"Aum!"Harimau hitam itu mengaum dengan marah karena kepalanya yang besar diinjak ke dalam lubang. Tubuhnya bergoyang-goyang dengan dahsyat dan kakinya terus menendang lantai hingga batu-batu beterbangan dan bekas cakaran memenuhi lantai. Namun tidak peduli bagaimanapun dia bergerak, dia tetap tidak bisa melepaskan diri. Luther menekan harimau hitam itu dengan sangat kuat.Melihat adegan itu, semua orang tercengang. Tidak ada yang menyangka Luther begitu berani. Hanya dengan kekuatannya seorang diri saja, Luther berhasil menundukkan harimau hitam itu yang jelas sangat ganas. Bagaimanapun juga, para pengawal yang dipilih Dewa Perang Roman semuanya adalah ahli elite. Begitu banyak ahli pun tidak bisa menahan harimau hitam itu, tetapi pemuda tak menonjol seperti Luther malah berhasil menundukkannya dengan mudah. Sungguh mengejutkan semua orang."Aum! Aum! Aum!" Harimau hitam terus mengaum dan memberontak. Kedua matanya yang memerah menatap tajam ke arah Ariana dan terlihat menggila."Dasa
Para tamu itu satu per satu melihat ke arah Ariana dengan tatapan yang agak berbeda. Sebenarnya, ada berbagai rumor di masyarakat tentang putri angkat baru Ernest ini, mulai dari dia adalah anak haram hingga wanita penggoda. Sekarang malah terjadi masalah seperti ini, sehingga semua orang makin mencurigai identitas Ariana."Terima kasih atas bantuan Tuan, aku sangat berterima kasih." Setelah pikirannya kembali tenang, Ariana mendekat Luther untuk berterima kasih. Jika orang di depannya ini tidak turun tangan tepat pada waktunya, dia mungkin sudah mati di tangan harimau hitam itu."Aku hanya membantu semampuku saja," kata Luther dengan tenang. Awalnya, dia tidak ingin menjadi pusat perhatian, tetapi dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertindak saat melihat Ariana dalam bahaya."Pemuda ini begitu berani, malah berhasil menundukkan harimau hitam itu sendirian. Sungguh luar biasa!" Pada saat itu, Ernest yang berada di kursi utama tiba-tiba berbicara."Tuan Ernest terlalu berlebihan
"Dijodohkan?" Mendengar perkataan itu, Ariana langsung mengernyitkan alis. Keduanya baru bertemu hari ini dan sama sekali tidak mengenal satu sama lain. Meskipun Lucas sudah menyelamatkan nyawanya, dia juga tidak akan langsung menyetujui perjodohan ini. Perkataan Roman ini seolah-olah menganggapnya sebagai barang yang bisa dijual. Hal ini membuatnya merasa sangat tidak nyaman."Roman, urusan pernikahan nggak boleh sembarangan," kata Ernest sambil mengernyitkan alis."Ayah Angkat, Lucas dan Ariana adalah pasangan yang cocok. Ditambah lagi adegan penyelamatan tadi, ini membuktikan mereka berdua berjodoh. Kalau mereka bisa bertunangan, jadi hari ini ada dua perayaan yang membahagiakan," bujuk Roman."Ariana, apa pendapatmu?" Ernest tidak langsung menjawab usulan Roman, melainkan menanyakan pendapat Ariana."Ayah Angkat, aku sangat berterima kasih pada Tuan Lucas ini karena sudah menyelamatkan nyawaku, tapi aku nggak bisa menyetujui pertunangan ini," kata Ariana sambil menggelengkan kepala
Pada saat itu, Ernest akhirnya berkata, "Baiklah. Kalau kedua belah pihak nggak setuju, masalah ini diabaikan saja. Anak muda, kamu bukan hanya sangat berani, kepribadianmu juga sangat baik. Kamu nggak lupa niat awalmu, aku sangat menghargai itu. Kalau kelak kamu ada kesulitan, jangan ragu mencariku.""Terima kasih banyak, Tuan Ernest!" Luther segera memberi hormat.Melihat adegan itu, Ariana diam-diam menghela napas lega. Pada saat yang bersamaan, dia juga makin penasaran dengan pria sederhana di depannya ini. Meskipun dia tidak hidup mengandalkan penampilannya, dia tidak pernah ditolak oleh seseorang. Ini benar-benar pertama kalinya dia mengalami situasi seperti hari ini. Dia tiba-tiba merasa iri dengan tunangan pria ini. Bisa mendapatkan pria yang begitu luar biasa dan setia seperti ini bukan perkara yang mudah."Aku harap kamu nggak menyesali keputusanmu ini," kata Roman dengan volume suara yang kecil dan tatapannya menjadi lebih ganas. Pemuda ini sudah menggagalkan kedua rencanany
"Paman, barangnya sudah didapatkan, jadi kita sudah boleh pergi?" tanya Charlotte.Luther menggelengkan kepala. "Nggak perlu buru-buru. Kalau kita pergi lebih dulu, akan mudah dicurigai orang. Duduk sebentar lagi saja, kita baru pergi setelah ada orang yang pergi.""Baiklah. Lagi pula, di sini bisa berpesta dan ada pertunjukan untuk dinikmati, semuanya gratis lagi. Kalau harus pergi begitu saja, aku benar-benar nggak rela," kata Charlotte sambil tersenyum. Di sana ada begitu banyak makanan enak dan minuman bagus. Mungkin akan menghabiskan puluhan juta jika mereka memesannya di luar, tetapi di sana semuanya gratis. Sungguh menyenangkan."Tuan Lucas ...."Pada saat itu, Ariana riba-tiba mendekat dan berkata sambil tersenyum, "Untung saja kamu menyelamatkanku tadi. Kalau nggak, aku sudah mati di tangan harimau hitam itu. Ini adalah tanda terima kasihku, aku harap kamu bisa menerimanya."Saat mengatakan itu, Ariana mengeluarkan sebuah giok dan memberikannya pada Luther dengan kedua tangan.
"Ada bau aneh pada parfum di tubuhmu." Pada saat itu, Charlotte mengendus dan tiba-tiba berbicara.Setelah mengendus tubuhnya sendiri, Ariana tidak menemukan ada bau yang aneh. "Benarkah? Parfum yang kupakai nggak spesial, banyak orang yang menggunakannya juga.""Ini bukan masalah parfumnya, tapi ada orang yang menambahkan sesuatu pada parfummu. Sepertinya ini adalah bau amis darah." Setelah mengendus tubuh Ariana lagi, Charlotte segera memberikan jawabannya.Luther menganggukkan kepala sebagai tanda setuju dengan perkataan Charlotte. "Jawabanmu benar. Orang biasa akan sangat sulit untuk mendeteksi bau amis darah yang samar, tapi binatang punya keunggulan alami dalam hal ini. Harimau hitam mungkin mendeteksi bau aneh ini.""Ternyata begitu," kata Ariana sambil menganggukkan kepala tanda mengerti. Pantas saja harimau hitam itu langsung menggila setelah mendekatinya, ternyata ada seseorang yang sudah memasukkan sesuatu pada parfumnya.Jari Charlotte mengetuk dagunya seolah-olah memikirka
"Ada pencuri?" Mendengar perkataan itu, semua orang saling memandang dengan sangat bingung. Siapa yang begitu berani mencuri di kediaman Keluarga Luandi? Apakah orang itu cari mati?"Aku minta maaf pada kalian semua. Barang yang hilang itu sangat penting bagiku, jadi aku terpaksa melakukan ini."Roman memberi hormat kepada semua orang di ruang istirahat terlebih dahulu, lalu berkata lagi, "Selanjutnya, aku memeriksa kalian dengan anjing pemburu, tolong jangan sembarangan bergerak agar nggak terjadi kesalahpahaman."Setelah mengatakan itu, Roman memberikan isyarat agar para bawahannya menutup semua pintu, lalu dua anjing pemburu yang sudah dilatih dengan baik mulai memeriksa satu per satu orang di ruangan itu. Meskipun tindakan ini agar berlebihan, para tamu di ruangan itu juga tidak berani mengatakan apa-apa karena mengingat identitas Roman dan memilih untuk bekerja sama dengan patuh."Periksa dengan teliti, jangan lewatkan setiap sudut!" kata Roman dengan muram. Saat istirahat tadi, d
Meskipun Ariana tahu pria di depannya ini ingin mencelakainya, dia tetap tidak berani menunjukkan reaksi apa pun.Roman berkata dengan tatapan yang merendahkan, "Mempertimbangkan keseluruhan situasinya? Kamu ini hanya seorang wanita, apa yang kamu tahu tentang keseluruhan situasi? Selain Ayah Angkat, aku yang berkuasa di kediaman Keluarga Luandi. Inilah yang disebut keseluruhan situasi.""Kak Roman memang berkuasa dan berpengaruh, tapi nggak berarti kamu boleh bertindak sesukamu. Kediaman Keluarga Luandi masih di bawah kendali Ayah Angkat," kata Ariana yang tetap tidak mundur."Hehe .... Bagus sekali!"Roman tiba-tiba tertawa, tetapi tatapannya terlihat sangat dingin. "Ariana, kamu memang cerdas. Mungkin inilah alasannya Ayah Angkat sangat memperhatikanmu, 'kan? Sayangnya, orang sepertimu ini selalu nggak akan hidup lama, sebaiknya kamu berhati-hati."Setelah mengatakan itu, Roman menepuk bahu Ariana, lalu berbalik dan pergi. Seorang wanita yang tidak memiliki kekuatan apa pun malah be
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar