Serangan jarum beracun dan pisau terbang yang terus-menerus menghujani Luther. Dalam sekejap, Luther menjadi target semua orang."Susun formasi!" Saat sudah hampir dekat dengan Luther, Cahyo tiba-tiba berteriak. Beberapa ahli dari Sekte Halilintar segera menyebar dan mengepung Luther. Entah sejak kapan, ada selembar jimat emas di tangan mereka masing-masing."Pedang emas, serang!" Setelah memberi perintah itu, Cahyo langsung melempar jimat emas di tangan mereka. Para ahli Sekte Halilintar juga segera melakukan hal yang sama. Lima lembar jimat emas pun menyerang Luther dari berbagai arah.Setelah itu, pemandangan yang aneh pun terjadi. Jimat yang awalnya terlihat ringan tiba-tiba bersinar terang dan langsung berubah menjadi lima pedang emas raksasa yang menyerang dengan ganas setelah dilempar dari tangan para ahli dari Sekte Halilintar. Pedang emas ini bisa memotong besi dengan mudah dan memancarkan aura dingin penuh dengan kekuatan membunuh yang mengerikan. Bahkan seorang master pun ti
Melihat lima pedang api raksasa yang turun dari langit, Luther tetap tidak menghindar. Dia hanya perlahan-lahan mengangkat tangannya dan menepuk ke atas."Duar!" Sebuah gelombang energi yang kuat menyembur dari telapak tangannya dan segera menelan pedang api raksasa itu."Bum bum bum!" Terdengar suara ledakan dari lima pedang api raksasa itu seolah-olah meledak secara bersamaan dan berubah menjadi kembang api yang berhambur ke segala arah."Apa? Kenapa bisa seperti ini?" kata Cahyo dengan terkejut.Para ahli dari Sekte Halilintar pun saling memandang dengan ekspresi kaget. Daya ledak dan rusak dari pedang api jauh melebihi pedang emas dan serangan tadi juga menggunakan seluruh tenaga mereka tanpa ragu-ragu. Menurut perkiraan mereka, Gerald juga pasti akan terluka parah meskipun bisa menahan serangan ini. Namun hasilnya, bukan hanya tidak terluka, Gerald bisa menghancurkan serangan mereka dengan mudah dan hanya menggunakan satu gerakan saja."Terus ubah formasi!" Meskipun terkejut, Cahy
Sebelumnya, para murid dari Sekte Kosmos masih merasa tidak puas, tetapi mereka akhirnya memahami perbedaan kedua sekte ini setelah melihat teknik dari para ahli Sekte Halilintar yang tak terduga tadi. Harus diakui, kekuatan Sekte Halilintar memang sesuai dengan reputasinya."Pak Cahyo, Formasi Lima Arah Kematian dari Sekte Halilintar ini benar-benar membuka mataku. Sepertinya tanpa bantuan dari kami, kalian pun sudah bisa membunuh Gerald," kata Martina yang mendekat sambil tersenyum dan memberi hormat pada Cahyo. Awalnya, dia masih berpikir untuk merebut reputasi, tetapi dia mengurungkan niatnya yang tidak realistis itu setelah melihat pemimpin Sekte Empat Simbol terbunuh.Cahyo meletakkan kedua tangan di punggungnya dan berkata sambil mengangkat kepalanya, "Gerald memang sangat hebat. Kalau nggak menggunakan Formasi Lima Arah Kematian, kami benar-benar nggak bisa menandinginya. Tentu saja, dia juga bisa bangga bisa mati di bawah Formasi Lima Arah Kematian."Pedang emas dan pedang api
"Bum bum bum bum ...." Terdengar suara ledakan yang beruntun.Kekuatan guntur yang kuat langsung tertelan, pisau angin satu per satu hancur, dan hujan es langsung mencair saat menghadapi bayangan telapak tangan raksasa Luther. Semua serangan dari Sekte Halilintar langsung hancur. Bahkan senjata rahasia dari Sekte Kosmos pun terpental dan berdenting saat jatuh ke tanah."Apa?" Melihat serangan Formasi Lima Arah Kematian tidak berguna, Cahyo langsung bengong. Kedua kakinya yang lemas langsung terjatuh duduk di tanah dan ekspresinya terlihat ketakutan.Para ahli dari Sekte Halilintar pun gemetar dan wajah mereka pucat pasi. Serangan intens tadi sudah menguras seluruh kekuatan mereka, sekarang mereka sudah tak bertenaga dan sama sekali tidak bisa melawan lagi. Mereka hanya bisa menunggu mati terbunuh saja."Cepat! Cepat lari!" teriak Martina dan langsung melarikan diri. Saat ini, dia bisa merasakan situasinya sangat berbahaya. Jika terkena serangan bayangan telapak tangan Luther, mungkin m
Senjata milik Roman adalah sebuah pedang yang bernama Pedang Iblis dan merupakan salah satu dari tiga pedang terkenal di dunia. Pedang ini bukan hanya bisa meningkatkan daya serang, juga memiliki dua jenis elemen yaitu dingin yang menyengat dan api yang membara. Setiap elemen ini memiliki daya hancur yang luar biasa. Makin kuat penggunanya, makin besar kekuatan yang dikeluarkannya."Klang!"Saat Roman melangkah maju, Pedang Iblis sudah keluar dari sarungnya dan sebuah gelombang api yang panas langsung menyelimuti seluruh pedangnya. Api itu bergemuruh dan membakar semua tanaman di sekitarnya hingga hangus."Ombak Api Pertama!" Roman menggerakkan pergelangan tangannya, lalu mengayunkan pedangnya yang berapi ke arah kepala Luther."Boom!" Terdengar suara ledakan.Pedang api itu tiba-tiba membesar dan membentuk sebuah cahaya pedang yang sangat besar. Cahaya pedang itu memiliki panjang sekitar sepuluh meter serta lebar tiga meter, diselimuti api yang berkobar, dan mengeluarkan kekuatan yang
Menghadapi serangan Roman yang gencar, Luther hanya mengangkat pedang untuk menangkis dan membiarkan lawannya menyerang.Di mata semua orang, tampaknya Roman yang terus menekan Gerald dan menguasai situasinya. Jika terus menyerang dengan ganas, Roman akan segera menang."Astaga! Apa nama teknik Tuan Roman ini? Kenapa bisa makin kuat serangannya?""Dilihat dari situasinya, Gerald mungkin nggak akan bisa menahannya lagi kalau terus diserang seperti ini.""Kenapa kalau dia Putra Kirin? Sudah menghabiskan waktu sepuluh tahun, pasti nggak akan bisa menandingi genius seperti Tuan Roman!""Tuan Roman, semangat! Bunuh anak itu!"Melihat Roman yang gagah berani di depan, semua orang merasa terkejut dan kagum. Beberapa murid dari Sekte Empat Simbol pun bersorak dengan keras untuk menyemangati Roman."Mati! Mati kamu!" Roman tertawa terbahak-bahak sambil mengayunkan pedangnya dengan makin cepat, sehingga serangannya makin ganas dan membuat orang merasa pusing."Gerald, bukankah sebelumnya kamu sa
"Tingkat grandmaster .... Serangan Tuan Roman ini pasti kekuatan tingkat grandmaster!" kata Cahyo dengan ekspresi terkejut dan ketakutan. Dia mengira Gerald sudah cukup kuat, tak disangka Roman malah lebih hebat lagi. Pada tingkat master, Roman sudah bisa mengeluarkan kekuatan seorang grandmaster. Sungguh luar biasa! Apakah ini kekuatan seorang genius puncak? Dia mungkin tidak akan bisa menyamai kemampuan ini seumur hidupnya."Astaga! Serangan yang begitu kuat, ada berapa banyak orang di dunia ini yang bisa menahannya?" Martina tercengang karena sangat terkejut. Dia mengira dirinya adalah seorang ahli, tetapi dirinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Roman."Sungguh luar biasa. Kalau aku bisa punya setengah dari kekuatan Tuan Roman, aku bisa menguasai dunia persilatan ini," kata para murid dari Sekte Empat Simbol dengan terkejut, kagum, dan iri. Saat ini, mereka akhirnya memahami apa itu genius sejati."Huh! Tukang pamer!" Melihat pedang besar yang menyerangnya, Luther tida
"Pufft!"Pada saat itu, tubuh Roman bergetar dan tiba-tiba memuntahkan darah. Dalam sekejap, wajahnya menjadi pucat dan menancapkan Pedang Iblis di tangannya ke tanah untuk menopang tubuhnya yang bergetar. Kelihatan jelas, benturan terakhir sudah membuat Roman terluka parah."Apa?" Melihat pemandangan itu, semua orang di tempat itu terkejut. Mata mereka membelalak karena tidak percaya dengan hasil itu. Ternyata Roman yang kalah? Bagaimana mungkin? Perlu diketahui, Roman adalah pemimpin dari empat dewa perang dan telah mengalahkan puluhan ribu musuh di medan perang. Kekuatan dari serangan tadi juga setara dengan kekuatan seorang grandmaster. Bagaimana mungkin orang seperti Roman bisa kalah? Apakah Gerald ini benar-benar sehebat itu sampai Roman pun bukan tandingannya?"Ternyata ... kamu selalu menyembunyikan kekuatanmu," kata Roman sambil bertumpu pada pedangnya dan tatapannya terlihat terkejut.Roman sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya pada serangan tadi. Awalnya, dia mengira dia bi
"Pangeran Huston, hati-hati dengan ucapanmu," kata Gema yang segera memperingatkan sambil melihat ke sekeliling karena khawatir ada yang menguping percakapan mereka.Membahas hidup dan mati anggota keluarga kerajaan secara pribadi adalah pelanggaran besar. Jika hal ini disebarkan oleh orang yang berniat buruk, nama baik hancur masih termasuk hal kecil. Namun, jika nanti diminta pertanggungjawaban, ini akan menjadi masalah besar."Paman Gema, tenang saja. Ini adalah Atlandia, bukan Midyar. Kamu bisa membahas apa pun dengan tenang, nggak perlu khawatir," kata Huston sambil tersenyum, sama sekali tidak peduli apa pun. Dia berpikir hal ini sudah diketahui semua orang, apa salah membicarakannya? Apakah orangnya tidak akan mati jika tidak membicarakannya? Benar-benar konyol."Uhuk uhuk .... Sepertinya aku sudah terlalu banyak berpikir," kata Gema sambil tersenyum dengan canggung. Meskipun tahu apa yang dikatakan Huston benar, dia tetap harus berhati-hati dan tidak berani membicarakan anggota
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban