"Pak Faust, aku nggak bermaksud menghina Keluarga Suratman. Tapi, para preman ini membuat kekacauan di Klinik Svarga, aku terpaksa ikut campur," kata Alarik dengan berani.Faust memang hanya pengurus rumah Keluarga Suratman, tetapi orang yang berdiri di belakangnya ternyata adalah tuan muda Keluarga Suratman, Yudas. Jika tidak terpaksa, Alarik tidak akan berani berselisih dengan Yudas.Faust mengangkat dagunya dan merapikan beberapa helai bulu di tahi lalatnya itu, lalu berkata dengan tenang, "Membuat kekacauan? Kenapa aku merasa Klinik Svarga kalian yang sudah menipu orang? Aku dengar Draig bilang Klinik Svarga kalian yang sudah mencelakainya. Bukan hanya nggak menyembuhkan lukanya, malah memperparah lukanya. Dia datang untuk menuntut keadilan, jadi aku merasa hal ini wajar saja.""Benar ...."Mendengar perkataan itu, Draig terus menganggukkan kepalanya dan mulai mengadu, "Pak Faust, Klinik Svarga ini benar-benar nggak berlogika. Mereka sudah hampir merampas nyawa saya. Bukan hanya ng
"Eh?" Suara yang tiba-tiba terdengar itu langsung menarik perhatian semua orang. Tatapan dari semua orang fokus ke Luther."Bocah, dari mana asalmu? Apa hakmu berbicara di sini?" kata Draig dengan ekspresi yang tidak ramah.Luther berkata dengan tenang, "Aku adalah dokter baru di Klinik Svarga. Kamu tadi bilang asalkan bisa menyembuhkan lukamu, kami nggak perlu memberi ganti rugi. Jadi, aku berencana untuk mencobanya.""Mencoba? Dengan kemampuanmu?" Draig tertawa sinis dan tampaknya meremehkan Luther. Setelah seharian, ternyata hanya seorang pemula yang bahkan tidak mengerti situasinya."Hei! Apa urusanmu? Kakekku saja nggak berbicara, dari mana giliranmu untuk memberikan perintah di sini?" kata Sarisha dengan ekspresi yang dingin. Dia kebetulan tidak ada tempat untuk melampiaskan amarahnya, sekarang akhirnya menemukan sasarannya."Kalau nggak mau kehilangan Klinik Svarga, berarti hanya bisa mencoba untuk menyembuhkannya. Nggak ada pilihan lain," kata Luther dengan tenang."Huh! Kamu p
"Gawat, ini gawat! Dokter Ghufran memercayai orang yang salah!"Saat ini, seluruh Klinik Svarga benar-benar kacau dan heboh. Tidak ada yang menduga bahwa Ghufran akan memercayakan nasib Klinik Svarga kepada seseorang yang tak dikenal."Hahaha! Bagus!" Setelah termangu sejenak, Draig tak kuasa tertawa dan berucap, "Dokter Ghufran memang pemberani. Kalau begitu, kita sepakat!"Draig menghalalkan segala cara memang untuk ini. Kini, mangsa akhirnya memakan umpannya."Menarik, menarik sekali," ujar Faust sambil menyeringai dan menunjukkan tatapan nakal. Padahal, dia mengira harus bersusah payah untuk menjatuhkan Klinik Svarga."Tenang saja, aku percaya pada kemampuan medis Luther. Dia seharusnya nggak akan membuat kita kecewa," tutur Ghufran dengan sungguh-sungguh. Luther mahir dalam teknik sihir, mungkin dapat menyelesaikan krisis."Kamu memang percaya padanya, tapi kami nggak!" seru Sarisha yang benar-benar cemas."Guru, kita nggak perlu mengambil risiko begini. Selama ada aku di sini, me
Sret! Di bawah tatapan semua orang, Draig merobek perbannya dengan kasar. Begitu dibuka, terlihat salep berwarna hitam yang menutupi seluruh lukanya. Pemandangan ini terlihat cukup menjijikkan."Hei, kamu! Ambilkan aku air untuk membersihkan lukaku!" perintah Draig sambil menunjuk salah seorang dokter. Kebetulan, yang ditunjuknya adalah Omar yang bersembunyi di pojok."A ... aku?" Omar menunjuk diri sendiri sambil tertegun. Dia terus mengamati dari pojok karena tidak ingin terkena masalah, tetapi malah diperintah oleh Draig."Jangan buang waktuku! Siapa lagi kalau bukan kamu!" bentak Draig sambil memelototinya."Oh, ya, ya ...." Omar ketakutan hingga terus mengangguk. Tanpa berbasa-basi, dia pun mengambil sebaskom air dan menyerahkan handuk kepada Draig."Kenapa diam saja? Cepat bersihkan salepnya! Yang pelan sedikit, kalau sampai aku kesakitan, aku akan mematahkan kakimu!" ancam Draig dengan galak karena bisa menilai bahwa Omar ini penakut.Glek! Omar menelan ludahnya dengan susah pay
Mereka awalnya mengira Luther hanya membual dan tidak memiliki kemampuan apa pun. Siapa sangka, salep buatannya berhasil membalikkan keadaan dan menyelamatkan Klinik Svarga dari krisis. Mengerikan sekali!"Bagus, bagus sekali. Kamu memang hebat!" Setelah tertegun sesaat, Ghufran tersadar kembali dan bertepuk tangan sambil tertawa. Dia sungguh takjub dengan kemampuan Luther.Ghufran sudah membuat persiapan untuk menyerahkan Klinik Svarga, tetapi Luther malah membuat keajaiban sehebat ini. Sungguh sesuatu hal yang baru baginya!"Sialan, bagaimana bisa begini? Di mana lukaku? Kenapa bisa hilang?" tanya Draig sembari meraba-raba perutnya tanpa henti dengan agak panik. Dia susah payah menyusun rencana, jika masih gagal, dia pasti akan dihajar habis-habisan saat pulang."Aku nggak nyangka ada obat sehebat itu di dunia ini. Kalau bisa mendapatkannya, aku akan kaya raya!" gumam Faust sambil memicingkan matanya dan tampak merenungkan sesuatu.Faust bisa menjadi kepala pelayan tentu karena kecer
"Apa? Sepuluh miliar? Keluarga Suratman memang kaya raya, mereka sampai menawarkan harga setinggi itu!" Orang-orang mulai berdiskusi saat mendengar penawaran Faust.Baik untuk Draig ataupun untuk anggota Klinik Svarga, uang 10 miliar jelas merupakan nominal yang sangat besar."Pak Faust, salep ini resep turun-temurun keluargaku. Maaf sudah membuatmu kecewa," ujar Luther dengan tidak acuh.Begitu melihat perubahan sikap Faust, Luther sudah tahu apa tujuannya. Ingin membeli formula kuno langkanya dengan harga 10 miliar? Cih, jangan mimpi!"Sepertinya Tuan Luther merasa terlalu sedikit?" Faust tersenyum lebar sambil meneruskan, "Karena kita berjodoh, aku akan menambahkannya menjadi 20 miliar!""Buset! Sudah mencapai 20 miliar! Keluarga Suratman terlalu kaya!" Semua orang merasa antusias mendengar nominal itu. Lagi pula, mereka tidak akan bisa mendapatkan uang sebanyak itu meskipun bekerja seumur hidup.Saat ini, Draig pun merasa iri. Dia mempertaruhkan nyawanya, tetapi imbalan yang didapa
"Pak Faust, aku paling benci diancam begini. Kusarankan kamu untuk nggak mengusikku. Kalau nggak, Keluarga Suratman yang akan repot nanti," ujar Luther untuk memperingatkan."Sombong sekali!" Faust mendengus dan meneruskan, "Oke. Karena kamu bersikeras menolak, kita lihat saja nanti."Usai berbicara, Faust mengempaskan tangannya dan pergi. Keluarga Suratman sangat menjaga citra mereka sehingga tidak akan melawan secara terang-terangan. Akan tetapi, mereka akan melakukan sesuatu secara diam-diam untuk mendapatkan resep salep itu."Bocah, kamu akan tamat karena menyinggung Keluarga Suratman!" sindir Draig seraya menyeringai. Kemudian, dia memanggil bawahannya untuk pergi.Meskipun gagal hari ini, bukan berarti mereka tidak mendapatkan apa-apa. Resep yang dikuasai oleh Luther jelas diincar oleh Keluarga Suratman. Asalkan berhasil merebutnya, mereka akan mendapatkan imbalan besar."Luther, terima kasih sudah membantu kami hari ini. Kalau nggak, Klinik Svarga pasti dalam masalah," kata Ghuf
"Nggak boleh dijual?" Alarik tak kuasa mengernyit mendengarnya. Dia mengira salep itu sangat mujarab, tetapi ternyata punya efek samping separah itu. Selain merasa kecewa, dia juga curiga."Luther, kamu nggak bercanda, 'kan? Dilihat dari situasi Draig tadi, aku lihat dia baik-baik saja kok," tanya Alarik."Memang belum terlihat, tapi setengah jam kemudian, dia akan mulai merasakannya," balas Luther dengan tenang."Jadi, apa ada cara untuk mengurangi efek sampingnya? Nggak masalah kalau khasiatnya agak menurun." Alarik mencoba lagi. Wajar jika dosis tinggi menyebabkan efek samping. Akan tetapi, jika dosisnya normal, seharusnya tidak akan ada masalah."Untuk sementara waktu ini belum ada," sahut Luther sambil menggeleng. Faust dan Alarik ini sama-sama merepotkan. Luther tidak mungkin menjual obat yang akan mengacaukan keseimbangan pasar. Tentunya, ini juga karena dia tidak menyukai kedua orang ini."Nggak apa-apa. Kamu berikan saja resepnya kepadaku, aku bisa mengubahnya menjadi lebih ba