Setelah terdengar suara ledakan yang besar, gunung buatan yang tingginya belasan meter itu pun langsung hancur menjadi abu. Bahkan kolam di bawahnya juga terbelah dua, air di kolam seakan-akan terbelah sekilas. Ini adalah pemandangan yang sangat mengejutkan.Semua orang terdiam melihat adegan ini dan membelalakkan mata mereka dengan tak percaya. Hanya dengan sebuah tebasan yang dilayangkan dari belasan meter jauhnya, Luther bisa menghancurkan gunung buatan dan membelah kolam. Apakah pria ini benar-benar manusia?"Aku ... nggak salah lihat, 'kan? Bocah ini benar-benar master?""Tunggu! Aku ingat sekarang! Belakangan ini memang ada reputasi seorang master muda yang sangat terkenal. Jangan-jangan, ini orangnya?""Astaga! Monster seperti apa ini? Baru usia 20-an saja sudah mencapai master? Ini sungguh menakutkan!"Setelah keheningan sesaat, suasana kembali menjadi riuh. Rasa kaget, panik, takut, dan hormat bercampur aduk menjadi satu. Terutama Nikhil, Parnika, dan Viola yang semakin terteg
"Aku keberatan! Memangnya kenapa kalau master? Apa kamu bisa berbuat sesuka hatimu?" Seiring dengan terdengarnya suara tersebut, muncul seorang pria paruh baya bertubuh kekar yang berjalan keluar. Ada beberapa lencana bintang di pundak pria itu, wajahnya juga tampak serius. Dia melangkah dengan tegap dan berwibawa.Kehadirannya membawa aura yang sangat mengintimidasi, membuat semua orang tidak berani menatapnya. Tidak hanya itu, pria itu bahkan diikuti oleh pasukan tentara elite yang bersenjata lengkap. Tentara-tentara itu mengenakan helm, zirah, dan membawa pedang. Sekujur tubuh mereka memancarkan aura membunuh yang sangat kuat. Dilihat sekilas saja sudah bisa tahu bahwa mereka ini adalah pasukan yang telah berpengalaman dalam medan perang."Jenderal Ewan!" Setelah melihat orang yang datang, Ivan langsung tampak gembira. Tatapannya yang penuh dengan keputusasaan tadi, kini kembali berbinar penuh harapan."Dia sudah datang! Tokoh besar akhirnya datang juga!" seru Billy dengan kegiranga
Sementara itu, Ewan adalah jenderal yang memegang alih atas ratusan ribu pasukan. Baik itu seorang master atau sejenisnya, dia bisa menghancurkannya dengan mudah. Inilah kekuatan militer sesungguhnya!"Luther, kamu dengar itu? Kemampuan yang kamu banggakan itu nggak ada apa-apanya di hadapan Jenderal Ewan. Kalau nggak mau mati ditembak, sebaiknya kamu cepat menyerah!" ejek Ivan. Melihat ada Ewan dan Kavaleri Harimau Macan yang mendukungnya, tentu saja Ivan tidak takut apa pun. Memangnya kenapa kalau seorang master? Apakah dia berani bertentangan dengan seorang jenderal?"Ewan, kuperingatkan sekali lagi, bawa orangmu dan pergi dari sini. Kalau nggak, jangan salahkan aku nggak menghargai Keluarga Devano," ujar Luther dengan dingin."Hm?" Ewan mengerutkan alisnya. "Seorang pesilat sepertimu berani mengancamku? Kamu sudah bosan hidup?""Aku sedang memberimu kesempatan. Kalau aku benar-benar turun tangan, kamu nggak sempat menyesalinya lagi," kata Luther memperingatkan."Turun tangan?" Ewan
"Ewan, apa kamu masih mau ikut campur sekarang?" Luther mengencangkan cengkeramannya hingga menusuk ke kulit Ewan. Seketika, Ewan kesulitan bernapas dan jantungnya berdebar kencang."Bocah, kuperingatkan jangan bertindak sembarangan!" Ewan menggertakkan giginya, lalu berpura-pura tenang. "Menyandera jenderal adalah sebuah kesalahan besar. Kalaupun kemiliteran nggak bisa menangkapmu, jangan lupa masih ada dewan militer. Kalau kamu menyentuhku, dewan militer pasti nggak akan melepaskanmu!"Demi mengendalikan pesilat di dunia bela diri, pemerintah mendirikan sebuah organisasi rahasia, yaitu dewan militer. Anggota dewan militer terdiri dari pemuda-pemuda yang berbakat. Saking kuatnya, hampir seluruh pesilat di dunia ini tidak bisa menandingi mereka. Begitu dewan militer bertindak, jangankan pesilat master, bahkan grandmaster tahap puncak pun akan mati! Bagi para pesilat, dewan militer ini memang memiliki kekuasaan yang mengerikan."Mengancamku? Kamu merasa aku nggak berani membunuhmu, ya?"
Baru saja Ewan hendak mengatakan sesuatu, Juno malah menyelanya dengan berteriak, "Cepat! Tembak dia! Bocah itu mau membunuh Jenderal Ewan! Cepat tembakkan pistol kalian!" Ekspresinya yang tidak sabaran itu seolah-olah takut Ewan akan memohon ampun.Klak! Klak! Mendengar perintahnya, para prajurit Kavaleri Harimau Macan langsung membuka pengaman di pistol mereka dan memasukkan peluru."Sialan, tembak apanya! Cepat hentikan!" teriak Ewan dengan kaget. Kalau tidak, dia pasti akan mati duluan terkena tembakan sebelum Luther berhasil dibunuh.Dor, dor, dor .... Di bawah isyarat Juno, beberapa penembak Keluarga Caonata yang bergabung di kerumunan akhirnya menembakkan beberapa peluru. Jika tembakan ini bisa membunuh Luther tentunya akan lebih bagus. Namun, jika terkena Ewan dan membuatnya tewas, mereka bisa berdalih ini hanya kekeliruan karena ingin menyelamatkan Ewan. Setelah itu, mereka akan melemparkan semua kesalahan pada Luther. Ini adalah cara yang sempurna.Bersamaan dengan suara temb
"Dewi Perang Hani sudah tiba!" Begitu terdengar suara nyaring seorang wanita, suasana langsung menjadi hening.Semua orang memandang ke arah pintu secara serempak. Seketika, di bawah tatapan semua orang, terlihat seorang wanita berpakaian merah yang memegang pedang berwarna hijau berjalan masuk dengan santai.Wanita ini memiliki rambut pendek berwarna perak dan paras yang sungguh menawan. Setiap gerak-geriknya pun memancarkan aura heroik yang membuatnya tampak berkarisma. Belum lagi sepasang matanya yang tampak sombong dan dingin, seakan-akan segala sesuatu di dunia ini berada di bawah kuasanya.Wanita ini tidak lain adalah Dewi Perang Negara Drago yang paling kuat, Hani! Duar! Sesudah hening sejenak, orang-orang sontak menjadi heboh."Dewi Perang Hani! Itu benar-benar Dewi Perang Hani!""Ya ampun! Aku nggak nyangka Dewi Perang Hani akan kemari! Hari ini benar-benar luar biasa!""Menurut rumor, Dewi Perang Hani sangat cantik. Ternyata rumor itu memang benar!"Ketika melihat Hani yang m
"Mampuslah dia! Dia sudah mengganggu Dewi Perang Hani, benar-benar nggak tertolong lagi!""Aku hanya bisa bilang dia terlalu sial, makanya nggak bisa lolos lagi hari ini.""Dia sudah termasuk beruntung karena mati di tangan Dewi Perang Hani."Sebagian besar tatapan tertuju pada Luther. Ada yang menatapnya dengan kasihan, simpati, juga ada yang merasa senang atas penderitaannya.Hani adalah Jenderal Utama Kavaleri Harimau Macan, sedangkan Ivan adalah perwira senior Kavaleri Harimau Macan. Itu sebabnya, orang-orang beranggapan bahwa Hani datang untuk menolong Ivan.Adapun Luther, pria ini memang hebat, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan Hani. Ini adalah fakta yang tidak perlu diragukan lagi. Bagaimanapun, Hani adalah Hani, seorang tokoh legendaris yang tak tertandingi."Jenderal, kenapa kamu kemari?" Setelah termangu sesaat, Ewan segera menyambut. Selain gembira, dia juga merasa heran. Bukankah terjadi masalah di Midyar dan harus diatasi secepat mungkin? Jadi, untuk apa Hani kemari?"
Duk! Kepala Ivan seketika terjatuh bak bola yang bergelinding. Terlihat matanya yang terbelalak lebar serta ekspresinya yang dipenuhi ketidakpercayaan. Hingga mati, dia tidak menduga Hani akan tiba-tiba membunuhnya. Orang yang dianggap sebagai penyelamat justru adalah pembunuhnya!"Eh?" Semua orang tercengang menatap situasi ini. Satu per satu memasang ekspresi seakan-akan mereka telah melihat hantu.Situasi macam apa ini? Sebagai Jenderal Utama Kavaleri Harimau Macan, bukankah Hani seharusnya membela Ivan? Mengapa dia malah membunuh Ivan? Aneh sekali!"Su ... sudah mati?" Juno yang terperangah pun membelalakkan matanya."Kenapa bisa begitu? Kenapa Dewi Perang Hani membunuh Ivan?" tanya Zeona dengan bingung dan tidak percaya."Nggak ... ini nggak mungkin ...." Billy bak orang yang disambar petir. Dia membeku di tempatnya dan tidak bisa menerima kenyataan ini.Billy bahkan curiga bahwa penglihatannya bermasalah. Kalau tidak, mengapa terjadi hal tidak masuk akal seperti ini?Saat ini, ti