Permainan cinta mereka semalam membuat Ghea lupa bahwa dia tengah hamil. Rindu kenikmatan yang sudah lama tidak diraihnya bersama Galang mereka lakukan berkali-kali, Ghea dibuat mabok oleh Galang yang super aktif memasuki dirinya. Ditatapnya Galang yang tidur lelap di sampingnya. Kegelisahan kembali menggelembung memenuhi isi kepala Ghea, dia tidak tahu harus berbuat apa sementara kehamilannya tidak mungkin disembunyikannya. Selama ini dia berusaha berdiri tegar menghadapi hilangnya pesawat Cesnaa 150 yang ditumpangi Galang, tapi untuk mengungkapkan kehamilannya membuat otaknya harus bersalto menghadapi Galang mencari kata yang tepat, mencari waktu yang tepat , mencari saat di mana Galang sedang tidak mencumbuinya. Ucapan selamat dari dokter atas kehamilannya, membuatnya bahagia berbalik terbalik jika nanti menghadapi Galang jika tetap teguh tidak ingin memiliki anak, takut anak yang akan lahir nanti seperti Sinar memiliki cacat mental. “ Ghea bertahanlah satu dua hari lagi, ja
Galang paham bahwa Ghea sangat ingin punya anak . Hati kecil Galang sebenarnya ingin punya anak, tapi mengingat riwayat kelahirannya , masa keanak-kanaknya membuat opa, oma direpotkan oleh ulah Galang yang mudah tantrum. Sekarang Sinar mengalami hal yang sama, Ghea kadang-kadang dibuat repot membujuk dengan segala cara agar Sinar bisa tenang. Galang tidak pernah mendengar suara keras Ghea ketika Sinar tantrum. Selalu dibujuk, malah menurut Galang Ghea terlalu memanjakan Sinar. Kalau Galang protes, Ghea selalu menjawab, " Dia minta perhatian," Bukankah kepribadian orang dibentuk oleh karakteristik keturunan yang dibawa sejak lahir, demikian juga dengan gen, batin Galang. Selama ada di Jakarta untuk mengurus beberapa keperluan proyeknya, Galang melihat Ghea sering melamun, tidak fokus, menarik diri jika Galang mengajaknya bercinta. Aku harus berterus terang mengapa aku tidak ingin punya anak , batin Galang . Ghea sedang duduk di ruang tamu, jemarinya sibuk memainkan ponselnya. Jara
Setiap orang memiliki naluri ingin menang, bahkan ada yang mau menang-menangan, menang sendiri, tidak ada yang mau kalah karena kalah seringkali diidentikkan dengan kelemahan. Ghea merasakan bahwa Galang selalu mau menang sendiri dalam hal prinsip. Tidak mau mengalah, karena menurut Galang mengalah bukan tipenya. Mengalah menunjukkan dia lemah. Untuk menang dari ketakutannya memiliki anak yang akan lahir dengan kelainan mental, dia memilih Ghea tidak hamil dan itu sudah merupakan keputusannya dan tidak bisa diganggu gugat. Ghea tidak tahu ketakutan Galang akan memperoleh keturunan yang mempunyai kelainan mental sangat mempengaruhi pikiran Galang. Untuk mengalihkan ketakutannya Galang melarikan diri dengan mengumbar kemarahannya pada ibu Tutik, ibu Sukma dan Keenan . Galang tahu mereka sedang berembuk untuk menghancurkan Galang. Ghea memandang keluar melalui jendela yang terbuka lebar setelah semalam Galang tidak putus-putusnya membuatnya bergairah, keperkasaan Galang meluluhkan ha
Di kamar Ghea langsung turun dari pelukan Galang, aura marah masih terlihat di wajahnya , kesal, sedih langsung mengganjal di hatinya. “ Mas, jika mas tidak mau punya anak, ada satu jalan yang tepat.” Kata Ghea ketika Galang menghempaskannya ke tempat tidur. “ Apa itu?” tanya Galang. “ Ceraikan aku !” “ Apa ? tidak ada kata cerai dalam hidupku. Dulu aku menceraikan Yasmin karena aku tergila-gial padamu. Sekarang kamu mau cerai ? No !!” kata Galang menatap Ghea, aura kemarahan bercampur kesal terpancar di matanya. Tanpa menghiraukan perkataan Galang, Ghea masuk walkin closet, menguncinya tidak keluar, membiarkan Galang dalam kekalutan pikirannya. Galang berdiri di depan pintu walk in closet, mengetuk pintu perlahan. “ Ghea sayang, kita bicara baik-baik mengenai kehamilanmu. Aku tahu kamu ingin punya anak dari hubungan kita. Akupun , dalam hati kecilku ingin punya anak darimu. Tapi ada ketakutan dalam diriku, jika anak yang kau lahir bisa bermasalah seperti Sinar. Sinar memil
Kepergian Galang kembali ke Kalimantan Timur membuat Ghea kehilangan sosok yang selalu menampakkan dirinya , tidak lepas memeluk, mencium dan memagutnya dalam kekuatan penuh membuat Ghea selalu tersenyum mengingat betapa mereka selalu kelaparan cinta. Tiga tahun pernikahan cinta mereka tak pernah pudar , hasrat dan gairah mereka malah semakin membara. Ghea mengantar Sinar ke sekolah khusus , sekolah swasta yang terkenal di kalangan mereka yang berduit. Sekolah “Buah Hatiku” menurut Ghea pilihan yang tepat untuk menyekolahkan Sinar. Didampingi pengawal dan mbak Marni , Ghea mengantar , menjemput Sinar dan jika waktunya untuk kontrol kesehatannya dan janinnya, Mbak Marni selalu mendampinginya untuk menghindari gosip tidak mengenakkan jika didengar Galang. Bahkan Galang menyetujui usulnya. “ Laporkan setiap saat kemajuan Sinar dan kemajuan Miracle,” kata Galang. Setiap malam mereka video call, Ghea memperlihatkan perutnya yang semakin membesar. “ Sayang.. jika usia kehamilanmu akan
Hidup benar-benar susah diprediksi sesuai dengan keinginan. Ghea dan Galang berencana akan membalas dendam pada ibu Sukma , tante Joani dan komplotannya. Mereka sekarang hidup terpisah, Galang di Kalimantan Timur , Ghea di Jakarta yang setiap saat ibu Sukma didampingi tukang pukulnya merongrong mengambil rumah pondok indah. Ke depan Ghea dan Galang, berencana setelah semuanya beres mereka akan membalas dendam, biarlah saat ini ibu Sukma menikmati kemenangannya. “ Mas, kita lupakan dulu balas dendam, setelah usaha mas berhasil kita selesaikan dendam kita. Jangan tangan mas yang akan memulai usaha dikotori dengan pembalasan dendam.” Kata Ghea ketika mereka berembug mengenai rencana usaha di Kalimantan Timur. " Kalau itu keinginanmu, aku turut saja, memang lebih baik aku fokus pada proyek di Kalinmantan Timur daripada segala urusan balas dendam." Mengenang percakapan mereka sebelum Galang berangkat ke Kalimantan Timur, tiba-tiba sekelabat ingatan muncul dalam benaknya. Diraihn
“ Kamu isteri baru Juda?” tanya wanita yang berdiri di depannya. “ Siapa Juda? Oh ! Galang ? I…yyaa.” Jawab Ghea gugup. “ Hmm… kok selera Juda berubah !” katanya, melihat Ghea dari atas ke bawah yang hanya mengenakan tanktop dan celana pendek jeans yang sudah lusuh seolah-olah menilai Ghea adalah manusia aneh.Matanya berwarna coklat menatap Ghea dengan berani dan tidak sopan. Ghea merasakan dirinya kehabisan napas saat mendengar ucapan terakhir wanita di depannya, menatap dengan tatapan sama. “ Saya ingin melihat ruang kerjaku.” “ Ruang kerja? “ tanya Ghea. Wanita cantik itu tidak memperdulikan Ghea, langsung menerobos masuk , membuka pintu kamar yang sekarang menjadi kamar percintaan Ghea dan Galang. Hanya ada satu sofa, yang mereka sebutkan dengan sofa cinta, piano putih di atas karpet berwarna hijau. “ Mana pianoku?” tanyanya. “ Oh, maaf apakah ibu yang bernama Yasmin?” tanya Ghea dengan alis berkerut penuh tanda tanya. “ Iya. Saya Yasmin Pringgodihardjo , mantan isteri Ju
Ghea mengambil secangkir kopi panas yang baru disajikan mbak Marni, menghirupnya dalam-dalam ingin merasakan kenikmatan aroma harum kopi pahit tanpa gula yang disukai Ghea. Diraupnya ubi goreng ke dalam piring kecil, ditemani sambal bajak khas mbak Marni di masukkan ubi goreng setelah dicolek dengan sambal ke mulutnya. Pahit, pedis terasa di mulutnya, sama seperti hidupku, batin Ghea. Pahit, kata-kata pedis ibu Sukma dan kemarin baru saja dia merasakan kata pedis yang menggetarkan hatinya, perkataan Yasmin . Kehadiran Yasmin ingin dilupakan sementara , Ghea sudah bertekad apapaun yang terjadi, dia harus mempertahankan cintanya, miliknya yang paling berharga. " Aku tidak akan melepaskan , Galang, Sinar dan anak yang kukandung." bisiknya. Sesudah menelpon Ghea untuk mengecek apakah Yasmin masih ada di pondok indah, Galang tidak pernah menelponnya. Tidak seperti kebiasaan Galang, dia akan menelpon jika ada berita bohong yang membuat Ghea galau atau ketakutan. Ancaman telepon, berit
Satu tahun kemudian. Ghea sibuk menyiapkan makan malam, ibu Imelda Hutomo , Yasmin dan Oscar diundang Ghea makan malam di rukan . Ibu Imelda Hutomo, Yasmin dan Oscar ke Sendawar untuk menjemput Sinar liburan akhir tahun ke Jakarta. Untuk mengungkapkan dibutuhkan kesabaran dan kebijakan agar Sinar bisa menerimanya. Sinar perlahan-lahan diperkenalkan dengan keluarga biologisnya, awalnya dengan mengadakan komunikasi jarak jauh Sinar dengan Oscar. Sinar kagum ketika Oscar menunjukkan beberapa lukisan yang memenangkan perlombaan Internasional. “ Sinar ingin oom jadi guru menggambarku,” “ Baik, Sinar ke Jakarta nanti oom akan ajar melukis, agar Sinar bisa mewarisi seni melukis oom Oscar.” Kata Oscar. “ Betul, kapan Sinar bisa ke Jakarta?” “ Kalau mama Ghea dan papa Galang mengijinkan.” Jawab Oscar. Ghea dan Galang mendengar pembicaraan Sinar dengan Oscar melalui speaker handphone milik Galang, menyembunyikan wajah ketidak relaan mereka karena Sinar akan diambil dari kehidupan mereka.
Sampai di Balikpapan, Galang menyewa cleaning service untuk membersihkan rumah, mengepak barang-barang yang akan dibawa ke Sendawar. Beberapa barang yang tidak dipakai , ibu Marni dibantu ibu RT ,menanyakan ke tetangga membuat daftar siapa yang akan mengambilnya. Langsung nama Ghea meroket naik, dari perempuan sombong menjadi perempuan murah hati. Ghea tersenyum mendengar laporan ibu Marni, “ Itulah ibu, mereka tidak paham, hanya melihat dari luar.” Kata Ghea. Tiba-tiba Ghea merasa mual kembali, keinginan muntahnya semakin hebat disertai rasa pening, “ Mbak bisa buatkan saya teh manis hangat. Rasanya saya sering mual dan ingin muntah.” Kata Ghea. “ Apakah aku hamil?” bisik Ghea. Ghea mengingat kapan dia terakhir haid. Karena siklusnya tidak teratur diapun lupa kapan terakhir haid. “ Ibu, kapan ya haid saya yang terakhir? Ibu mungkin tahu?” tanya Ghea. “ Hmm.. waktu nak Galang pulang dari proyek, ibu sempat dengar dia ngedumel, “ Lagi PM, aku so tidak tahan.” Jawab ibu Marni samb
Setelah pesta ulang tahun Ghea serasa reunian, Galang dan Ghea mengantar tamu mereka yang langsung menuju ke lift. Mereka terlihat sumringah karena masing-masing membawa paper bag berisi kain tenun khas Dayak. Kesemuanya adalah ide Galang memperkenalkan kain khas Kalimantan, selain batik yang sudah go Internasional. “ Aku mau lihat anak-anak dulu.” Kata Ghea ketika mereka sampai ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Ghea dan Galang, mengetuk pintu perlahan, ibu Marni keluar berbisik, “ Anak-anak sudah tidur, mereka capek nunggu mama dan papanya.” “ Oh… “ bisik Ghea penuh penyesalan. “ Besok aku akan melihat mereka, “ bisik Ghea. Galang melihat ke mata sendu Ghea yang penuh penyesalan, “ Besok pagi-pagi kita ajak jalan-jalan sebelum ke bandara.” Ghea merasa tenang mendengar janji Galang, memeluk Galang.Galang memperketat pelukannya, memasukkan kartu ke kamar mereka. “ Papa, terima kasih atas pesta ulang tahunnya, atas semua yang telah papa buat untuk mama.” “ Mama senang?” ta
Sore hari Galang menyatakan bahwa dia akan membuat pesta ulang tahun untuk Ghea. Ghea protes ,” Pa, ngapain bikin pesta ulang tahun?” “ Selama kita menikah, aku tidak pernah bikin pesta untukmu. Ayolah, papa sudah reservasi resto di hotel ini.” “ Hanya keluarga kita kan?” “ Beberapa teman, papa panggil.” Kata Galang sambil memberikan boks. “ Bukalah.” Ghea membuka pita , kemudian membuka boks,sebuah gaun hijau dengan potongan dada Sabrina dihiasi taburan berlian sepanjang leher, sepatu heels slingback warna perak dan clutch bag warna silver. “ Papa..” “ Kamu pakai untuk pesta ulang tahunmu nanti malam.” “ Aku, tidak biasa pakai yang beginian,” “ Kamu harus biasa, apakah kamu mau pakai tanktop dan celana pendek?” Sore menjelang malam, diantar ibu Marni, Ghea ke salon yang ada di hotel, itupun atas perintah Galang. Setelah mandi Galang telah mempersiapkan gaun, sepatu dan clutch bag di ranjang. Galang sudah memakai celana panjang, kemeja dan dasi tinggal memakai jas Armani
Jam menunjukkan pukul dua belas malam, Galang terbangun dari tidur lelap setelah berpacu nikmat dengan Ghea. Ghea nampak pulas tidur dalam lekukan lengan Galang. Perlahan Galang membebaskan kepala Ghea dari lekukan lengannya, menelpon seseorang. “ Saya ada di depan pintu kamar,” jawab Dipta. Galang cepat memakai bathrobe, membuka pintu , Dipta memegang kue tart kecil dengan lilin yang sudah menyala. “ Terima kasih Dipta, silah tidur kembali.” Tetap memegang kue tart, Galang mencium bibir Ghea, mengulum membuat Ghea membuka matanya. Melihat lilin yang menyala di depan wajahnya, Ghea bangkit, “ Happy birthday my wife, my angel, my love.” Kata Galang memeluk Ghea. “ Tiup lilinnya, tapi sebelumnya make a wish.” Ghea dengan mata terpejam karena melawan ngantuk meniup lilin, kemudian memeluk Galang,” Thanks, my darling. I love you.” Lalu jemarinya mencolek cream menaruhnya di hidung Galang. Galang membalas mencolek cream menaruhnya di bibir Ghea. Kue tart kecil dimakan bersama, seper
Sidang kedua hak asuh anak, sesuai permintaan penasehat hukum Galang sebagai tergugat, atas permintaan Ghea sebagai saksi, pada agenda sidang pemeriksaan saksi, sidang perebutan anak dilakukan secara tertutup bagi umum. Kuasa hukum Yasmin sebagai penggugat, menyatakan keberatannya terhadap larangan hakim karena menyangkut masa depan anak yang diperebutkan hak asuhnya. Kuasa hukum Galang sebagai tergugat, pak Susetyo menjelaskan karena menyangkut kasus dalam ranah hukum keluarga dan mental anak yang diperebutkan hendaknya sidang tertutup untuk umum. Akhirnya hakim memutuskan sidang tertutup untuk umum dan menyatakan bahwa semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang berbuka untuk umum. Suasana sidang penuh ketegangan karena adanya protes dari keluarga Pringgodihardjo karena mereka ingin menutup fakta yang sebenarnya terjadinya gugat cerai oleh Galang . Sidang berjalan alot, akhirnya atas permintaan kuasa hukum tergugat meminta Ghe
Ghea sedang memasak ketika ponselnya berbunyi, dibacanya log panggilan dari Poppy. “ Hai aku dengar dari dokter Budi kamu mencari mantan suamimu?” “ Dia bukan mantan suamiku, suamiku .” jawab Ghea. “ Dia kan ceraikan kamu?” “ Iya. Di atas kertas, tapi belum di pengadilan agama. Kami sudah menyalurkan gairah seksual kami.” “ Bagaimana, asyik, putar ke kanan, ke kiri, melompat setelah empat tahun selibat?” tanya Poppy. “ Simpan pikiran mirismu!” kata Ghea sambil tertawa. “ Woaaahh! Berarti tebakanku benar.” “ Tumben menelponku di jam segini, biasanya kamu sibuk di salon.” “ Hmm.. apa kau sudah baca berita ?” tanya Poppy sambil menyebutkan salah satu portal yang terkenal dengan gosip hot. “ Mengenai apa?” tanya Ghea. “ Perebutan hak asuh Yasmin Pringgodirgo dengan mantannya, Galang.” “ Apa? “ kata Ghea langsung mematikan kompor, menutup ponselnya dengan tangan kemudian memanggil ibu Marni,” Ibu tolong selesaikan.” “ Pop, aku putuskan dulu, mau mencari beritanya.” Kata Ghea .
Begitu tamu tidak diundang keluar rukan dengan bersungut-sungut, Ghea dengan langkah cepat menaiki anak tangga mencari Haikel dan Sinar. Haikel sedang dibujuk oleh ibu Marni, “ Mama , Haikel takut nanti papa dipukul .” kata Haikel sambil menangis tersedu-sedu. “ Haikel, mereka tidak akan memukul papa, ada oom Dipta yang jaga papa,” kata Ghea, lalu bertanya ke ibu Marni , “ Di mana Sinar?” “ Sinar di kamar sedang melukis,” “ Sinar,” panggil Ghea. Tidak ada sahutan, Ghea mulai cemas, takut kalau Sinar mendengar keributan di bawah dan mengetahui jati dirinya. Dibukanya pintu kamar Ghea, Ghea sibuk di depan papan melukis, sambil tubuhnya bergoyang-goyang mengikuti irama musik, sekali-sekali dia bersenandung. Ah, dia pakai headset, batin Ghea. “ Sinar ! “ teriak Ghea. Sinar bergeming, tetap fokus di depan papan melukis, Ghea mendekati Simar memeluknya, Sinar melihat ke arah Ghea,” Mom , aku kaget !” “ Kamu terlalu asyik melukis sampai tidak tahu bahwa papa sudah pulang dari proyekn
Seminggu kemudian. Ghea menunggu Galang yang sedang bekerja di kantornya. Meskipun rumah dan kantor dalam satu lokasi, Ghea tidak pernah memunculkan dirinya di kantor Galang. Pintu penghubung dengan rukan sebelah tempat ibu Marni dan anak-anaknya, Sinar dan Haikel tinggal Ghea dilalaui Ghea jika akan bertemu dengan mereka. Galang hanya ingin kamarnya untuk dia dan Ghea, Galang tidak ingin privasinya terbagai dengan yang lain, meskipun mereka adalah anak-anaknya, itulah keegoisan yang dimiliki Galang. Ghea baru saja meninggalkan anak-anaknya, Sinar dan Haikel setelah mengajari Haikel belajar mengenal huruf , mendampingi Sinar melukis. Masih terbayang wajah Sinar yang tidak menampakkan satupun dari wajahnya yang bisa diandalkan sebagai anak Galang. Yasmin? Ghea tidak tahu garis wajah Yasmin, yang diketahuinya hanya kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Sinar memiliki wajah yang cantik. Berbeda dengan Haikel, melihat rupanya orang bisa menebak bahwa Haikel adalah anak Galang, Haikel bagaik