Seiring dengan jeritan Raiden, selembar surat hidup dan mati diantarkan pengawal.Mereka berdua juga tidak berbasa-basi, langsung menandatangani surat tersebut dan mengecap sidik jari.Pertandingan hari ini menyangkut hidup dan mati. Hanya saja, biasanya tidak ada dendam kesumat di antara kedua peserta. Pihak yang menang pun tidak akan bersikap terlalu sadis.Namun setelah menandatangani perjanjian ini, aturan permainan pun berubah. Tidak ada pilihan lain selain hidup atau mati.“Luther, ini adalah keputusan terbodoh yang pernah kamu lakukan dalam hidupmu.” Selesai tanda tangan, aura Raiden pun langsung berubah. Raiden yang dulunya bersikap anggun sekarang malah berubah menjadi sangat galak.Tekanan besar bagai gunung langsung dilepaskan dan menyelimuti satu aula. Disusul, tubuh para pesilat di bawah panggung tiba-tiba terasa berat bagai ditimpa oleh batu yang tak berwujud. Saking beratnya, napas mereka juga berubah menjadi terengah-engah.Pesilat dengan kekuatan yang agak lemah pun mu
Master juga ada yang kuat dan ada yang lemah. Kesenjangan kecil dari setiap tingkatan juga sangatlah sulit untuk dilampaui.“Sepertinya Pak Leon sudah terlalu memandang tinggi bocah itu.” Bertrand menggeleng dengan tersenyum. “Kalau aku nggak salah kira, sepertinya Pak Raiden telah menerobos 1 tingkat baru. Sepertinya dia bisa menghadapi Luther hanya dalam 3 pukulan.”“Oh ya?” Leon mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa agak syok.Beberapa tahun lalu, Raiden telah mencapai tingkat master tahap sempurna. Kalau dia menerobos tingkatan baru lagi, bukankah dia bisa menerobos tingkat master puncak? Seandainya benar seperti itu, dewan militer mesti menilai kembali kemampuan Raiden.“Luther, kamu nggak seharusnya menantangku. Aku sudah pernah beri kamu kesempatan sewaktu di Hutan Kelam dulu. Tak disangka, kamu masih saja nggak tahu diri. Hari ini nggak akan ada yang bisa menyelamatkanmu lagi!”Raiden tak berhenti melangkah maju. Kekuatan menakutkan seketika semakin membesar. Kekuatan itu bagai
Saat semuanya kembali hening, para pesilat di bawah panggung hanya merasa punggung mereka terasa dingin. Dampak dari pukulan tadi sungguh mengerikan.Jika bukan karena mereka sudah siap sedia dan segera mengelak, sepertinya akan banyak yang mengalami cedera parah di lokasi.Meskipun demikian, mereka semua tetap merasa trauma dengan kejadian mengerikan tadi.“Bagus, kekuatanmu sudah semakin hebat daripada sewaktu di Hutan Kelam.” Raiden meletakkan satu tangannya di belakang punggung. Tampak senyuman di wajahnya. Reaksinya saat ini bagai telah memenangkan pertandingan saja. “Sayangnya, hari ini kamu tetap akan mati.”“Raiden, kerahkan seluruh kekuatanmu. Kalau nggak, nanti kamu nggak ada kesempatan lagi.” Luther berdiri dengan perlahan. Masih terlihat ekspresi dingin di dalam tatapannya.Pukulan tadi telah membuat Luther mengetahui kekuatan Raiden. Jika dia tidak salah tebak, sepertinya Raiden hampir menyentuh tingkat grandmaster.Namun berhubung karena masalah waktu, Raiden masih belum
Saat melayang di udara, Raiden tiba-tiba terpaku.Di bawah pancaran sinar matahari, Raiden yang mengenakan perisai cahaya emas kelihatan sangat mencolok mata.“Pedang ini namanya Pedang Penebas Awan. Selama 3 tahun mengasingkan diri, aku berhasil mendalami jurus ini. Sampai saat ini, aku belum pernah memperlihatkannya kepada siapa pun. Kamu seharusnya merasa bangga karena kamu bisa mati di bawah pedang berhargaku ini!”Selesai berbicara, tetiba pedang emas Raiden bergetar. Sekujur tubuhnya berubah wujud menjadi sekilas cahaya emas yang menusuk mata.“Gerakan pedangnya cepat sekali! Mengerikan sekali!”“Astaga! Apa ini? Keren sekali!”“Nggak ada yang sanggup mengadang tusukan dari pedang ini. Master muda, kamu pasti akan mati dengan terhormat!”Tusukan pedang itu bisa menghancurkan segalanya. Dunia pun terasa kiamat!“Pedang Cakrawala!” Saat Raiden mengeluarkan pedangnya, Luther juga beraksi. Dia menepuk pelan sarung hitam yang membungkus pedang hitamnya. Pada saat yang sama, Luther me
“Mana … mana mungkin?” Raiden melebarkan kedua matanya melihat tubuhnya yang terluka parah dengan tatapan tidak percaya.Raiden sungguh tidak menyangka dengan adanya jurus “Teknik Tanpa Batas” dan bantuan “Pedang Penebas Awan”, dirinya malah akan kalah … kalah dengan sangat miris.Kenapa? Kenapa bisa begini? Padahal jurus yang dikerahkan Raiden adalah jurus jitunya!Sepertinya tidak ada satu pun orang di Jiman yang sanggup untuk mengalahkannya! Kenapa? Kenapa bocah di hadapannya ini bisa mengalahkannya?“Pftz!” Sekujur tubuh Raiden gemetar, lalu memuncratkan darah segar.Kemudian, kedua kaki terasa lemas. Dia langsung jatuh berlutut di lantai. Raut wajahnya kelihatan sangat putus asa.Pedang di tangan Luther tadi bukan hanya menebas lengan Raiden saja, bahkan sudah menghancurkan sebagian besar meridian di dalam tubuhnya. Raiden yang sekarang telah kehilangan kemampuan tarungnya.Ketika melihat sosok Raiden yang cedera parah jatuh di tempat, suasana di aula seketika menjadi hening. Saat
Namun sekarang, gunung ini malah sudah roboh.Legenda itu sudah hancur dalam seketika!“Menang! Menang! Kak Luther menang! Bagus sekali!” Setelah terbengong beberapa saat, Lisa segera bersorak kegirangan.“Lelaki idamanku memang hebat. Dia memang tiada taranya!” Miranda juga kegirangan. Kedua pipinya bahkan tampak merona.Mereka semua memang tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi mereka bisa memastikan bahwa Luther telah menang. Di bawah kesaksian semua orang, dia berhasil mengalahkan Ketua Aliansi Bela Diri. Mulai saat ini, namanya mulai terkenal di dunia. “Bagus! Bagus sekali!” Sekarang bahkan Irmash yang memiliki banyak siasat buruk spontan bertepuk tangan. Dia sudah ditekan Raiden selama 10 tahun. Sekarang Luther memenangkan tantangan dan membuat Raiden mengalami luka parah. Dengan begitu, Irmash bisa menggantikan pangkat Raiden.“Tap tap tap ….”Tidak ada yang menghiraukan kehebohan di bawah panggung. Luther mengangkat Pedang Cakrawala, berjalan selangkah demi selangkah ke had
“Berhenti!” Ketika menyadari Luther hendak menghabisi Raiden, terdengar suara teriakan yang sangat keras. Pada saat yang sama, sebatang anak panah ditembakkan tepat mengenai Pedang Cakrawala.“Emm?”Tubuh Luther sedikit gemetar. Dia menurunkan Pedang Cakrawala, lalu melayangkan tatapan sinis ke bawah panggung.Entah sejak kapan Leon sudah berdiri dengan memegang busur. Benar! Anak panah tadi ditembakkan oleh Leon.“Pak Leon, apa maksudmu?” Kening Luther berkerut.“Luther, kamu sudah menang. Jadi, hentikan aksimu!” Leon berkata dengan sinis, “Hidupmu masih panjang. Jangan berbuat sesadis itu. Kalau nggak, masalah ini nggak akan berakhir sampai di sini saja!”“Pak Leon, aku dan Raiden sedang melakukan pertandingan hidup mati. Hanya ada 1 orang yang boleh hidup dalam pertandingan ini. Aturan mainnya memang seperti ini,” jelas Luther dengan dingin.“Peraturan di dunia persilatan ditetapkan oleh dewan militer. Aku memiliki kedudukan tertinggi di sini. Semuanya harus dengar apa kataku!” timp
Seandainya Raiden meninggal, sepertinya selanjutnya adalah giliran Bertrand.“Hmph! Dengan adanya sokongan dewan militer, memangnya kenapa kalau bocah itu hebat? Pada akhirnya, dia juga mesti patuh, ‘kan?” Edward kembali menunjukkan senyum. Tadinya Edward mengira Raiden sudah ditakdirkan untuk mati. Untung saja ada turun tangan Leon.“Sayang sekali! Hanya tinggal sedikit lagi.” Irmash menggeleng sembari menghela napas. Dia merasa sangat disayangkan.Seandainya tidak ada gangguan Leon, sepertinya rencananya sudah berhasil.“Semua berkat dewan militer, makanya Luther nggak berani bersikap kelewatan lagi.”“Hmph, semua orang mesti tunduk di bawah dewan militer!” Ada banyak pesilat yang berbisik-bisik di bawah panggung. Meski mereka tidak sanggup menerima kekalahan Raiden, setidaknya hasil akhir ini tergolong bagus. Setidaknya nyawa Raiden telah terselamatkan. Bagaimanapun juga, tidak akan ada yang bodoh malah menyinggung dewan militer.“Luther, aku akui kamu memang hebat. Sayangnya, kamu
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga