"Urgh ...." Vikesh merasa napasnya hampir terhenti. Wajahnya merah padam dan urat-urat di dahinya mulai menonjol. Dia ingin melawan, tapi tidak bisa mengerahkan tenaga sama sekali. Rasa takut dalam hatinya mulai meluap. Tadinya dia menganggap Luther sangat lemah. Tak disangka, ternyata Luther berubah menjadi begitu perkasa sekarang.Saking besarnya kekuatan Luther, Vikesh tidak bisa melawan sama sekali. Vikesh sangat yakin, jika Luther menambahkan kekuatannya sedikit lagi, lehernya mungkin akan langsung dipatahkan."Lancang!""Berani-beraninya kamu!""Cepat lepaskan Tuan Vikesh!"Setelah keheningan sejenak, semua orang di ruangan itu mulai riuh. Sekelompok pengawal berjas terus menjerit dengan marah dan ingin turun tangan menyerang Luther."Luther! Kamu sudah gila ya? Kamu bahkan berani menyentuh Tuan Vikesh? Nggak sayang nyawa lagi? Cepat lepaskan tanganmu!" bentak Alarik."Luther, di sini adalah Golden Club. Kalau kamu berani melukai Tuan Vikesh sedikit saja, nyawamu akan langsung me
"Sudah, sudah. Nggak ada salah paham lagi sekarang. Kita bisa melupakan dendam sebelumnya." Alarik berusaha mencairkan suasana dan memberi isyarat kepada Vikesh.Vikesh langsung mengerti maksud Alarik. Dia buru-buru menjauh dan berbaur di kerumunan sambil berteriak, "Bajingan! Berani-beraninya kau mengancamku? Cari mati saja! Pengawal! Tangkap dia!"Begitu perintah itu dilontarkan, belasan pengawal berjas hitam langsung mengepung Luther."Tunggu!" Berry langsung mengadang di depan Luther. "Tuan Vikesh! Jelas-jelas tadi kamu sudah setuju mau kerja sama, kenapa masih bertindak kasar sekarang?""Huh! Tadi aku memang sudah setuju, tapi sekarang aku berubah pikiran!" balas Vikesh dengan lantang."Bagaimanapun kamu ini adalah tokoh besar. Apa kamu nggak malu ingkar janji?" pinta Berry sembari mengernyit."Malu?" Vikesh tersenyum licik. "Ini daerah kekuasaanku. Setelah aku menghabisi bocah ini nanti, aku akan menidurimu dan memblokir berita ini. Siapa yang bisa tahu apa yang terjadi di sini?"
"Kak Luther, mau gimana urus orang ini?" tanya Jordan seraya menatap Vikesh setelah menghabisi semua bawahan itu."Patahkan dulu satu tangannya," balas Luther dengan tenang."Oke!" Jordan tertawa sinis, lalu memelesat ke depan untuk menahan Vikesh."Tung ... tunggu! Kita bisa bicarakan pelan-pelan ... ah!" Vikesh benar-benar panik. Baru saja dia hendak mengatakan sesuatu, Jordan telah mematahkan salah satu lengannya. Vikesh berteriak dengan histeris. Dengan ekspresi mengenaskan, dahinya pun bercucuran keringat. Alarik dan Sarisha melihat kejadian itu dengan ketakutan di belakang. Siapa sangka Tuan Vikesh yang selama ini berkuasa, bisa dihancurkan dalam sekejap oleh seseorang?"Vikesh, kamu sudah buat keputusan yang salah." Luther berjalan mendekatinya sambil melihat pria yang kekar itu dan berkata, "Aku sudah berikan dua kali kesempatan untukmu, tapi kamu malah nggak tahu menghargainya. Kamu yang cari mati sendiri. Sekarang coba kamu bilang, harus bagaimana aku menghabisimu?""Bocah! A
Perkataan Alarik ini menyiratkan ancaman, sekaligus bujukan untuk Luther. Jika Luther adalah orang biasa, mungkin dia akan terpengaruh ucapannya. Namun setelah mendengar perkataan Alarik, Jordan langsung maju dan menampar Alarik sambil memakinya, "Kamu ini dari tadi berisik sekali!"Plak!Alarik ditampar hingga terhuyung-huyung. Kepalanya terasa pusing dan darah bercucuran dari hidungnya."Kamu, kamu .... Kamu menamparku?" Alarik memegang pipinya yang terasa perih dengan tidak percaya. Sebagai seorang tuan muda Keluarga Siregar, mana ada seorang pun yang berani menamparnya?"Memangnya kenapa kalau aku memukulmu? Kalau masih cerewet lagi, aku akan memotong lidahmu!" bentak Jordan. Alarik langsung ketakutan dan tidak berani bicara lagi. Dua orang ini benar-benar sudah gila. Mereka bahkan tidak menganggap Tuan Vikesh sama sekali."Kalian berdua ini benar-benar berengsek, besar sekali nyali kalian!" Vikesh yang terbaring di lantai terus memaki, "Ini adalah Golden Club, daerah kekuasaanku!
"Lancang sekali! Siapa yang berani buat onar di Golden Club ini!"Seorang pemuda masuk dengan penuh amarah dan langsung menatap ke sekeliling dengan tajam. Semua orang yang menatap pemuda itu tanpa sadar langsung menundukkan kepala."Bukankah ini Tuan Muda Keempat dari Keluarga Lambert, Marson? Kenapa dia datang ke sini?""Pendukung di balik Golden Club adalah Keluarga Lambert. Sekarang ada orang yang membuat keributan di Golden Club, Keluarga Lambert tentu saja nggak akan tinggal diam.""Memukul Tuan Vikesh dan merusak Golden Club milik Keluarga Lambert, kedua pemuda ini nggak akan lolos dari masalah hari ini!""Huh! Anak muda yang nggak tahu diri. Mereka pikir hanya bisa sedikit bela diri saja sudah bisa sewenang-wenang di Midyar. Sungguh konyol!"Perubahan yang mendadak ini membuat para tamu di ruangan itu menjadi gempar. Bahkan Keluarga Lambert saja sudah turun tangan, masalah ini pasti tidak akan berakhir begitu saja."Tuan Marson ... tolong aku!" Kehadiran Marson membuat Vikesh m
Marson sudah tinggal di kota ini selama bertahun-tahun, belum pernah ada orang yang berani berbicara dengannya seperti ini. Apakah ini yang namanya menantang maut?"Kamu nggak salah dengar, aku memang bilang begitu," kata Luther sambil menganggukkan kepala dengan serius."Menarik juga ...."Marson tiba-tiba tersenyum dan tatapannya terlihat aneh. "Anak muda, aku belum pernah bertemu dengan orang gila sepertimu yang berani meminta properti Keluarga Lambert. Luar biasa! Aku boleh memberikan Golden Club ini padamu, tapi masalahnya, kamu berani menerimanya?""Kalau kamu memberikannya, aku mau. Kalau nggak, aku akan merebutnya," jawab Luther dengan jujur."Hahahaha ...." Mendengar perkataan itu, Marson benar-benar marah."Anak muda, kamu ini benar-benar beranii. Kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Kamu ini sedang mencari masalah untuk dirimu sendiri." Marson mengatakan kata-kata itu dengan tegas."Masih belum pasti siapa yang mencari masalah," kata Luther dengan ekspresi yang tetap tena
Di luar pintu Golden Club. Berry duduk di dalam mobil mewah sambil mengernyitkan alisnya, dan menatap ke pintu besar berwarna emas terang melalui jendela dengan ekspresi yang sedih. Dia akhirnya menemukan pria tampan yang menarik, tetapi tak disangka hidup pria itu begitu singkat.Pertama-tama, pria itu menyinggung Vikesh, lalu menantang Marson dan sekarang dikurung di dalam Golden Club. Tampaknya pria itu tidak akan bertahan hidup lagi. Berry memang sangat menyayangkannya, tetapi dia juga tidak berdaya mengubah situasinya sekarang. Yang bisa dia lakukan sekarang hanya mengurus jasad pria itu. Sayang, sungguh sangat disayangkan ...."Oh! Nona Berry, kamu masih belum pergi?" Pada saat itu, Alarik dan Sarisha tiba-tiba berjalan mendekati mobil Berry."Kalian juga belum pergi, 'kan?" kata Berry dengan tenang.Alarik tersenyum. "Kami? Luther punya hubungan dekat dengan Klinik Svarga. Aku pikir bukankah kami harusnya tinggal dan mengurus jasadnya?""Huh! Nggak perlu berpura-pura baik di dep
"Sialan! Benar-benar terjadi keajaiban!" Berry menelan ludah dan ekspresinya terlihat sangat terkejut. Tadi dia hanya asal bicara saja, tak disangka hal itu benar-benar terjadi.Saat beberapa orang itu masih tertegun, terjadi adegan yang lebih menggemparkan. Jordan juga berjalan mengikuti Luther di belakang. Namun dibandingkan dengan Luther yang terlihat santai, tangan Jordan mengangkat dua orang. Orang di sebelah kiri adalah Vikesh dengan tangan dan kakinya yang patah dan terus merintih kesakitan, sedangkan orang yang di sebelah kanan adalah Marson dengan wajah yang membengkak hingga tak bisa dikenali.Jordan memegang kerah keduanya dan menarik mereka keluar dari Golden Club hingga meninggalkan jejak darah di daerah yang mereka lewati. Jelas bukan Marson yang melepaskan Luther dan Jordan, melainkan keduanya itu yang keluar dengan paksa. Perlu diketahui, orang-orang yang mengikuti Marson adalah prajurit elite dari Keluarga Lambert dan memiliki kemampuan untuk melawan beberapa orang. Na
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai