius yang tidak dikenal siapa pun.Tidak heran jika mereka merasa penasaran dengan pemuda misterius ini. Bagaimanapun, ahli bela diri seperti ini jarang ditemui."Huston, dari mana kamu kenal ahli bela diri itu? Kenapa aku nggak pernah melihatnya dulu?" tanya Haruna yang merangkul putranya. Ekspresinya tampak kebingungan."Ibu, aku belum bisa memberitahumu sekarang," sahut Huston sambil menggeleng. Luther terus bersembunyi selama ini. Dia memunculkan diri karena tidak punya pilihan lain. Jika identitas Luther terungkap, Jayde
Setelah kejadian itu, Firus fokus berlatih dan kekuatannya berkembang pesat. Tanpa diduga, dia malah kewalahan dibuat seorang pemuda hari ini. Ini adalah penghinaan besar!"Keterlaluan!" bentak Firus saat melihat situasi makin gawat. Dia langsung melancarkan serangan mematikan.Saat berikutnya, Firus mengangkat tombak dengan satu tangan dan segera menjauhkan diri. Dia berputar di udara, lalu hendak menikam Luther. Energi astral sontak meledak dari tubuhnya."Rasakan ini!" seru Firus. Tiba-tiba, tombaknya bergetar dan bayangan tombak memenuhi ruang. Semua bayangan itu mengandung kekuatan destruktif yang mengerikan dan menargetkan Luther."Huh!" Luther sama sekali tidak menghindar. Pedang Cakrawala bergetar dan muncul cahaya yang menyilaukan mata. Cahaya itu membentur seluruh bayangan tombak tanpa ragu sedikit pun.Bam, bam, bam .... Cahaya pedang Luther menghancurkan seluruh bayangan tombak Firus, bahkan mengenai ujung tombak Firus.Duar! Terdengar suara ledakan yang cukup keras. Tombak
"Tangkap bocah ini!" Jayden segera memberi perintah saat melihat Luther mengabaikan perintahnya. Tentu bagus jika ahli bela diri sehebat ini berada di bawah naungannya. Namun, jika menolak untuk direkrut, Jayden akan langsung membunuhnya untuk menghindari terjadi musibah di kemudian hari."Maju!" Abram dan Chokri segera melambaikan tangan mereka untuk memberi instruksi. Dengan demikian, ratusan ahli bela diri berbondong-bondong maju untuk menyerang Luther. Mereka semua adalah Pasukan Naga Hitam. Semuanya memiliki kekuatan yang luar biasa, apalagi jika bekerja sama."Berhenti!" Tiba-tiba, sesosok yang berpakaian hitam melayang turun dari udara dan menghentikan kerumunan.Duar! Terdengar suara benturan yang keras. Tanah sontak retak dan debu beterbangan. Para ahli bela diri itu pun terdorong dan tidak bisa berdiri dengan stabil."Siapa itu?" Semua orang menatap dengan saksama. Terlihat seorang pria tua beruban berdiri di kejauhan 50 meter. Ekspresinya tampak datar, tetapi karismanya sung
Jika Fuso terus bertingkah seperti ini, takutnya keyakinan pasukan akan goyah. Para prajurit pun bertatapan dengan heran. Patut diketahui bahwa Fuso pernah menjadi jenderal Pasukan Naga Hitam.Prestisenya hanya berada di bawah Walter. Setelah Atlandia damai, Fuso baru menjadi orang di belakang layar. Meskipun demikian, para jenderal tua tidak pernah melupakan kontribusi Fuso dan masih mengaguminya sampai sekarang."Kalian sudah tuli? Kalian ingin menentang perintahku?" hardik Jayden sambil mengeluarkan token militer. Dia mengangkatnya tinggi-tinggi dan membentak, "Token militer ada di sini! Siapa yang berani melawan perintahku?""Baik!" Begitu melihat token militer, para prajurit tidak berani ragu-ragu lagi. Mereka menghunuskan pedang dan mengepung Fuso.Fuso hanya berdiri dengan kedua tangan diletakkan di belakang punggung. Ekspresinya tampak datar tanpa terlihat rasa takut sedikit pun."Raja ada di sini! Siapa yang berani bertindak lancang lagi?" Tiba-tiba, terdengar teriakan seseora
Jayden sungguh panik sekarang. Dia tidak menyangka bahwa Walter masih hidup, bahkan berdiri di hadapannya sekarang. Ini sungguh pukulan besar.Faktanya, bukan hanya Walter, tetapi Firus dan semuanya juga tercengang. Wajah mereka sampai memucat. Mereka berani memberontak dan mengikuti Jayden jelas karena Walter sudah meninggal. Jika tidak, mereka tidak akan melakukan hal berbahaya seperti ini."Hari ini ramai sekali ya!" ucap Walter sambil berjalan ke depan. Kerumunan segera menyingkir untuk memberinya jalan."Raja, bukannya kamu ...." Haruna tampak ragu-ragu dan tidak percaya. Dia jelas-jelas melihat Walter ditikam dan tidak bernapas lagi. Selain itu, dia yang mengatur pemakaman Walter. Dia tidak mengerti bagaimana orang yang sudah meninggal bisa hidup kembali?"Jangan takut. Aku bukan hantu." Walter tersenyum tipis dan meneruskan, "Serangan pembunuh itu memang hampir mencabut nyawaku, tapi untung aku selamat. Aku menggunakan energi sejati untuk melindungi jantungku.""Raja! Kenapa kam
"Tunggu sebentar!"Melihat dirinya akan ditangkap, Rigen benar-benar panik dan segera berteriak, "Nggak ada pemeriksaan menyeluruh dan keputusan dari hakim, apa hakmu menangkapku? Kamu ini jelas-jelas bertindak sewenang-wenang.""Heh .... Saat aku berbicara denganmu menggunakan logika, kamu bermain licik. Sekarang aku yang bermain licik, kamu malah ingin membahas hukum denganku. Kamu pikir ini masuk akal?" sindir Huston."Tuan Rigen, kita bicarakan soal logika ini di dalam penjara saja, kita bisa berbicara lama di sana," kata Wirya sambil tersenyum sinis dan melangkah maju, lalu langsung menekan bahu Rigen."Tunggu! Masih ada yang ingin kukatakan."Rigen menelan ludahnya. Menyadari situasinya tidak bisa diselamatkan lagi, dia akhirnya tidak bersikeras lagi dan mulai memohon, "Huston, kita ini keluarga, kenapa harus seperti ini? Anggap saja semua ini salah Paman Rigen. Dilihat dari hubungan ini, bisakah kamu memaafkanku sekali ini?"Sebelumnya, Rigen masih bisa membalikkan keadaan denga
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi