Share

Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda
Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda
Penulis: Nureyya Sharika

Gara-gara Kencan Buta

last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-27 16:46:16

“Ayah, lepaskan aku! Aku tidak mau kencan lagi! Ayah, aku mohon!” Seorang wanita menyentak tangannya yang ditarik paksa keluar rumah.

Sang ayah menatapnya berang, lantas mengusap wajah. Tangannya berkacak pinggang, merutuki kelakuan anaknya. Entah sudah berapa kali kencan buta, tetap tak ada hasil.

“Kau—“ Pria bernama Mohan itu menunjuk wajah sang anak yang memelas. “Sudah, ikut saja!” titahnya.

“Hei, Ailyn! Kau mau kencan lagi, ya? Tidak bosan?” Tetangga sebelah menyapa sembari bersandar pada dinding rumahnya.

“Berhenti berkencan, tapi menikahlah. Mau sampai kapan kau menjadi perawan tua?” Wanita di sisi kanannya ikut menimpali.

“Menikahlah. Jangan jadi beban Ayahmu terlalu lama,” imbuhnya, membuat hati Ailyn memanas.

Mendengar ocehan tetangga yang selalu saja mengganggunya, Ailyn meremas jemari. Kalimat-kalimat tadi bahkan sudah ia dengar sejak 10 tahun lalu. Membosankan sekaligus menyebalkan.

“Urus saja urusan kalian sendiri! Ikut campur urusan orang melulu!” Wanita bernama lengkap Ailyn Vazila itu melipat tangan ke dada, memalingkan muka.

“Dasar!” rutuk tetangganya, kompak bersamaan memasuki rumah.

“Kau lihat itu? Meski telingamu sudah kebal, mereka tak akan berhenti. Sudah, kau pergi temui teman Ayah sana!”

Mohan mendorong tubuh Ailyn sampai di depan rumah. Di sana, sudah menunggu sopir taksi yang sebenarnya dari tadi mengawasi.

Ailyn mengerucutkan bibirnya melihat pintu taksi dibuka. “Tapi, Ayah—“

“Ini demi masa depanmu. Namanya Alex Brawijaya. Ayah yakin dia jodohmu." Mohan menyentuh kedua pundak sang anak, mencoba membujuk.

“Pokoknya ini yang terakhir! Kalau tidak berhasil, aku akan memilih menjadi perawan tua!”

Ailyn memasuki taksi dengan kesal. Gaun indah berwarna merah itu tersingkap, membuatnya buru-buru merapikan.

Mohan mengangguk. “Teman Ayah ini kaya dan tampan, loh! Kalau dia mengajakmu menikah, terima saja.” Ia yakin kali ini akan berhasil.

“Sopir, bawa Anakku ke Restoran Delima!” Mohan memberi isyarat kepada sopir taksi agar segera pergi sebab sebentar lagi malam akan menampakkan diri.

Ailyn hanya terdiam, memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Ia resah, takut gagal seperti sebelum-sebelumnya.***

Di Restoran Delima beberapa saat kemudian ....

“Astaga! Lama sekali!” Ailyn mengeluh panjang saat ia merasa bosan terlalu lama menunggu teman kencannya. Tenggorokannya sampai kering akibat lama menunggu.

“Pelayan! Jus wortel satu!”

Ailyn memerhatikan pintu masuk Restoran Delima. Matanya sampai sakit gara-gara menatapnya.

“Tunggu sebentar, Mbak,” sahut pelayan restoran.

“Hmm.” Wanita itu bergumam tak jelas. Usianya yang menginjak 32 tahun membuatnya menjadi bahan olok-olok tetangga sebab belum menikah.

Sebagai mantan model bintang iklan yang harus redup di tengah jalan karena skandal, pesonanya tak lekang oleh waktu. Ia tetap tampil cantik sempurna.

“Silakan diminum, Mbak.” Pelayan meletakkan gelas jus di depan Ailyn. Senyumnya lebar, bahkan sampai memerlihatkan deretan gigi.

“Terima kasih.” Tanpa menunggu lebih lama, diseruputnya jus wortel hingga tinggal separuh. Tatapannya lagi-lagi tertuju pada pintu masuk.

“Sampai dia tidak datang dalam lima menit, aku akan pergi! Membuang waktuku saja!” Diaduknya jus dengan sedotan sambil mengomel.

Suasana di restoran yang cukup ramai malah membuatnya merasa hampa. Sepi tanpa teman, ditambah kehadirannya tak dipedulikan siapa pun.

“Kesabaranku habis!” Ailyn berdiri, sudah pun berniat untuk pergi. Namun, tiba-tiba sebuah tangan terulur, memerlihatkan buket bunga.

“Lama menunggu? Maaf ya, aku terlambat sebab tengah mempersiapkan sesuatu,” ujar seorang pria, tersenyum padanya.

Ailyn menganga. Betapa terkejutnya ia melihat pria di depannya kini. Rasanya tak percaya dengan apa yang dilihat. Pria paruh baya dengan setelan jas hitam mengedipkan mata padanya.

“Anda ... Alex Brawijaya?” tanya Ailyn, berharap salah. Namun, pria itu mengiyakan, duduk di depannya setelah meletakkan buket bunga di atas meja.

‘Astaga! Bodoh sekali aku. Kenapa tidak bertanya seperti apa teman Ayah itu?’ batin Ailyn. Duduk ia setelah dipersilakan.

“Sepertinya, ini ada kesalahpahaman. Saya memang diminta berkencan dengan Alex Brawijaya, tapi bukan pria tua seperti Anda yang pastinya punya istri dan anak.”

Ailyn memaksakan diri untuk tersenyum. Tangannya diremas, takut tiba-tiba menjalar. Tubuhnya terasa panas-dingin mendadak.

“Tidak ada yang salah. Aku memang Alex. Apa yang kau harap? Pria muda? Bukannya aku terlihat masih muda?”

Alex mengedipkan sebelah matanya, menunjukkan kesan ‘nakal’ semakin terlihat. Tentu saja Ailyn semakin ingin pergi.

“Kau secantik yang Mohan katakan. Duduklah yang manis, Sayang. Ada banyak hal yang harus kita bicarakan,” ujar Alex, menyentuh tangan Ailyn.

“Jaga sikap Anda!” tegurnya.

“Jangan terlalu agresif. Sikapmu ini malah membuatku semakin tertarik.” Alex menatap dada Ailyn yang sedikit terbuka.

Hal itu membuat wanita yang duduk dengan resah itu merapikan gaunnya. “Saya mau pulang. Kita akhiri saja kencan buta ini sekarang.”

Tanpa aba-aba, segera ia berdiri. Namun, Alex mencegah dengan mencengkeram lengannya.

Ailyn tertegun, sedikit membulatkan matanya. Pria itu malah mendekat, menyentuh pipinya tanpa malu, padahal suasana ramai.

“Jangan buru-buru. Aku belum puas memandang kecantikanmu. Ayahmu pasti marah kalau kau pulang cepat sebab dia sudah menerima banyak uang dariku.”

Ailyn membulatkan matanya, menepis tangan itu. Uang? Jadi, dia sudah dijual pada om-om di depannya ini? Ailyn menelan ludah dengan kasar.

“Berapa uang yang Anda berikan, Om? Saya akan segera menggantinya.” Ailyn sudah tak sabar ingin lari dari tempat itu.

“Apa katamu? Om?” Alex menunjuk dirinya sendiri. Tertawa ia mendengar wanita cantik itu memanggilnya om.

“Dari mana kau akan dapatkan uang untuk mengganti? Kau saja beban Ayahmu. Sini, duduk di pangkuanku!” Ditepuknya paha sembari duduk.

“Kurang ajar! Sikap Anda sudah kelewat batas!” Ailyn meradang. Emosi memenuhi dirinya.

“Sikapmu ini malah membuatku ingin membawamu ke ranjang. Bagaimana kalau kita kencan di hotel saja? Aku ingin lihat seberapa agresifnya kamu.”

“Sialan! Saya bukan wanita seperti yang Anda pikirkan!” Dengan marah, Ailyn mengangkat gelas jus, lalu menyiramkannya pada wajah Alex.

“Kau—“

Terkejut dengan tindakan tiba-tiba itu, mulut Alex menganga. Ia tak menyangka Ailyn akan berlaku demikian. Diusapnya wajah dengan tisu.

“Kencan kita selesai! Jangan ganggu saya lagi!” Ailyn yang hendak pergi, merasakan kepalanya pusing tiba-tiba. Tubuhnya sedikit terhuyung, bertahan karena menopang tangan pada meja.

“Sikap keras kepalamu membuatku kesal. Sudahlah, kita langsung ke hotel saja. Tidak usah membahas rencana pernikahan.”

Alex menarik tangan Ailyn yang mulai tak bisa berdiri dengan baik. Dipeluknya wanita itu. Masih dengan kesadaran, Ailyn mendorong tubuh Alex dengan kasar.

“Kurang ajar!”

Plaaakkk!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Alex, membuat pria itu naik pitam.

“Aku ke sini bukan untuk dipermalukan! Tunggu dan lihat saja saat obatnya bereaksi.” Alex berdecak sambil mengelus dagu.

“Kau ... apa yang kau lakukan padaku?” Ailyn memegangi kepalanya yang berputar-putar. Pusing teramat sangat. Alex hanya menaikkan pundak, bersikap seperti tak tahu apa-apa.

Di detik berikutnya, Ailyn terkulai tak sadarkan diri. Dengan sigap Alex menopang tubuhnya dan langsung mengangkatnya keluar.

“Bukankah tadi sudah aku katakan? Aku terlambat sebab tengah mempersiapkan sesuatu. Hahahaha.”

Tawa lepas terdengar saat pria itu membaringkan tubuh Ailyn di kursi belakang mobil. Tak ada yang memerhatikan. Bahkan bisa dibilang semua orang tak peduli.

“Tadinya aku berniat mengajakmu menikah dengan baik-baik, tapi semua di luar kendali.” Alex memutar bola mata.

Sembari menutup pintu mobil, teringat ia bagaimana tadi sebenarnya datang lebih awal. Dengan licik ia membayar pelayan agar mencampur obat tidur pada apa pun yang akan Ailyn pesan.

“Jangan salahkan aku. Kau yang memaksaku menjadi Rahwana.” Alex sedikit melirik dari kaca spion, lantas menambah kecepatan mobil.

Dia juga membayar semua orang di restoran agar tak memedulikannya. Alhasil, Alex berhasil membawa paksa Ailyn tanpa hambatan.

Diambilnya ponsel di dalam saku, kemudian menelepon seseorang. “Sebentar lagi aku sampai. Siapkan semua dengan baik.”

Setelah memberi perintah, Alex bersiul, gembira sesaat lagi keinginannya akan tercapai.

“Baiklah, Sayang. Kita lihat, ke mana mobil ini akan membawa kita. Aku sih, ingin langsung bergulat di ranjang. Hahaha!”

Alex tertawa puas, semakin melajukan mobilnya. Tak bisa mendapatkan dengan baik-baik, maka dia menggunakan taktik licik.

Bagaimanakah nasib Ailyn selanjutnya? Ke mana Alex Brawijaya akan membawa tubuh terbuai mimpi semu itu?****

Bab terkait

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Malam yang Mencekam

    Seorang pria keluar dari pesawat sembari membuka kacamata. Bibirnya menguntum senyum. “Indonesia, akhirnya aku kembali padamu,” lirihnya menuruni tangga.Langkahnya santai, mendorong koper melewati banyak orang tanpa peduli. “Di mana pengawalku?” Baru saja bertanya pada diri sendiri, dilihatnya beberapa orang berlari mendekat.“Selamat datang kembali, Tuan Muda.” Tiga orang berpakaian rapi menyapa, lantas membungkuk hormat.Pria itu adalah Karan Pradipta Kusuma yang baru pulang dari luar negeri setelah 10 tahun lebih sekolah bisnis di Amerika.“Bawakan koperku! Aku sangat lelah.” Karan menyerahkan koper, lalu beranjak pergi lebih dulu.“Baik, Tuan!” Seorang pengawal menjawab, bergegas mengikuti sembari menarik koper.“Tuan Kusuma sudah menunggu. Apa kita langsung pulang?” tanya pengawal berkumis tebal.“Tidak. Aku malas melihat Papa bersama penyihir itu. Belum lagi si nakal yang pasti sudah seusiaku.” Karan memasukkan kacamata ke dalam saku jas.“Apa Tuan mau ke rumah Nyonya? Beliau

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Berkenalan

    Karan termangu, menatap wanita asing yang kini terisak. Ia penasaran pada pria tadi yang diyakininya sebagai seseorang di masa lalu.“Siapa ... nama pria itu?” tanyanya.Ailyn menoleh sembari menyeka air mata. “Om Alex,” jawabnya.Sontak hal itu membuat Karan melotot. Ia menoleh pada pengawal yang duduk di belakangnya. “Apa nama panjangnya Alex Brawijaya?”“Kata Ayah sih, begitu. Dari mana kau tahu? Huaaaahhh! Kenapa aku malah menangis?” Ailyn histeris mengingat dirinya yang sudah memaksakan diri untuk tegar, tapi akhirnya menangis juga.“Sttt!! Diam! Sudah masuk mobil orang sembarangan malah berteriak,” tegur Karan, menoleh ke arah belakang, takut diikuti.“Maaf,” lirih Ailyn. Ia merapikan gaunnya yang sobek setelah menyeka keringat.Ia merutuki diri yang meminta bantuan tanpa memikirkan konsekuensinya.“Tak salah lagi. Sialan itu masih suka bermain wanita. Apa dia tidak memikirkan Mama?” Karan bicara pada diri sendiri, semakin yakin.“Apa katamu tadi?” Ailyn merapikan rambutnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Pulang

    “Ailyn! Apa yang terjadi? Bagaimana kencannya?” Seorang pria mengikuti Ailyn yang duduk tanpa permisi. “Gatot! Gagal total! Si om brengsek itu malah membawaku ke hotel.” Ailyn melepaskan jas milik Karan, lalu meletakkannya di sofa. “Sudah kuduga! Untung saja aku membuang obat tidur itu. Kalau tidak ... habis kau!” Pria itu duduk di depan Ailyn, menyodorkan botol air mineral. Ternyata dia adalah pelayan restoran yang waktu itu melayani Ailyn. “Lalu, apa rencanamu sekarang?” tanyanya. Pria itu bernama Hadid. “Aku boleh menginap di sini, tidak? Aku takut Ayah marah atau si Om Alex akan datang lagi.” Ailyn meminum air mineral sedikit, lalu meletakkannya di atas meja. Hadid mempersilakan Ailyn untuk menginap sekaligus tidur di kamarnya. lagi pula, dia dan wanita itu sudah bersahabat sejak lama. Tak akan terjadi apa-apa. “Terima kasih banyak. Untung aku punya sahabat yang masih jomblo sepertimu, jadi bisa menginap. Hehe.” Hadid hanya berdecak, membiarkan Ailyn beranjak menuju ke kama

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Sesuatu yang Mengejutkan

    Karan masih mematung, sampai Marina menyentuh lengannya. Wanita itu menyerahkan segelas jus padanya, lantas meminta agar sang anak duduk. “Mama mengadopsi anak?" Karan tertawa sambil menggeleng. Ia yakin si kecil berbaju putih itu anak angkat mamanya. Dia berpikir Marina kesepian karena suaminya jarang pulang, lantas mengadopsi anak.“Tidak, Karan. Dia anak Mama. Adikmu.” Marina menuntun anak kecil yang diakuinya sebagai anak. Wanita itu mengelus rambutnya dengan penuh perhatian. “Anak bagaimana?” Karan duduk, masih dengan tangan memegang gelas. Tak ada niatan untuk meminumnya. Yang ada hanya rasa penasaran memenuhi pikirannya. Marina menarik napas dalam-dalam, berat untuk bercerita. Maklum, dia dan Karan sudah 10 tahun tak bertemu. Selain agak aneh, waktunya dirasa tidak pas. “Ma?” Karan meletakkan gelas di depannya. Tatapan mata Karan seolah menegaskan ia ingin tahu cerita sebenarnya. “Kau ingat hari saat Mama dipaksa menikah dengan Alex setelah Papa menuntut cerai?” ungkit Mar

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Ada Alasan di Balik Bantuan

    Taksi yang ditumpangi Ailyn dan Mohan berhenti di depan gedung KUA. Dengan terpaksa, Ailyn membiarkan ayahnya menariknya paksa sembari mengomel. “Hentikan, Ayah! Biarkan aku mencari pekerjaan agar Ayah tidak perlu menjualku!” rengek Ailyn, menghentikan langkah. “Kau masih akan mencari, bukan sudah mendapatkan pekerjaan. Sudah, Ayah sudah bawa dokumen pentingnya. Kau tinggal masuk dan mendaftar.” Mohan yang telanjur emosi dengan sikap anaknya yang sukar diajak bicara baik-baik, mendorong tubuh itu agar memasuki gedung KUA. Belum juga kakinya melangkah lebih jauh, mendadak seseorang menghentikan. “Tunggu!” Suara itu membuat keduanya spontan menoleh dan mendapati Karan mendekat. “Karan? Kenapa kau di sini?” tanya Ailyn, heran melihat pria itu datang entah dari mana. “Kau siapa?” Mohan memerhatikan pria dengan setelan jas rapi berhenti di depannya, langsung berkacak pinggang. Karan tak menjawab, malah bertanya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Jual Dirimu Pada Tuan Alex!

    Alex duduk dengan kasar di sofa berwarna merah. Mension tempatnya berkumpul bersama para mafia menjadi memanas. “Aku tidak mau mendengar kabar buruk lagi. Pokoknya, kalian harus menemukan pacar Ailyn secepatnya!” Alex menaikkan kaki ke atas meja. “Baik, Bos.” Anak buahnya yang hendak pergi, terpaksa kembali saat Alex mengatakan ada hal lain yang perlu dibicarakan. “Awasi juga anak Kusuma. Dia baru datang. Sialnya, aku lupa kalau Marina punya anak.” Alex mengambil cerutu dari saku jaket, hanya memerhatikannya. “Aku dengar dari informan, dia yang akan menjadi penerus K2 Company, Bos. Apa kita harus bertindak?” tanya Gandhi, selaku kaki tangan sekaligus orang kepercayaan Alex. “Sabar dulu. Aku masih ingin tahu, apa dia ingat kejadian 10 tahun lalu. Kalau dia ingat dan memberitahu Marina, habis aku,” katanya, meletakkan cerutu. Alex memang masih mencintai Marina, bahkan sejak dia pertama bertemu. Sayang, kehadiran Ailyn m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Maukah Kau Kubayar Per Detik?

    Karan baru saja tiba di kediaman keluarga Kusuma. Matanya langsung memerhatikan seluruh kawasan luas itu. “Banyak sekali perubahan,” lirihnya, membiarkan pengawal membawakan kopernya. Pria itu melangkah mendekati pintu utama. Belum sempat mengetuk pintu, ternyata pintu dibuka lebih dulu. Seorang wanita berbaju merah berdiri di depan pintu dengan tatapan tak suka. Siapa lagi kalau bukan ibu tirinya, Yunita. “Apa aku harus meminta izin untuk masuk?” Karan lebih dulu bicara saat Yunita hanya mematung sambil melipat kedua tangannya. “Apa perlu kupersilakan? Kau bukan anak ingusan itu lagi, kan?” Sudut bibir Yunita terangkat. ‘Dasar!’ rutuk Karan dalam hati. Wanita penggoda itu malah bicara seolah-olah rumah itu miliknya. Tangan Karan yang mengepal, sedikit terangkat. Namun, ia harus diam mengingat baru saja tiba. “Siapa, Sayang?” Suara seseorang membuat Yunita langsung berubah. Kalau sampai suaminya tahu apa yang tadi ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Menjadi CEO Baru

    [Hentikan, Om! Selama aku masih bernapas, aku tidak butuh uangmu!] Ailyn membalas dengan memberikan tambahan emoticon pisau. Alex sudah bertindak di luar batas. “Kalau dibiarkan, dia pasti akan semakin menjadi-jadi,” keluh Ailyn. Tanpa diduga, Alex membalas dengan mengirim foto pistol di atas meja. Tanpa dijelaskan pun Ailyn paham maksudnya. Alex akan membunuh siapa pun yang tak menurutinya. Selang beberapa waktu, Ailyn sampai di depan kantor K2 Company. Ia turun setelah membayar ongkos taksi. Pikirannya berkecamuk. Dirapikannya rambut dan baju, lalu melangkah menuju ke satpam yang berdiri di depan gerbang. “Semoga berhasil,” lirihnya. “Selamat pagi, Pak,” sapa Ailyn. “Pagi, Mbak. Ada yang bisa dibantu?” Satpam berkumis tipis itu memerhatikan seluruh tubuh Ailyn yang mengenakan kemeja putih dan rok cokelat selutut. “Ah, saya dapat tawaran casting iklan produk terbaru di sini. Apa masih ada lowongan? Soalnya baru

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10

Bab terbaru

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Penerus Keluarga (TAMAT)

    “Om adalah teman Papamu. Ambil ini dan berikan pada Ailyn.” Pria itu menyerahkan kado kecil pada Kiran. “Ini apa, Om?” tanyanya dengan polos. “Berikan saja, ya. Kiran kan anak baik.” Pria itu mengelus pipi dan kepala Kiran. Setelah itu, ia menghilang dari pandangan. Heran dengan kado kecil itu, Kiran meletakkan mangkok dan berlari mendekati Ailyn. “Kak, ini untuk Kakak,” katanya. “Wah, ini apa, Sayang?” Ailyn tersenyum, menerima kado itu. Kiran menaikkan pundak. “Entah. Tadi ada pria, katanya teman Papa. Dia nyuruh Kiran memberikannya pada Kakak.” “Apa?” Ailyn terkejut. Dilihatnya sekeliling. Tidak ada wajah yang mencurigakan. Lalu, siapa pengirimnya? Dibukanya kado yang ternyata berisi surat. Jantung Ailyn berdebar hebat. Rasa takut yang sejak beberapa hari dirasakan, ternyata suatu pertanda. “Aku tahu, suatu saat aku akan mati. Entah karena penyakit yang selama ini menyerang atau terbunuh Karan. Aku sudah lama

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Acara Syukuran Tujuh Bulanan

    Ailyn sedang becermin. Meja rias yang dipenuhi berbagai macam alat kecantikan itu terlihat seperti milik perias. Terinspirasi dari meja rias di rumah Lila waktu itu. "Aku merasa semakin gendut." Ailyn memeriksa tubuhnya. Malam ini adalah acara syukuran tujuh bulanan. Mereka mengundang beberapa rekan kerja, baik dari perusahaan ataupun rekan sesama artis. “Sayang, kau sudah siap?” Karan memasuki kamar. Ia berdecak kagum melihat istrinya menggunakan pakaian longgar dan panjang berwarna merah. “Wah, kau mau ke pesta apa bagaimana ini? Kok cantik sekali. Sudah seperti mau photo shoot saja.” Karan mengecup sekilas. Ailyn membiarkan Karan mengelus perutnya yang kian membesar. “Kau baru saja memberi ide. Bagaimana kalau kita photo shoot setelah ini? Aku kan model, Karan.” “Terserah kau saja. Ayo, Sayang. Tamu sudah datang.” Pria berkemeja biru itu menggandeng tangan istrinya yang mulai kesulitan berjalan. Dibiarkann

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Bayi Besar

    Ailyn dan Karan mendekat. Keduanya tak menyangka akan bertemu Bella setelah sekian lama. “Ka-kalian di sini?” Bella menutupi wajah anaknya dengan tas. “Itu ... Anakmu?” tanya Ailyn, sembari mengusap perut. Bella mengangguk, sedikit gugup. Ia malah menoleh ke kanan dan kiri seperti menunggu seseorang. “Apa yang kau lakukan panas-panas begini di parkiran?” Karan ikut memerhatikan sekitar. Tak ada siapa pun yang bisa diperhatikan. “A-aku menunggu sopir.” Bella menjawab dengan terbata-bata, sementara sang anak mengibas tangannya sampai tas itu terjatuh. Gelagapan Bella memungutnya sebelum diambil Karan yang juga membungkukkan badan hendak membantu. Sopir? Anak kecil? Ada banyak pertanyaan di benak Ailyn. Selama ini yang ia tahu Bella dikirim ke luar kota karena hamil anak Krishna yang belum keluar dari penjara."Papamu membantu keuanganku sampai sekarang. Dia juga yang menyediakan tempat tinggal dan sopir," tutur

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Bersiaplah Untuk Direpotkan!

    Jovan melirik sekilas. Mendadak ia juga merasa khawatir. Apa yang sebenarnya terjadi pada majikannya? Kenapa rasa bahagia itu lenyap seketika? “Karan, a-aku tidak tahu harus bagaimana. Yang jelas, anak ini milik kita. Anakku dan anakmu.” Ailyn menangis, menyentuh perutnya. Melihat istrinya menangis, Karan tertawa keras sampai terpingkal-pingkal. Hal itu membuat Ailyn penasaran, apa yang terjadi. “Aku tahu, Sayang. Aku hanya bercanda. Masa iya, aku meragukan kehamilanmu. Ada-ada saja kau ini.” Karan memeluk Ailyn yang memukul dadanya karena kesal. Sesaat tadi pikirannya sudah negatif. Beberapa detik lalu rasanya amarah ingin meluap. “Jahat!” Ailyn memukul, tapi semakin mengencangkan pelukan. Mendapati semua hanya candaan semata, Jovan mengurut dada, lega. Keduanya pun sepakat untuk pergi ke dokter kandungan sebelum memberitahukan kabar baik itu pada keluarga. Sesampainya di rumah sakit .... “Selam

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Dua Garis Merah

    Hari yang hening, di mana bunga-bunga nan indah beserta daun pandan yang diiris tipis ditaburkan ke makam. Suara tangis bersahutan. “Papa!” rintihan dan kesedihan tergambar jelas di wajah mungil itu. Wajah yang kini semakin basah karena air mata. Makam dengan batu nisan berwarna putih bertuliskan nama seseorang mulai ditaburi bunga. Alex Brawijaya. Seorang pria yang tewas dalam perkelahian semalam. “Jangan bersedih. Ini sudah takdir, Sayang,” bisik Ailyn, merangkul pundak adik iparnya yang terus saja memeluk batu nisan. Karan ikut berjongkok. Peristiwa semalam bukan hanya kelabu, tapi gelap segelap-gelapnya. Seorang pria dengan obsesi tinggi telah pergi untuk selamanya. “Iya, Sayang. Biarkan Papa beristirahat dengan tenang.” Karan menimpali. Air matanya turut menetes. Ditolehnya beberapa orang yang mulai meninggalkan pemakaman. Sengaja makam Alex diletakkan bersebelahan dengan makam Marina, sesuai permintaan Kiran.

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Tewasnya Sang Ketua Mafia

    Kusuma berlari keluar dari mobil menuju ke rumah sakit. Ia dikabari sang istri sakit perut sampai dilarikan ke rumah sakit. Namun, belum juga menginjakkan kaki di tempat itu, pengawal pribadi Ailyn mencegah. “Tuan, tak perlu masuk,” katanya. “Memang kenapa? Apa wanita itu ... maksudku, Yunita baik-baik saja?” Kusuma enggan menyebut kata istri. “Dia hanya pura-pura sakit agar bisa mengecoh kita. Nyaris saja saya kecolongan kalau tidak segera membaca situasi,” paparnya, membuat Kusuma mengernyitkan dahi. “Mengecoh? Kecolongan? Apa yang kau bicarakan? Tunggu! Kau siapa?” Kusuma baru menyadari pria asing yang kini bicara dengannya tak pernah ia kenal. “Saya pengawal pribadi Nona Ailyn mulai hari ini. Tadi saya dan beberapa teman diminta mengantar Nyonya ke sini, tapi saya mendapat telepon anak buah diserang.” Pria itu menceritakan bahwa saat ini anak buahnya dikunci di kamar bersama pengawal yang lain, termasuk pelayan da

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Memulai Penyerangan

    “Emmm .... “ Ailyn berusaha melepaskan ikatan yang membelenggu kaki dan tangannya. Karena mulutnya disumpal dengan sapu tangan, ia tak bisa berteriak. Semua terjadi begitu cepat tanpa bisa dicegah. “Sstttt! Jangan berisik, Sayang. Aku datang untuk memberi akhir yang indah pada cerita kita,” lirih Alex, mengusap pipi Ailyn dengan jarinya. Berhasil mengikat kedua tangan dan kaki Ailyn di atas ranjang, Alex melempar masker dan topi sembarangan ke lantai. “Emmmm!” Ailyn berusaha keras melepaskan ikatan yang terasa menyakiti pergelangan tangan dan kaki. “Ah, aku merasa terlalu jahat. Kau pasti ingin bicara denganku, kan?” Alex menaiki ranjang, membuka sumpal di mulut Ailyn. “Sialan!” Ailyn bernapas tersengal, membiarkan rambutnya menghalangi wajah. Keringat dingin mulai deras mengucur di kening dan lehernya. “Jangan terlalu kasar. Aku datang untuk menjemputmu. Lihat, aku bawakan surat ceraimu.” Alex mengeluarkan kertas yang

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Taktik Licik

    Meskipun Yunita melarangnya masuk ke kamar, tetap saja Ailyn bersimpati dengan sering-sering memeriksa keadaan mertuanya. “Keluar kau! Aku tak sudi melihatmu!” Ailyn menghela napas, menoleh pada Yunita yang menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya. “Ya sudah. Aku akan keluar. Mama cepat sembuh biar kita bisa ribut lagi.” Ailyn bangkit, menuju ke pintu. “Kenapa kau selalu membuatku emosi, Wanita Sialan!” Yunita menyingkap selimut, lalu menggulungnya dengan cepat. Seolah tahu apa yang akan mertuanya lakukan, Ailyn bergegas keluar dan menutup pintu. Tepat saat pintu ditutup, selimut melayang dan mengenai lantai. Yunita bernapas kasar. “Kau bisa keluar. Buat Ailyn tetap berada di kamarnya agar rencana kita berjalan lancar,” kata Yunita. Pintu kamar mandi terbuka. Tampak Farel keluar dengan wajah dipenuhi senyuman. “Farel pergi dulu.” Pria itu mengendap-endap keluar dari kamar Yunita. Sementara itu

  • Dijebak Om Mafia, Dinikahi CEO Muda    Diare

    Ailyn menyenggol lengan suaminya saat melihat Yunita muncul dengan wajah suram, seolah kurang tidur. Kantung matanya menghitam. “Sepertinya, ada yang kurang tidur,” bisik Karan. Suasana masih sepi di ruang makan itu, sampai Kusuma menoleh pada istrinya yang duduk sembari memegangi perut. “Kau mirip sekali dengan kuntilanak kesurupan.” Kusuma bicara tanpa memandang. Tangannya bergerak cepat menyendok makanan. “Pa, panggilkan dokter. Mama sakit perut, mencret,” bisik Yunita, tapi tetap terdengar jelas di telinga Karan yang duduk di depannya. “Kau kan bisa panggil sendiri. Tak usah manja. Kau bukan anak kecil lagi,” kata Kusuma, meminum air. Ailyn dan Karan menunduk, menahan tawa. Sepertinya, harapan Karan terkabul agar Yunita sakit perut dan mencret. “Ih, Papa! Sakit sekali loh ini. Masa Papa tega membiarkan Mama kesakitan.” Yunita menyentuh bagian belakang tubuhnya yang sedikit terangkat. “Memang apa yang ka

DMCA.com Protection Status