Kecepatannya sangatlah kencang dan juga gesit.“Telapak Awan!”Saat mendekat, Miranda membalikkan telapak tangannya, lalu memukul dada Tommy.“Hmph! Siasat anak kecil!” Tommy mendengus dingin. Baru saja dia hendak mengeluarkan tinjunya, dadanya pun sudah dipukul oleh Miranda.“Bamm!” Tommy bagai sedang tabrakan saja, langsung terpental belasan meter ke belakang.Saat melayang di udara, Tommy juga memuncratkan darah segar. Kemudian, dia jatuh menghantam lantai.“Kak Tommy!” Ketika melihat gambaran ini, raut wajah anggota Lembah Bulan merasa syok, lalu segera mengerumuninya. Mereka semua sungguh tidak menyangka abang senior yang mereka banggakan akan selemah ini. Dia malah kalah dalam 1 pukulan? Sepertinya dia sudah terlalu lemah?“Sebelum bertarung tadi, dia ngomongnya penuh percaya diri sekali. Aku kira dia itu orangnya hebat sekali. Ternyata ….”“Heh! Malah kalah dalam 1 pukulan? Berani-beraninya menantang Miranda? Dasar nggak tahu diri!”“Namanya juga sekte kecil, mana mungkin bisa
“Dasar lemah! Nggak sanggup, tapi malah melakukan serangan mendadak.”“Kalah dalam satu pukulan sudah cukup memalukan. Sekarang dia malah mempermalukan dirinya lagi.”“Kalau aku jadi dia, sepertinya aku sudah berondok di rumah.”Ketika melihat Tommy yang mempermalukan dirinya sendiri itu, suara tawa orang di sekitar semakin keras lagi. Mereka semua juga menatap Tommy dengan tatapan meremehkan.“Nggak … nggak mungkin!” Suara tawa orang-orang membuat Tommy kembali mencurigai dirinya sendiri. Padahal dirinya adalah senior terhebat dari Lembah Bulan. Tak peduli dari segi bakat maupun kemampuan, Tommy boleh dikatakan adalah kandidat yang unggul.Bagaimana mungkin dia tidak bisa mengalahkan seorang wanita? Tidak masalah jika tidak berhasil mengalahkan si wanita, sekarang dirinya malah mengalami cedera serius. Apa jarak kekuatan kedua orang sejauh itu?Jangan-jangan Tommy memang tidak sanggup?“Hei, aku sudah ampuni kamu satu kali, tapi kamu nggak menghargai kesempatan itu, kamu malah berani
Entah sejak kapan muncul seorang master muda lagi?“Miranda, apa ada yang mengganggumu?” Pada saat ini, seorang lelaki berpakaian hijau mendekat bersama beberapa pesilat muda.Lelaki berpakaian hijau kelihatan tampan dan berwibawa. Tatapannya yang tajam itu membuat orang-orang di sekitar merasa tertekan, tidak berani menatapnya.“Dari cara berpakaianmu, sepertinya kamu berasal dari Sekte Roh?”“Betul! Aku adalah murid kepala Sekte Roh, Rowen!”“Apa? Rowen? Dengar-dengar si Rowen sangat mahir dalam teknik senjata. Kekuatannya nggak bisa diabaikan. Dia bahkan lebih kuat daripada Miranda!”“Rowen ke sini? Wah, ada pertunjukan seru, dong?” Kedatangan Rowen telah menarik perhatian banyak orang. Perlu diketahui bahwa kekuatan Sekte Roh hampir mengimbangi Sekte Ilmu. Meskipun jumlah personelnya tidak sebanyak personel Sekte Ilmu, semua anggota Sekte Roh sangatlah unggul. Terutama murid yang bernama Rowen ini, dia boleh dikatakan adalah pesilat genius. Usianya masih 30-an tahun. Namun, naman
“Apa? Apa bocah itu sudah gila? Beraninya dia bicara seperti itu sama Rowen?”“Sepertinya lelaki itu terlalu arogan? Apa dia nggak sadar seberapa seriusnya masalah ini?”“Dia hanyalah seorang pesilat dari sekte kecil. Dia malah berani menantang murid kepala Sekte Roh? Dasar nggak tahu diri.”Ucapan Luther tadi telah menggemparkan orang-orang di sekitar. Para pesilat mulai bergosip, lalu melayangkan tatapan menghina.Kenapa Luther tidak tunduk dengan perintah Rowen saja? Dia hanya perlu bersujud saja, ‘kan? Setidaknya nyawanya akan selamat. Namun sekarang, jelas-jelas dia tidak sanggup mengalahkan Rowen, dia malah ingin menantangnya. Sepertinya otaknya sudah rusak?“Hei, apa yang ada di benakmu?” Miranda mengerutkan keningnya. Sebenarnya Miranda juga tidak ingin memperbesar masalah. Hanya saja, ucapan Luther tadi sudah membangkitkan konflik.Sekarang masalah ini bukan hanya masalah Miranda saja. Semua ini telah bersangkutan dengan reputasi dan harga diri Sekte Roh.“Kak, dia itu murid k
“Kak! Tangkap!” Salah seorang murid Sekte Roh langsung melemparkan tombak yang terbuat dari baja ke tangan Rowen.Dengan adanya senjata di tangan Rowen, auranya pun kelihatan berbeda. Dia kelihatan lebih berwibawa lagi.Rowen terkenal dengan teknik senjatanya. Ditambah lagi dengan kekuatan seni bela diri yang dikuasainya, Rowen masih belum menemukan saingannya.Hari ini, Rowen akan menunjukkan kehebatannya untuk menggemparkan semua orang di dunia persilatan!“Bocah! Asal kamu tahu nggak banyak orang yang bisa memaksaku untuk menggunakan senjataku. Kamu adalah salah satu di antara mereka! Kalaupun kamu mati gara-gara tembakanku, kamu juga seharusnya merasa bangga!”Raut wajah Rowen berubah galak. Tombak panjangnya tiba-tiba dipentalkan bagai anak panah yang dilepaskan dari busur. Setelah itu, Rowen segera mengejar tombak panjangnya, menangkap gagangnya, lalu berputar dengan cepat. Dalam sekejap, Rowen bersama dengan tombaknya tiba-tiba berubah menjadi gelombang hitam yang kuat. Setiap a
“Apa? Apa aku nggak salah lihat? Bocah itu mengalahkan kepala murid Sekte Roh hanya dengan 1 jari tangannya saja?”“Apa yang terjadi? Kenapa bocah itu bisa sehebat itu?”“Dari mana asal monster ini? Dia bahkan sanggup mengalahkan Rowen? Menakutkan sekali?”Semuanya di luar dugaan. Semua orang di ruangan menjadi ricuh. Awalnya semuanya mengira Rowen sudah pasti akan menang. Siapa sangka Luther malah sanggup mengalahkannya dengan gampang.Jarak kedua orang terlalu besar. Semuanya sudah menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri.Dalam sesaat, semua orang mulai menebak-nebak.“Hebat banget dia?” Miranda melebarkan kedua matanya. Dia masih tidak bisa memercayainya.Awalnya Miranda mengira Luther hanya mahir dalam menggunakan senjata rahasia. Tak disangka, dia akan sehebat ini. Hanya dengan mengandalkan 1 jari tangannya, dia bahkan bisa membuat Rowen kalah telak. Sepertinya tidak ada satu pun pesilat di Jiman yang sanggup melakukan aksi seperti ini.“Dia … Dia malah berhasil mengalahkan
Suara si lelaki tidaklah besar, tetapi sanggup menutupi kericuhan di tempat. Tekanan tak berwujud itu langsung membuat bungkam semua orang di sekitar.Semua orang spontan melihat ke arah datangnya suara. Tampak seorang lelaki bertubuh kekar dengan kumis putih sedang berjalan mendekat.Tatapan tetua yang mengenakan jubah hitam itu sangatlah tajam. Aura mengerikan mengitari dirinya. Meskipun dia belum menunjukkan kehebatannya, dia malah berhasil membuat orang-orang merasa tertekan.Lelaki yang berdiri di hadapan mereka semua tak lain adalah Ketua Sekte Roh, Kitron!“Astaga! Pak Kitron datang! Kali ini tamatlah riwayat lelaki itu!”“Siapa suruh dia arogan sekali? Kenapa dia nggak tahu cara untuk merendah? Kenapa dia mesti cari gara-gara? Sekarang Pak Kitron sudah datang. Lihat saja bagaimana nasibnya nanti!”“Semua ini gara-gara mulutnya sendiri!”Semua orang berbisik-bisik. Tatapan simpati seketika terlintas di mata mereka semua. Mereka semua merasa sikap Luther sudah keterlaluan. Inilah
“Erm ….” Semua orang spontan terbengong ketika melihat Kitron yang melarikan diri. Mata mereka semua terbelalak lebar. Mereka sungguh tidak percaya dengan tatapan mereka sendiri.Apa yang terjadi?Seorang Ketua Sekte Roh yang terkenal itu malah melarikan diri? Di mana wibawa seorang ketua sekte? Di mana harga dirinya? Apa dia tidak memedulikannya lagi?“Pak! Kamu mau ke mana?” tanya Rowen dengan segera.“Ada urusan mendadak yang harus aku selesaikan. Aku akan segera kembali.” Suara Kitron terdengar gemetar. Sambil berbicara, langkah kaki Kitron juga semakin cepat lagi.Sialan! Cedera yang dialaminya sewaktu di Hutan Kelam juga masih belum pulih total. Tak disangka akan bertemu dengan bintang pembawa sial lagi. Kalau Kitron tidak kabur sekarang, mau tunggu kapan lagi?Jika mereka benar-benar berduel, sepertinya Kitron akan kehilangan nyawanya!Tidaklah masalah jika Kitron kehilangan reputasinya, setidaknya nyawanya masih selamat.Ujung bibir Rowen berkedut. Dia sungguh kehabisan akalnya