Saat semuanya kembali hening, para pesilat di bawah panggung hanya merasa punggung mereka terasa dingin. Dampak dari pukulan tadi sungguh mengerikan.Jika bukan karena mereka sudah siap sedia dan segera mengelak, sepertinya akan banyak yang mengalami cedera parah di lokasi.Meskipun demikian, mereka semua tetap merasa trauma dengan kejadian mengerikan tadi.“Bagus, kekuatanmu sudah semakin hebat daripada sewaktu di Hutan Kelam.” Raiden meletakkan satu tangannya di belakang punggung. Tampak senyuman di wajahnya. Reaksinya saat ini bagai telah memenangkan pertandingan saja. “Sayangnya, hari ini kamu tetap akan mati.”“Raiden, kerahkan seluruh kekuatanmu. Kalau nggak, nanti kamu nggak ada kesempatan lagi.” Luther berdiri dengan perlahan. Masih terlihat ekspresi dingin di dalam tatapannya.Pukulan tadi telah membuat Luther mengetahui kekuatan Raiden. Jika dia tidak salah tebak, sepertinya Raiden hampir menyentuh tingkat grandmaster.Namun berhubung karena masalah waktu, Raiden masih belum
Saat melayang di udara, Raiden tiba-tiba terpaku.Di bawah pancaran sinar matahari, Raiden yang mengenakan perisai cahaya emas kelihatan sangat mencolok mata.“Pedang ini namanya Pedang Penebas Awan. Selama 3 tahun mengasingkan diri, aku berhasil mendalami jurus ini. Sampai saat ini, aku belum pernah memperlihatkannya kepada siapa pun. Kamu seharusnya merasa bangga karena kamu bisa mati di bawah pedang berhargaku ini!”Selesai berbicara, tetiba pedang emas Raiden bergetar. Sekujur tubuhnya berubah wujud menjadi sekilas cahaya emas yang menusuk mata.“Gerakan pedangnya cepat sekali! Mengerikan sekali!”“Astaga! Apa ini? Keren sekali!”“Nggak ada yang sanggup mengadang tusukan dari pedang ini. Master muda, kamu pasti akan mati dengan terhormat!”Tusukan pedang itu bisa menghancurkan segalanya. Dunia pun terasa kiamat!“Pedang Cakrawala!” Saat Raiden mengeluarkan pedangnya, Luther juga beraksi. Dia menepuk pelan sarung hitam yang membungkus pedang hitamnya. Pada saat yang sama, Luther me
“Mana … mana mungkin?” Raiden melebarkan kedua matanya melihat tubuhnya yang terluka parah dengan tatapan tidak percaya.Raiden sungguh tidak menyangka dengan adanya jurus “Teknik Tanpa Batas” dan bantuan “Pedang Penebas Awan”, dirinya malah akan kalah … kalah dengan sangat miris.Kenapa? Kenapa bisa begini? Padahal jurus yang dikerahkan Raiden adalah jurus jitunya!Sepertinya tidak ada satu pun orang di Jiman yang sanggup untuk mengalahkannya! Kenapa? Kenapa bocah di hadapannya ini bisa mengalahkannya?“Pftz!” Sekujur tubuh Raiden gemetar, lalu memuncratkan darah segar.Kemudian, kedua kaki terasa lemas. Dia langsung jatuh berlutut di lantai. Raut wajahnya kelihatan sangat putus asa.Pedang di tangan Luther tadi bukan hanya menebas lengan Raiden saja, bahkan sudah menghancurkan sebagian besar meridian di dalam tubuhnya. Raiden yang sekarang telah kehilangan kemampuan tarungnya.Ketika melihat sosok Raiden yang cedera parah jatuh di tempat, suasana di aula seketika menjadi hening. Saat
Namun sekarang, gunung ini malah sudah roboh.Legenda itu sudah hancur dalam seketika!“Menang! Menang! Kak Luther menang! Bagus sekali!” Setelah terbengong beberapa saat, Lisa segera bersorak kegirangan.“Lelaki idamanku memang hebat. Dia memang tiada taranya!” Miranda juga kegirangan. Kedua pipinya bahkan tampak merona.Mereka semua memang tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi mereka bisa memastikan bahwa Luther telah menang. Di bawah kesaksian semua orang, dia berhasil mengalahkan Ketua Aliansi Bela Diri. Mulai saat ini, namanya mulai terkenal di dunia. “Bagus! Bagus sekali!” Sekarang bahkan Irmash yang memiliki banyak siasat buruk spontan bertepuk tangan. Dia sudah ditekan Raiden selama 10 tahun. Sekarang Luther memenangkan tantangan dan membuat Raiden mengalami luka parah. Dengan begitu, Irmash bisa menggantikan pangkat Raiden.“Tap tap tap ….”Tidak ada yang menghiraukan kehebohan di bawah panggung. Luther mengangkat Pedang Cakrawala, berjalan selangkah demi selangkah ke had
“Berhenti!” Ketika menyadari Luther hendak menghabisi Raiden, terdengar suara teriakan yang sangat keras. Pada saat yang sama, sebatang anak panah ditembakkan tepat mengenai Pedang Cakrawala.“Emm?”Tubuh Luther sedikit gemetar. Dia menurunkan Pedang Cakrawala, lalu melayangkan tatapan sinis ke bawah panggung.Entah sejak kapan Leon sudah berdiri dengan memegang busur. Benar! Anak panah tadi ditembakkan oleh Leon.“Pak Leon, apa maksudmu?” Kening Luther berkerut.“Luther, kamu sudah menang. Jadi, hentikan aksimu!” Leon berkata dengan sinis, “Hidupmu masih panjang. Jangan berbuat sesadis itu. Kalau nggak, masalah ini nggak akan berakhir sampai di sini saja!”“Pak Leon, aku dan Raiden sedang melakukan pertandingan hidup mati. Hanya ada 1 orang yang boleh hidup dalam pertandingan ini. Aturan mainnya memang seperti ini,” jelas Luther dengan dingin.“Peraturan di dunia persilatan ditetapkan oleh dewan militer. Aku memiliki kedudukan tertinggi di sini. Semuanya harus dengar apa kataku!” timp
Seandainya Raiden meninggal, sepertinya selanjutnya adalah giliran Bertrand.“Hmph! Dengan adanya sokongan dewan militer, memangnya kenapa kalau bocah itu hebat? Pada akhirnya, dia juga mesti patuh, ‘kan?” Edward kembali menunjukkan senyum. Tadinya Edward mengira Raiden sudah ditakdirkan untuk mati. Untung saja ada turun tangan Leon.“Sayang sekali! Hanya tinggal sedikit lagi.” Irmash menggeleng sembari menghela napas. Dia merasa sangat disayangkan.Seandainya tidak ada gangguan Leon, sepertinya rencananya sudah berhasil.“Semua berkat dewan militer, makanya Luther nggak berani bersikap kelewatan lagi.”“Hmph, semua orang mesti tunduk di bawah dewan militer!” Ada banyak pesilat yang berbisik-bisik di bawah panggung. Meski mereka tidak sanggup menerima kekalahan Raiden, setidaknya hasil akhir ini tergolong bagus. Setidaknya nyawa Raiden telah terselamatkan. Bagaimanapun juga, tidak akan ada yang bodoh malah menyinggung dewan militer.“Luther, aku akui kamu memang hebat. Sayangnya, kamu
“Bamm!” Di bawah tatapan semua orang, tetiba Luther mengangkat pedangnya, lalu memenggal kepala Raiden.Proses berjalan dengan sangat cepat, tanpa aba-aba maupun rasa ragu sama sekali. Dengan satu tebasan, orang nomor 1 di Aliansi Bela Diri Jiman pun meninggal di tempat. Dia mati mengenaskan!Berhubung gerakan pedang terlalu cepat, akibatnya tubuh Raiden masih berdiri di tempat. Kepalanya pun jatuh bergulir di atas lantai. Dapat terlihat ekspresi kaget, syok, takut, dan tidak percaya dari ekspresinya. Hingga mati pun, Raiden sendiri juga tidak menyangka Luther malah berani membunuhnya di hadapan dewan militer. Dia malah berani melanggar aturan dewan militer.“Benar-benar … sudah dibunuh? Apa aku nggak salah lihat?”“Gila! Gila! Dia benar-benar sudah gila! Dia bahkan berani membunuh di hadapan Pak Leon! Sepertinya dia sudah gila!”“Sadis sekali! Dia malah membunuh!”“Seumur hidupku aku belum pernah melihat ada yang berani menantang dewan militer. Sepertinya dia memang gila!”Setelah he
Pada saat ini, semakin banyak anggota sekte yang bergabung dalam aksi balas dendam. Ruangan aula seketika berdesakan banyak orang. Dalam sesaat, Luther telah menjadi musuh bersama dari Aliansi Bela Diri. Raiden yang diagungkan banyak orang telah menjabat sebagai Ketua Aliansi Bela Diri selama beberapa tahun. Sekarang Raiden telah dibunuh. Tentu saja semua orang akan merasa marah.Alasan yang paling utama adalah pihak dewan militer telah memerintah untuk menjadikan Luther sebagai buronan. Jadi, mereka semua mesti menangkap Luther.“Luther! Kamu semakin kurang ajar saja! Segera menyerah, lalu ikut aku untuk diinvestigasi dewan militer! Kalau nggak, kamu akan dibunuh oleh kami semua!” jerit Leon. Pembunuhan Ketua Aliansi Bela Diri di hadapan semua orang sama saja dengan penghinaan besar-besaran.“Ini adalah dendam aku dengan Raiden. Aku sarankan kalian untuk jangan ikut campur. Kalau nggak, jangan salahkan pedangku!” Luther berdiri di atas arena pertandingan sembari mengangkat Pedang Ca