“Luther, asalkan kamu bergabung dengan dewan militer. Aku bisa membantumu untuk menduduki posisi badan pelindung!” Leon membuka tawaran yang menggiurkan. Di dalam dewan militer, posisi badan pelindung bahkan di atas badan pengawas. Bisa menduduki posisi setinggi itu di saat baru bergabung sudah tergolong pengecualian.“Maaf, tetap saja aku nggak tertarik.” Luther kembali menggeleng.Setelah ditolak berkali-kali. Leon spontan mengerutkan keningnya. Dia sudah cukup sopan, tetapi lelaki di hadapannya itu masih saja tidak tahu diri.“Heh? Dia bahkan nggak tergiur dengan posisi badan pelindung, apa yang ada di benaknya?”“Sepertinya dia mesti bersyukur karena menerima tawaran dari dewan militer. Kenapa dia nggak tahu diri?”“Hmph! Master muda apaan! Dia bukan apa-apa di hadapan dewan pelindung!”Para pesilat yang iri itu mulai bergosip.“Kesempatan nggak datang 2 kali. Apa kamu yakin nggak ingin bergabung menjadi anggota dewan militer?” Raut wajah Leon tampak dingin. Dia sudah hampir kehil
“Sudah sampai?” Setelah mendengar ucapan itu, tatapan mereka semua spontan melirik ke arah pandang Bertrand. Tampak ada sesosok bayangan hitam tetiba meloncat turun dari atap gedung aliansi. “Datang! Datang! Pak Raiden sudah datang!” Ketika melihat ada bayangan orang meloncat dari atas gedung, suasana di dalam aula gempar dalam seketika.Akhirnya Raiden datang juga!Di bawah pandangan semua orang, Raiden yang mengenakan pakaian putih berjalan dengan meletakkan kedua tangan di belakang punggung. Dalam sekilas mata, dia kelihatan bagai dewa yang turun ke bumi saja.Meski Raiden tidak melakukan gerakan apa-apa, semua orang spontan merasa tertekan dengan keberadaannya. Bahkan ada yang tidak berani menatap Raiden. Pada saat ini, Raiden bagai cahaya yang paling berkilauan di dunia manusia ini. Cahaya itu menyinari bumi dan menyingkirkan kegelapan. Selain merasa takut, orang-orang juga merasa hormat kepadanya.“Selamat kembali Pak Raiden!” Pada saat ini, Edward duluan berdiri untuk memberi
Apa-apaan ini? Bukannya Luther menantang Raiden demi kekuasaan dan kedudukan? Kenapa sepertinya Luther sedang balas dendam? Sepertinya ada dendam kesumat apa di antara mereka berdua?“Besar sekali nyalimu! Beraninya kamu menghina Pak Raiden di hadapan orang banyak! Kesalahanmu nggak bisa diampuni!” Edward menggebrak meja, lalu memaki.Anggota Aliansi Bela Diri juga merasa marah dan ikut memaki.Raiden adalah perwakilan dari Aliansi Bela Diri. Tentu saja tidak ada yang bisa menoleransi orang-orang yang menghina Raiden.“Sudahlah, diam semuanya.”Raiden mengangkat tangannya dengan perlahan, menghentikan kericuhan anggotanya. Kemudian, dia berkata dengan wajah datar, “Luther, aku selalu bersikap adil. Kamu kira dengan fitnahanmu itu, kamu bisa merusak reputasiku?”“Reputasi? Hmph ….” Luther mendengus dingin. “Kamu sudah berkhianat dan juga menindas banyak orang! Kamu bahkan lebih rendahan daripada binatang! Kamu nggak usah berlagak baik lagi!”“Lancang!” Raut wajah Raiden menjadi muram. “
Seiring dengan jeritan Raiden, selembar surat hidup dan mati diantarkan pengawal.Mereka berdua juga tidak berbasa-basi, langsung menandatangani surat tersebut dan mengecap sidik jari.Pertandingan hari ini menyangkut hidup dan mati. Hanya saja, biasanya tidak ada dendam kesumat di antara kedua peserta. Pihak yang menang pun tidak akan bersikap terlalu sadis.Namun setelah menandatangani perjanjian ini, aturan permainan pun berubah. Tidak ada pilihan lain selain hidup atau mati.“Luther, ini adalah keputusan terbodoh yang pernah kamu lakukan dalam hidupmu.” Selesai tanda tangan, aura Raiden pun langsung berubah. Raiden yang dulunya bersikap anggun sekarang malah berubah menjadi sangat galak.Tekanan besar bagai gunung langsung dilepaskan dan menyelimuti satu aula. Disusul, tubuh para pesilat di bawah panggung tiba-tiba terasa berat bagai ditimpa oleh batu yang tak berwujud. Saking beratnya, napas mereka juga berubah menjadi terengah-engah.Pesilat dengan kekuatan yang agak lemah pun mu
Master juga ada yang kuat dan ada yang lemah. Kesenjangan kecil dari setiap tingkatan juga sangatlah sulit untuk dilampaui.“Sepertinya Pak Leon sudah terlalu memandang tinggi bocah itu.” Bertrand menggeleng dengan tersenyum. “Kalau aku nggak salah kira, sepertinya Pak Raiden telah menerobos 1 tingkat baru. Sepertinya dia bisa menghadapi Luther hanya dalam 3 pukulan.”“Oh ya?” Leon mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa agak syok.Beberapa tahun lalu, Raiden telah mencapai tingkat master tahap sempurna. Kalau dia menerobos tingkatan baru lagi, bukankah dia bisa menerobos tingkat master puncak? Seandainya benar seperti itu, dewan militer mesti menilai kembali kemampuan Raiden.“Luther, kamu nggak seharusnya menantangku. Aku sudah pernah beri kamu kesempatan sewaktu di Hutan Kelam dulu. Tak disangka, kamu masih saja nggak tahu diri. Hari ini nggak akan ada yang bisa menyelamatkanmu lagi!”Raiden tak berhenti melangkah maju. Kekuatan menakutkan seketika semakin membesar. Kekuatan itu bagai
Saat semuanya kembali hening, para pesilat di bawah panggung hanya merasa punggung mereka terasa dingin. Dampak dari pukulan tadi sungguh mengerikan.Jika bukan karena mereka sudah siap sedia dan segera mengelak, sepertinya akan banyak yang mengalami cedera parah di lokasi.Meskipun demikian, mereka semua tetap merasa trauma dengan kejadian mengerikan tadi.“Bagus, kekuatanmu sudah semakin hebat daripada sewaktu di Hutan Kelam.” Raiden meletakkan satu tangannya di belakang punggung. Tampak senyuman di wajahnya. Reaksinya saat ini bagai telah memenangkan pertandingan saja. “Sayangnya, hari ini kamu tetap akan mati.”“Raiden, kerahkan seluruh kekuatanmu. Kalau nggak, nanti kamu nggak ada kesempatan lagi.” Luther berdiri dengan perlahan. Masih terlihat ekspresi dingin di dalam tatapannya.Pukulan tadi telah membuat Luther mengetahui kekuatan Raiden. Jika dia tidak salah tebak, sepertinya Raiden hampir menyentuh tingkat grandmaster.Namun berhubung karena masalah waktu, Raiden masih belum
Saat melayang di udara, Raiden tiba-tiba terpaku.Di bawah pancaran sinar matahari, Raiden yang mengenakan perisai cahaya emas kelihatan sangat mencolok mata.“Pedang ini namanya Pedang Penebas Awan. Selama 3 tahun mengasingkan diri, aku berhasil mendalami jurus ini. Sampai saat ini, aku belum pernah memperlihatkannya kepada siapa pun. Kamu seharusnya merasa bangga karena kamu bisa mati di bawah pedang berhargaku ini!”Selesai berbicara, tetiba pedang emas Raiden bergetar. Sekujur tubuhnya berubah wujud menjadi sekilas cahaya emas yang menusuk mata.“Gerakan pedangnya cepat sekali! Mengerikan sekali!”“Astaga! Apa ini? Keren sekali!”“Nggak ada yang sanggup mengadang tusukan dari pedang ini. Master muda, kamu pasti akan mati dengan terhormat!”Tusukan pedang itu bisa menghancurkan segalanya. Dunia pun terasa kiamat!“Pedang Cakrawala!” Saat Raiden mengeluarkan pedangnya, Luther juga beraksi. Dia menepuk pelan sarung hitam yang membungkus pedang hitamnya. Pada saat yang sama, Luther me
“Mana … mana mungkin?” Raiden melebarkan kedua matanya melihat tubuhnya yang terluka parah dengan tatapan tidak percaya.Raiden sungguh tidak menyangka dengan adanya jurus “Teknik Tanpa Batas” dan bantuan “Pedang Penebas Awan”, dirinya malah akan kalah … kalah dengan sangat miris.Kenapa? Kenapa bisa begini? Padahal jurus yang dikerahkan Raiden adalah jurus jitunya!Sepertinya tidak ada satu pun orang di Jiman yang sanggup untuk mengalahkannya! Kenapa? Kenapa bocah di hadapannya ini bisa mengalahkannya?“Pftz!” Sekujur tubuh Raiden gemetar, lalu memuncratkan darah segar.Kemudian, kedua kaki terasa lemas. Dia langsung jatuh berlutut di lantai. Raut wajahnya kelihatan sangat putus asa.Pedang di tangan Luther tadi bukan hanya menebas lengan Raiden saja, bahkan sudah menghancurkan sebagian besar meridian di dalam tubuhnya. Raiden yang sekarang telah kehilangan kemampuan tarungnya.Ketika melihat sosok Raiden yang cedera parah jatuh di tempat, suasana di aula seketika menjadi hening. Saat