Saat ini, di dalam sebuah mobil Maserati yang sedang berjalan. Julia duduk di kursi belakang menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri, lalu langsung meneguknya hingga habis. Wajahnya yang awalnya cantik dipenuhi dengan kebencian dan kemarahan."Kakak beradik Keluarga Oktavius sialan! Berani-beraninya mereka mengusir kita, aku pasti akan membalas perlakuan mereka!" kata Julia dengan sangat merah."Julia, tenang saja. Keluarga Oktavius nggak mudah dihadapi, saat ini bukan waktu yang tepat untuk melawan mereka," hibur Yudas."Huh! Sebagai sesama delapan keluarga kaya, apa kita nggak bisa menandingi Keluarga Oktavius kalau kedua keluarga kita bersatu?" kata Julia dengan ekspresi tidak puas."Bukan takut, tapi nggak perlu," kata Yudas sambil menggelengkan kepala. Kekuatan Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman digabungkan tentu saja akan lebih kuat dibandingkan Keluarga Oktavius. Namun, dia berpikir jika mereka benar-benar menantang Keluarga Oktavius, pada akhirnya kedua belah p
Saat Luther sudah berhenti, Ghufran yang berdiri di belakang akhirnya berbicara. Dia terus melihat dari samping, tetapi dia tidak bisa membantu Luther apa pun. Meskipun keterampilan medisnya sangat baik, dia tetap tidak bisa mengobati penyakitnya jika tidak ada obat yang sesuai."Kondisi Paman Bahran stabil untuk sementara ini, tapi aku nggak tahu situasi ini akan bertahan berapa lama. Kita harus segera mengumpulkan semua bahan obatnya dan membuat Pil Pemurni Sumsum. Hanya dengan cara ini, kita baru bisa menyembuhkan Paman Bahran sepenuhnya," kata Luther dengan serius.Menggunakan energi sejati untuk memperpanjang nyawa hanya bisa menangani penyakit Bahran untuk sementara, bukan akar masalahnya. Selain itu, kondisi Bahran akan menjadi makin buruk seiring berjalannya waktu. Jika terus seperti itu, Bahran hanya akan mati."Semua ini salahku yang nggak berguna. Sampai sekarang pun aku masih nggak menemukan keberadaan dua obat spiritual itu," kata Ghufran dengan ekspresi bersalah. Dia memi
Satu jam kemudian, Land Rover milik Barney akhirnya berhenti di depan pintu sebuah sekolah bela diri. Skala sekolah bela diri itu sangat besar dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan program latihan. Terdapat sebuah prasasti di depan pintunya yang terukir nama Sekolah Bela Diri Mondial. Sekolah bela diri ini adalah salah satu bisnis dari Organisasi Mondial.Di seluruh dunia persilatan, ada tiga sekte besar yang paling kuat yaitu Organisasi Mondial, Sekte Sihir, dan Sekte Pedang. Murid-murid dari Organisasi Mondial menyebar ke seluruh dunia yang totalnya ada ratusan ribu dan semuanya adalah para elite. Di antara ketiga sekte ini, murid mereka paling banyak dan pengaruhnya paling besar.Sementara itu, Sekte Sihir terkenal dengan metode pembunuhan yang misterius, sehingga menakutkan bagi semua orang di dunia persilatan.Di sisi lain, fokus utama Sekte Pedang adalah kekuatan. Meskipun jumlah mereka sedikit, kekuatan semua muridnya sangat luar biasa. Murid-murid mereka sangat jarang me
Valda menggelengkan kepala. "Masih muda saja sudah nggak tahu diri. Sadarlah. Ini bukan Provinsi Narata, tapi Midyar yang penuh dengan orang berbakat. Ilmu bela dirimu yang biasa-biasa saja itu nggak berguna di sini.""Tuan Valda, kalau ingin bertarung, cepatlah. Aku sedang buru-buru." Saat mengatakan itu, Luther bahkan menguap seolah-olah masih mengantuk. Belakangan ini, dia sibuk dengan renovasi Klinik Svarga, mengajari para alkemis untuk membuat Salep Halimun, dan juga menyelidiki keberadaan Sumsum Giok dan Teratai Es. Kesibukan itu pun hampir membuatnya tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Jika bukan karena Keluarga Angelo masih memiliki sedikit kegunaan baginya, dia tidak akan menyia-nyiakan waktunya di sini."Anak Muda, kamu lancang sekali!" Sikap Luther langsung membuat para anggota Keluarga Angelo marah. Mereka sudah melihat banyak orang yang sombong, tetapi mereka belum pernah melihat orang yang sama sekali tidak menghargai Keluarga Angelo seperti Luther. Mereka merasa Lut
Efron sudah kalah, bahkan kalah dengan sangat memalukan. Tubuhnya yang besar langsung membuat sebuah lubang di dinding dan setengah tubuhnya terjebak di dalamnya hingga tidak bisa bergerak. Jika dilihat dari kejauhan, dia terlihat seperti sebuah lukisan yang tergantung di dinding."Hah?" Melihat adegan itu, semua orang tercengang. Mata mereka membelalak dan ekspresi mereka terlihat terkejut. Saat Efron menyerang dengan ganas, mereka masih mengira Efron akan menang. Tak disangka, mereka malah melihat Efron dipukul hingga terbang. Mereka bahkan belum menyadari apa yang telah terjadi."Apa yang telah terjadi tadi? Kak Efron ... benar-benar kalah?""Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Kak Efron yang begitu kuat kalah pada anak ini?""Kecelakaan! Ini pasti hanya sebuah kecelakaan!"Setelah hening sejenak, suasana seluruh ruangan langsung menjadi gempar. Tidak ada seorang pun yang menyangka akhirnya akan seperti ini. Efron memiliki kekuatan alami, juga seorang master, dan pertahanan tubuhny
Mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk menang jika satu lawan satu. Jika menyerang secara bersamaan, mereka yakin bisa menang."Berhenti!" Saat ini, sekelompok orang tampak memasuki sekolah bela diri. Yang memimpin adalah seorang pria tua beruban dan bertubuh kekar yang mengenakan pakaian tradisional. Penampilannya sungguh karismatik. Ketika berjalan, tubuhnya memancarkan tekanan yang tak kasatmata. Itu adalah aura yang dimiliki seseorang setelah menjabat posisi tinggi untuk waktu yang lama.Di samping pria tua itu, terlihat pula seorang wanita cantik. Wajah dan postur tubuhnya benar-benar menawan, karismanya juga terlihat elegan. Setiap gerakan tubuhnya membuatnya terkesan seperti seorang ratu. Wanita itu tidak lain adalah Bianca."Lancang sekali! Siapa kalian? Berani sekali kalian menerobos masuk ke sekolah bela diri ini!" bentak salah satu anggota Keluarga Angelo."Diam!" Ekspresi Valda sontak berubah. Dia menampar orang itu, lalu menyambut pria tua itu dan menangkupkan tangan
Ezra mengamatinya dengan tatapan selidik, membuat jantung Luther sontak berdetak kencang. Luther bahkan bisa merasakan sebuah tekanan tak kasatmata. Hanya saja, dia sudah menduga akan hal ini sehingga sama sekali tidak terkejut dan tetap terlihat tenang."Aku sudah lama mendengar tentang reputasi Tuan, tapi kita nggak pernah bertemu. Mungkin saja wajahku pasaran, makanya Tuan merasa familier," jelas Luther tanpa merendah.Sepuluh tahun telah berlalu. Baik itu tinggi badan, paras, ataupun karisma Luther, semua mengalami perubahan besar. Sahabatnya sekalipun belum tentu bisa mengenalinya sekarang."Masa?" Ezra mengamatinya sekali lagi, lalu meneruskan dengan ekspresi datar, "Ya, mungkin kamu benar.""Kakek, Luther sangat hebat. Dia cerdas, jago bertarung, dan ahli dalam bidang medis. Dia sering kali membantuku. Di seluruh Midyar, nggak ada genius seperti dia!" ujar Bianca dengan bangga. Dia tidak pernah merasa ragu untuk memuji kekasihnya."Hehe ... dasar kamu ini, jangan begitu melebih-
Valda memelotot dan berkata, "Hari ini adalah kesempatanmu untuk mendapatkan kehormatan kembali. Asalkan mengalahkan Luther dan menghilangkan momok di hatimu, basis kultivasimu pasti akan meningkat lagi."Bibir Barney berkedut. Dia ingin sekali memaki Valda, tetapi tidak berani. Pada akhirnya, dia pun memberanikan diri untuk berujar, "Paman, cederaku belum pulih. Gimana kalau kamu pilih orang lain saja?""Jangan mimpi! Itu hanya cedera ringan! Cepat maju, jangan buat Keluarga Angelo malu!" seru Valda dengan suara rendah."Ba ... baiklah." Barney ingin sekali menangis, dia terpaksa maju dengan ekspresi sedih. Dia awalnya merasa semangat karena mengira dirinya akan menonton pertunjukan seru hari ini. Tanpa diduga, dia malah terlibat dalam duel ini sekarang."Barney, kamu yakin ingin bertarung denganku?" tanya Luther sambil tersenyum tipis."Luther, pria dari Keluarga Angelo nggak pernah takut pada pertarungan. Meskipun terluka, aku sama sekali nggak takut padamu. Majulah!" sahut Barney d