"Bum bum bum bum ...." Terdengar suara ledakan yang beruntun.Kekuatan guntur yang kuat langsung tertelan, pisau angin satu per satu hancur, dan hujan es langsung mencair saat menghadapi bayangan telapak tangan raksasa Luther. Semua serangan dari Sekte Halilintar langsung hancur. Bahkan senjata rahasia dari Sekte Kosmos pun terpental dan berdenting saat jatuh ke tanah."Apa?" Melihat serangan Formasi Lima Arah Kematian tidak berguna, Cahyo langsung bengong. Kedua kakinya yang lemas langsung terjatuh duduk di tanah dan ekspresinya terlihat ketakutan.Para ahli dari Sekte Halilintar pun gemetar dan wajah mereka pucat pasi. Serangan intens tadi sudah menguras seluruh kekuatan mereka, sekarang mereka sudah tak bertenaga dan sama sekali tidak bisa melawan lagi. Mereka hanya bisa menunggu mati terbunuh saja."Cepat! Cepat lari!" teriak Martina dan langsung melarikan diri. Saat ini, dia bisa merasakan situasinya sangat berbahaya. Jika terkena serangan bayangan telapak tangan Luther, mungkin m
Senjata milik Roman adalah sebuah pedang yang bernama Pedang Iblis dan merupakan salah satu dari tiga pedang terkenal di dunia. Pedang ini bukan hanya bisa meningkatkan daya serang, juga memiliki dua jenis elemen yaitu dingin yang menyengat dan api yang membara. Setiap elemen ini memiliki daya hancur yang luar biasa. Makin kuat penggunanya, makin besar kekuatan yang dikeluarkannya."Klang!"Saat Roman melangkah maju, Pedang Iblis sudah keluar dari sarungnya dan sebuah gelombang api yang panas langsung menyelimuti seluruh pedangnya. Api itu bergemuruh dan membakar semua tanaman di sekitarnya hingga hangus."Ombak Api Pertama!" Roman menggerakkan pergelangan tangannya, lalu mengayunkan pedangnya yang berapi ke arah kepala Luther."Boom!" Terdengar suara ledakan.Pedang api itu tiba-tiba membesar dan membentuk sebuah cahaya pedang yang sangat besar. Cahaya pedang itu memiliki panjang sekitar sepuluh meter serta lebar tiga meter, diselimuti api yang berkobar, dan mengeluarkan kekuatan yang
Menghadapi serangan Roman yang gencar, Luther hanya mengangkat pedang untuk menangkis dan membiarkan lawannya menyerang.Di mata semua orang, tampaknya Roman yang terus menekan Gerald dan menguasai situasinya. Jika terus menyerang dengan ganas, Roman akan segera menang."Astaga! Apa nama teknik Tuan Roman ini? Kenapa bisa makin kuat serangannya?""Dilihat dari situasinya, Gerald mungkin nggak akan bisa menahannya lagi kalau terus diserang seperti ini.""Kenapa kalau dia Putra Kirin? Sudah menghabiskan waktu sepuluh tahun, pasti nggak akan bisa menandingi genius seperti Tuan Roman!""Tuan Roman, semangat! Bunuh anak itu!"Melihat Roman yang gagah berani di depan, semua orang merasa terkejut dan kagum. Beberapa murid dari Sekte Empat Simbol pun bersorak dengan keras untuk menyemangati Roman."Mati! Mati kamu!" Roman tertawa terbahak-bahak sambil mengayunkan pedangnya dengan makin cepat, sehingga serangannya makin ganas dan membuat orang merasa pusing."Gerald, bukankah sebelumnya kamu sa
"Tingkat grandmaster .... Serangan Tuan Roman ini pasti kekuatan tingkat grandmaster!" kata Cahyo dengan ekspresi terkejut dan ketakutan. Dia mengira Gerald sudah cukup kuat, tak disangka Roman malah lebih hebat lagi. Pada tingkat master, Roman sudah bisa mengeluarkan kekuatan seorang grandmaster. Sungguh luar biasa! Apakah ini kekuatan seorang genius puncak? Dia mungkin tidak akan bisa menyamai kemampuan ini seumur hidupnya."Astaga! Serangan yang begitu kuat, ada berapa banyak orang di dunia ini yang bisa menahannya?" Martina tercengang karena sangat terkejut. Dia mengira dirinya adalah seorang ahli, tetapi dirinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Roman."Sungguh luar biasa. Kalau aku bisa punya setengah dari kekuatan Tuan Roman, aku bisa menguasai dunia persilatan ini," kata para murid dari Sekte Empat Simbol dengan terkejut, kagum, dan iri. Saat ini, mereka akhirnya memahami apa itu genius sejati."Huh! Tukang pamer!" Melihat pedang besar yang menyerangnya, Luther tida
"Pufft!"Pada saat itu, tubuh Roman bergetar dan tiba-tiba memuntahkan darah. Dalam sekejap, wajahnya menjadi pucat dan menancapkan Pedang Iblis di tangannya ke tanah untuk menopang tubuhnya yang bergetar. Kelihatan jelas, benturan terakhir sudah membuat Roman terluka parah."Apa?" Melihat pemandangan itu, semua orang di tempat itu terkejut. Mata mereka membelalak karena tidak percaya dengan hasil itu. Ternyata Roman yang kalah? Bagaimana mungkin? Perlu diketahui, Roman adalah pemimpin dari empat dewa perang dan telah mengalahkan puluhan ribu musuh di medan perang. Kekuatan dari serangan tadi juga setara dengan kekuatan seorang grandmaster. Bagaimana mungkin orang seperti Roman bisa kalah? Apakah Gerald ini benar-benar sehebat itu sampai Roman pun bukan tandingannya?"Ternyata ... kamu selalu menyembunyikan kekuatanmu," kata Roman sambil bertumpu pada pedangnya dan tatapannya terlihat terkejut.Roman sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya pada serangan tadi. Awalnya, dia mengira dia bi
"Eh?" Saat melihat tatapan Luther, mata Roman berkedut dan tiba-tiba merasa cemas.Tadi, Roman sudah menelan pil untuk segera menyembuhkan luka dan memulihkan energi tubuhnya saat para Pengawal Arktika sedang mengulur waktu. Setelah pemulihan selama beberapa menit, sakit karena luka dalamnya sudah hilang dan sebagian besar energi astral di tubuhnya juga sudah pulih. Sementara itu, Gerald malah masih terus bertarung, sehingga dia berpikir dia memiliki beberapa peluang untuk menang karena Gerald pasti sudah sangat kelelahan. Saat memikirkan hal ini, dia merasa percaya diri lagi.Untuk berjaga-jaga, Roman tentu saja menggunakan strategi keroyokan. Memang tidak adil, tetapi cara ini lebih baik daripada mengambil risiko sendirian."Semuanya, saat ini tenaga dalam Gerald sudah habis. Kalau kita semua bergabung, kita pasti bisa membunuhnya," kata Roman dengan suara lantang.Begitu mendengar perkataan itu, semua orang saling memandang dengan ekspresi ragu. Dilihat dari penampilannya, Gerald ti
Cahyo tiba-tiba merasa gembira, seolah-olah melihat penyelamatnya sudah datang. Meskipun Sekte Halilintar cukup terkenal, mereka masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Organisasi Mondial. Dua tahun yang lalu, sudah terdengar rumor bahwa Adam telah mencapai tingkat grandmaster. Dia belum pernah bertemu dengan genius seperti ini."Kalau ada Pak Adam yang turun tangan, Gerald nggak akan bisa kabur lagi," kata Martina dengan kedua matanya yang bersinar dan merasa sangat gembira. Tadi, dia masih memikirkan cara untuk melarikan diri, sekarang dia tidak perlu khawatir lagi. Kedatangan Adam membuatnya merasa sangat tenang."Selamat datang, Pak Adam." Saat Adam perlahan-lahan mendarat, semua orang segera memberi hormat."Kalian semua mundur saja. Serahkan saja pertarungan selanjutnya padaku," kata Adam dengan suara lantang."Baik!" Semua orang langsung merespons, lalu berdiri di kedua sisi. Mereka merasa sangat senang bisa hanya berdiri di samping dan menonton pertarungan. Dengan begitu, buk
"Menurut kalian, Adam atau Gerald yang lebih hebat?""Kalau keduanya dalam kondisi puncak, harusnya seimbang. Semuanya tergantung dengan cara pertarungan mereka di lapangan.""Omong kosong! Tentu saja Tuan Adam yang lebih hebat! Gerald sudah ketinggalan zaman, sekarang Tuan Adam adalah genius nomor satu di dunia.""Aku juga merasa peluang Tuan Adam untuk menang lebih besar. Bagaimanapun juga, Gerald tadi sudah bertarung, pasti sudah menguras banyak tenaga."Melihat Luther dan Adam saling berhadap di arena, semua ahli mulai berbisik dan terus menebak siapa pemenangnya. Keduanya adalah genius puncak, tokoh yang tak terjangkau. Sekarang pertarungan di antara keduanya sudah dimulai, mereka pun penuh dengan ekspektasi. Kebanyakan dari mereka tentu saja lebih mendukung Adam. Selama beberapa tahun ini, Adam terkenal di seluruh dunia dan sudah memiliki reputasi tak terkalahkan. Meskipun Gerald hebat, itu sudah kejayaan di masa lalu dan sekarang sudah kalah dari Adam."Ayo segera mulai pertarun
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru