Alarik berkata dengan ekspresi bangga, "Sarisha, sekarang kamu tahu kehebatannya, 'kan? Asalkan Nona Bianca bersedia turun tangan, apa yang bisa dilakukan Keluarga Suratman?""Benar juga ...." Sarisha terus menganggukkan kepala dan ekspresinya terlihat gembira. Dia sudah memutuskan untuk melakukan apa pun demi menyenangkan Bianca. Dengan begitu, dia bukan hanya bisa melindungi diri, tapi juga bisa berkuasa dan masuk ke kalangan elite Midyar."Oh ya. Kak Alarik, kenapa kamu bisa tahu semua ini?" Sarisha tiba-tiba merasa penasaran."Sejujurnya, pamanku bekerja di pemerintahan sebagai salah satu staf militer di bawah pimpinan Adipati Ezra. Koneksinya luas, jadi aku bisa mendapatkan informasi rahasia ini dengan mudah," kata Alarik sambil mengangkat dagunya dengan ekspresi bangga. Sebenarnya, identitas Bianca sudah tersebar di kalangan elite. Hanya saja, orang biasa tidak mengetahui hal ini."Kak Alarik memang hebat!" kata Sarisha sambil mengacungkan ibu jarinya dan matanya berbinar.Ekspre
"Jangan bercanda. Nona Bianca dikelilingi banyak pengagum dan semuanya adalah tokoh terkenal di industri. Apa yang bisa kulakukan?" kata Alarik sambil menggelengkan kepala. Alarik memang tertarik pada Bianca, tetapi dia juga tahu diri. Statusnya dan Bianca terlalu berbeda jauh."Kak Alarik, nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini bagi orang yang berusaha. Bagaimanapun juga, kamu harus mencobanya, siapa tahu Nona Bianca suka tipe sepertimu," kata Sarisha mulai menyemangati Alarik."Benarkah?" Alarik agak ragu.Sarisha terus mendukung Alarik. "Untuk apa aku membohongimu? Lihatlah dirimu. Tampan, postur tubuhmu tinggi, berwibawa, dan menarik. Selain itu, kamu ahli dalam bidang kedokteran, perhatian, dan punya karakter yang baik. Pria sepertimu sangat langka!""Benarkah?" Alarik mengatur rambutnya, merapikan dasinya, dan langsung menjadi sangat percaya diri. Dia memang merasa dirinya sangat unggul, sempurna, dan berpotensi besar, seharusnya tidak berlebihan jika menikahi cucu Adipati Ezr
"Apa? Wanitamu?" Mendengar perkataan itu, Alarik dan Sarisha tertegun sejenak, lalu saling memandang karena ragu apakah mereka salah dengar. Siapa Bianca ini? Bianca adalah wanita cantik di peringkat ketiga di Peringkat Bidadari, cucu dari Adipati Ezra, dan wanita idaman banyak pria berbakat. Pria miskin ini malah berani mengatakan Bianca adalah wanitanya dengan percaya diri. Mereka berpikir pria ini mungkin sudah gila."Luther, kamu ... serius?" tanya Alarik."Tentu saja," kata Luther dengan tegas."Puft!" Mendengar perkataan itu, Alarik akhirnya tertawa, seolah-olah mendengar lelucon."Luther, kamu masih belum bangun tidur ya? Kamu bilang Nona Bianca adalah wanitamu? Hahaha ...."Setelah mengatakan itu, Alarik langsung tertawa terbahak-bahak dengan ekspresi yang sangat berlebihan.Sarisha melipat kedua tangannya di depan dada dan berkata dengan meremehkan, "Huh! Benar-benar nggak tahu malu! Kamu nggak becermin? Jangan mengira statusmu berubah hanya dengan mengganti pakaian saja, oran
"Halo, Bu Bianca.""Halo, Nona Bianca."Setelah hening sejenak, seluruh ruangan pesta itu menjadi sangat ramai. Baik pria ataupun wanita, semuanya mulai mendekat dan menyapa Bianca. Yang hadir di pesta ini adalah kalangan bangsawan dan para eksekutif perusahaan sehingga mereka mengetahui status Bianca. Beberapa di antaranya bahkan datang khusus untuk mengagumi dan menyenangkan hati Bianca."Nggak perlu sesungkan itu, silakan nikmati pestanya," kata Bianca dengan tenang dalam menghadapi pujian orang-orang dan tidak merespons pujian mereka. Matanya terus melihat ke sekeliling, seolah-olah mencari sesuatu."Kak Alarik, apa itu Nona Bianca?" Sarisha diam-diam menunjuk ke arah Bianca."Seharusnya. Selain Nona Bianca, aku nggak tahu siapa lagi yang kecantikannya begitu luar biasa!" kata Alarik dengan mata yang berbinar, wajahnya memerah, dan jantungnya berdebar. Dia sudah pernah melihat banyak wanita cantik, tetapi baru pertama kali ini dia melihat wanita yang kecantikannya begitu luar biasa
"Sayang, aku rindu sekali padamu!" Di tengah tatapan takjub dari kerumunan, Bianca segera memeluk Luther dengan erat. Seolah-olah kekasih yang sudah berpisah lama dan akhirnya bertemu kembali, mereka terlihat begitu hangat dan mesra.Namun, tindakan Bianca yang berani ini membuat semua orang di ruangan itu terkejut. Semuanya tercengang dan kebingungan. Terutama Alarik dan Sarisha yang langsung terkejut dan berdiri membeku di tempat dengan ekspresi tidak percaya dengan adegan itu. Mereka bertanya-tanya apa yang telah terjadi. Seorang ketua Grup Luca, wanita cantik peringkat ketiga di Peringkat Bidadari, dan cucu dari Adipati Ezra malah inisiatif memeluk seorang pria miskin. Ini benar-benar tidak masuk akal.Alarik terdiam dengan tangan yang masih terulur, tetapi kepalanya berpaling ke arah Luther dan Bianca. Senyuman di wajahnya sudah membeku dan hatinya sangat kacau. Jangan-jangan apa yang dikatakan Luther sebelumnya memang nyata, Bianca yang cantik ini benar-benar kekasih Luther? Namu
Mendengar perkataan itu, semua orang saling memandang dan mulai berbisik-bisik."Siapa Luther ini? Kenapa aku nggak pernah mendengar tentangnya? Apa ada pemuda yang begitu berbakat di Midyar?""Aneh. Koneksiku luas, tapi aku juga nggak pernah dengar tentang orang ini.""Kalau begitu, dia ini adalah tokoh tak terkenal. Kenapa Nona Bianca bisa tertarik dengan orang seperti ini?""Penampilannya sih lumayan, mungkin pria simpanan yang pandai menghibur orang."Sekelompok orang itu saling berbisik-bisik dengan ekspresi bingung. Sebagai anggota dari kalangan elite, informasi mereka sangat luas. Namun, mereka tidak pernah mendengar nama Luther, sehingga membuktikan Luther bukan dari kalangan bangsawan. Mereka tidak mengerti mengapa Bianca yang sangat mulia ini bisa tertarik dengan sosok tak terkenal ini. Mereka bertanya-tanya apakah keduanya benar-benar saling mencintai atau hanya untuk kesenangan sesaat saja.Pada saat itu, seorang pria paruh baya yang gemuk mendekat dan berkata sambil tersen
Saat pria berpakaian militer itu muncul, seluruh ruangan pesta itu menjadi hening dan semua orang segera memberi jalan. Perlu diketahui, orang yang sekarang berada di depan mereka adalah seseorang yang memiliki sifat eksplosif dan terkenal memiliki emosi yang tidak stabil. Namun, dia memiliki latar belakang yang kuat sehingga tidak ada orang yang berani menyinggungnya. Jika bertemu dengannya, biasanya mereka akan menjaga jarak dengannya agar tidak terkena masalah."Kak Alarik, siapa orang yang baru masuk ini? Sepertinya sangat berkuasa," kata Sarisha yang kagum dan juga penasaran. Dia berpikir seseorang yang bisa menenangkan suasana seluruh ruangan ini jelas memiliki latar belakang yang kuat."Kalau nggak salah, dia harusnya adalah Barney dari Keluarga Angelo," kata Alarik sambil menyipitkan matanya."Barney? Dia adalah Barney, salah satu dari Empat Raja Setan itu?" tanya Sarisha dengan mata membelalak."Benar, itulah dia," kata Alarik sambil menganggukkan kepala. Dia tidak berani lang
Barney hendak memukul Bianca, tetapi dia berusaha untuk menahan diri setelah tangannya terangkat. Belum pernah ada seorang wanita pun yang berani berbicara seperti ini dengannya. Jika bukan karena banyak pertimbangan, dia pasti sudah memaksa Bianca bersamanya sedari dulu."Anak Muda, siapa kamu sebenarnya? Berani berebut wanita denganku, kamu sudah bosan hidup ya?" Barney mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Luther dengan tajam lagi. Barney tidak bisa memukul Bianca, tetapi menghadapi pria simpanan ini adalah hal mudah. Asalkan bukan anggota keluarga pemerintahan ataupun Empat Keluarga Kerajaan, dia bisa menangani orang itu dengan mudah."Sebelum menanyakan nama orang lain, kamu harus menyebutkan namamu dulu. Ini adalah dasar dari tata krama," kata Luther dengan tenang.Barney memelototi Luther dan berkata dengan ekspresi kejam, "Huh! Kamu ingin tahu namaku ya? Baiklah, aku akan memenuhi keinginanmu! Sekarang dengarkan baik-baik. Aku adalah anggota Keluarga Angelo, Barney, jend
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru