Alarik dan Sarisha sungguh tidak memahami tindakan Simon ini. Membalas kejahatan dengan kebaikan? Apakah Simon bodoh atau terlalu dermawan? Keluarga kaya seperti ini justru tidak memedulikan martabat mereka?"Masalahku dengan Keluarga Lambert sudah berakhir, sekarang saatnya menyelesaikan masalah kita bertiga," ujar Luther sambil tersenyum. Hanya saja, senyuman ini jelas terlihat berniat jahat di mata Sarisha dan Alarik."Luther, masalah ini nggak ada hubungannya denganku. Aku juga korban. Lihat, aku terus menunggu di luar karena khawatir padamu," sahut Alarik yang berusaha memaksakan senyuman. Kemudian, dia membatin, 'Sialan, pria di depanku ini jelas-jelas sudah gila. Marson saja dipukulinya, apalagi aku.'"Kita bahas masalah kita nanti saja. Sekarang, aku ingin berbicara dengannya," ucap Luther sembari menunjuk Sarisha."Nggak ada yang perlu dibicarakan di antara kita! Kak Alarik, cepat pergi dari sini!" seru Sarisha yang seketika merasakan firasat buruk. Dia pun mengisyaratkan Alar
"Aku akan memberimu 10 detik untuk mempertimbangkannya. Kalau menolak memberitahuku, aku akan menggunakan racun ini untuk mencuci wajahmu," ucap Luther yang senyumannya masih lebar."Ja ... jangan!" Sarisha ketakutan hingga kakinya lemas. Dengan wajah berlinang air mata, dia pun berkata, "Jangan merusak wajahku! Aku akan memberitahumu semuanya! Cepat singkirkan racun itu dulu!""Bukannya lebih bagus kalau kamu bersikap patuh sejak tadi?" tanya Luther sambil menyimpan botol itu dengan perlahan. Jalang seperti ini memang harus diberi pelajaran dulu agar kapok.Sarisha menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Kemudian, dia berucap dengan lemas, "Rahasia ini harus dibicarakan dari beberapa tahun lalu ....""Hari itu, ada tamu yang tiba-tiba datang dan mengobrol secara rahasia dengan kakekku. Aku pun berdiri di depan pintu untuk menguping. Ternyata, tamu itu yang menolong Bahran.""Sebentar, bukan kakekmu yang menolong Paman Bahran?" sela Luther."Lebih tepatnya, orang itu membawa
Keesokan paginya, di sebuah vila kecil. Ketika sinar matahari pertama menyinari bumi, Luther yang duduk bersila di ranjangnya perlahan-lahan membuka mata.Sejak memiliki Mutiara Spiritual, basis kultivasinya terus meningkat. Luther tidak perlu berlatih lagi karena mutiara ini bisa menyerap energi spiritual untuknya. Jadi, ini sudah setara dengan Luther berlatih setiap saat.Selain itu, makin tinggi bakat seseorang, maka efek dari Mutiara Spiritual akan makin besar. Dalam waktu kurang dari sebulan, Luther pun sudah hampir menerobos tingkat grandmaster. Asalkan dia bersedia, dia bisa menerobos kapan saja.Akan tetapi, demi memperkuat fondasinya, Luther berniat untuk menunda terlebih dahulu. Makanya, dia masih menahan basis kultivasinya sampai sekarang.Masih ada setengah tahun sebelum kesepakatannya dengan kasim itu berakhir. Ini sudah cukup baginya untuk mengumpulkan kekuatan.Kring, kring, kring .... Ponsel Luther tiba-tiba berdering. Luther mengambil ponsel dari bawah bantal, lalu men
"Tanda-tanda vital Tuan Tua masih stabil untuk sekarang, tapi aku belum menemukan sumber penyakit aneh ini. Maaf sekali," sahut Ghufran dengan ekspresi menyesal."Dokter Ghufran, kalian semua dokter paling hebat di Kota Narata. Tolong pikirkan cara untuk menyembuhkan ayahku. Berapa pun harganya dan apa pun yang kalian inginkan, kami pasti akan memenuhinya sebisa mungkin," pinta Giotto."Tuan Giotto, maaf kalau aku lancang. Tapi, aku rasa gejala yang diperlihatkan ayahmu bukan sakit, melainkan lebih mirip kerasukan," jelas Ghufran dengan serius."Kerasukan?" Begitu mendengarnya, semua orang sontak termangu. Hal ini terdengar agak konyol karena dikatakan oleh seorang dokter."Dokter Ghufran, tolong jelaskan lebih rinci, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Giotto."Maksudku adalah sihir. Aku kurang memahami hal ini, tapi aku pernah membacanya di buku. Itu sebabnya, aku berspekulasi demikian," jelas Ghufran."Sihir?" gumam Giotto sambil mengernyit. Kalau orang biasa yang mengatakannya, dia
"Wah! Sungguh luar biasa! Dia sampai bisa membuat bangau kertas terbang!""Inikah yang disebut master sihir? Memang luar biasa!"Trik yang ditunjukkan oleh pria tua itu membuat seluruh anggota Keluarga Ghanim menjadi gempar. Sebelumnya, mereka hanya pernah dengar tentang ilmu itu, tetapi tidak pernah menyangka ternyata benar-benar ada orang aneh seperti ini di dunia."Bagaimana menurut kalian? Sekarang kalian sudah percaya dengan kemampuan Master Justin, 'kan?" kata Yudas sambil tersenyum dan ekspresi bangga."Memang pantas dipanggil Master. Setelah melihat kemampuan Master hari ini, aku benar-benar terkesan," kata Giotto dengan ekspresi gembira dan tatapannya menjadi berbeda. Jika ayahnya benar-benar kerasukan, hanya orang-orang aneh seperti ini yang bisa menyembuhkan ayahnya."Ini hanya trik-trik kecil yang nggak berarti," kata Justin dengan tenang dan ekspresinya seolah-olah memiliki pemahaman yang sangat mendalam."Pertunjukan mengendalikan bangau kertas tadi bukan apa-apa, Master
Yudas mengernyitkan alisnya dan tatapannya terlihat penuh dendam."Ternyata kamu adalah Luther, aku sudah mendengar tentangmu," kata Giotto sambil menganggukkan kepala. Dia tentu saja tahu apa yang telah terjadi di rumah belakangan ini. Hanya tentang resep Salep Halimun saja, sudah cukup membuatnya mengagumi Luther."Paman, aku dengar Tuan Walace menderita histeria, bolehkah aku memeriksanya?" kata Luther untuk menawarkan diri dengan sukarela."Kamu?" Giotto menyipitkan matanya dengan curiga. Meskipun direkomendasi oleh Ghufran, Luther terlalu muda dan terlihat tidak bisa diandalkan."Luther, kamu menghargai niat baikmu. Tapi, kami sudah mengundang Master Justin, jadi kamu nggak perlu repot-repot lagi," kata Flanna dengan nada yang sangat dingin."Kamu sudah dengar itu? Sudah ada Master Justin yang turun tangan, nggak butuh kamu berlagak di sini," kata Yudas sambil tersenyum dingin."Anak muda, jangan membuat keributan di sini. Nyawa orang sangat penting, nggak bisa sembarangan!" kata
"Sudah sadar! Tuan Walace sudah sadar!""Memang pantas dipanggil Master Sihir, reputasinya memang sungguhan.""Sihirnya sudah hancur hanya dengan satu jimat saja. Sungguh luar biasa!"Setelah Justin menempelkan jimat itu, Walace langsung membuka matanya. Melihat adegan itu, ekspresi seluruh anggota Keluarga Ghanim terlihat gembira. Sebelumnya, dokter terkenal mana pun tidak memiliki solusi, tak disangka Justin malah bisa menyelesaikannya dengan begitu mudah. Benar-benar luar biasa."Hahaha .... Bagaimana? Master yang kubawa ini nggak mengecewakan kalian semua, 'kan?" kata Yudas sambil tersenyum dan ekspresinya terlihat angkuh.Ilmu sihir Master Justin benar-benar luar biasa, aku sungguh kagum!" kata Giotto sambil segera memberi hormat."Master Justin benar-benar luar biasa!" Ekspresi para anggota Keluarga Ghanim terlihat kagum. Keterampilan Justin benar-benar mengubah cara pandang mereka. Ini juga membuat mereka memahami kekuatan luar biasa dari orang-orang aneh seperti ini."Anak muda
Penampilannya saat ini sama sekali berbeda dengan penampilannya yang angkuh sebelumnya."Dokter! Di mana dokter? Cepat hentikan pendarahanku!" Justin yang panik terus berteriak, menunjukkan dia sangat takut mati."Ini ...." Melihat Justin yang panik, Giotto, Ghufran, dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi yang aneh. Mengapa situasinya menjadi berbeda dengan yang diperkirakan mereka? Ke mana perginya citra seorang master itu?"Gila! Pria tua ini benar-benar gila! Dia langsung menggigit dan memakan daging orang begitu sadar. Kenapa kalian nggak mengikatnya?" tanya Justin dengan marah sambil sedang diobati lukanya."Master Justin, aku sudah memperingatkanmu sebelumnya. Setelah ayahku menderita penyakit ini, dia akan menyerang orang," jelas Giotto."Apa ... ini masih bisa disebut menyerang orang? Ini jelas-jelas ingin memakan orang!" kata Justin dengan ekspresi yang mulai muram.Giotto tersenyum dan diam-diam berpikir, 'Padahal kamu sendiri yang sombong, tapi sekarang malah meny